Semua Bab Menyelamatkanmu (Sebelum Kelahiran) : Bab 21 - Bab 30
33 Bab
Chapter 19
Ruang keluarga "Ayah...!!! "Panggilnya dengan raut gembira.Dengan tubuh sedikit tambun ditambah pipi yang chubby Sean berlari dengan tergesa-gesa memeluk tubuh Sira dengan kuat. "Ada apa, ayah?" tanyanya dengan wajah kebingungan."Apakah ibu jahat itu sedang menyakiti ayah?"Namun pria bertubuh besar yang kini  genap berusia 26 tahun hanya bisa tersenyum manis sambil memberikan pelukan hangat kepada putra kesayangannya.Dengan nada pelan. "Bagaimana sekolahmu? Apakah menyenangkan!""Hemm... Menyenangkan ayah."Mata bulatnya yang cerah ditambah dengan wajah menggemaskan membuat Sira tak henti-hentinya memuji akan kesuksesannya selama ini dalam membesarkan putranya. 'Aahh... Sean, kamu sudah banyak berkembang! 'Mengingat diusianya yang masih cukup muda Sira harus berjuang keras merawat dan membesarkan anak semata wayangnya ini seorang diri dan tanpa ada campur tangan orang lain termasuk istrinya Suzzi.&n
Baca selengkapnya
Chapter 20
"Ahh... Hentikan... Hentikan ayah. " Pukulan demi pukulan terus ia dapatkan ketika Sean berulangkali melakukan kesalahan. Seorang pria dewasa berambut lurus dengan warna merah gelap mulai mendekati tubuh putranya yang kini masih terkapar dengan banyak luka. Menatap dengan setengah terbuka. "Ayah...!"  Kondisi yang sangat parah kini telah diperlihatkan oleh Sira saat melihat anaknya yang semakin memberontak ataupun membangkang perintahnya. Sfx : Tap... Tap...Tap... Sira melepas ikat pinggang berwarna hitam dan mengayun-ayunkannya kearah laju angin.  Tersenyum lebar. "Sudah kukatakan, panggil aku PAPA! Kenapa kau masih tak menuruti perintahku." "Hah?" (Anehnya, saat aku berulangkali mencambuk tubuh putraku itu! Aku sama sekali tak merasakan adanya penyesalan atas sikapku ini)................................................................. Sudah hampir tiga tahun aku telah menyiksa putraku se
Baca selengkapnya
Chapter 21
          Cerita Sean El Karch Sean kecil adalah seorang anak yang terbilang cukup baik, teladan dan memiliki jiwa sosial terhadap sesama. Namun setelah ayah kandungnya memutuskan untuk berpisah dengan ibu tirinya Suzzi. Kini kehidupan yang terbilang baik-baik saja secara perlahan mulai berubah menjadi suram dan bahkan ia merasa jika pria besar dihadapannya bukanlah ayah kandungnya.Dapur,16.00.Dari arah kejauhan suara langkah kaki disertai suara lantang yang terkesan mengintimidasi mulai terdengar ditelinga anak laki-laki itu yang kini tengah bersembunyi di bawah meja makan.Sfx: Tap... Tap... Tap... "Ada apa Sean! Kenapa kau terus bersembunyi dariku?"ucapnya.Sean mencoba menutup mulutnya dengan kedua tangan, lalu memejamkan matanya.Dan tak lama kemudian, nafasnya mulai terengah-engah, sebagian tubuh mulai gemetaran , lalu keringat yang terus keluar dari pori-pori kulitnya membuat anak kecil itu
Baca selengkapnya
Chapter 22
8 Maret, hari keberangkatan Sean menuju ke negara Fxxxx."Maaf tuan! Bisakah penjelasannya bisa diulang lagi?" tanya Sira yang terlihat cemas dan tidak fokus dengan penjelasan pria didepannya.Menghela napas. "Tn. Sira! Ini sudah ke tujuh kalinya saya membacakan isi materi penting pada dokumen ini.Pria berpostur tinggi nampak begitu kesal dengan sikap Sira akhir-akhir ini yang begitu lalai dalam hal pekerjaan,apalagi rumor mengenai perseteruan dengan istrinya yang kian memanas telah membuat beberapa pekerjaan yang seharusnya selesai dalam seminggu harus tertunda entah sampai kapan. Lalu, dengan wajah murung dan sedikit frustasi Tn. Sendi meminta teman bisnisnya ini untuk menemaninya pergi ke kedai kopi yang tak jauh dari perusahaan demi menenangkan pikiran."Tn. Sira ikutlah denganku!" ajaknya. "Ah, iya."Tanpa berpikir panjang, Sira yang masih cemas dengan nasib putranya dengan mudah menuruti ajakan Tn. Sendi.***
Baca selengkapnya
Chapter 23
Ketika dua orang dewasa yang sudah lama tak bertemu harus duduk berhadapan dalam satu meja.'Terlihat ada banyak kecanggungan diantara kami berdua.' Membuka mulut. "Aku... " Berbicara secara bersamaan."Ah!" secara refleks Sira mengusap bagian belakang rambutnya. (Situasi macam apa ini, aku tidak bisa mengendalikan sikap ataupun memberikan ekspresi yang pantas untuk diperlihatkan kepada perempuan cantik ini) "Kau duluan saja!" berbicara secara bersamaan untuk kedua kalinya. Hahaha.... Pada akhirnya, kami tertawa dengan cukup keras atas kekonyolan masing-masing.'Ternyata perempuan ini jauh lebih cantik dari dugaanku sebelumnya.'Kemudian tatapan nakalnya kembali tertuju kearah bibir Mira, yang saat ini dia sembunyikan dengan menggunakan salah satu telapak tangannya. "Maaf! Maafkan aku pak!" ucap Mira. "Pak?""Ah maaf, maksudku tuan Sira!" "A-aku te
Baca selengkapnya
Chapter 24
Satu minggu kemudian. Aku mengajak Mira ketempat Coffe Shop Rose untuk kedua kalinya, awalnya ia sempat menolak dan memberontak saat aku membawanya ke ruang VIP ini. Namun dengan usaha keras dan ditambah rengekan dari mulutku akhirnya ia mau menuruti keinginanku dengan alasan hanya untuk meminum secangkir kopi spesial dan segera pulang. Berbicara dengan santai. "Ayolah Mira, cepat cicipi minuman ini!""Ah, iya." Menjawab dengan keraguan. Dia segera menutupi pakaiannya yang sedikit terbuka, lalu terlihat cemas saat beberapa pelanggan pria terus memperhatikan lekuk tubuhnya.(Mira terpaksa mengenakan baju pemberian Sira karena hari ini adalah hari spesial untuknya) Sira menanggapi jawaban Mira dengan senyum pahit. " Aku tahu kau merasa tak nyaman jika berada ditempat ini, tapi bukankah dengan menghabiskan secangkir kopi (menunjuk). Kita bisa keluar dari tempat menjijikan ini Mira!"Wanita itu terus termenung memikirkan perkat
Baca selengkapnya
Chapter 25
Dan saat itu juga Sira mulai membisikan sesuatu kearah Mira. "Mira Elena, seorang gadis miskin berusia 20 tahun yang berusaha keras merubah nasib keluarganya. Ayahnya penggila judi dan ibunya yang sakit-sakitan membuat Mira harus menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan ini! "Hah?""Di tanggal 23 September (atau bisa dikatakan 4 tahun yang lalu) Mira malang memutuskan untuk mengadu nasib di Ibu Kota bersama Dia, sayangnya dalam perjalanan mereka harus berpisah untuk sementara waktu. Mira yang tersesat dan tak mengerti jalan pulang harus berhadapan langsung dengan beberapa pria hidung belang : dilecehkan, dilukai, bahkan beberapa uang miliknya telah dirampas. Mendengar perkataan Sira yang semakin menguak semua kisah hidupnya, membuat Mira termenung dan bahkan ketika pria di belakangnya mulai meraba-raba tubuhnya. Mira sama sekali tak memberontak.'Sampai batas mana dia mengetahui informasi mengenai diriku ini!'Tak lama S
Baca selengkapnya
Chapter 26
"Begitukah?"Sira mengambil ponselnya yang ia letakkan disisi bantal dan menunjukkan beberapa foto kedua orang tua Mira dan kekasihnya Miko Hasun dari dua tempat yang berbeda."Apa kau masih menganggapku seorang pembohong?"Sira menyengir. "Saat ini beberapa pesuruhku  sedang bersembunyi tak jauh dari kediaman ayah dan ibumu berada. Dengan senjata laras panjang yang mereka miliki, bisa dipastikan jika Ny. Eliza dan Tn. Zein akan tewas malam ini juga.""Lalu, ditempat yang berbeda pria bertubuh tinggi dengan topeng diwajahnya  tengah mengarahkan M249 tepat dibagian jantung Miko yang akan ia tembakkan setelah mendapatkan aba-aba dariku."Seakan menutup telinga, Mira yang sangat depresi mencoba mencekik Sira dengan sekuat tenaga."Aku tidak akan memaafkanmu..."Sira meringkuk dan menahan sakit setelah beberapa kuku yang sedikit tajam menggores lehernya. "Kenapa kau masih tak mengerti juga Mira. Kau mungkin bisa
Baca selengkapnya
Chapter 27
Klaifky. Kediaman Hamarr Pukul 07.00Bangunan terbengkalai dengan dinding beton kokoh mencoba melambaikan tangan kearahku dan berusaha mengingatkan bagaimana kejamnya para penghuni sebelumnya yang dengan tega memperlakukan dua anak laki-laki tak berdosa dengan begitu buruk sehingga salah satu dari mereka harus mati bunuh diri.Menghembuskan nafas. 'Hah!'Lalu bergumam sendiri. "Kenapa aku harus mengingat kejadian itu. "Sembari memijat keningnya dengan lembut.(Kalau seperti ini, aku tidak akan bisa menjalani kehidupan baruku) Di sisi lain, beberapa warga yang sempat melihat kedatangan kami nampak sedikit acuh dan bahkan banyak dari mereka tak memperlihatkan keramahannya, mungkin mengingat peristiwa menggemparkan yang pernah terjadi dipemukiman kumuh ini. Beberapa warga masih meyakini jika Akulah penyebab dari hancurnya keluarga Hamarr. Mereka juga beranggapan jika Sira El Karch akan membawa banyak kesialan di
Baca selengkapnya
Chapter 28
• Bulan pertama :Istriku Mira telah menerimaku dengan sepenuh hati. Dia berusaha memberikan kehangatan didalam rumah ini, hanya ada senyuman dan gelak tawa yang menghiasi wajahnya. Ya, aku tahu. Itu hanya sandiwara saja sebenarnya dia masih menyimpan luka yang begitu dalam karena berpisah dengan orang yang ia cintai dan kedua orang tuanya.• Bulan ketiga :Mira yang sebelumnya memiliki kepedulian tinggi dan ramah, berusaha keras membujukku untuk bercengkerama dengan para penduduk yang seringkali mencibirku dan kadang memberikan kata sarkas kearahku. Awalnya Sira cukup ragu dengan keputusan yang diambil istrinya, tapi setelah beberapa kali mencoba lima dari tiga puluh orang memperlihatkan senyuman ramah kearahku.• Bulan keenamTak ada lagi rasa kepedihan didalam hidupku. Aku mulai merasakan apa itu arti kedamaian sesungguhnya.Namun Mira masih berencana untuk menunda kehamilannya. Dia masih meragukan t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status