Semua Bab Handsome, But Dangerous! : Bab 11 - Bab 20
68 Bab
010
****Sudah seminggu sejak pertengkaran antar Romeo dan Kenan. Dan semenjak hari itu disaat Romeo pergi mereka tidak pernah kalau Romeo tidak akan kembali. Romeo pergi menghilang tanpa jejak. Bryan sudah mencari Romeo dimana-mana namun tidak ditemukan entah dimana keberadaan Romeo sekarang. Bryan khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak pernah diinginkan. Romeo pergi dengan rasa malu dan amarah. Bryan sangat mengenal Romeo, Romeo adalah orang yang sangat ambisi dan Romeo sangat ingin mengalahkan Kenan. "Bryan, Dera bawain nasi goreng buatan mama. Nih!"Lamunan Bryan buyar saat Adera datang dengan sekotak nasi goreng. Bryan menatap Adera yang tengah menyodorkan kotak bekal yang berisikan nasi goreng itu kepadanya. Bryan menghela napas. "Lo kok tau gue kesini?" tanya Bryan sambil memainkan rumput-rumput yang tidak terlalu panjang."Iih.... Ambil dulu nasi goreng nya nanti baru Dera jawab. Pegel tau!" Adera memanyu
Baca selengkapnya
011
**** Motor Kenan memasuki area parkir Diamond High School, dia sedang memboceng Oceana. Oceana turun dari motor saat motor itu berhenti. Kenan melepaskan helm yang tengah bertengger dikepala Oceana. Kenan merapikan rambut Oceana membuat Oceana tersenyum.  Kenan membuka helmnya saat akan turun dari motor handphone yang berada disaku celana Kenan bertegar membuat Kenan mau tak mau mengangkat nya. Oceana berjinjit mengintip siapa yang menelepon kekasihnya dan ternyata itu adalah Bryan. "Ada apa?" Tidak ada basa-basi Kenan langsung menanyakan apa maksud Bryan menelepon nya. Terdengar dengusan Bryan dari seberang sana. "Jemput gue!" sahut Bryan. "Gue udah disekolah" "Jemput gue bentar!" "Kenapa lo enggak naik kendaraan sendiri sih?!" "Hm.... Gue lagi males hehe" Sudah Kenan bayangkan kalau Bryan tengah cengengesan tidak jelas. Kenan memutuskan sambungan secara sepihak dan menyimpan handphonenya k
Baca selengkapnya
012
**** Kenan membawa Oceana kekantin. Kenan menyuruh adik kelas untuk memesankan makanan mereka. Mereka duduk ditempat biasa yaitu di meja pojok. Oceana menatap Kenan dia memutar-mu tar tubuh Kenan. Hingga akhirnya dia terdiam saat melihat ujung bibir Kenan sobek. Oceana menyentuh ujung bibir itu membuat Kenan mendesis kesakitan.  "Kamu kenapa bisa luka gini?" tanya Oceana khawatir.  Kenan tersenyum dan mengelus pipi Oceana. "Aku enggak papa. Tadi ada preman," jawab Kenan.  Oceana melototi kaget. "Preman?" tanya nya dan diangguki oleh Kenan. "Ada lagi yang luka enggak?" tanya Oceana lagi dan kembali memutar tubuh Kenan. "Hey! Stop!! I'm okay honey," Kata Kenan membuat Oceana berhenti memutar tubuhnya. "Aku khawatir tau," kata Oceana dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Kenan tersenyum. "Kamu lihat kan aku enggak papa jadi jangan sedih lagi. Kamu tau kan kalo aku enggak bisa liat kamu sedih," ucap Kenan
Baca selengkapnya
013
**** Kenan berjalan menuruni tangga menuju motornya yang berada dihalaman rumah orang tua nya. Ada urusan sedikit dengan orang tua nya membahas tentang pendidikan nya. Perasaannya benar-benar tidak tenang karena sudah membiarkan Oceana pergi tanpa dirinya. Kenan teringat kalau dia sempat mengirim orang untuk mengawasi Oceana. Sebelum naik keatas motor dia menghidupkan handphonenya dan beberapa pesan dari Oceana masuk beserta dengan panggil tak ter jawab dari orang suruhannya. Jempol Kenan bergerak membuka pesan dari Oceana.  Oceana💕 |Lio aku izin ke salon ya.  Aku tadi udah nelpon kamu tapi handphone kamu enggak aktif.  Aku enggak akan pergi lama dan enggak akan Macam-Macam, aku janji.  😘 Kenan mengepalkan tangannya kuat-kuat, berani sekali Oceana melakukan ini. Dia beralih kenomor orang suruhannya. Orang itu mengirimkan sebuah video, Kenan memutar video tersebut. 
Baca selengkapnya
014
**** Raquel datang bersama Galan, dia meminta Galan untuk menemani nya. Mereka masuk kedalam apartment Kenan dengan perasaan takut dan khawatir. "Kak ini sunyi banget," ucap Galan saat masuk. Raquel semakin takut. Tubuh mereka menegang saat melihat apa yang berada didepan mereka.  "KENAN!!" Raquel menjerit saat melihat Kenan tergeletak dengan bersimbah darah. Disampingnya terdapat Oceana yang juga tidak sadar kan diri. Raquel berlari mendekati Kenan dan Oceana. Dia menatap Galan dan mengadahkan tangannya.  "Lepasin baju lo!" perintah Raquel, awalnya Galan bingung tetapi dia tetap membuka bajunya dan memberikannya pada Raquel. "Buat apa?" tanya Galan. Raquel tidak menjawab, dia mengambil baju itu dengan cepat dan mengikatkannya pada pergelangan tangan Kenan yang terluka. Galan terkejut saat melihat pergelangan tangan Kenan. Raquel memeriksa nadi dipergelangan tangan Kenan yang tidak terluka. Det
Baca selengkapnya
015
****Oceana menangis setelah Kenan pergi dari kamar. Dia menekuk kakinya dan menyembunyikan wajahnya diantara kedua paha nya. Suara tangisan nya terendam, dia tidak tahu harus melakukan apa. Hatinya sakit begitupun dengan fisiknya. Jika dia menceritakan semua ini kepada sahabatnya pasti mereka akan menyuruh nya meninggalkan Kenan. Demi apapun dia tidak bisa meninggalkan Kenan hidupnya bergantung dengan Kenan.Hatinya bahkan merasakan sakit saat menyuruh Kenan untuk pergi. Dia tidak bisa berpisah dengan Kenan, Kenan adalah jiwanya Kenan adalah segalanya baginya. Katakan jika Oceana lebay namun begitulah kenyataannya. Oceana mengangkat wajahnya, dia menghapus air matanya. Matanya menatap infus yang masih bertengger dipunggung tangannya. Dia menghela napas, lalu mencabut infus itu dengan kuat dan membuang nya. Kepalanya sangat sakit tubuhnya menjadi sangat lemas. Punggung
Baca selengkapnya
016
**** Kelopak mata Kenan berkedut. Dia merasa heran saat melihat kamar yang dia tempati. Dia duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Dia sedang asik menelusuri kamar ini. Apa yang sedang dia lakukan disini? Mengapa dia tidak bisa mengingat apapun. Kenan memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia berusaha untuk mengingat segalanya. Hingga akhirnya dia ingat kalau dia telah meninggalkan Oceana sendirian diapartment.  Apa yang dia lakukan? Mengapa dia meninggalkan Oceana sendiri dengan keadaan Oceana yang belum pulih. Dia tidak bisa terus berada disini, dia harus kembali dan menemui Oceana.  Saat kaki Kenan sudah menginjak lantai. Pintu kamar terbuka menampilkan seorang gadis yang sedang memakai baju rumahan. Kenan mengingat gadis itu.  Kenan berdiri dan gadis itu langsung menghampiri Kenan dengan senyuman manisnya. "Aku pikir kamu belum bangun. Aku udah buat sarapan. Kita sarapan dulu yuk!" ajak gadis itu yang dengan berani nya me
Baca selengkapnya
017
**** Oceana berjalan dengan santai dikoridor sekolah. Suasana koridor sekolah saat ini tidak bisa dikatakan ramai atau sepi, karena ada beberapa orang yang sekedar nongkrong dan lewat.  Ditangan Oceana terdapat beberapa buku, dia memeluk buku itu. Oceana terus berjalan dengan sesekali tersenyum kepada orang lain sebagai sapaan.  Oceana berbelok dan membuka pintu perpustakaan. Hawa dingin menyambut Oceana, perpustakaan memang tempat yang sangat nyaman.  Oceana masuk dan menghampiri meja ibu penjaga perpustakaan—ibu Zia. Dia tersenyum dan menyapa bu Zia dengan ramah. "Selamat pagi menjelang siang bu Zia!" sapa Oceana dengan ceria. Bu Zia terkekeh melihat tingkah ceria Oceana. "Saya bingung harus balas sapaan kamu gimana," sahut bu Zia sambil terkekeh. Oceana ikut terkekeh, dia menyodorkan buku-buku yang dia bawa tadi. "Nih buk Ana balikin buku yang kemarin Ana pinjem," ucap Oceana. Bu Zia mengambil buku-buk
Baca selengkapnya
018
**** "Semalam Dera jalan-jalan bareng Bryan...." Oceana dan Zanna yang mendengar perkataan Adera menghentikan langkahnya dengan wajah tak percaya. "Serius?" tanya Oceana yang terkejut. "Enggak mungkin, palingan lo halu!" kata Zanna tajam. Adera yang mendengar itu langsung menggeleng dengan cepat. "Enggak Zanna, Dera enggak bohong semalam emang Dera jalan-jalan bareng Bryan." Zanna berusaha menahan tawanya saat melihat wajah tak terima Dera, dia sengaja mengatakan hal itu. Oceana yang tahu kalau Zanna mengerjai Adera pun hanya mampu manggelengkan kepala.  "Iya iya udah, kami percaya kok," ujar Oceana. Mereka kembali melanjutkan langkah menuju ke kelas, mereka baru saja dari kantin menghabiskan waktu bersama sama lelaki sedikit pun. Zanna merangkul bahu Adera, dia menatap Adera dengan tatapan menggoda. "Kalian ngapain aja semalam?" goda Zanna sambil menarik turunkan alis nya. Pipi Adera memerah, Ocean
Baca selengkapnya
019
**** Kenan membenarkan telak jam tangannya. Dia terlihat sangat tampan malam ini dengan balutan jas berwarna hitam dan rambut yang ditata rapi, sangat terlihat berwibawa.  Kenan menatap pintu kamar Oceana, sedari tadi Oceana belum juga keluar. Kenan menghela napas dia berjalan kearah kamar Oceana lalu membuka pintu yang ternyata tidak dikunci.  Rahang Kenan mengeras, tangannya terkepal marah. Dia berjalan dengan cepat kearah Oceana yang tengah berdiri didepan cermin.  Oceana terkejut saat Kenan membalikkan tubuhnya dengan kasar. Anting yang akan dia pakai jatuh kelantai. Oceana menatap Kenan dengan bingung.  "Maksud kamu apa pakai dress kayak gini!!" tanya Kenan setengah berteriak. Oceana menatap dress yang dia pakai. Short dress berwarna merah dengan belahan dada panjang dan berlengan panjang.  "Kenapa sih Lio?" tanya Oceana bingung. "Kamu tanya kenapa? Kamu mau pamer payudara?! Mau pamer paha?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status