Semua Bab Jodoh Pengganti: Bab 61 - Bab 70
76 Bab
CHAPTER 61
Pesta acara launcing Royal Green Residence kini berlangsung. Nico, Jeremy, beberapa komisaris perusahaan, semua clien, tamu dan juga Olive yang sebagai brand ambassador sedang berkumpul di taman yang sudah ditata sedemikian untuk pelaksaann acara launching tersebut. Ada begitu banyak hiasan balon dan beberapa bunga papan ucapan selamat dari perusahaan lain atas acara tersebut, berjejeran di sekitar pintu masuk.Nico mengintim jam yang bertengger di lengannya dengan agak gelisah, seakan menunggu kedatangan seseorang. Ia tampak begitu rapi dan tampan dengan setelan jasnya, ia agak kesal karena Raihan malah ingin datang belakangan karena ingin membelikan hadiah untuknya. Entah hadiah apa yang akan Raihan berikan hingga wanita itu begitu bersemangatnya.“Nico ….”Nico menoleh dan tampak Olive yang mengenakan gaun berwarna merah marun dan make-up yang senada dengan gaunnya, membuatnya terlihat sangat can
Baca selengkapnya
CHAPTER 62
Pagi itu Raihan terbangun, ia menoleh ke sampingnya dan tidak menemukan Nico di sana. Di lemparnya pandangannya ke arah pintu kamar yang terbuka. Tidak biasanya suaminya ke kantor pagi-pagi buta begini, apa suaminya ingin bertemu lagi dengan gadis bernama Olive itu? pikir Raihan.Raihan lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Saat ia berjalan menuju dapur, aroma tumisan makanan menyambar indera penciumannya, wangi sekali. Saat di dapur, ia menemukan suaminya sedang berkutat di depan kompor. Nico sedang memasak rupanya.Tampak Nico sudah rapi dengan baju kaos putih sedang memasak, rambutnya terlihat masih basah menandakan pria itu sudah mandi. Gerakannya terlihat luwes ketika meniriskan pasta spageti yang sudah ia rebus setelah itu ia kembali berkutat di depan kompor, mengaduk-ngaduk saos berwarna putih di Teflon.“Nico,” panggil Raihan sembari menghampiri Nico dan melihat apa yang Nico lakukan, “sejak kapan kau memasak?” tanyanya,
Baca selengkapnya
CHAPTER 63
“Ini … dari orang tuanya temanku dulu …” jawab Raihan, sebentar, aku jawab dulu, ya,” katanya ke Nico, ia lalu menerima panggilan dari ibunya Wulan. “Ya halo, Tante?” sapanya.“Raihan …” suara wanita paruh baya yang terdengar cemas.“Ya, ada apa, Tante?”“Wulan ….”Kening Raihan mengerut, ia bisa merasakan ada yang tidak beres dari nada suara di seberang telepon. “Kenapa dengan Wulan, Tante?”“Wulan masuk di Rumah Sakit sekarang…”“Wulan sakit apa, Tante?”“Kata dokter Wulan leukemia ….”Raihan terkejut mendengar mendengar ucapan ibunya Wulan. Wulan sakit leukimia? Dia tidak salah dengar, kan? Gadis yang dulu dekat dengannya dan pernah menyakitinya.“Raihan … Tante bisa minta tolong?”“Ya. Apa itu, Tante?”“Tolong buj
Baca selengkapnya
CHAPTER 64
Dari kejauhan Nico bergeming memandang istrinya dipeluk oleh pria lain yang tak lain adalah karyawan yang bekerja di perusahaannya, bahkan sudah menjadi orang penting di perusahaannya. Tubuhnya terasa kaku, ia tak pernah menyangka bahwa istrinya kini bersama pria lain di sana dan pria itu adalah Bily.“Raihan!” pekik Nico dan sukses membuat dua sejoli di hadapannya itu tersentak lalu menoleh ke arahnya. Nico bisa melihat wajah keterkejutan Raihan saat mendapatinya berdiri di sana.Nico mendengus marah, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat dan dengan wajah menggeram ia menghampiri Bily dan Raihan yang masih terkejut di sana, seakan tak siap dengan kehadiran Nico yang telah menyaksikan mereka apalagi kini Nico melangkah menghampiri mereka. Bily melepas pelukannya dan menatap tajam ke arah Nico yang sedang melangkah menghampirinya seakan tak ada ketakutan di sana. Ia sepertinya sudah siap dan bisa menebak apa yang akan Nico lakukan padanya. 
Baca selengkapnya
CHAPTER 65
Nico memasuki club malam. Musik disco disc jockey mengalun begitu kencang diikuti goyangan heboh para pengunjung yang berjoget ria serta lampu warna-warni yang berkelap-kelip. Sudah lama sekali ia tidak meninggalkan dunia malamnya sejak ia menikah karena ia berkomitmen untuk menjadi suami yang baik jika ia sudah berkeluarga. Namun, saat ini rasanya ia butuh hiburan untuk melupakan sejenak kejadian hari ini.Nico mengambil duduk di depan counter bar dan langsung memesan minuman, cukup ramai di sana apalagi ada seorang bartender pria yang memperlihatkan aksinya dengan lemparan-lemparan botol berisi cocktail dan disambut oleh tepuk tangan orang-orang di sana.Nico meneguk minumannya sambil memandang orang-orang berjoget namun ia sepertinya tidak bisa menikmati suasana di sana. Bahkan musik yang membuat ratusan orang di sana bergoyang tidak membuatnya tertarik untuk ikut bergoyang. Walaupun emosinya sudah mereda namun hatinya masih
Baca selengkapnya
CHAPTER 66
Entah sudah berapa lama Raihan duduk di sofa kamarnya, ia tampak merenung memandang jendela sambil menopan dagu di lengan sofa dengan tatapan sendu. Ekspresi kemarahan Nico yang menyiratkan bahwa betapa terlukanya pria itu, terus terbayang-bayang di kepalanya seakan menghantuinya hingga rasa bersalah pun mulai menyiksanya.Raihan tampak sangat menyesal, karena larut dalam suasana ia membiarkan dirinya berada di pelukan Bily, lebih buruknya lagi ia sempat menyesali pernikahannya begitu mengetahui selama ini ia telah salah paham ke Bily. Dalam hati, Raihan tak hentinya merutuki dirinya sendiri bahwa betapa bodohnya ia berpikir demikian, padahal selama ini suaminya begitu memperlakukannya dengan sangat baik dan kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja walau belum ada cinta di antara mereka.Ah, cinta … mengapa itu tak kunjung datang jua di antara mereka.Lagi-lagi handphone miliknya berbunyi. Sejak daritadi Bily terus mencoba menghubunginya namu
Baca selengkapnya
CHAPTER 67
Sinar matahari pagi begitu cerah masuk ke kamar apartemen Nico melalui celah gorden. Dari dalam kamar bisa terdengar suara burung-burung bernyanyi dengan merdunya di luar sana. Bunga-bunga tampak mulai bermekaran di taman apartemen menandakan musim hujan telah lewat.Tampak Nico sedang duduk di sofa kamarnya yang menghadap ranjang, ia sudah lengkap dengan stelan jasnya yang rapi. Matanya terus menatap ke arah istrinya yang kini masih tertidur pulas, mungkin karena lelah sudah mengisi malam yang indah bersama Nico,Ah … benah-benar malam yang indah, Nico menyunggingkan senyum tipis di wajahnya. Memang ia sudah sering melalui malam penuh gairah dan desahan bersama istrinya namun semalam itu benar-benar beda baginya karena Nico melakukannya dengan segenap perasaan, tidak hanya sekedar bermain dengan nafsu sebagaimana malam-malam sebelumnya. Tiap kecupan, sentuhan dan belaian Nico berikan dengan napas cinta dan Nico tidak bisa melupakan bagaimana istrinya membalas t
Baca selengkapnya
CHAPTER 68
Raihan terdiam saat mendengar suara lembut gadis itu. Tiba-tiba kekhawatiran melandanya. Ia belum lupa bahwa Nico pernah begitu mencintainya hingga berebut gadis itu dengan pria lain di apartemen mereka. Raihan khawatir, apakah cinta yang diucapkan Nico akan sirna oleh kehadiran Olive? "Ya, Olive?" tanya Raihan. "Raihan, bisakah kita bertemu hari ini?" Raihan diam, menimbang-nimbang permintaan bertemu dengannya. Apalagi kalau bukan menyangkut Nico? "Baiklah. Kau mau bertemu di mana?" *** Brak! Nico tersentak dan langsung memandang ke arah pintu. Tampak Hasya berdiri dan memandangnya dengan tatapan geram. Sambil mendengus, gadis itu melangkah mendatangi Nico yang masih terkejut memandangnya. Hasya langsung memukul meja di hadapan Nico. "Kau kenapa, sih?" sergah Nico. "Kakak yang kenapa?" balas Hasya tak kalah sengitnya, "kenapa Kakak memecat Bily?" Nico memutar kesal bola matanya. "Oh, pria itu ... ku kira apa sampai kau terlihat marah begitu tapi baguslah dia sudah tidak ke
Baca selengkapnya
CHAPTER 69
"Nyonya, sudah sampai ...." Raihan tersadar dari lamungannya begitu mendengar suara supir. Ia langsung melemparkan pandangannya ke jendela, ternyata ia susah berada di depan restoran mewah. Ia lalu mengambil tas kecil dengan hiasan manik permata yang indah lalu segera membuka pintu mobil dan turun dari mobil. Semua orang terpana begitu memandang Raihan yang begitu cantik dan anggunnya masuk ke dalam gedung restoran. Ia pun acuh tak acuh dengan pandangan pria-pria yang terpesona pada dirinya, melenggang begitu anggun tanpa menoleh. "Aku sudah ada janji dengan Pak Nicolas Kuiper," ucap Raihan pada seorang resepsionis wanita. "Sebentar, saya cek dulu." Resepsionis itu pun membuka mengecek di monitor. "Baik, Nyonya. Pak Nicalas sedang menunggu anda di ruang VIP, sebentar saya panggilkan pelayan untuk mengantar anda ke sana." Resepsionis itu pun menelepon seseorang dan tidak lama kemudian seorang pria menghampiri Raihan. "Mari, saya antar, Nyonya!" kata pria itu. Raihan mengangguk se
Baca selengkapnya
CHAPTER 70
"Ngg ... Nico ... Ahh!" desah Raihan saat lidah Nico menyapu milik Raihan yang mulai basah. Tangan wanita itu mencengkran bantal, sesekali ia menengok untuk memandang suaminya yang tengah menyantap nikmat miliknya. "Ahh! Nic ..." desahnya saat Nico mengisap miliknya, seakan menyesap nektar madu di sana. Kini tangan Nico tak tinggal diam, ia memasukkan jari tengah dan manisnya ke dalam rongga nikmat itu. "Nico! Ngg ... ahh ... sshhh ...." Raihan mulai meracau saat gerakan kedua jari semakin cepat, belum lagi permainan lidah dan isapannya di bawah sana. "Nico ... aku ... aku tidak ta ... ahh!" Akhirnya Raihan mengalami klimaksnya, tubuhnya mengejang dan napasnya terdengar memburu. Nico tersenyum puas saat menyaksikan istrinya mengalami orgasme. Ia lalu memeluk tubuh Raihan dan mengajaknya berciuman. "Bisakah kau memegangnya?" bisik Nico penuh gairah. Raihan lalu memegang milik Nico dan memerasnya dengan lembut. "Ah ... nikmat sekali," desah Nico. Ia lalu mengajak Raihan berciuma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status