Semua Bab Musuh Tapi Menikah: Bab 31 - Bab 40
103 Bab
Bab 31
Brukktiba-tiba ada yang menabrak jihan membuat buku yang Jihan bawa jatuh berantakan, dan itu membuat Jihan kesal."Hey lo! Kalau jalan tuh lihat-lihat dong! lihat tuh buku-buku gue jadi jatuh semua kan," Oceh Jihan yang kini memunguti beberapa buku yang memang berserakan dilantai."Maaf Nona aku tidak sengaja, aku sedang buru-buru tadi," Ucap seorang pria lalu membantu memungut buku-buku Jihan yang terjatuh."Sudahlah, lain kali kalau jalan tuh lihat-lihat, jangan seradak seruduk. Kayak banteng aja!" Ketus Jihan dengan juteknya."Maaf, Oh ya kamu dari fakultas kedokteran ya?" Tanya pria itu sok tahu."Lo tau dari mana? Kalau gue ambil jurusan kedokteran.""Dari buku yang kamu bawa, kebetulan aku juga mengambil jurusan kedokteran, pindahan dari Bandung, kalau gitu kita satu kelas dong, Oh ya kenalkan aku Gilang Kurniawan," Ucap G
Baca selengkapnya
Bab 32
"Jihan, mau pulang ya?" Tanya Gilang yang kini sudah berdiri di samping Jihan."Iya nih. Emang kenapa, Lang?" Tanya Jihan sambil sibuk membereskan buku-bukunya."Mau aku anter gak? Anggap aja sebagai perkenalan," Ucap Gilang. dengan senyumannya, jihan pun menatap Gilang. Lalu dia pun menolak secara halus."Nggak deh, Lang. Makasih, aku ada yang jemput kok," Jawb Jihan dengan sopan  agar Gilang tidak tersinggung kepadanya."Oh, kalau gitu jalan kedepan bareng yuk, sekalian aku keparkiran, sambil ngobrol biar lebih akrab," ajak Gilang"Udah mau aja, Han." Maura Berbisik  sambil tersenyum, dia tidak ingin sahabatnya itu terus-terusan jomblo, dan digoda terus menerus oleh Septian."Em..., ya udah deh, ayo." Jihan pun akhirnya mau ikut bersama Gilang. tanpa dia sadari, dari arah berlawanan Septian bersama Alex melihat, namun Jihan tidak melihat karena keburu berbelok
Baca selengkapnya
Bab 33
Septian kini sudah sampai dirumah, tentu saja tidak lupa membawa pesanan Jihan. Ice Cream Vanila special untuk Jihan dan coklat untuk dirinya, dia membeli 10 buah cup ice cream untuk persediaannya dan Jihan."Bun, Jihan udah pulangkan? Tanya Septian sambil menyimpan beberapa cup Ice Cream di kulkas."Tumben pulang-pulang langsung nanya Jihan? Udah tapi dia langsung ke kamar tadi, dan itu Ice Cream banyak banget buat siapa aja?" Tanya balik Aleta. Yang melihat putranya membawa banyak Ice Cream."Emang gak boleh, Bun. Kalau nanyain Jihan? Ya buat dimakan lah Bun. Masa buat Pajangan," Jawab Septian."Kamu ini kalau Bunda tanya pasti ada aja jawabannya," Ucap Aleta yang menatap gemas pada putranya."Hehe, ya udah Bun. Tian mau kasih Ice Cream pesenan Jihan dulu. Tadi dia nitip, ya udah sekalian aku ke minimarket jadi aku beliin, sekalian belinya buat nyetok siapa tahu yang dirumah juga pada ma
Baca selengkapnya
Bab 34
Keesokan paginya, lagi-lagi Sandra kembali mendekati Septian, dan itu membuat Jihan semakin dibuat kesal oleh tingkah Sandra, terlebih Septian tidak menolaknya."Hay Tian, kamu kenapa? Kok kelihatannya sedih?" Tanya Sandra. Yang baru saja datang, lalu kini berdiri disamping Septian. Dan kini Septian pun menoleh kearah gadis itu."Eh, aku nggak kenapa-napa kok, baru datang ya?" Tanya balik Septian. Yang kini menatap Sandra, membuat Jihan kembali kesal dan memilih pergi keluar dari kelas karena tidak ingin emosi melihat kedekatan Septian dan Sandra. Jihan pun duduk dikursi yang ada disamping kelasnya."Pagi cantik, kok pagi-pagi udah kelihatan bete sih? Kamu kenapa?" Tanya Gilang, menyapa Jihan, kebetulan dia baru saja datang dan melihat Jihan duduk diluar kelas. Dia pun kini duduk disamping Jihan."Pagi Lang, tumben batu datang? Gak apa-apa kok. Cuma lagi pengen duduk disini aja," Jawab Jihan sambil terseny
Baca selengkapnya
Bab 35
Pagi pun tiba. Jihan sudah bangun lebih awal, bahkan kini dia sudah menyiapkan sarapan tanpa ibu mertuanya dan juga para Asisten. Dimeja makan pun sudah tersaji beberapa menu makanan untuk sarapan. Bukannya ikut menikmati, Jihan hanya menaruh selembar kertas tanpa ikut menikmati sarapan bersama keluarga suaminya itu. Aleta yang baru saja akan menuju dapur terkejut karena sudah mencium bau aroma masakan dari ruang makan."Wah sudah banyak makanan nih pagi-pagi. Siapa yang menyiapkan makanan sepagi ini ya?" Tanya Aleta pada dirinya sendiri. Lalu dia melihat selembar kertas yang ditaruh dibawah piring.Jihan.Bunda, Jihan sengaja masak pagi-pagi, sekali-sekali gak apa-apa ya, masak tanpa bunda. Tapi maaf, Jihan gak bisa ikut sarapan bersama kalian. semoga kalian suka ya sama masakan Jihan. Bunda, Jihan pergi ke kampus lebih awal karena ada tugas penting semoga kalian menikmati sarapan kalian.
Baca selengkapnya
Bab 36
Dikampus. Lebih tepatnya dikelas. Jihan sedang duduk termenung memikirkan hubungan nya dengan Septian, dia ingin sekali menemui suaminya itu, dan mengalah untuk minta maaf. Dia menyerah jika Septian ingin mengumumkan hubungannya dan statusnya yang memang sudah menikah. Dan mereka kini sudah menjadi suami istri."Han, kamu kenapa? Kok ngelamun terus sih, dari tsdi? Ini masih pagi loh." Sandra yang baru saja datang menghampiri Jihan yang terlihat sedang melamun. Jihan yang mendengar sapaan Sandra, langsung  menatap Sandra dan kemudian tersenyum tipis pada gadis itu."Gak apa-apa kok, San. Cuma pusing aja mikirin buat persiapan skripsi yang tinggal sebentar lagi," Sahut Jihan. Dengan mencoba seramah mungkin."Oh gitu. Kirain aku kamu sakit, ya udah kalau gitu, aku balik ke meja dulu ya, takutnya Maura datang. Soalnya Maura kayaknya gak suka, kalau aku deket-deket sama kamu," Ucap Sandra. Lalu kini dia pun berjalan kearah
Baca selengkapnya
Bab 37
Kini Jihan terus berlari menuju gerbang kampus. Lalu dia menyetop taksi, Gilang yang baru masuk kehalaman ksmpus pun terlihat bingung dengan Jihan, yang pulang sebelum waktunya. Gilang pun memarkir mobilnya lalu menuju kelasnya, sesampainya di kelas, Gilang menanyakan tentang Jihan kepada Maura. Setelah mendengar penjelasan dari Maura. Dia langsung ketempat duduknya karena dosennya, sudah memasuki kelas. Maura pun memberi tahukan pada sang dosen, perihal kepulangan Jihan. Karena mendadak tidak enak badan.Sementara itu didalam taksi, Jihan kebingungan karena tidak tahu akan kemana. Lalu dia berhenti disebuah taman tempat dia menghabiskan waktu jika sedang bersedih, kini dia duduk di sebuah kursi tempat biasa dia menghabiskan waktu. Biasanya Septian akan datang untuk menggoda dan menjahilinya. Jihan tersenyum dalam tangisnya saat mengingat kejahilan Septian, dia juga mengenang kenangan manisnya bersama Septian.Kenapa kamu berubah lagi, Sep
Baca selengkapnya
Bab 38
Septian  pun baru saja membuka matanya karena sempat tertidur, dia mencari keberadaan Jihan. Namun dia tak menemukannya."Kak Tian, kenapa malah enak-enakan tidur! Kakak tahu kak Jihan belum pulang dan ini sudah jam 8 malam kak, apa kakak tidak cemas padanya," Ucap Kiara. Yang kini berdiri didepan pintu kamar Septian dan Jihan dengan wajah kesalnya.Diem anak kecil, kamu ini berisik sekali sana pergi! Aku mau mandi," Ucap Septian.''Issh..., kamu ini Kak benar-benar bikin kesal, terserahlah awas ya kalau terjadi sesuatu pada kak Jihan. Kakak yang bertanggung jawab!" Ketus Kiara. Lalu pergi meninggalkan kamar Septian. Kini Septian pun pergi ke kamar mandi dengan perasaan gelisahnya.Jam pun kini sudah menujukan pukul 10 malam tapi belum ada tanda-tanda Jihan pulang. Septian pun kembali menelepon ibu mertuanya. Namun, jawabannya tetap sama. Dan jujur itu membuat Septian semakin gelisah. rasanya ingin se
Baca selengkapnya
Bab 39
Dokter pun kini sudah selesai menangani Jihan, dia keluar dari ruang UGD, melihat dokter yang menangani Jihan keluar. Septian yang tengah terduduk dengan penuh kecemasan pun langsung menghampiri sang dokter."Bagai mana keadaan istri saya Dok? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Septian yang masih terlihat khawatir."Dia baik-baik saja, hanya demam karena terlalu kedinginan. Usahakan mulai sekarang jangan sampai dia kedinginan dan kelelahan, karena tidak baik untuk kesehatan janinnya." Lalu sang dokter pun tersenyum ke arah Septian."Apa! Janin, maksud Dokter, istri saya sedang hamil Dok? Ja-jadi aku akan menjadi Ayah?" Tanya Septian, yang kini terlihat sangat bahagia. Dokter pun mengangguk dan tersenyum melihat tingkah Septian yang terlihat sangat bahagia."Iya dan usia kandungannya baru Tiga minggu. Jadi akan sangat rentan untuk keguguran, karena kandungannya masih sangat muda. Jadi usahakan jangan buat dia t
Baca selengkapnya
Bab 40
Septian pun membuka matanya, karena kini malam sudah beranjak pagi. Namun, saat Septian meraba tempat tidur disebelahnya. Dia tidak menemukan menemukan Jihan disampingnya. Septian pun langsung terbangun, dia terlihat begitu khawatir saat tidak menemukan istrinya disampingnya."Sayang kamu dimana?" Teriak Septian sambil duduk di ranjang. Dan matanya terus melihat sekeliling ruangan kamar itu, dia terlihat begitu khawatir, namun saat dia akan beranjak dari tempat tidurnya. Septian urung melakukannya, dia malah tersenyum saat melihat istrinya keluar dari kamar mandi dengan mengenakan mini dress selutut berwarna hitam, dan berdiri didepan meja rias. Dia pun tersenyum sambil menatap sang istri yang memang terlihat sangat cantik."Kamu sangat cantik sayang," Bisik Septian yang kini sudah berada di belakang Jihan dan memeluknya dari belakang, lalu dia mengecup Leher jenjang milik Jihan dan berlama-lama disitu, sehingga meninggalkan bekas kemeraha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status