All Chapters of Suamiku Menyesal Menceraikanku: Chapter 41 - Chapter 50
54 Chapters
Bab 41
"Mas, ini kenapa ya? Kok ada bendera kuning? Siapa yang meninggal?" Jantung Shela berdegub tak karuan. Begitupun dengan Tama.  "Iya, Shel. Banyak polisi juga. Ada apa ya?" balas Tama. "Ya udah, cepat yuk turun," ajak Tama. Keduanya pun turun dan mempercepat langkah masuk ke rumah.  Sampai di ruang tamu, dengkul Shela melemas ketika melihat tubuh terbujur kaku. Terlihat ada Aldo berdiri di samping jenazah itu sambil menangis. Segera Shela berlari menghampiri Kakak-nya. "Kak, siapa yang meninggal?" tanya Shela penuh ketakutan. Sebab saat dilihat sekitarnya, semua keluarga telah berkumpul. Terkecuali, Mamanya.  "Mama yang meninggalkan kita, Shel," jawab Aldo lirih. Shela berteriak histeris.  
Read more
Bab 42
 "Kok Lo di sini?" tanyanya. "Maaf, kamu siapa ya?" "Hany! Lo Hany 'kan? Lo ngapain di sini?" tanya Riska bingung. "Hany???" jawab gadis itu dengan raut wajah penuh kebingungan. "Hany siapa?" tanyanya dengan nada suara yang sedikit meninggi. "Salah orang kali, Mbak! Dia itu teman saya, namanya, Hana. Dan saya Septa," sambar perempuan yang tengah berbaring. "Sialan, Mirip banget. Masa iya kembaran, Hany?" batin Riska dalam hati."Oh, maaf aku salah orang. Kenalkan, namaku Riska. Aku cucu Si Mbah." Riska mengulurkan tangan pada perempuan itu, dan perempuan itu pun membalas uluran tangan Riska. Mbah yang melihat cucunya bisa bersikap ramah pada tamunya, tersenyum senang.  "Kita ngobrol-ngobrol di sana yuk," tunjuk Riska pada bangku yang tak jauh dari posisi Si Mbah dan Septa. Hana mengiyakan aj
Read more
Bab 43
Bruk! "Ih, Mas Tama! Kalau jalan pake mata kek! Lagi rapi amat, mau kemana?" tanya Yessi adik satu-satunya.  "Mau apel ya, Mas? Enak banget tiga kali!" celetuk Yessi. "Apaan si kamu, Dek! Mas mau ke rumah, Hany. Mau ketemu anak-anak." "Halah, modus! Bilang aja mau ketemu emaknya, anak-anak! Kaya nggak ada cewek lain aja sih! Masih aja ngejar-ngejar Hany! Jangan buat malu, Mas! Kamu itu ganteng masih bisa dapat perempuan yang lebih dari Hany. Yang kaya aja, Mas Tama masih bisa dapatin," crocos Yessi.  "Jangan sok tahu!"  "Bukan sok tahu! Jaman sekarang, punya tampang ganteng dan penampilan rapi bisa dapat perempuan kaya. Modusin aja, Mas ceweknya!"  
Read more
Bab 44
Sampai di kamar Hany, Juriah langsung memanggil Hany sambil mengetuk pintu."Mbak, ada tamu yang mencari, Mbak Hany!""Siapa, Mbak?" tanya Hany setelah membuka pintu kamarnya."Katanya orang tua, Mbak Hany. Ditunggu di ruang tamu, sama Bapak dan Ibu juga," ucap Juriah seraya berlalu. "Orang tua aku? Jelas-jelas orang tuaku sudah meninggal. Aneh," gerutunya sambil beranjak. Reyhan yang penasaran segera menyusul istrinya. "Mbak Jur, tunggu!" Juriah berhenti. "Memang beneran cari aku, Mbak?" tanyanya lagi. Reyhan juga ikut menunggu jawaban Juriah. "Tadi waktu
Read more
Bab 45
 Malam pukul 20.00 ketika semua orang tengah berkumpul, Riska dan kedua temannya telah sampai di depan rumah keluarga Utomo. Sebelumnya, mereka lebih dulu singgah di rumah keluarga Riska.  "Assalamualaikum," ucap Riska lantang. Mendengar suara Riska, Hany begitu murka dan langsung melirik suaminya. Reyhan yang merasa ada perubahan ekspresi di wajah istrinya, pura-pura tidak peka. Meski di dalam hatinya dia ingin tertawa dan menggoda Hany.  Rangga beranjak dan membuka pintu. "Waallaikumsalam," jawab Rangga. Bola matanya membulat sempurna seakan tak percaya. "Hany?" lirihnya. Dia tak bergeming dari tempatnya berdiri. "Ada apa, Ga?" tanya Aldo. Sama seperti Rangga, Aldo pun tidak dapat mengedipkan matanya. "Cantik banget," liri
Read more
Bab 46
Sebelumnya  Sejenak Hana pun terdiam ….   "Gimana ini? Tak mungkin aku menghancurkan, Adikku. Maafkan Kakak, Dek. Mungkin karena Kakak tertarik padanya, pemikat yang ada di diri Kakak mampu menarik perhatiannya. Tapi Kakak tidak akan merusak kebahagiaan kalian. Tidak akan," tegas Hana dalam hatinya.  ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ๐ŸŒฟ  Setelah mengetahui kalau Reyhan adalah suami Hany, Hana tak lagi mau menatap Reyhan dengan mata nakalnya. Dia lebih memilih untuk menghindar. Sebab, semakin Hana menatap mata Reyhan dan Reyhan balas menatapnya, maka Reyhan akan semakin terpengaruh oleh pesona wajah Hana yang terlihat cantik di matanya. Oleh sebab itu Hana menghindarinya. Susuk pemikat yang Hana pasang di sekitaran dahi dan alis, menambah karisma dan membuat wajahnya terlihat lebih menarik. Terutama
Read more
Bab 47
   Satria dan Karina memutuskan untuk pulang ke rumah mereka hari ini juga. Mereka tidak ingin merepotkan besannya lebih lama lagi. Setidaknya mereka sudah bertemu dengan anaknya dan tahu mereka baik-baik saja, Satria dan Karina merasa lega. Keduanya merasa bersyukur, mencari Hana, justru bisa menemukan Hany. Sebelum pulang, mereka memberikan alamat rumah pada Hany dan memintanya untuk singgah di rumahnya jika memiliki waktu luang.   "Mama dan Papa pulang dulu, Han," pamit Karina seraya memeluk dan menciumi pipi anaknya. "Kamu jangan lupa main ke rumah Mama," lanjutnya. Hany mengangguk dan balas memeluk erat tubuh Mamanya. "Insya Allah, Hany bakal main-main ke rumah Mama."   Satria masih sibuk mengecupi kedua cucunya. Rasanya berat sekali meninggalkan mereka dan masih ingin berlama-lama. "Sebenarnya, Kakek masih ingin bermain deng
Read more
Bab 48
"Kok hati gue kerasa tenang ya, habis shalat," ucap Riska. Hana dan Septa mengangguk bersamaan.  "Aku juga ngerasain hal yang sama. Kok aku ngerasa kayak lebih adem dan lebih baik dari sebelumnya ya? Biasanya itu, yang aku rasa hawanya panas. Kalau ini beneran adem banget," balas Septa.  Mereka bertiga asyik berbincang di dalam taksi yang membawanya kembali ke Jakarta. Sementara Hana lebih banyak diam dan mendengarkan curhatan kedua sahabatnya. Hana memikirkan masa depan seperti apa yang akan menyapanya mengingat dirinya bukanlah perempuan sempurna. "Aku jijik dengan tubuhku," ucapnya dalam hati. "Kira-kira masih ada laki-laki yang mau sama aku, nggak ya?" batinnya.  "Han, kok kamu diam saja?" tanya Septa. "Em, aku nggak apa-apa kok. Aku punya ide deh, giman
Read more
Bab 49
 "REYHANNN!!! HANY!!!!" Shela berteriak kencang membangunkan sepupu dan iparnya.  Tok … Tok ….!Shela terus menggedor pintu kamar REYHAN (Rey dan Hany)  "Isssh, masih pagi Shela kok teriak-teriak," grutu Hany. Dirinya dan Reyhan baru saja melaksanakan shalat subuh. "Buka pintunya, Han," perintah Reyhan. Hany tak menimpali. "Buka pintunya, Sayang …." Reyhan mengulang kata-katanya. "Siap, Sayang," balas Hany seraya beranjak. "Dasar!" lirih Reyhan tersenyum. "Kenapa, Shel? Masih pagi kok teriak-teriak?"  "Ini, Tama dan keluarganya
Read more
Bab 50
Berbagai macam hidangan kue-kue sudah tertata rapi di meja ruang tamu untuk menyambut kehadiran Tama dan keluarga besarnya. Shela tidak bisa duduk dengan tenang. Hatinya sangat gelisah, tidak menyangka kalau dia akan menikah dengan Tama. Betul-betul tidak pernah terpikir oleh Shela sebelumnya. Mengapa dia bisa mencintai duda tampan ber-anak dua itu, dan yang paling parah, duda itu mantan suami istri sepupunya. Terkadang, ia ingin sekali tertawa bila mengingatnya. Sama seperti Shela, Tama pun merasakan hal yang sama. Meski sudah dua kali menikah, dia tetap merasa deg-degan.  โญ Para perjaka dan gadis di ruang tamu semuanya bersikap aneh. Mereka yang biasanya saling berbicara dan menyapa kini lebih banyak diamnya. Rangga yang sibuk memperhatikan Riska, membuat gadis itu tertunduk malu.  "Aduh, Kak Rangga  n
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status