All Chapters of Destroy Her Pride: Chapter 31 - Chapter 40
45 Chapters
Bab 30
Piazza Novona, Italia Alun-alun yang sangat besar dan indah berada di pusat kota Roma, Pada bagian sisi kanan dan kiri Piazza Navona terdapat deretan gedung-gedung megah khas arsitektur Eropa. Restoran-restoran pun banyak tersedia di sepanjang jalan Piazza Novona. "Perry lihatlah, sore hari ini begitu indah saat kita berada di Italia," ucap Sam tersenyum disepanjang jalan memandang keindahan Roma. Perry hanya diam saja, Perry hanya berjalan namun dengan tatapan kosong. "Perry lihatlah itu, seniman itu, apakah kau ingin aku bernyanyi seperti dia?" Hibur Sam menunjuk lelaki bertopi hitam membawa sebuah violin dan bernyanyi. "Sam... Mengapa kau lakukan ini?" Tanya Perry tetapi tak menatap wajah Sam. "Apa yang kau tanyakan Perry? Bahkan aku melakukan ini semua untukmu," ucap Sam dengan ekspresi binggung. "Kemari duduklah," perintah Sam menari
Read more
Bab 31
2 tahun kemudian...... Los Angeles Sam menepati janjinya, ia sama sekali tak menganggu kehidupan Perry, hari demi hari berlalu, tak terasa waktu itu berjalan dua tahun. Kini Perry bekerja sebagai pelayan di sebuah toko roti di dekat rumahnya. "Aku ingin menambah satu kue sosis itu," ucap seorang pembeli di cafe. "Baiklah, apa ada tambahan lagi?" Tanya Perry sembari mengambil satu kue sosis. "Anda bisa langsung membayar di kasir," ucap Perry tersenyum dan membawa kue sosis ke arah kasir. "Perry, tutup toko nya, jam sudah malam," ucap salah satu seorang pria tak lain adalah pemilik toko. "Baik tuan," Ucap Perry dan memutar tulisan Open menjadi Close di arah pintu kaca. Perry mengambil sapu dan membersihkan lantai toko kue, ia juga mengepel beberapa bercak minuman di lantai. "Mar
Read more
Bab 32
"Charles, apakah kau tetap mengejar Perry, meskipun saat ini kau sedang bersamaku?" Tanya Zoey mendekatkan bibirnya di bibir Charles."Aku akan tetap mengejar nya, tetapi bukan untuk memiliki Perry, melainkan meminta permohonan maaf," balas Charles dan mencium bibir Zoey.Beberapa bulan kemudian...."Apaaa? Ayah mengidap penyakit kanker?" Ucap Perry dari telepon."Benar Perry, ibu tak percaya ini, kau harus pulang, sekarang ibu di rumah sakit," Ucap Tiffany dari telepon."Baik ibu," balas Perry.Perry segera berpamitan izin kepada atasannya, Perry tak menyangka bahwa Eza ayahnya memiliki penyakit yang serius seperti ini.Perry berjalan cepat menuju rumah sakit, disana sudah ada Tiffany yang menunggu dan bersedih."Ibu, bagaimana kondisi ayah?" Tanya Perry."Ayah mu mengidap penyakit kanker Perry," Ucap Tiffany menangis."Lalu apa yang harus kita lakukan ibu," tanya Perry."Ayah mu harus melakukan kemoterapi
Read more
Bab 33
"Kau benar-benar wanita licik Kyle, kembalikan semua uangku," Bantah Gilson di sebuah bar menemui Kyle yang sedang meminum bersama temannya. "Tidak ada, aku tidak punya uang saat ini, pergilah! Aku akan kembalikan jika sudah punya uang," balas Kyle dengan santai dan tetap menikmati waktu bersama temannya. "Aku sudah memberimu waktu yang lama Kyle, kau wanita murahan, kembalikan uangku," Ucap Gilson mencekik Kyle. "Kau gila, kurang ajar, tolong... Tolong.," Teriak Kyle. Gilson terus mencekik leher Kyle, membuat minuman yang di pegang Kyle jatuh pecah ke bawah lantai, sontak membuat semua orang menatap perlakuan Gilson. "Tolong," teriak Kyle memukul pergelangan tangan Gilson. Datanglah seorang pria berbadan kekar, memakai pakaian hitam, ia adalah seorang penjaga bar disana, dengan enteng nya pria tersebut memukul wajah Gilson dan menyeret nya keluar, pria itu m
Read more
Bab 34
Perry hanya menjawab iyah dan iyah, hanya kata itu yang mampu menenangkan hati Tiffany. Perry mengambil jaketnya dan segera menuju Hotel The Ritz Carlton. **** "Turun disini saja tuan," ucap Perry pada sopir taksi. "Baik nona," balas sopir taksi. "Ambil saja kembaliannya," ucap Perry memberi beberapa lembar uang dan pergi. THE RITZ CARLTON Perry melihat megahnya bangunan The Ritz Carlton, namun tak ada yang istimewa, ia hadir untuk menjual dirinya sendiri, bukan untuk menghadiri acara pernikahan. Sebelum Perry berada di lantai 43 dan di kamar nomor 9, Perry menuju toilet wanita dan bercermin disana, ia melepas jaket dan merapikan rambut. "Baiklah, ini adalah keputusan mu Perry, kau tidak bisa mundur sekarang," ucap Perry meyakinkan diri. Perry berjalan menuju lift disana, saat
Read more
Bab 35
"jadi kau adalah teman Perry?" Ucap Tiffany di ruang tamu bersama dengan Sam dan Perry. "Ya benar ibu, aku mengenal Perry saat dia berada di Canada bersama Kyle," tutur Sam sambil meminum teh hijau buatan Tiffany. "Perry kau harus berterima kasih padanya, dia sangat baik membantu biaya pengobatan ayahmu," ucap Tiffany dan melirik Perry yang berada di sebelah. "Ah.. iyah ibu, tentu," balas Perry melirik wajah Sam yang terlalu pede. "Ibu, aku akan membawa Perry ke Canada, dia akan aman bersamaku, kita sudah lama kenal kan Perry," ucap Sam merangkul pundak Perry terlihat akrab di depan Tiffany. "Sial, pembohong," batin Perry geli. Tiffany tertawa, "untuk hal itu, tanya saja pada Perry, ibu tidak ingin mengikuti campuri," balas Tiffany. "Ya ibu, aku akan ke Canada ikut bersama Sam untuk beberapa saat ini," balas Perry, tentu saja, Perry sudah
Read more
Bab 36
Malam ini Sam mengajak Perry berjalan-jalan menuju pusat kota Toronto dengan menggunakan motor ducati berwana hitam miliknya. "Kau tahu Perry, aku sengaja memakai motor agar kau memelukku, tapi rupanya kau tak melakukan itu," ucap Sam sedikit tidak terdengar karena Sam memakai helm. "Haaaaa?? Apaaa?? Aku tidak mendengarnya Sam," balas Perry sedikit teriak. Blurb... Sam menaikkan kecepatan Motornya membuat Perry harus memeluk Sam dari belakang karena tubuh Perry yang hampir tersentak ke depan. "Saammmm," panggil Perry dan melingkarkan pergelangan tangannya di pinggang Sam. Kini Sam dan Perry sudah sampai di tempat yang ia tuju, Sam berjalan kaki bersama Perry, sangat ramai, kota toronto di malam hari ini begitu banyak orang berlalu lalang. "Kau ingin pancake? Katakan, Lihatlah, di sepanjang jalan banyak menu makanan kesukaan mu Perry,"
Read more
Bab 37
"Apaaa Sam? Perry mengalami kebutaan?" Suara Charles membalas telepon Sam, saat Charles hendak meminum jus jeruk di dapur. "Charles kumohon bantulah aku, aku ingin kau menemukan siapa orang yang sudah mencelakai Perry," ucap Sam dari telepon. "Secepatnya Sam, aku akan membawa orang itu tepat di hadapan mu," ucap Charles dan Sam mematikan telponnya. "KYLEEEEEE, kau berulah lagi dan lagi," Ucap Charles mengepalkan tangannya. "Charles ada apa kau berteriak seperti ini?" Tanya Zoey mendekati Charles di dapur. "Kyle, temanmu itu benar-benar tak punya hati, ia mencelakai Perry dan membuat Perry mengalami kebutaan," ucap Charles penuh emosi. "Charles, kau yakin jika Kyle melakukan itu?" Tanya Zoey ragu. "Siapa lagi Zoey? Kyle rela melakukan apapun demi kebahagiaan nya, dia benar-benar wanita licik, wanita ular," ucap Charles meminum jus jeruk da
Read more
Bab 38
"Lupakan ini Charles, aku pantas mendapatkan ini, aku akan segera ke Grey Hospital, aku akan menemui Perry dan menjelaskan semua ini," ucap Kyle mengangguk pelan. "Kau harus menemui Perry dan Sam, aku akan menuju kediaman Gilson, aku akan memberi pelajaran untuknya," ucap Charles memegang kedua pundak Kyle. "Baiklah Charles, kau harus berhati-hati, Gilson bukanlah pria sembarangan," nasehat Kyle. "Aku akan berhati-hati Kyle, tenang saja," ucap Charles dan pergi meninggalkan Kyle. "Perry, maafkan aku..." Ucap Kyle dan bergegas menuju Grey Hospital. _________*********__________ Kyle berjalan secepat mungkin saat ia sampai di Grey Hospital. Kyle segera bertanya pada resepsionis dan bertanya tentang dimana ruangan Perry. Dengan cepat Kyle segera menuju ruangan yang sudah di jelaskan oleh sang resepsionis, hati Kyle hancur, sakit... Dimana sem
Read more
Bab 39
"bereskan mayat Charles dengan baik, kau harus memberikannya pada Zoey, biar Zoey memakamkan mayat Charles dengan baik," ucap Gilson di depan Brian, Brian adalah anak buah Gilson. "Baik tuan," jawab Brian pergi dan membawa jasad Charles yang sudah ia masukan dalam plastik mayat. "Gilson!!! Apa yang terjadi?" Ucap seorang wanita yang baru saja sampai di depan pintu. Dia adalah Luna, Luna adalah wanita yang dekat dengan Gilson selama beberapa bulan ini, Luna adalah mantan seorang pelacur. Tentu Gilson mendekati Luna hanya untuk memuaskan hasrat Sex nya, sedangkan Luna hanya ingin mengambil uang Gilson. "Kekasihku," ucap Gilson langsung mencium bibir Luna. "Gilson aku mempunyai kabar baik," ucap Luna langsung duduk di sofa. "Oh ya? Katakan! Apa itu?" Balas Gilson. "Aku hamil," ucap Luna tertawa menunjuk sebuah tespek yan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status