Semua Bab Pendekar Pedang Api: Bab 111 - Bab 120
167 Bab
Ch. 111 - Teman Lama
Pada dasarnya laki-laki ditakdirkan untuk menafkahi. Untuk mencari makan pada anak istri. Karena hal itu ayah Xue Zhan berpikir bahwa Huang Ji harus mandiri mencari uang sendiri.Pengelana itu berhenti meminta pada keluarga Xue setelah dua bulan. Dia tak menampakkan diri lagi semenjak hari itu. Xue Zhan tak menyangka dia akan kembali menjadi serigala pendendam. Keluarganya hancur. Ayah ibunya dibunuh. Paman dan saudaranya meninggal demi melindungi Xue Zhan seorang.Takut dan benci menguasai hati Xue Zhan. Dia tak berkutik, akan tetapi kemarahan masih setia menguasai pikirannya. Xue Zhan ingin membunuh orang itu saat ini juga. Dia mengutuk kakinya yang sama sekali tidak bisa digerakkan. Padahal musuhnya sudah ada di depan mata."Kau benci padaku?""Sangat ..." Geraman Xue Zhan tenggelam, matanya masih terus mengalirkan air mata. "Kenapa kau melakukan ini pada orang yang telah membantumu?""Membantu, apa katamu?""Ayahku perna
Baca selengkapnya
Ch. 112 - Untuk Ayahku
"Siapa kau ini?"Huang Ji tak bisa mengenali siapa lawannya ini, dari wajah atau pun ciri-cirinya. "Apakah saat kau mengambil nyawa mereka kau selalu menanyakan namanya?"Decihan kasar keluar dari mulut Huang Ji, dia kembali menatap Xiao Long. "Sepertinya kau cukup sombong juga hanya karena bisa menangkis seranganku.""Tuan Muda, mundur. Aku akan menghentikannya untukmu."Xue Zhan masih menunduk, pedang di tangannya diangkat gemetar. "Pakai pedang ini ..." Dia menyodorkan pada Xiao Long, pedang ayahnya yang selalu diasahnya setiap malam. "Bunuh dia dengan pedang ini. Dengan begitu, Ayahku akan tenang di alam sana."Huang Ji tertawa terbahak-bahak, menertawai ketidakberdayaan Xue Zhan saat ini. Jarang-jarang dia melihat Klan Xue meminta pertolongan dari orang lain. Hal itu semua dikarenakan Xue Zhan yang tidak pernah becus menggunakan pedang. Sebagai putra satu-satunya, Xue Zhan terlalu dimanja. Tangannya tak pernah tergores lu
Baca selengkapnya
Ch. 113 - Penghakiman Menunggu
Huang Ji tak percaya. Seharusnya saat ini Xiao Long lemah karena dia sengaja menguras tenaga Xiao Long untuk menyembuhkan lukanya. Dia sendiri telah kehabisan kekuatan untuk melakukan serangan gencar-gencaran. Tak ingin mati konyol, Huang Ji berniat mundur. Dia masih bisa membunuh Xue Zhan kapan saja. Tapi saat ini nyawanya tak bisa diselamatkan jika terus berhadapan dengan Xiao Long.Sebuah pedang hitam muncul. Xiao Long merasakan kekuatannya kembali seperti semula. Selama menggunakan pednag jtu Xiao Long merasa senjata tersebut mengambil seluruh kekuatan dari musuh yang telah tewas dan menyalurkannya pada tubuhnya saat kehabisan kekuatan. Dan kali ini Huang Ji terpukul mundur sebab Xiao Long yang sekarang tak akan mungkin dihadapinya lagi. Kekuatan besar yang misterius, keluar dari tubuh Xiao Long bersama dengan aura hitam pembunuh. Huang Ji tak sebodoh itu menyia-nyiakan nyawanya. Dia meloncat dari jendela. Berpikir nyawanya selamat hari itu, tapi tubuhn
Baca selengkapnya
Ch. 114 - Manusia Aneh
"Nah, bagaimana kau bisa selamat?" "Kau pikir kau saja yang punya jurus?"Han membuang pandangannya pada Xue Zhan, wajah pemuda itu pucat pasi. Namun dia menyimpan semua beban berat di pundaknya dengan selalu tersenyum. Senyuman Xue Zhan makin membuat Han kesal.Xiao Long mengerutkan dahinya, "Aku tidak pernah melihatmu berlatih sungguhan. Memangnya jurus apa yang kau pakai sampai bisa menghadapi semua bandit sendirian?"Han melongok pergi. "Jurus Melarikan Diri."Sayangnya perasaan Han sedang buruk untuk menertawai Xiao Long. Keadaan di kediaman ini benar-benar sedang kacau. Lagi dan lagi Han merasa mereka terlibat urusan orang yang sangat merepotkan. Tak lebih dari lima belas anggota klan Xue tertinggal dan hanya dipimpin oleh Tuan Muda berusia 16 tahun. Semua orang-orang penting sudah disingkirkan. Dan sekarang, Xue Zhan harus berdiri sendirian untuk melindungi keluarganya dari kelompok pembunuh.Xiao Long berujar sebelum perg
Baca selengkapnya
Ch. 115 - Lima Pendekar Pedang
Dua hari belakangan, Xue Zhan mengirimkan beberapa surat pada orang-orang yang dipercaya untuk membantu keluarga Xue. Termasuk membawa para pendekar ternama yang dikatakan memiliki kemampuan hebat. Klan Xue memiliki cukup banyak uang untuk menyewa mereka. Karena bagi Xue Zhan, masalah ini bukan lagi tentang pembalasan dendam melainkan tentang harga diri klan mereka."Jadi, hari ini mereka akan datang?" Xue Zhan masih terus memperhatikan langit sore di mana matahari bersinar redup, awan-awan mendung menutupi sinarnya yang hangat. Sebentar lagi badai akan datang. Masih Dengan pandangan terpaku ke atas Xue Zhan berucap."Benar."Salah seorang pelayan datang memberitahu bahwa aula pertemuan sudah disiapkan. Menurut perhitungannya, orang-orang itu akaan datang tak lama lagi. Xue Zhan sedikit gugup sebab yang dihadapinya adalah lima pendekar pedang yang memiliki nama di pertempuran. "Aku tidak tahu apakah aku bisa menghadapi mereka atau tidak."
Baca selengkapnya
Ch. 116 - Informasi Musuh
Berbeda dengan lainnya yang pesimis, Chong Su mengatakan bahwa mereka masih memiliki kesempatan menang. Semua itu tergantung bagaimana taktik dan rencana. Ada beberapa hal yang pada akhirnya membuat Qiu Ying berpikir bahwa perkataan laki-laki itu ada benarnya."Apa yang kau katakan benar sekali, Saudara Chong. Aku pernah bertarung melawan dua belas orang bandit. Dan kemenangan itu adalah berkat rencana hebat dari salah seorang rekanku."Chong Su tertarik mendengarnya. "Benarkah? Orang itu pasti sangat pintar. Tapi ada beberapa orang yang hanya pintar dalam strategi, tapi lemah dalam pertarungan. Aku sering melihatnya," ujar Chong Su. Qiu Ying menyela."Aku katakan padamu, orang itu membunuh hampir setengah dari musuh kami."Xi Wang menopang telapak tangannya pada paha dengan wajah dimajukan. "Lain kali kenalkan aku padanya, aku benar-benar ingin bertarung dengannya."Pembicaraan keduanya jelas menarik perhatian Xue Zhan. "Apakah Tuan bis
Baca selengkapnya
Ch. 117 - Strategi Xiao Long
Xue Zhan tak menaruh curiga pada Luo Lu karena sebelumnya ayahnya telah mengenal laki-laki itu. Luo Lu pergi menaiki kuda yang ditawarkan salah satu laki-laki dari klan Xue. Sekarang hanya tersisa mereka. Xiao Long tak mengeluarkan suara sedari tadi, Han tidak heran lagi dengan sikapnya itu. Yang jelas, Xiao Long pasti sedang memikirkan cara untuk memenangkan pertarungan ini. "Apa kau membutuhkan sesuatu?" Xue Zhan bertanya pada Xiao Long kebingungan. Baru kali ini, Xue Zhan diacuhkan. Dia melihat Han yang berdiri di ujung pintu seperti sedang menertawakannya. Piao, Qiu Ying dan juga Chong Su sibuk bercengkrama selayaknya orang tua yang telah dipisahkan puluhan tahun. Sehingga kini hanya Xue Zhan dan Xiao Long yang diam. Xiao Long tiba-tiba saja berdiri dan pergi dari sana.Tiga hari setelahnya berlalu sangat cepat, Luo Lu kembali dengan dua orang. Sekembalinya dari sana, Xue Zhan langsung membawanya masuk. Beberapa yang lain sedang sibuk dengan urusan
Baca selengkapnya
Ch. 118 - Menyusupi Markas Musuh
"Tuan, sudah aku katakan aku tak bisa!""Kami akan membayar mahal untukmu." Rayuan Xiao Long sama sekali tidak mempengaruhi Tong Fu, gelagat cemas terlihat di wajah laki-laki itu, jelas dia tak berani berkhianat pada orang-orang di Iblis Menara."Aku sudah bekerja bertahun-tahun dengan mereka. Mereka tahu siapa aku, bahkan seluk beluk keluargaku. Jika mereka tahu akan hal ini, dua putriku yang akan menanggung akibatnya," gumam Tong Fu kembali dengan pekerjaannya. Dia membereskan beberapa barang. Lalu memberikan peringatan terakhir pada Xiao Long dan juga Han."Mohon pergi dari rumahku sebelum mereka menemukan kalian. Ini semua bukan hanya tentang misimu tapi juga demi keselamatan keluargaku."Xiao Long dan Han terpaksa keluar dari sana, dengan muka tanpa harapan. Sudah berapa kali mereka mengunjungi rumah Tong Fu dan selalu mendapatkan jawaban sama; tidak. Lelah dengan upaya yang sia-sia ini, Han bergumam kesal."Apa tidak ada cara lai
Baca selengkapnya
Ch. 119 - Terkepung di Segala Sisi
Han menempelkan badannya di dinding saat melihat segerombolan orang lewat, cahaya obor mereka menyorot keduanya. Beruntung tak satupun dari mereka menyadari. Xiao Long menunjuk satu tempat, "Di samping rumah itu. Kau tunggu aba-aba dariku sebelum membidik. Pastikan kau mengenai ranjau tepat waktu.""Tidak perlu memerintahku," kata Han jengkel. Keduanya berpisah, masuk ke dalam rumah yang saling bersebelahan. Xiao Long meletakkan lima benda itu di depan halaman rumah. Lalu dia masuk ke dalam rumah dan membakar tumpukan jerami hingga mengeluarkan asap tebal.Pertanda dari asap di rumah itu menjadi sinyal bahwa Xiao Long berhasil membakarnya. Piao, Xi Wang, Chong Su, Luo Lu dan juga Xue Zhan mulai bersiap-siap. Mereka mendengarkan sebuah ledakan kecil di dekat pintu gerbang dibarengi teriakan serta bau amis darah. Pintu gerbang terbuka. Xiao Long terlihat di sana, wajahnya terciprat oleh darah. Dan kini dia telah membawa busur dan anak panah. 
Baca selengkapnya
Ch. 120 - Trik Kotor dan Jatuhnya Chong Su
Saat berhasil bangkit, Xiao Long berduel langsung dengan yang paling lincah di antara mereka bertiga. Baru kali ini, Xiao Long merasakan pertarungan antara hidup dan mati, di mana nyawanya benar-benar berada di ujung pedang. Setiap gerakan cepat lawannya sangat sulit ditebak, orang itu sangatlah liar. Dibandingkan berlatih dasar-dasar pedang, tampaknya dia lebih sering bertarung langsung dengan musuhnya."Utusan dari mana kau? Sayang sekali kau mengantarkan nyawamu kemari, sudah begitu banyak orang datang ke tempat ini dan berakhir terbunuh. Tidak akan ada yang mau memakamkan mayatmu, hahaha. Oh, pastikan juga kau membawa barang berharga yang bisa kami jual selepas kematianmu nanti."Xiao Long ingin mengakhiri duel itu dengan satu tarikan pedang melintang, pedangnya ditangkis. Dengan tangan terangkat, bagian perut Xiao Long terbuka membuka celah lebar. Begitu cepat terjadi, darah di perut Xiao Long mengucur deras. Dia memegangnya kesakitan, lalu jatuh telu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status