Semua Bab Gadis Manis Simpanan Ceo: Bab 11 - Bab 20
22 Bab
11. Kesempatan Besar
  11. Kesempatan Besar Untukku  Dengan sedikit rasa penasaran, aku menaiki tangga demi tangga menuju ruangan Bu Maya. Sebenarnya pekerjaan apa yang bakal diberikan Bu Maya padaku, memikirkan semua itu membuat pikiranku berkelana kemana-mana. Begitu sampai didepan ruangan Bu Maya, aku terdiam cukup lama. Kuatur nafas ini setenang mungkin, bagaimana pun juga aku tak akan mengecewakan kebaikan Bu Maya selama ini. Tok.  . Tokkk  "Masuk aja Sandra!," pinta Bu Maya dari dalam. "Siang Bu, apa benar Ibu tadi memanggilku?," tanyaku hati-hati. "Iya benar sayang, duduk disini sebentar ya!. Ibu mau nyelesain pembukuan ini dulu," pintanya padaku, matanya masih saja fokus pada laptop yang berada didepannya. Sembari menunggu Bu Maya selesai dengan pekerjaannya. Mata ini terus saja mengagumi ruangan kerja Bu Maya yang sanga
Baca selengkapnya
12. Keluarga super Baik
  12. Keluarga Super Baik  "Biar enggak penasaran, kamu buka aja!," pinta Meisya padaku. "Wawww," mata ini langsung membelalak seketika. Berkali-kali aku mencubit lembut pipi ini, aku seolah tak percaya dengan apa yang aku lihat. Membanyangakannya saja aku belum berani, memgingat harganya yang pasti cukup mahal buatku. "Mei,, ini beneran buatku?, ini kan mahal banget," ucapku seolah tak percaya. "Iya, Sandra. Ini buatmu hadiah dari keluragaku. Semoga bisa membantu pekerjaanmu juga dan lebih-lebih bisa kamu gunakan buat kuliahmu nanti," tutur Meisya menyakinkanku. "Wah, aku masih sedikit tak percaya Mei, tapi maksih banyak ya keluargamu memang super baik sekali. Padahal tak ada ikatan apapun denganku," ucapku haru. "Udah deh Sand, sekarang kamu coba ya. Semoga suka, sekalian aku mau pamit dulu ya." Pungkasnya padaku.
Baca selengkapnya
13. Liburan Tiba
  13. Liburan Pertama Kali  Hari ini aku sangat senang sekali, pagi hari aku bangun lantas bersiap untuk berangkat ketoko. Kebetulan tak ada jadwal ngampus, jadi aku bisa fokus dalam bekerja. Seperti biasa aku turut serta membantu menyelesaikan pekerjaan dapur, tak lupa juga menata sarapan menjadi bagianku. Menu nasi goreng seafood menjadi pilihan pagi ini, semoga saja semua anggota keluarga Pak Bayu menyukainya. "Selamat pagi Pak, Bu. Sarapan sudah siap," sapaku pada pemilik rumah ini. "Pagi juga Sandra. Wah, ada nasi goreng kesukaanku banget ini. Meisya mana Sand?," tanya Bu Maya padaku. "Masih tidur Bu, semalam sudah berpesan hari ini dia enggak ada kelas. Jadi dia ingin bebas dari bangun pagi," jawabku santai. "Kok gitu sih, Sand coba kamu kasih tau Meisya biar bisa belajar bangun pagi. Syukur-syukur mau membantu perkerjaan rumah," ucap P
Baca selengkapnya
14. Isi Hati Pak Bayu
  14. Isi Hati Pak Bayu 🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒 Ucapan pak Bayu membuat aku terus berfikir dan hati ini diliputi dengan kebimbangan. Bimbang antara perasaanku sendiri dan rasa sungkanku pada kelurga pak Bayu yang sudah banyak membantuku. Aku tak mengira jika pada akhirnya atasanku itu memiliki perasaan yang lebih padaku. Jujur dalam hatiku, aku juga memiliki perasaan yang sama, tapi hati nurani ini masih ada rasa sedikit sungkan dengan Bu Maya. Tok. .  Tokk. . . "Sandra, kamu lagi apa ini?," sapa Bu Maya, ia tiba-tiba saja masuk kedalam kamar Meisya yang sekaligus juga jadi kamarku. "Eh. .  Bu Maya, enggak Bu. Ini saya cuma mainin ponsel aja kok. Ada apa ya Bu?," tanyaku. Aku yang sedari tadi asik berbaring manja diatas ranjang, bergegas duduk. Tentu saja aku harus tetap menghormati Bu Maya sebagai atasanku. Wanita can
Baca selengkapnya
15. Bermandikan Kemewahan
  15. Dimandikan Kemewahan  Aku hanya bisa mengiyakan dan mengikuti ajakan Mas Bayu untuk melihat seperti apa apartement yang beliau maksud. Beliau juga begitu antusias saat menujukkan hadiah itu padaku. Didepan ruang resepsionis Mas Bayu tak lupa berpesan pada bawahannya untuk tidak menggangunya, sebab ia sedang ada acara penting katanya. Benar-benar buaya ternyata pria beristri ini. "Silahkan masuk sayangku," ucap Mas Bayu, ia membukakan pintu mobil untukku. "Mas, jangan berlebih. Ntar karyawanmu pada curiga," protesku padanya, aku bergegas masuk kedalam mobil. "Sudahlah, mereka juga tak akan bisa berbuat apa-apa kok." Balas Mas Bayu santai. Mas Bayu mulai melajukan mobil, yah meski sedikit berdebar tapi aku tak sabar melihat seperti apa apartement itu. Mobil ini terus melaju hingga tak lama berselang berbelok disebuah ba
Baca selengkapnya
16. Wanita Kedua
  16. Wanita Kedua tetap Bahagia Mobil mewah yang dikemudikan oleh Mas Bayu, akhirnya kembali membawaku kegedung megah milik Bayu Kusuma Wijaya.   Didepan gedung kami berdua sudah disambut hangat oleh para karyawan. Mereka seakan ikut segan padaku, mungkin semua itu juga pengaruh Mas Bayu yang berjalan tepat disampingku. "Mas,, begini ya rasanya jadi Ceo. Begitu disegani banyak orang," bisikku tepat ditelinga Mas Bayu. "Iya donk sayang,,, nikmati saja peranmu ini dengan sebaik-baiknya," balas Mas Bayu. Ia mengandengku begitu pintu lift terbuka lebar. Hanya beberapa langkah saja kami sudah sampai diruangan Ceo muda itu. Kriettt. . . "Welcome honney," ucap Mas Bayu. "Makasih sayang,, kamu ini ternyata sweet banget ya. Aku kira awal pertama ketemu dulu kamu ini kaku, tegas tapi berwibawa," ledekku padanya.
Baca selengkapnya
17. Kegundahan Istri Kekasihku
   17. Gundahnya Istri kekasihku  🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒 Kutulis pesan singkat pada Mas Bayu sebelum bersiap untuk menuju kafe Unknow. Tentu saja, kekasihku itu mengijinkan aku untuk bertemu dengan istrinya.  Sembari menuju keluar, kupesan ojek online untuk mengantarku ketempat tujuan. Antara penasaran dan sedikit rasa takut menyatu dan mengantarkanku menuju cafe.  Sesampainya dilokasi ternyata Bu Maya belum kelihatan juga. Sengaja kupilih duduk disudut ruangan, agar terasa lebih santai dan bisa melihat pemandangan seisi cafe.  "Sandra," teriak Bu Maya, ia berjalan menuju kearahku.  "Eh Bu,,, baru sampai ya. Mau pesan apa, biar aku yang tlaktir deh sesekali" ucapku basa-basi.  "Iya nih,,, tapi enggak usah deh Sand. Masa iya aku minta traktir sama kamu, enggak kebalik tuh," candanya padaku.  Kami berdua memilih menu makanan dan minuman yang sama.
Baca selengkapnya
18. Isi Hati Anak tiri
  18. Isi Hati Anak Tiri  Pertengkaran antara Mas Bayu dengan istrinya tentu saja menjadi berita bagus untukku. Dengan ini kesempatanku untuk menjadi wanita satu-satunya Mas bayu semakin terbuka lebar. Soal Meisya, aku tak mau ambil pusing. Meisya juga bukan anak kandung Mas Bayu, tentu saja bukan menjadi masalah denganya. Mamanya sendiri juga yang memilih pisah dengan kekasihku. "Aduhh,, Mas Bayu. Kamu memang dambaanku banget. Dan sebentar lagi aku bakal jadi permaisuri dihidupmu," ucapku pada diri sendiri. Dari pada aku disini kesepian lebih baik aku jalan ke Mall deket sini, lumayan juga bisa sekalian cuci mata. Selain tampan kamu memang lelaki yang royal Mas Bayu. Drett. . .Drettt. . . Drettttttt Ponselku terus bergetar saat ada panggilan masuk disana. Nama Meisya kembali mengangguku, mau apa lagi anak haram itu. Anak yang lahir tanpa diharapkan.
Baca selengkapnya
19. Meleleh Dibuatnya
  19. Meleleh Dibuatnya  Riasan natural dan sedikit polesan lipstik bernuansa nude kupilih untuk menghiasi paras manisku. Penuh tanya dalam kepala ini dengan maksud Mas Bayu menyuruh orang kepercayaannya untuk menjemputku.  "Mas,, kita bakal kemana?," tanyaku pada orang suruhan Mas Bayu.  "Nona nanti juga bakalan tau kok,, ini perintah dari Tuan Bayu," jawabnya dengan senyum mengembang.  Mobil sport keluaran terbaru itu terus melaju, hingga pada akhirnya berbelok kearah Salon ternama dikota ini. Hati ini diliputi tanda tanya besar saat pria itu mengajakku turun dan masuk kedalam salon.  "Selamat datang disalon kami, selamat menikmati perawatan," sapa terapis salon tepat saat kami sampai didepan pintu. "Dengan senang hati Mbak, tolong mix and mach nona ini secantik mungkin, dan pakekan gaun putih termahal yang
Baca selengkapnya
20. Tak Selamanya Mulus
  20. Tak Selamanya Berjalan Mulus Saat ponsel kuhidupkan, banyak sekali notif masuk dari Bu Maya dan juga Meisya, Ada apa lagi mereka menghubungiku?.   Kubuka satu persatu pesan beruntun dari Ibu dan anak itu. Selain pesan singkat, ada juga beberapa panggilan tak terjawab dari keduanya.  Ting. [Sandra,, tolong aku Sand. Aku enggak tau bakal tinggal dimana lagi. Rumah mewah ini harus segera kami tinggalkan]. Pesan dari Meisya membuatku begitu terkejut. Ting [Sand,, tolongin Ibu Sand. Ibu dan Bapak memilik untuk berpisah, dan rumah ini bakal jadi bagian Pak Bayu]. Pesan dari Bu Maya.  [Sandra, angkat telfon dariku]. Pesannya lagi.  [Sandra,, kenapa telfonmu enggak aktif sih?]. Satu lagi pesan kubaca dari Bu Maya.  Dan masih banyak pesan masuk lagi dari keduanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status