All Chapters of Pesona Sang Mantan: Chapter 11 - Chapter 17
17 Chapters
Sebuah pengakuan.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Camelia yang membuat Reynanda terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya. "Ternyata kamu masih menyimpannya." ucap Reynanda sambil menunjukkan foto yang tadi dilihatnya sambil tersenyum. Dada Camelia berdebar kencang saat Reynanda menunjukkan foto itu padanya. "Bukan urusanmu." dengan cepat Camelia merebut foto tersebut dari tangan Reynanda, dan meletakkannya kembali di tempat semula. Bisa-bisanya laki-laki itu menemukan foto lama mereka saat terakhir kali bertemu di bandara, saat dirinya mengantarkan Reynanda untuk berangkat kuliah ke luar negeri. Walau sebenarnya Camelia masih menyimpan perasaan pada Reynanda didalam hati kecilnya, namun dia tidak ingin kembali terhanyut pada pesona Reynanda yang memang kali ini terlihat semakin tampan dari hari ke hari. Camelia mencengkram pergelangan tangan Reynanda dan menariknya supaya keluar dari kamar. Camelia tidak ingin mengganggu tidur Sansan
Read more
Hari pernikahan tiba.
Hari ini sangat bersejarah dalam sepanjang hidup Camelia, karena hari ini adalah hari pernikahannya. Hari dimana untuk terakhir kalinya dia akan menyandang status sebagai seorang gadis dan berganti menjadi nyonya Justin.  Acaranya akan berlangsung disebuah hotel berbintang di daerah ibukota, sehingga Camelia harus rela datang ke lokasi terlebih dulu sebelum acara dimulai. Didalam sebuah kamar hotel yang di siapkan oleh Justin khusus untuk Camelia, sudah menunggu MUA yang bertugas meriasnya agar terlihat cantik sebagai ratu sehari. Make up artis pilihan Justin adalah MUA yang sudah biasa menangani pernikahan para artis ternama. Justin juga memesan beberapa kamar lain untuk teman dekatnya dan juga teman Camelia serta tidak lupa untuk Bi Imah yang menjaga Sansan selama ini. "Kenapa jam segini Sansan belum pulang dari tempat les." gumam Camelia sambil melihat jam yang ada di ponselnya. Penata rias yang bertugas meriasnya baru saja keluar dari kamar u
Read more
Menjijikkan.
"Loh, kok sepi? Pengantin wanitanya kemana?" Rosi yang baru saja memasuki kamar, ia merasa bingung mengetahui sang pengantin wanita tidak ada di kamar hotel tempat dia tadi meriasnya.Dia segera memeriksa kearah toilet yang memang berada didalam kamar, siapa tahu saja pengantin wanita sedang berada didalam sana. "Kosong?" gumamnya setelah memastikan jika pengantin wanita tidak ada didalam toilet.Rossi bermaksud untuk menghubungi Camelia, tapi sebuah pemandangan janggal didepannya membuat Rossi menghentikan niatnya."Ini? Kenapa ada baju-baju ini disini?" Dia semakin bingung dengan adanya baju pengantin yang berada di kamar tersebut, padahal baju pengantin yang seharusnya dikenakan oleh mempelai wanita baru saja ia bawa masuk ke kamar tersebut. Lantas baju pengantin itu punya siapa?"Apa Justin yang melakukannya? Kenapa tidak konfirmasi dulu sebelumnya?" gerutu Rosi. Lalu kemudian dia mengambil ponselnya untuk mengkonfirmasi masalah tersebut pada Justin.Setelah mendapat telepon dari
Read more
Lepaskan Aku, Rey!!
"Ya, aku sangat mencitaimu. Lia." balas Reynanda atas umpatan Camelia terhadapnya. Ekspresi Reynanda seperti tidak terjadi apa-apa, padahal dulu Camelia tidak pernah mengumpat atau pun berkata kasar padanya.Berada dalam pelukan lelaki yang pernah ia cintai sekaligus ia benci disaat bersamaan, membuat jantung Camelia berdebar lebih cepat dari biasanya. Sesaat ia lupa jika lelaki itulah yang sudah menculiknya dan juga merusak hari bahagianya.Walau Camelia bermulut tajam pada Reynanda, namun tubuhnya memiliki reaksi berbeda. Karena tubuh Camelia lebih bisa menyambut dan menerima pelukan hangat penuh kerinduan dari lelaki itu. Tidak bisa ia pungkiri, bahwa sesungguhnya Camelia juga merindukan Reynanda. Walau bagaimanapun, sosok laki-laki itu adalah cinta pertamanya yang hingga saat ini belum juga bisa sepenuhnya Camelia lupakan. Perlahan Reynanda mulai mengurai pelukannya saat dirasa Camelia mulai tenang, Kini Reynanda semakin berani dengan aksinya, bukan hanya pelukan saja yang ia lak
Read more
Sebuah ancaman
"Apa aku sedang bermimpi?" gumam Camelia yang masih belum menyadari satu hal.Camelia dengan cepat mendorong dada bidang Reynanda, supaya laki-laki itu menjauh darinya. Camelia melihat kearah Reynanda, seolah bertanya apa laki-laki itu juga mendengar apa yang ia dengar? Dan Camelia juga ingin memastikan siapa yang barusan memanggilnya, apakah beneran itu Sansan?Reynanda hanya menyeringai, dari raut wajahnya sepertinya laki-laki itu tidak ingin menjelaskan apapun. Melihat bagaimana Camelia mulai panik, Reynanda merubah posisi tubuhnya menghadap kearah pintu. Ia berniat untuk membuka kunci pintu kamar tersebut.Jantung Camelia berdebar sangat cepat ketika didepan pintu kamar ia bisa melihat dengan jelas sesosok gadis kecil yang tidak lain adalah Sansan. Kini Camelia tidak lagi bisa berpikir jernih, apakah Reynanda juga sedang menculik Sansan? Begitulah yang muncul di kepala Camelia kini.Wajah polos Sansan dengan senyum cerianya melihat kearah Camelia dan Reynanda secara bergantian."K
Read more
Bagaimana bisa seperti ini?
Berbagai perasaan campur aduk tidak karuan saat kalimat ijab qobul terdengar nyaring ditelinga Camelia. Haruskah dia bahagia dengan semua ini? Sedangkan pernikahan yang harusnya terjadi tidak sesuai dengan harapannya."Bagaimana caraku agar bisa menghubungi Justin?" Ayla bergumam putus asa. Dari tadi Camelia mencari keberadaan ponselnya, namun hingga kini barang tersebut tidak bisa ia temukan. Dimana Reynanda menyembunyikan ponsel miliknya?Terdengar helaan napas dari bibir Camelia, perasaan bersalah pada Justin membuatnya merasa gelisah. Tidak seharusnya dia menyakiti orang sebaik Justin yang rela melakukan apa saja untuk membantu Camelia dan Sansan.Tak lama terdengar suara seseorang memanggilnya, dan membawa Camelia keluar kamar untuk bertemu mempelai laki-laki. Dan memang sudah menjadi tradisi jika mempelai wanita dan laki-laki akan bertemu setelah janji suci selesai diucapkan didepan penghulu.Camelia hanya tertunduk sepanjang jalan menuju ke ruang utama rumah mewah milik Reynand
Read more
Pervert
Camelia berjalan memasuki sebuah kamar yang begitu besar, bisa dipastikan jika itu adalah kamar Reynanda. Ia ditemani seorang pelayan yang setia membantunya untuk lebih mudah melihat isi kamar tersebut, bahkan pelayan itu juga menunjukkan ruang ganti baju yang ternyata sudah tersusun baju-baju wanita didalamnya."Benar-benar laki-laki brengsek, bisa-bisanya membawaku kemari sedangkan dia sudah tinggal bareng wanita lain." gerutu Camelia saat melihat gaun wanita berjejer rapi di lemari pakaian."Maaf nyonya, baju ini memang disiapkan khusus untuk anda. Ini semua masih baru, dan didatangkan langsung dari designer-nya." jelas pelayan itu, sepertinya ia berusaha menjelaskan bahwa bosnya tidak pernah tinggal dengan wanita lain selain dirinya.Camelia tertegun mendengar penjelasan dari pelayan itu. "Untukku? Apa kamu yakin?" tanya Camelia, walau dalam hatinya berbunga-bunga."Iya nyonya, kalau nyonya tidak percaya. Silahkan di cek." ucap pelayan."Baiklah, baiklah." ucap Camelia. Ia merasa
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status