All Chapters of Aku Madu: Chapter 81 - Chapter 90
119 Chapters
81. Di Rumah Sinta
David menghentikan mobilnya di depan rumah Sinta.“Saya mau siap-siap sebentar Pak,” ucap Sinta.“Iya,” jawab David yang sedikit menganggukkan kepalanya.“Bapak ingin tunggu di mobil atau di rumah saya,” ucap Sinta menawarkan.“Kamu kirain saya sopir yang nungguin kamu di mobil,” ucap David yang membuka sabuk pengamannya.Sinta tersenyum nyengir ketika mendengar jawaban pria tersebut. "Tinggal bilang aja mau tunggu di rumah,” ucapnya di dalam hati.Sinta turun dari mobil yang diikuti oleh David di belakangnya. Sinta memanggil Tantenya, dengan cepat pintu rumah itu terbuka.“Ba
Read more
82. Sampai di Rumah Fathir
Riski begitu sangat senang ketika naik ke dalam mobil mewah milik David. Ingin rasanya anak itu membuka jendela mobilnya, agar wajahnya terlihat oleh teman-temannya yang tinggal satu perumahan dengannya. Riski tidak berbicara apa-apa, Riski hanya duduk di belakang dengan memandang keluar jendela.David sedikit memutar kepalanya dan memandang Riski yang duduk di kursi belakang. “Namanya siapa,” tanya David yang duduk di kursi kemudinya.“Nama aku Riski Om,” jawab Riski.David tersenyum ketika anak itu memanggilnya Om. “Apa saya sudah terlalu tua ya,” ucapnya yang membuat Sinta yang duduk di sampingnya tertawa kecil, seakan menjawab iya.David memandang ke arah Sinta dengan tatapan matanya.S
Read more
83. Apa Kamu Clarissa
Sinta memandang ke arah pria yang datang ke ruang tamu bersama dengan wanita.  Sinta berusaha meyakinkan pandangannya bahwa wanita yang berjalan bersama dengan pria itu adalah orang yang begitu sangat dikenalnya. Meskipun penampilannya begitu sangat jauh berbeda. Wanita itu terlihat begitu cantik daripada yang dulu dikenalnya, dengan rambut yang pendek. Wajah wanita itu terlihat semakin cantik, imut-imut dan juga segar. Sinta hanya diam dengan tatapan tertuju kepada sosok wanita yang begitu sangat dirindukannya. Seribu pertanyaan yang saat ini melekat di dalam pikirannya.Untuk meyakinkan bahwa wanita itu adalah sahabatnya.Ingin rasanya Sinta berlari mengejar wanita itu, namun Sinta tahu saat ini dia berada di rumah pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Wanita yang saat ini dipandangnya belum tentu oran
Read more
84. Cerita Dua Sahabat
“Setelah tiga bulan tidak berjumpa dengan kamu, aku hampir tidak bisa mengenali Kamu lagi,” ucap Sinta yang memandang Clarissa.“Mengapa bisa seperti itu, apa Sinta tidak ingat lagi dengan Risa,” ucap Clarissa yang tersenyum. Clarissa berbicara dengan  dengan mata yang terus memandang anaknya yang sedang bermain bersama dengan Riski.“Kamu sekarang sangat jauh berbeda. Ini kenapa rambut kamu sudah pendek seperti ini,” ucap Sinta yang memandang rambut Clarissa.“Aku ingin terlihat berbeda,” ucap Clarissa yang memberikan alasan.Sinta menganggukkan kepalanya. Sinta menganggap apa yang dikatakan sahabatnya itu memang benar. Banyak orang yang merubah model rambutnya, agar bisa terlihat penampilan yang berbeda.
Read more
85. Uang Untuk Riski
Riski memandang menu yang terdapat di atas meja makan. Riski menelan salivanya ketika melihat menu yang begitu sangat menggugah seleranya. Selama tinggal di rumah tantenya, Riski tidak pernah mencicipi rasa menu yang saat ini ada di depan matanya. Riski selalu diberi telur goreng dan juga sayur oleh tantenya. Itu juga apabila kakaknya baru saja gajian, namun bila kakaknya belum gajian Riski akan makan nasi dengan tahu dan juga tempe. Agar makannya terasa lebih enak maka tantenya akan memberinya sayur bening.Riski tidak sabar ingin mencicipi rasa ayam goreng yang berukuran besar tersebut. Riski merasakan perutnya yang sudah minta untuk diisi.Sinta seakan tidak percaya bahwa malam ini dia akan makan enak bersama dengan adiknya. Sinta memandang wajah adiknya yang sejak tadi memperhatikan menu yang ada di atas meja.“Kenapa nggak diambil nasinya, ayo diambil jangan malu-malu,” ucap Hariati yang tersenyum memandang Riski.“Iya Tante,”
Read more
86. Nggak Mau Ngajarin
“Apa sudah lepas rasa rindunya,” ucap Fathir yang tersenyum memandang istrinya.Dengan cepat Clarissa menganggukkan kepalanya. “Terima kasih ya bang,” ucap Clarissa yang tersenyum dan kemudian mencium bibir suaminya.“Iya,” jawab Fathir yang menyelipkan jarinya di dagu lancip milik istrinya.Fathir memandang wajah istrinya yang begitu sangat cantik.Clarissa salah tingkah ketika melihat sikap suaminya yang hanya menatap wajahnya tanpa melakukan apa-apa.Dilihat seperti ini membuat Clarissa semakin salah tingkah, Clarissa lebih memilih bila suaminya aktif dengan menciumnya atau melakukan berbagai macam kegiatan yang lain, seperti yang sering mereka lakukan. “Abang kenapa cuman lihatin Risa,” ucapnya.“Mau nya apa,” tanya Fathir yang tersenyum dengan mengangkat sebelah bibirnya.“Senyum Abang jangan seperti itu,” ucap Clarissa yang merasa sangat geli ketika melihat
Read more
87. Uang
David turun dari dalam mobilnya, pria itu berjalan di samping Sinta.Sinta memandang pintu rumahnya yang langsung dibuka sebelum ia mengetuknya.“Alhamdulillah udah pulang, dari tadi tante sudah menunggu, lama sekali,” ucap Tuti yang tersenyum.“Iya Tante di jalan ramai,” ucap Sinta menjelaskan.“Di jam segini masih banyak kendaraan Tante, makanya nggak bisa cepat sampai sini,” ucap David yang tersenyum.“Nggak apa-apa yang pentingkan pulangnya aman,” ucap Tuti dengan nada bicara yang sangat halus.“Tunggu sebentar ya Tante makanannya masih di mobil,” ucap David yang mengingat makanan yang tadi disiapkan oleh keluarga bosnya.“Kenapa David repot-repot,” ucap Tuti yang tersenyum.“Ini memang disiapkan dari keluarganya pak Fathir,” ucap David yang kemudian melangkahkan kakinya menuju ke mobilnya, untuk mengambil makanan yang tadi sudah dibungkuska
Read more
88. Paman
“Ke mana semalam,” ucap Ahmad yang memandang Sinta dan Riski.“Semalam diundang ke rumah bosnya Sinta Om,” ucap Sinta yang tersenyum memandang om nya.“Om semalam sangat capek, sehingga ketiduran. Jam berapa pulang,” tanya Ahmad yang menyeruput kopi di cangkirnya.“Jam sepuluh sudah sampai rumah om,” jawab Sinta.Ahmad menganggukkan kepalanya ketika mendengar apa yang dijawab oleh Sinta. “Jadi ini makanan banyak dari sana,” ucapnya yang memandang meja makan yang penuh dengan makanan yang semalam dibawa oleh Sinta.“Iya Om dibungkusin,” ucap Sinta.“Bosnya Kenapa baik sekali,” tanya Ahmad. Karena selama Sinta bekerja di perusahaan itu, ini pertama kalinya Sinta pulang dengan membawa makanan yang sangat banyak.“Teman Sinta ternyata nikah sama bosnya Sinta di kantor, jadi yang mengundang Sinta itu teman Sinta Om,” ucapnya.“Teman
Read more
89. Gaun Pengantin
“Kalau gitu adek tunggu kakak gajian aja lah ya,” ucapnya.“Iya kak nggak apa,” jawab Riski.Hari ini Sinta libur bekerja. Hari libur ini Sinta diperintahkan Tuti untuk membersihkan rumah, mencuci pakaian, menyetrika baju, dan juga memasak.Tuti selalu menyisihkan pakaian kotor untuk dicuci Sinta setiap minggu, sehingga setiap libur Sinta akan mencuci pakaian yang sangat banyak, dia juga akan menyetrika baju di hari minggu.Sinta masuk kedalam kamarnya setelah semua pekerjaan rumah diselesaikannya. Dia merasa begitu sangat lelah dan merebahkan tubuhnya di atas kasur tipis alas tidurnya.Sinta tersenyum memandang adiknya yang patuh dengan apa yang diperintahkannya. Riski hanya berada di kamar untuk belajar dan juga menjaga bantal yang berisi uang.****Sinta memandang ponselnya yang berdering. Sinta melihat nomor ponsel yang tidak dikenalnya. “Halo,” ucap Sinta saat mengangkat sambungan telepon terse
Read more
90. Siapa yang Nelepon
Meskipun tidak mengetahui siapa yang tadi sudah menghubunginya, namun Sinta dengan sangat patuhnya menuruti perintah si penelpon. Sinta sudah bersiap-siap dengan pakaian yang rapi dan juga cantik bersama dengan adiknya.“Memang kita mau kemana ini Kak,” tanya Riski.“Kakak juga nggak tahu Dek,” ucap Sinta yang bingung harus menjawab apa.“Yang nelepon tadi siapa kak,” tanya Riski.Sejak tadi Riski tidak bertanya, ketika Sinta menyuruhnya untuk bersiap-siap. Riski begitu sangat senang ketika kakaknya mengatakan akan keluar, karena itu artinya dia akan memiliki kesempatan untuk membeli tas, namun Riski kembali mengurungkan niatnya setelah mengingat strategi yang dibuatnya bersama dengan kakaknya, agar tidak ketahuan uang yang dimilikinya.“Kakak juga nggak tahu Dek, yang nelepon itu aneh, Kakak disuruh siap-siap sama Adek, katanya akan jemput jam 5 ke sini,” ucap Sinta.Riski tersenyum saat mende
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status