All Chapters of Vonis mandul ditengah kehamilan istriku: Chapter 181 - Chapter 190
201 Chapters
Nisa hanya mengenakan bra
"Maafkan saya, Del, saya benar-benar terpancing emosi, saya tidak mau melihat kamu disentuh oleh pria brengsek itu. Kamu mau' kan, maafin saya?" ucap Anton memohon. Beruntung gadis itu mengerti perasaan Anton dan langsung mengangguk mengiyakan. Dengar besar hati Adelia pun memaafkan calon suaminya.Ditengah obrolan mereka tiba-tiba Tuan Romy pun datang menghampiri. Dengan tergesa-gesa pria berusia 52 tahun itu masuk ke dalam ruang kerja anaknya."Anton, kalian berdua tidak apa-apa, kan? Ayah dengar dari karyawan' mobil kamu menabrak pembatas jalan, apa benar itu Anton?" tanya Tuan Romy cemas."Benar, Yah. Mobil Anton hilang kendali. Tapi beruntung kita berdua tidak apa-apa," jawab Anton pada sang Ayah."Astaga! Kenapa bisa sampai hilang kendali Anton? Kamu ngebut?" "I-iya, Ayah. Tadi Anton … ." Belum tuntas Anton bicara Tuan Romy sudah langsung menyambar ucapannya."Sudah berapa kali Ayah bilang, ka
Read more
Meninggalkan kamar Nisa dengan perasaan kesal
"Nisa!! Apa yang kamu lakukan?! Kenapa kamu tidak pakai baju? Cepat pakai baju dulu! Masa iya mau video call hanya pakai baju dalam saja?" ucap Anton dengan suara satu tingkat lebih tinggi dari biasanya. Ia benar-benar terkejut mengapa mantan istrinya itu bertindak tidak senonoh seperti itu."Memangnya kenapa sih, Mas? Nisa kan nggak telanjang!" jawab Nisa dengan entengnya. "Tapi, Nis, dengan hanya memakai pakaian dalam itu sama saja dengan kamu telanjang! Udah sana pakai baju dulu!" Lagi Anton menyerukan hal yang sama."Nisa gerah, Mas! Disini nggak ada kipas angin. Nisa belum sempet beli kipas! Lagian kenapa, sih' Mas kamu sewot kayak gitu? Lagi pula kamu udah sering liat tubuh aku, kenapa jadi canggung kayak gitu?" tanya Nisa dengan polosnya. Ia membuka bagian pahanya seolah ingin menggoda Anton.Anton memalingkan wajahnya dari layar ponselnya. Sesungguhnya ia enggan untuk menanggapi tingkah polah mantan istrinya itu."Tidak enak jika
Read more
Gue akan bikin lo nangis darah!
Sedangkan Nisa langsung menghempaskan bokongnya di atas kasur. Rasa kecewa pada Anton membuat mood nya rusak. Nisa mengotak-atik ponselnya, ia mengirimkan pesan pada mantan suaminya itu dan berharap Anton segera meresponsnya. Namun, semua itu nihil. Deretan pesan berantai yang dikirim oleh Nisa sama sekali tidak dihiraukan oleh Anton.'Baca dong Mas! Kenapa nggak di baca juga' sih? Padahal kamu lagi online. Kamu ngapain aja si Mas? Kenapa jadi kayak gini?' gumam Nisa dengan perasaan yang campur aduk. Setelah lama menunggu dan tak kunjung direspon oleh Anton, akhirnya Nisa pun memutuskan untuk memakai bajunya dan kembali mencoba menelpon pria idamannya itu. Berulang kali Nisa menghubungi Anton, tapi nomornya selalu sibuk. [Kenapa sibuk terus, sih' Mas? Kamu lagi telponan dengan siapa?][Aku sudah pakai baju lengkap, ayo kita video call!][Angkat dong Mas! Aku sudah tidak telanjang sekarang! Aku mohon angkat panggilan
Read more
Menua bersama sampai ajal menjemput
Malam berganti pagi, keluarga Nyonya Wina tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara pertunangan putri semata wayang mereka. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, Nyonya Wina tampak antusias saat perias yang ia pesan tiba di rumahnya."Adel, kamu jangan lama-lama mandinya! Orang salonnya udah dateng tuh! Ayo cepat jangan buang-buang waktu!" teriak Nyonya Wina menghampiri pintu kamar mandi anaknya."Iya, Mah, ini juga udah selesai ko, bentar lagi juga keluar," sahut Adel. Tak lama kemudian gadis itu pun keluar menghampiri Ibunya.Nyonya Wina telah memesan perias terbaik Jakarta. Ia ingin putrinya tampil sempurna di acara pertunangannya dengan seorang anak konglomerat terpandang di kota ini. Menjadi pendamping Anton adalah impian setiap orang tua yang memiliki anak gadis. Dibalik ketidak sempurnaannya, Anton memiliki banyak kelebihan, salah satunya wajah yang tampan dan harta yang berlimpah. Ia pasti menjadi incaran banyak wanita. Ad
Read more
Membiarkan Anton menguasai bibirnya
Bu Aminah terperangah mendengar ucapan dari mantan majikannya itu. Ia benar-benar tidak percaya jika laki-laki yang sudah lama pergi dalam kehidupannya tiba-tiba mengajaknya untuk bersama.   Belum sempat wanita itu menjawab, ponsel Tuan Romy berdering. Sebuah panggilan dari Anton. Tuan Romy pun segera mengusap layar benda pipih itu dan berbicara dengan putranya.   "Hallo, Ayah! Adel dan keluarganya sudah tiba, mereka mencari Ayah," ucap Anton pada Ayahnya.   "Baiklah, suruh mereka menunggu. Ayah dan Ibumu segera kesana," sahut Tuan Romy. Ia pun segera mematikan panggilan dan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku.   "Minah, ayo kita masuk! Besan kita sudah tiba. Kau harus berkenalan dengan mereka," ucap Tuan Romy
Read more
Gue nggak mau jadi perawan tua!
Adel memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan bibir kekasihnya itu. Sudah lama ia menginginkan momen indah ini. Ciuman hangat yang ia impikan dari dulu. Adel tidak menyangka jika Anton sehebat ini saat bercumbu. Pria itu membuatnya terhipnotis, dibalik sikapnya yang cuek dan polos, ternyata Anton adalah pria romantis yang mampu meluluhkan hatinya yang keras seperti batu. "Sudah, " Bisik Anton ditelinga Adelia sesaat setelah ia melepaskan bibirnya dari bibir sang kekasih. Adel yang masih memejamkan matanya pun terkejut, ia seolah tersadar dari kenikmatannya. "Are u oke?" tanya Anton pada gadis yang masih melongo dengan bibir terbuka itu. Adel pun langsung membuka mata, dan berusaha membetulkan posisi duduknya yang sedikit merosot. "Owh … o-ke, gu-gue oke!" jawab Adel terbata.'Astaga!! Apa yang terjadi dengan gue? Kenapa gue jadi kaku gini? Gue seperti habis tersengat listrik tegangan tinggi. Tubuh gue panas dingin gini rasanya. Oh my god, gue nggak nyangka ni
Read more
Anton terpaksa harus melawan Ayah
Adzan magrib berkumandang saat Anton tiba di rumahnya. Pria itu pun langsung turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di garasi.Ia melangkahkan kaki menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai dua. Setelah menanggalkan pakaiannya, Anton pun lantas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan berwudhu. Jam dinding sudah menunjukan pukul enam lebih tiga puluh menit, Anton segera merapikan sajadah yang baru saja ia pakai untuk shalat. Ia pun segera merebahkan tubuhnya di atas kasur. Namun, pria itu kembali beranjak.  Sepertinya ia melupakan sesuatu. "Astaga, aku sampai lupa tidak mengecek ponselku," ucap Anton. Ia pun bangkit dari kasur dan mengambil gawai yang masih tersimpan di saku jas nya.Dengan antusias Anton menekan tombol power untuk menghidupkan ponselnya. Ia ingin berselancar didunia maya, sudah lama pria itu tidak mengecek sosial media miliknya. Entah kenapa hari ini ia ingin sekali membuka facebuk atau hanya sekedar
Read more
Siapa pria itu?
Anton mempercepat laju kendaraannya. Pria itu sungguh khawatir, sepanjang jalan' pikirannya terus menerka-nerka. Ia harus segera sampai ke alamat yang dikirim oleh Lilis. "Sebenarnya apa yang terjadi denganmu, Nis? Kenapa kamu bisa sampai nekat membunuh orang?" Guman Anton. Ditengah kecepatan mobilnya yang terus melaju, tiba-tiba ponsel Anton pun berdering. Pria berwajah tampan itu melirik nama sang Ayah terpampang di layar, kemudian kembali menaruh gawainya diatas dashboard mobilnya. Ia tidak mungkin mengangkat panggilan itu saat ini, Anton tahu betul tujuan Ayahnya apa. Setelah tiga jam perjalanan Anton pun tiba di lokasi yang dituju. Ada banyak orang yang berkerumun dan beberapa polisi yang tengah berjaga. "Mas Anton!" teriak Lilis. Wanita itu pun berlari menghampiri Anton saat pria itu turun dari mobilnya."Mbak, ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi?" tanya Anton. Ia tampak bingung dan khawatir, terlebih saat melihat police line d
Read more
Pingsan di lantai tahanan
"Menurut orang-orang sekitar, pria itu penghuni kos di sana juga, dia tetangga kos Nisa. Kata mereka, pria itu pengangguran, tiap hari kerjaannya hanya mabuk dan nongkrong-nongkrong dengan teman-temannya. Saya yakin, Mas' Nisa itu tidak bersalah, dia hanya korban yang berusaha mempertahankan dirinya," "Saya pikir juga begitu, Mbak. Psikis Nisa memang tidak stabil, tapi dia tidak mungkin tiba-tiba mencelakai orang yang tidak bersalah. Pasti ada sebabnya ia sampai nekat melakukan itu semua," sahut Anton yakin."Sebenarnya ada berapa orang penghuni yang kos di sana, Mbak? Ko bisa tidak ada orang sama sekali saat kejadian itu?" tanya Anton penasaran."Semua kamar penuh' ko, Mas. Sepuluh kamar itu ada penghuninya semua. Namun, karena rata-rata mereka semua kerja di pabrik jadi kalau pagi sampai siang itu sepi, tidak ada orang. Karena mereka kerja sip. Berangkat pagi pulang jam lima sore. Makanya saat kejadian siang tadi di sana sepi nggak ada orang," jelas Lil
Read more
Jangan sampai pernikahan Anton batal!
Mereka pun segera berlari mengikuti polwan itu untuk melihat kondisi Nisa.Anton terkejut saat melihat mantan istrinya yang masih di borgol itu tergolek lemas dengan darah mengucur di pelipis dan keningnya. Dua orang petugas berseragam coklat itu lantas membopong tubuh Nisa dan membawanya ke rumah sakit Bhayangkara menggunakan mobil ambulan.Anton dan Lilis pun segera mengikuti mereka. Mobil mewah Anton mengekor di belakang mobil ambulan yang melesat cepat meninggalkan polsek.Sesampainya di rumah sakit Bhayangkara, Nisa pun segera dilarikan ke UGD. Dokter meminta kami semua untuk menunggu diluar, hanya satu orang polwan yang diijinkan masuk mendampingi Nisa."Ya allah, mas. Bagaimana ini? Saya khawatir dengan kondisi Nisa, Mas," ucap Lilis cemas."Saya juga khawatir, Mbak. Tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Lebih baik kita tunggu saja dokter itu keluar," sahut Anton. Ia pun menghempaskan bokongnya di atas kursi tunggu.Satu j
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status