All Chapters of Heartbeat: Chapter 61 - Chapter 70
77 Chapters
Distrust
Kakek Tom menatap Sbastian dengan tatap penuh keseriusan. Ia tahu bahwa kebenaran besar itu sangat mengejutkan cucu laki-lakinya itu, “Kami tida berbicara tentang omong kosong. Kami mengatakan yang sebenarnya. Kau boleh menyangkalnya, tapi semua yang baru saja kau dengar adalah kebenaran Sbastian,” ucap Kakek Tom dengan suara yang lebih lembut.“Jika ini benar, lalu kenapa selama ini kalian merahasiakannya? Kenapa kalian baru mengatakannya sekarang?” Sbastian menuntut penjelasan.“Kau selalu menganggap ayahmu adalah pahlawan. Kau selalu menggambarkannya sebagai sosok yang sempurna. Kau selalu membanggakannya. Aku tidak heran karena kau memang sangat dekat dengannya, dia sangat menyayangimu, melebihi kasih sayangnya pada Evelyn,” Jenifer menatap putrinya yang duduk di sampingnya dengan tatapan sendu.Kenangan-kenangan Sbastian bersama sang ayah berkelebatan dalam otaknya. Ia ingat betapa sering ia habiskan waktu bersama sang ay
Read more
Not The Dream I Want
Pernikahan meriah dan megah pada akhrinya terjadi. Jenifer sangat bahagi akhirnya ia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Saat itu ia yakin bahwa kini Harry akan menjadi miliknya untuk selamanya. Tanpa disadari, Harry pun menikamti pernikahannya, meski ia kesal dan belum sepenuhnya menerima pernikahan itu. Tetapi sorak gembira para tamu dan tatapan-tatapan penuh kekaguman yang diberikan para tamu kepanya membuat Harry bahagi dan merasa puas.Setelah pernikahan megah nan meriah itu, Harry dan Jenifer memutuskan untuk tinggal sendiri mansion hadiah dari Tom Smith. Rumah tangga mereka tidak berjalan dengan baik. Hal itu karena ada bagian dalam diri Harry yang masih belum menerima pernikahannya.Namun, Jenifer tidak pernah menyerah untuk membangkitkan kembali bara cinta di hati Harry. Ia berupaya semaksimal mungkin agar Harry bisa mencintainya seperti dulu lagi. Ia selalu menyiapkan kejutan-kejutan kecil yang romantis agar membangkitkan gairah cinta dalam diri sang suam
Read more
Because I Love Him
Tom Smith membawa menantunya pulang ke London. Ia menyayangkan tindakan Jenifer yang diam saja terhadap perselingkuhan sang suami. Jenifer mengatakn bhawa dia tidak memiliki pilihan lain karena jika dia tidak meneriam kehadiran perempuan itu dalam hidup Harry maka Harry akan menceraikannya.Jenifer tidak bisa kehilangan sang suami yang masih sangat dicintainya. Dia juga tidak bisa membiarka putrinya hidup tanpa kasih sayang seorang ayah. Ia ingin memberikan kehidupan yang sempurna untuk putri cantiknya.Jenifer memohon kepada sang ayah mertua untuk tidak memperpanjang masalah itu. Ia khawatir jika Tom Smith terus mendesak Harry untuk meninggalkan perempuan itu maka mungkin Harry yang akan meninggalkannya. Jenifer tidak mau itu terjadi.Awalnya, Tom Smith menolak permintaan sang menantu yang sangat disayanginya itu, tetapi Jenifer terus memohon padanya dengan derai air mata keputasaan. Hal itu menyebabkan Tom Smith tidak bisa melakukan apa-apa selain membiarkan s
Read more
Is This Real?
Sbastian menatap kosong Kakek dan ibu tirinya. Kisah yang baru didengarnay itu begitu sulit untuk ia pahami. Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Semuanya terasa begitu sulit untuk dicerna dalam sekali waktu.“Berapa lama kalian menyusun cerita bohong ini?” ucap Sbastian dengan suaranya yang terdengar frustasi.“Aku tahu kau pasti sudah tahu bahwa ini bukan kebohongan. Kau hanya berusaha melindungi kenangan sempurnamu bersama ayahmu ,” Kakek Tom menatap iba pada cucu laki-lakinya.“Sekarang kau tahu bukan alasan ayahmu selalu mengajakmu pergi ke mansion Whitstable?” Jenifer kali ini yang berbicara.“Menghabiskan waktu musim panas untuk urusan para pria,” gumam Sbastian diiringi senyum getir.“Untuk mengenang ibu kandungmu. Dia masih mencintai Anne sampai bertahun-tahun setelah kepergiannya,” ada kesedihan dalam suara Jenifer.“Kenapa kalian sekarang memilih untuk menceritak
Read more
The Story That I Knew
Evelyn mencoba mencari-cari keberadaan sang adik. Ia bertanya pada penjaga yang berjaga di depan pinut utama mansion itu. Si penjaga memberi tahu pada Evelyn bahwa Sbastian pergi menuju ke arah kolam renang yang letaknya bersebelahan dengan ruang tempat Carla sedang dirawat.Udara di sana terasa dingin meskipun kolam renang itu adalah kolam renang dalam ruangan. Angin-angin masuk melalui celah-celah ventilasi udara. Selain itu, tidak ada alat penghangat ruangan di sana.Saat memasuki kawasan kolam renang, Evelyn melihat adiknya sedang duduk di kursi santai yang berada di pinggiran kolam renang itu. Wajah Sbastian terlihat tak karuan. Matanya menatap kosong pemandangan yang ada di depannya.Evelyn menghampiri sang adik dengan perlahan. Udara dingin langsung menyergap tubuh perempuan bermata hijau itu segera setelah dia berada di jalanan pinggir kolam renang.Evelyn duduk di kursi santai yang letaknya tepat berada di sebelah kursi santai yang diduduki oleh
Read more
Always be My Brother
Sbastian berteriak dengan kencang, mengeluarkan semua amarah dan kekecewaannya. Ia merasa telah begitu bodoh karena selama ini terlalu memuja sang ayah. Ia menyalahkan semua masalah dalam keluarganya pada perempuan yang selama ini ia anggap sebagai ibu dan ternyata perempuan itu adalah korban utama dalam prahara keluarga mereka.Evelyn memeluk tubuh sang adik dengan erat, berusaha memberikan dukungan pada pria bermata hijau itu. ia tidak ingin Sbastian menyalahkan dirinya sendiri.“Kenapa kalian semua membiarkanku menjadi orang bodoh selama ini?” teriak Sbastian dengan penuh amarah.“Kami tidak bermaksud buruk Sbastian. Kami melakukan ini karena kami menyayangimu,” ucap Evelyn dengan lembut. Sbastian lalu menyingkirkan tubuh sang kakak yang memeluknya.“Aku terlihat begitu menyedihkan bukan? Apa yang selama ini aku percayai ternyata adalah sebuah kebohongan. Aku membenci seseorang yang seharusnya tidak aku benci. Aku memuja s
Read more
Introgation
Carla menunggu kedatangan Sbastian di ruangan tempatnya beristirahat. Suster Jane telah menceritakan pada gadis bermata abu-abu itu tentang apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Sbastian. Suster itu juga mengatakan betapa marahnya Sbastian ketika mengetahui kebenarannya. Dokter berhati dingin itu menyalahkan semua orang dan tidak bisa menerima hal yang sebenarnya terjadi.Mendengar cerita dari Suster Jane, Carla menjadi khawatir. Ia memikirkan tentang keadaan Sbastian. Ia tidak ingin Sbastian merasa dikhianati oleh semua orang. Meski dokter bermata hijau itu selalu bersikap kasar dan dingin padanya, namun Carla tahu di balik semua sikap buruk itu ada jiwa yang rapuh. Sikap keras hati yang Sbastian tunjukkan selama ini hanya ia gunakan sebagai tembok untuk menutupi betapa rapuh hatinya.Carla tidak bisa melanjutkan istirahatnya. Pikiran tentang Sbastian membayang-bayangi otaknya. Dia tidak bisa hanya berbaring di atas tempat tidur. Ia harus melihat keadaan dokter it
Read more
Family
Dua minggu berlalu sejak semua rahasia masa lalu keluarga Sbastian akhirnya terbongkar dan pria bermata hijau itu kini sedikit demi sedikit mulai dapat mengubah sikapnya pada sang kakak dan kakek. Sbastian mulai membiasakan diri untuk lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan mereka. Beberapa kali dalam seminggu mereka akan makan malam bersama. Tidak ada hal khusus yang dibicarakan hanya ingin menambah ke akraban diri.Pada makan malam-makan malam yang mereka jalani, biasanya Sbastian lebih banyak menjadi pendengar daripada pencerita. Kakak dan kakeknya yang lebih aktif dalam menceritakan hari-hari mereka. Sbastian hanya sesekali menceritakan tentang kehidupan pribadinya. Kegiatannya tidak jauh-jauh dari mengurus pasien dan pekerjaan rumah sakit lainnya.Tuan Tom sering mengeluh karena harus menghabiskan waktunya untuk bolak-balik ke rumah sakit tiga kali dalam satu minggu. Evelyn menceritakan betapa dirinya menikmati peran baru sebagai seorang istri. Dia juga men
Read more
Where is She?
“Sudah cukup lama aku tidak melihatnya. Terakhir kali kami bertemu waktu pesta pernikahanku,” ucap Evelyn setelah berusaha menggali ingatannya.“Kakek terakhiar kali bertemu dengannya sekitar satu minggu lalu saat pemeriksaan rutin,” ucap Tuan Tom setelah itu.Sbastian terdiam. Wajahnya terlihat bingung. Evelyn memberikan tatapan curiganya, “Ada apa sebenarnya Sbastian? Kenapa kau jadi penasaran dengan Carla? Jangan-jangan kau mulai tertarik ya dengannya?” ledek Evelyn.Sbastian mendengus kesal. Ia memberikan tatapan tajamnya pada sang kakak, “Jangan bicara sembarangan!” ucap Sbastian dengan nada dingin.“Kalau begitu kenapa kau menanyakan hal itu?” Evelyn terlihat sangat penasaran.“Aku terakhir kali bertemu dengannya juga satu minggu lalu. Tiba-tiba saja dia menghilang. Tidak pernah lagi datang ke kantorku,” ucap Sbastian sambil menatap gelas berisi anggur yang ada di hadapan
Read more
Quite
Sbastian tidak dapat menunggu hingga esok hari. Dia sudah merasa sangat penasaran dengan keberadaan Carla. Pemuda bermata hijau itu sendiri bingung kenapa dirinya tiba-tiba mencemaskan Carla dan ingin tahu keberadaan gadis penjual bunga itu padahal selama ini dirinya selalu mengusir Carla jika gadis itu mengganggunya.Tidak dapat dipungkiri oleh Sbastian, sejak Carla tiba-tiba menghilang, hidupnya terasa sepi. Tidak ada lagi yang menyambutnya dengan ocehan tidak penting di pagi hari. Tidak ada lagi yang tiba-tiba datang membawakan makanan untuknya. Kehadiran Carla dalam hidup Sbastian beberapa bulan terakhir ini memang telah meramaikan dunia pria itu yang sebelumnya sepi.Sbastian memarkir mobilnya tepat di depan toko bunga milik Carla. Saat Sbastian tiba, toko itu ternyata masih menyala. Buru-buru dokter muda itu pun masuk ke dalam toko. Ia memanggil-manggil nama Carla, namun sayangnya gadis yang dipanggil itu tidak juga menampakkan diri.Seorang pegawai peremp
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status