4. Peminum
Hardy melangkah menuju salad bar di tengah ruang restoran. Pertemuan dengan lelaki tua itu telah merusak suasana hatinya. Sudah menikah, katanya, tiga bulan pula. Ingin rasanya Hardy meludahi muka mereka. Teringat keadaan Mama di rumah, Hardy hanya bisa menghela napas, menenangkan dirinya.Tiga bulan, mereka bukan pasangan baru. Hardy berusaha mengabaikan wajah perempuan yang berdiri di samping ayahnya itu. Mungkin usianya baru dua puluhan, terlihat muda sekali. Senyumnya dimanis-maniskan, seperti senyum nenek sihir berkulit keriput yang giginya hitam-hitam.Hardy mengambil piring salad dan mengisikan buah-buahan ke atasnya. Saat itu, matanya menangkap dua orang lelaki yang baru masuk restoran, Bang Tomo dan Bang Reno. Mereka tersenyum lebar, mengacungkan dua jempol kepadanya. Hardy mengangguk dan membalas dengan senyuman tipis kepada dua orang pengawalnya itu.
Read more