All Chapters of Bukan Jodoh Tapi Takdir: Chapter 31 - Chapter 40
84 Chapters
BAB 31
Akhirnya Faldy pun keluar dari rumah dan mencoba bertahan hidup dengan berbagai cara. Tidak lama setelah itu, Papinka kembali ke Jakarta. Ia menemui Faldy dan mengajaknya untuk tinggal di luar negeri. Seolah mereka sengaja, Ketty pun dilupakan. Tanpa mengajak atau sekedar menanyakan kabar sang anak, mereka pergi tanpa beban. Beberapa tahun kemudian, barulah terdengar oleh Weni kabar jika Faldy dan Papinka ternyata telah kembali hidup bersama. Weni seolah mendapat puluhan sayatan pada hatinya. Kekecewaan ini semakin besar dan berkembang biak. Bukan karena masih berharap dengan mantan suami, tetapi bagaimana bisa malah Weni yang harus repot mengurus anak dari selingkuhan mantan suaminya itu. Saat itu Ketty baru saja kelulusan SMA. Karena malu mendengar kenyataan jika orang tuanya telah bersama kembali dan melupakannya, Ketty pun memutuskan untuk pindah ke Tokyo. Selama ia bersekolah, Ketty sering berpacaran dengan pria yang cukup kaya. Ini menjadikan kesempatannya untu
Read more
BAB 32
“Temani papa makan malam ya, Lea?” pinta Ruben. Wailea tersenyum tanda setuju akan ajakkan ayah mertuanya itu. Keakraban mereka selayaknya ayah dan anak kandung. Mendengar suara sang ayah, Rezo pun berjalan keluar dari kamar dan menghampiri Ruben dan Wailea. Ruben baru tahu jika anaknya itu berada di rumah, karena yang Ruben tahu kalau Rezo sedang keluar kota menemui Weni sang ibu mertua. Mereka pun berangkat menuju restoran langganan dengan mengendarai mobil masing-masing. Wailea bersama Rezo dan Ruben mengendarai mobil seorang diri. Di sepanjang perjalanan, Rezo masih saja bungkam. Ia belum memberikan keputusan apakah dia bersedia memberikan kesempatan itu pada Wailea atau tidak. Kira-kira waktu menunjukkan pukul enam sore. Langit cerah mentari digantikan warna langit senja yang begitu cantik. Mereka pun tiba di restoran setelah melewati kemacetan yang cukup menyebalkan. Tanpa basa-basi, mereka langsung memesan makanan kesukaan masing-masing. Tidak terlupak
Read more
BAB 33
Helix menunjukkan rekaman ponselnya yang berisi semua ucapan Rezo tadi. Ini membuat Rezo semakin kebingungan, pikirannya mendadak buntu dan jadi salah tingkah. “Mau lo apa?” tanya Rezo panik. “Sebenarnya banyak yang pengen gua tanya sama lo. Tapi yang paling buat gua penasaran itu satu. Apa kurangnya Wailea, sampai lo tega buat pernikahan palsu seperti ini ?” “Dia tidak memiliki kekurangan, disini memang gua yang salah, harus melibatkan dia yang sama sekali tidak bersalah. Tapi gua tidak punya pilihan lain” kata Rezo membela diri. “Kalau gua jadi lo, banyak hal yang akan gua lakukan asalkan tidak menjadikan orang lain korban” tegas Helix.  “Gua lakukan semua ini demi kebahagiaan bokap” sambung Rezo. “Iya, kebahagiaan bokap dan kebahagiaan lo sendiri. Tanpa lo sadari, lo sudah meniadakan kebahagiaan orang lain” nada bicara Helix mulai meninggi. “Dari dulu sampai sekarang gua hanya cinta satu wanita, yaitu Ketty!” seru Rezo.
Read more
BAB 34
Saat itu, Helix merasa ada yang aneh dari hubungan Rezo dan Wailea. Seperti bukan layaknya suami istri yang saling mencintai dan penuh rasa kecemburuan. Dia berfikir jika memang ada pasangan yang saling percaya dan tidak cemburuan, tetapi ini sungguh berbeda. Bahkan disepanjang acara, tidak ada tindakan romantis yang dilakukan Rezo dan Wailea. Walaupun hanya sekedar mengusap rambut ataupun memberikan segelas minuman, tidak dari Wailea maupun Rezo. Mereka menikmati sepanjang acara dengan kesibukkan masing-masing. Bukan hanya itu saja, dengan sangat jelas di depan mata Rezo, Helix dan Wailea bergurau hingga tertawa terbahak-bahak dan saling menepuk pundak satu sama lain. Tetapi tak ada reaksi dari Rezo padahal dia terlihat sadar dan tidak dalam pengaruh alkohol. Tidak ada lirikan mata yang mengisyaratkan kekesalan ataupun perasaan cemburu. Seolah itu adalah hal yang biasa saja. Ini membuat Helix semakin yakin jika ada yang salah dalam hubungan mereka. Itu juga sebabnya
Read more
BAB 35
“Lalu mengapa kamu memakai masker?” tanya Ruben ingin tahu. Wailea hanya menatap Rezo tanpa kata. “Sepertinya aku kurang enak badan. Mungkin terlalu lelah” jawab Rezo sambil melirik Wailea. “Kita ke dokter ya, Zo?” ajak Wailea. “Tidak perlu khawatir, aku hanya perlu istirahat saja nanti sampai di rumah” jawab Rezo dengan tatapan yang masih terasa sinis pada Wailea. “Oke, sebelum kita pulang papa ada pertanyaan untuk kalian berdua. Kapan papa diberikan cucu?” tanya Ruben dengan wajah berharap. Wailea terpaku, Rezo hanya menghela nafas. Mereka tidak pernah terfikirkan jika Ruben akan menanyakan hal ini pada. Wailea lalu menjawab pertanyaan Ruben dengan tenang. Dia "Sabar ya, pa. Mungkin belum saatnya. Masih disuruh berduaan dulu saja dengan Rezo. kata Wailea sambil tersenyum berat. Respon yang diberikan Wailea berbanding terbalik dengan respon yang Rezo berikan. Rezo menyela pembicaraan Wailea. “Wailea tidak bisa hamil!” seru Rez
Read more
BAB 36
Rezo berjalan menuju ruang makan dengan langkah kaki yang terlihat berat. Ini adalah rutinitas paginya, bangun dan pergi ke ruang makan untuk sarapan. Namun pagi ini cukup berbeda, biasanya dia beranjak meninggalkan kamar menuju ruang makan dengan keadaan sudah rapi tetapi kali ini dia masih menggunakan baju tidur dan dengan wajah yang belum di bersihkan. Tidak seperti biasanya, jam setengah delapan dia sudah rapi dengan jas dan dasi. Wailea sedikit merasa aneh melihat Rezo bersikap seperti ini. Karena memang ini adalah pemandangan baru bagi Wailea dari beberapa bulan menjadi istri Rezo. Hatinya bertanya, sebenarnya dia kenapa? Kemarin wajahnya tiba-tiba memar lalu hari ini dia bangun kesiangan, entah itu disengaja atau tidak. Tetapi ekspresi wajahnya datar, seolah tidak ada masalah sama sekali dengan bangun siangnya. “Banyak sekali menu sarapan pagi ini, ada apa?” tanya Rezo dengan suara yang masih terdengar berat. Wailea yang masih terlihat sibuk membersihk
Read more
BAB 37
“Lenny, saya akan pulang dan tidak kembali ke kantor. Tolong semua diurus dan hubungi saya jika ada hal yang mendesak” kata Rezo pada sekretarisnya itu dan bergegas untuk pulang. “Baik pak” sahut Lenny dengan sigap. Rezo meninggalkan kantornya dan berjalan menuju tempat parkir mobil. Dia terlihat sangat terburu-buru. Perjalanan dari kantor ke rumah siang ini cukup bersahabat, tanpa macet tanpa drama. Rezo akhirnya sampai di rumah. Dia membuka pintu utama dan berjalan menuju kamar. Rezo membuka pintu dan tercengang saat melihat Wailea yang sedang berdiri dan bercermin. Gaun merah panjang dengan sepatu hak tinggi berwarna hitam, sangat elegan. Riasan wajahnya juga sangat menawan, cukup dan tak berlebihan. Rezo sempat terdiam sejenak memperhatikan wanita dihadapannya itu. Sedikit terlintas di benaknya jika dia mengakui kecantikan yang dimiliki oleh istri palsunya. “Zo, cepat sekali kamu sampai di rumah. Tidak macet ya?” tanya Wailea dengan senyuman kecil
Read more
BAB 38
“Kalau kamu tahu kisah hidupnya, kalimatmu itu pasti akan berubah” kata Helix lantas berlalu meninggalkan Putra. Terlihat wajah Putra seolah sedang memikirkan tentang ucapan Helix tersebut. Disisi lain, Rezo mulai bertanya-tanya pada Wailea mengapa acara belum juga dimulai. Wailea menjawab jika memang dia tidak tahu. Tidak lama setelah itu, MC mulai membuka acara. Mila memberikan kata sambutan dan juga membahas inti dari acara ini. Hingga pada point yang ditunggu-tunggu yaitu memperkenalkan Wailea sebagai general manager yang baru. Saat Wailea dipanggil dan diminta maju untuk memberikan sepatah dua patah kata, banyak pandangan sinis dari para karyawan yang semakin menjadi-jadi. Namun berbeda sekali dengan ekspresi yang diberikan para atasan, mereka terlihat sangat bahagia melihat Wailea yang bisa berada di posisinya sekarang. Dengan gugup dan sedikit gemetar, Wailea menghampiri Mila. Dia mengambil microphone dan mulai berbicara. Kalimat pertamanya yang Wailea lontark
Read more
BAB 39
Setelah melepaskan dua beban itu, Helix berbalik lalu berjalan hendak meninggalkan mereka. Lola sambil memijat tangannya yang sakit lalu berteriak cukup keras pada Helix. “Gua suka sama lo, Hel. Lo itu ganteng banget. Gua iri sama Wailea, dia bisa dekat sama lo padahal dia itu sudah punya suami. Sedangkan gua single, tapi untuk kenal sama lo saja susah” kata Lola mengeluh namun berusaha untuk jujur. Helix menghentikan langkah kakinya lalu berbalik kembali menghadap pada Lola dan Vins. Helix menatap Lola dengan tatapan yang dingin dan sinis. Hal ini membuat Vins yang takut kemudian bergeser dan berdiri di belakang Lola. “Gua tidak kenal lo itu siapa dan satu hal yang terpenting, gua benci perempuan model lo!” kata Helix dengan tegas. “Gua cantik kok, tidak ada kurangnya. Tapi kenapa lo tidak suka sama gua? Kalau lo memang tidak selingkuh sama Wailea dan lo tidak punya pacar, jangan-jangan lo homo ya?!” kata Lola kesal. “Ahhh, serius? Mauuuuuu”
Read more
BAB 40
Putra yang sedari tadi memperhatikan Wailea dan Rezo akhirnya menyadari jika ucapan Helix memang ada benarnya. Sikap Rezo kepada Wailea seolah tidak menunjukkan jika dia adalah suami yang mencintai istrinya. Bagaimana tidak, sepanjang Wailea berbicara di depan, Rezo sama sekali tidak memperhatikannya. Bahkan disepanjang acara, Rezo hanya sibuk dengan ponsel di tangannya. Yang paling mencolok mata Putra yaitu, tidak ada ucapan selamat dengan wajah berseri-seri saat Wailea mendapatkan bingkisan dari owner perusahaan. Seperti memang tidak terjadi apapun di depan matanya.Saat Wailea dan Rezo tidak terlihat lagi di dalam lokasi acara, Putra mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor Helix. Dia berjalan menuju rooftop untuk mengintai Wailea dan Rezo, dia sangat penasaran.“Sepertinya ucapan lo memang benar tentang Wailea” kata Putra saat telah terhubung dengan Helix.“Maksud lo?” tanya Helix kebingungan.Putra menjelaskan tentang apa ya
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status