All Chapters of Bad Romance: Chapter 51 - Chapter 60
63 Chapters
Bab 51 . Ujian
Mulai dari mobilnya belok masuk ke jalan itu, David sudah melihat Bella. Ya, Bella dengan pakaian begitu terbuka duduk di pinggir pagar, kepala menunduk ke bawah. Entah mengapa, hati David sakit saat melihat Bella seperti itu. David langsung menghentikan mobilnya saat sudah berada di dekat Bella dan melompat turun, berlari ke arah wanita itu. Tidak menyapa, David langsung menggenggam pergelangan tangan Bella, menariknya berdiri dan berjalan ke arah mobil, masuk. Kulit wanita itu begitu dingin dan David dapat merasakan tubuh wanita itu juga gemetaran. Kali ini, ya untuk pertama kali bagi David, memiliki keinginan untuk mematahkan tulang hidung sahabatnya itu. Ya, satu tinju di wajah Ben sepertinya sangat pantas. Setelah membantu Bella masuk dan duduk di kursi penumpang bagian depan, lalu David segera berlari untuk masuk ke kursi kemudi. Menyalakan mesin, tetapi saat hendak menginjak pedal gas, David dapat melihat bagaim
Read more
Bab 52 . Butuh Bantuanmu
"Setidaknya kamu harus makan sedikit–"Ucapan David terpotong saat Bella langsung berbalik dan menghampiri pria itu. Menyentuh lengan David dan menengadah, menatap mata pria itu. "Aku butuh bantuanmu!" ujar Bella langsung. David mengerjap beberapa kali. Dirinya tidak menyangka Bella akan berdiri sedekat ini dengannya."Ada apa?" tanya David dan mundur dua langkah. Bella maju dua langkah dan kembali menatap David dengan tajam. "Kau tahu, aku selalu penasaran dengan orang yang dapat melakukan seks tanpa ada ikatan perasaan apa pun. Ya, ada dua orang yang aku kenal seperti itu yaitu Ben dan saudariku. Aku ingin menjadi seperti mereka dan setelah berpikir lama akan alasan dibalik perilaku mereka, akhirnya aku sadar akan alasannya!" ujar Bella "Apa alasannya?" tanya David. "Mereka melakukannya dengan orang-orang yang berbeda! Dan itu menjadi kebiasaan, sehingga tidak lagi mempengaruhi perasa
Read more
Bab 53 . Mencari Pria
Bella melangkah masuk ke dalam klub mewah itu. Dirinya sudah mencari tahu dan ini adalah klub berkelas yang ada di kota ini. Semua tamu berpenampilan mewah, bahkan yang awalnya Bella mengira pakaiannya terlalu minim, ternyata yang dikenakannya jauh lebih tertutup daripada para wanita yang ada di sana. Dentuman musik, membuat rambutnya ikut bergetar. Bella amat penasaran, karena ini kali pertama baginya datang ke tempat seperti ini. Melangkah terus ke dalam dan menuju meja tool bar yang ada di tengah ruangan. Menarik salah satu kursi tinggi dan Bella mulai melepaskan jaketnya, lalu duduk di sana. "Pesan apa, Nona?" tanya seorang bartender yang masih begitu belia dan tampan. "Koktail," jawabnya. Bella tidak pernah minum, minuman beralkohol. Jadi, dirinya memilih yang paling ringan yaitu koktail. Itulah yang dipikirkan olehnya. Tidak lama bartender itu meletakkan gelas di hadapannya. Bella mengucapkan terima kasih dan men
Read more
Bab 54 . Apakah Ini Benar?
Di dalam mobil, David tidak berbicara. Terlihat jelas pria itu sedang marah dan Bella juga ikut terdiam. Semua ini adalah salah David. Jika pria itu setuju, maka dirinya tidak perlu datang ke klub malam itu. Tiba di apartemen, David ikut turun. Dirinya butuh menasehati wanita ini. Menasehati Bella, walaupun David tahu wanita itu tidak akan merasa senang. "Pulanglah! Aku bisa naik sendiri!" ujar Bella. "Kita perlu bicara!" jawab David tegas dan menekan tombol lift. Ya, mereka perlu bicara. Lagipula, Bella ingin tahu bagaimana David tahu dirinya ada di klub itu. Di dalam lift mereka tidak berbicara. Bella yang berdiri di belakang David, menatap pria itu. Pria itu tampan dan terlihat jelas adalah pria yang baik, walaupun terkadang agak kaku. David sendiri sadar akan tatapan Bella, ya wanita itu terlihat jelas di pantulan kaca dinding lift ini. "Apa yang kamu lihat?" tanya David. "Tid
Read more
Bab 55 . Tidak Memiliki Hak Untuk Keberatan
Uhuk Uhuk Uhuk! David tersedak ludahnya sendiri, saat mendengar permintaan Bella. "Tunggu! Tunggu! Ada yang harus diluruskan!" sanggah David buru-buru. "Tentu! Katakan saja," jawab Bella. "Begini, aku akan mendampingimu. Kamu ingin melihat kehidupan malam, maka aku akan menemani dirimu. Aku akan membantumu menemukan pria yang tepat! Walau, itu tidak aku harapkan," jelas David. "Apa?" pekik Bella, sambil memutar bola matanya kesal. "Aku tidak butuh teori! Aku butuh praktek langsung!" jelas Bella tidak sabar. "Ini tawaranku! Apakah kamu mau terima atau tidak, itu terserah padamu!" tegas David. "Itu artinya tidak ada ciuman atau seks?" tanya Bella. "Tidak! TIDAK!" tegas David kembali. Bella mengangguk dan bertanya, "Namun, tidak masalah jika aku merayu dirimu bukan?""Apakah kamu bisa?" tanya David dengan menaikkan sebelah alis matanya. "
Read more
Bab 56 . Berharap
Bella mandi dan keramas. Dirinya berusaha menghapus semua jejak pria itu di tubuhnya. Ini sulit, sangat sulit bagi Bella. Dirinya sama sekali tidak menikmati percintaan tadi. Namun, itu dilakukan karena kewajiban, jadi cukup menyiksa.Bella keluar dari kamar mandi, dengan rambut basah dan tubuh terbalut jubah mandi. Dirinya mendapati Ben masih berada di sana, duduk di sisi ranjang menatapnya."Mengapa kamu minum obat ini?" tanya Ben, sambil menatap botol obat yang ada digenggamannya. Bella melangkah maju dan melihat botol obat miliknya, sudah berada di genggaman pria itu. "Bukankah itu harus?" tanya Bella. "Bukankah, seharusnya kamu membahas masalah ini padaku terlebih dahulu?" tanya Ben kembali, tanpa menjawab pertanyaannya.Bella maju satu langkah dan menghela nafas berat, lalu menatap pria itu sambil berkata, "Kamu tahu jelas akan pengalamanku? Lagipula, di dalam kontrak tidak dikatakan aku harus mengandung anakmu! Jadi,
Read more
Bab 57 . Tidak Menikmati
Hari ini Bella sama sekali tidak melakukan apa-apa. Dirinya tidak mengikuti kursus apa pun, apalagi pergi ke kampus. Saat langit gelap, Bella turun dari ranjang, mandi dan berganti pakaian. Lalu, makan sedikit. Ya, seharian ini, Bella sama sekali tidak makan maupun minum.Suasana hatinya begitu buruk. Setelah berganti pakaian, Bella pun meninggalkan apartemennya. Menggunakan taksi, dirinya pergi ke klinik David Baker. Saat ini, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam. Bella sampai dan melangkah masuk ke dalam klinik. "Selamat malam, Nona Bella," sapa salah seorang perawat yang berada di klinik. "Selamat malam," sapa Bella kembali. "Bukankah hari ini  Nona tidak memiliki jadwal temu dengan Dokter?" tanya sang perawat. "Benar, aku memang tidak memiliki jadwal temu. Namun, aku ingin menemui David.""Baiklah, Nona. Akan aku sampaikan kepada Dokter. Namun, di dalam masih ada pasien. Bisakah Nona menu
Read more
Bab 58 . Tidak Berencana Melewati Batas
"Tidak! Itu tidak normal dan perlu ditemukan penyebabnya. Jika tidak, maka itu akan menjadi trauma!" tegas David, yang tidak lagi memiliki selera makan. Dirinya tidak suka membahas hal tersebut dengan Bella, tetapi profesionalitasnya diuji kali ini. "Benar, aku yakin juga seperti itu. Itu salah satu alasan, mengapa aku ingin memiliki pengalaman lebih akan hal tersebut," ujar Bella yang sambil menyantap makanannya. "Kamu tidak bisa menikmatinya dengan Ben, itu artinya juga akan sulit dengan pria lain. Ben, kamu mengenalnya dan kamu kesulitan. Apalagi dengan pria yang tidak kamu kenal," jelas David. Bella mengangguk dan kembali berkata, "Mungkin itu benar. Tetapi, alasan mengapa aku tidak dapat menikmati percintaan itu adalah saat kami bercinta, aku akan memikirkan bagaimana perlakuan Ben terhadap wanita lain. Itu yang menggangguku! Karena itu, aku ingin memiliki pria lain, seperti Ben!" jelas Bella. "Apakah kamu mencintainya? Ada ke
Read more
Bab 59 . Menyelamatkan Diri
Mereka tiba di ballroom hotel mewah itu dan tempat itu dihias dengan begitu mewah, nuansa warna hitam dan emas. Penjagaan sangat ketat, hanya mereka yang memiliki undangan dipersilakan masuk. Bella menyerahkan undangan yang dikirimkan oleh Ben. Mereka diantar masuk ke dalam dengan penuh hormat dan menempati bangku di meja paling dekat dengan jalur catwalk. Suasana begitu meriah dan para tamu yang hadir terlihat spektakuler. Bella dan David duduk saling berhadapan, pelayan datang menawarkan sampanye. Bella juga mulai belajar minum minuman beralkohol dan siapa sangka, dirinya memliki daya tahan yang cukup tinggi. Bahkan, dirinya tidak pernah mabuk setelah minum bergelas-gelas. Jadi, Bella tanpa ragu mengambil satu gelas sampanye dan meneguknya. David melakukan hal yang sama, mengambil satu gelas sampanye dan meneguknya. Dirinya tidak lagi khawatir saat melihat wanita itu minum, karena David tahu jelas Bella tidak akan mabuk. Tidak seperti pertama
Read more
Bab 60 . Kenikmatan Duniawi
Langkah kaki David terhenti. Tatapannya terkunci pada sosok yang berada di hadapannya. Sosok memukau yang melangkah pasti ke arahnya. Gaun merah itu ikut bergoyang mengikuti hentakan langkah kaki indah itu. Yang sesekali akan menyelinap keluar dari belahan gaun yang begitu tinggi. Semua itu dilihat David dalam gerakan lambat. Seketika suasana di sekitarnya menjadi hening. David hanya mampu mendengar suara detak jantungnya sendiri. Yang perlahan dan pasti, itu berdetak semakin kencang. Bella mengunci tatapannya, hanya kepada pria itu. Selain untuk menghindar dari Crystal, Bella juga ingin membuktikan perubahan dirinya. Apakah dirinya mampu mencium David di tengah ruangan yang ramai ini? Bahkan, di hadapan kedua orang tua pria itu? Bagaimana jika, David mendorongnya? Tidak, Bella tidak akan mengizinkan hal tersebut terjadi. Setelah menjadi seorang wanita dewasa, penuh percaya diri dan sadar akan kemolekannya, Bella yakin, dirinya tidak akan mampu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status