Semua Bab Kehormatan Yang Terenggut: Bab 41 - Bab 50
77 Bab
Menikahlah Denganku
"Katakan, jika semua yang kudengar dari Marini tidaklah benar." Pertanyaan yang di lontarkan Ariel membebani Ariel. Ia khawatir Aisyah akan membencinya. Gravitasi bumi seakan berhenti, hal yang paling di takutkan Ariel terjadi juga. "Aisyah, biar aku jelaskan," kata Ariel mencoba menenangkan Aisyah. Wajah Aisyah sudah merah padam, matanya sembab seperti habis menangis."Jawab!""Semua itu bohong, kan?" tanya Aisyah dengan nafas memburu."Dengar, jangan berpikiran buruk dulu ... aku tidak sengaja melakukannya," jawab Ariel."PLAK!"Ariel meringis kesakitan memegang pipinya. Aisyah menamparnya dengan keras."Mengambil kehormatan seorang gadis, kau katakan tidak sengaja!" seru Aisyah.Ariel menunduk diam, ia pasrah mendapatkan makian dari Aisyah. Karena ia akui jika dirinya adalah pria paling brengsek sedunia. Aisyah pantas meluapkan segala amarahnya. "Aku pikir, yang di dalam Marini," ucap Ariel li
Baca selengkapnya
Pernyataan Gilang
Di situasi yang tengah rumit, Aisyah di datangi Gilang. Wajah lelaki itu cerah tidak seperti biasanya. Ia datang membawa buket mawar putih menunggu Aisyah di depan apartemennya. Gilang memberanikan diri untuk meneruskan niatnya pada Aisyah. Terlihat wajah gadis itu tidak bisa menyembunyikan kebingungannya.Tangannya menggantung waktu akan mengetuk pintu apartemen Aisyah. Seorang cleaning servis lewat melihat Gilang menunggu untuk di bukakan pintu. "Maaf, cari siapa Mas?" tanyanya.Gilang mengulas senyumnya. "Aisyah," jawabnya."Oh, Non Aisyah. Dia sedang tidak ada, kemarin aku lihat keluar buru-buru dengan wajah agak sedih, gitu," ungkap cleaning servisnya.Dahi Gilang mengkerut mendengar penjelasan cleaning servis. Ia penasaran apa yang terjadi dengan Aisyah sebenarnya. Kenapa gadis itu bersedih. Gilang mengambil ponsel di sakunya. Nama Aisyah ia ketik, lalu tombol hijau di usapnya. Di tempat lain, Aisyah
Baca selengkapnya
Mulai Menjauh
Keadaan begitu hening dan sepi, setelah keduanya sampai di depan sebuah hotel."Kenapa kau tidak pulang ke apartemenmu?" tanya Gilang membuka suara.Aisyah menggeleng. Ia tidak mungkin pulang ke apartemen itu karena Ariel pasti akan sering datang kesana untuk mencarinya. Sementara Aisyah enggan untuk bertemu dengan Ariel. Berita di media berlangsung begitu cepat. Sejak Ariel resmi melamarnya, tak henti-hentinya akun gosip membahas hubungannya dengan Ariel. Ada yang suka dan ada yang tidak suka. Kehidupan artis dari hal sedetail apapun pasti menjadi sorotan.Lepas dari semua itu, Aisyah ingin hidup normal tanpa adanya gangguan. Ia sudah cukup pusing memikirkan hubungannya dengan Ariel. Luka hatinya belum sembuh benar, tak ingin ia menambahkannya lagi.Gilang menunjukkan senyum hangatnya, menatap ke arah Aisyah. Gadis itu menunduk menghindari tatapan Gilang. Terus terang hatinya belum siap menerima pria lain dalam hidupnya. Ia ingin menyelesaikan masalahnya
Baca selengkapnya
Di Gunjingkan
"Ma ... maaf, Bos," kata lelaki setengah wanita itu merasa bersalah."Perbaiki sekarang, atau kau ku pecat!" ancam Ariel."Ba ... baik, Bos," jawabnya gemetaran."Lakukan yang benar!" sentak Ariel lagi.Ariel kesal karena Mandy karyawan barunya itu tidak sesuai dengan ekspektasi nya. Ia pikir hanya urusan rias saja, semua orang salon pasti bisa melakukannya. Nyatanya, ia hanya sreg dengan riasan Aisyah. Apa-apa harus sama persis dengan cara kerja Aisyah. Mungkinkah Ariel memang sudah terobsesi dengan Aisyah. Dimana-mana bayangan wanita itu selalu mengikutinya. Bahkan di alam pikirannya sudah penuh untuk memikirkan Aisyah. Hubungannya yang kurang baik dengan Aisyah merusak moodnya dalam berakting."Cut!""Cut!""Apa-apaan ini, Ariel. Kau artis papan atas. Baru saja kemarin dapat penghargaan, tapi kenapa aktingmu hari ini buruk sekali," keluh sang sutradara."Aku lelah," jawab Ariel pendek. Ia ngeloyor pergi lalu dud
Baca selengkapnya
Kehormatan Yang Terenggut
"Loh, kamu kok pulang lagi?" tanya Bu Marni mendapati putrinya sudah berdiri di depan pintu. "Kok, ibu sepertinya tidak senang aku pulang," ujar Aisyah cemberut."Bukan begitu, hanya saja ibu pikir kamu sangat sibuk dengan pekerjaanmu, jadi tidak bisa sering pulang," kata Bu Marni."Ya, sudah masuk yuk. Kebetulan tadi ibu buat nasi gudangan kesukaanmu," ucap Bu Marni.Wajah Aisyah tampak sedikit lesu, ia membawa koper pakaiannya masuk ke dalam kamar. Bu Marni melihat ada yang tidak beres dengan putrinya.  Namun, ia tidak ingin terburu-buru untuk bertanya. Karena kelihatannya Aisyah masih lelah.Selesai membersihkan tubuhnya, Aisyah menuju meja makan mendekati Bu Marni yang tengah sibuk menata makanan di atas piring sajiannya."Loh, kok ibu masak banyak hari ini?" tanya Aisyah."Iya, hari ini nanti ada tamu. Katanya sih, kangen ibu. Makanya datang kesini," tutur Bu Marni."Kangen ibu?" Dahi Aisyah mengernyit heran men
Baca selengkapnya
Kebenaran Yang Terungkap
"Maaf, Bu. Aisyah masih lelah, belum berpikir ke arah sana," tutur Aisyah. "Aisy, pamit istirahat di kamar Bu," ucap Aisyah. Bu Marni sedikit bingung melihat sikap Aisyah yang tidak seperti biasanya. Hampir saja ia mencegah Aisyah, namun Gilang memberi isyarat berupa gelengan. "Sudah, Bu. Tidak apa-apa. Saya akan menunggu," kata Gilang selepas Aisyah pergi ke kamarnya. Sepeninggal Gilang, Aisyah mengurung diri di kamar. Kata-kata Gilang masih terngiang-ngiang di telinganya. Aisyah mengambil nafas berat, ia melamun matanya nanar menatap langit-langit. Persoalan dirinya dan Ariel belum kelar mengapa ada masalah baru lagi. Aisyah tidak bisa melupakan wajah ibunya yang terlihat begitu bahagia ketika Gilang melamarnya. "Jika ditanya, aku ingin membahagiakan ibu. Tapi, sebelum kebahagiaan itu datang kau sudah menghancurkannya." Aisyah berbicara sendiri, ia merasa tidak punya pilihan. Ariel sudah merusak semua masa depannya. Ia juga tidak tahu sekarang perasaan dan hatinya untuk siap
Baca selengkapnya
Bu Marni Setuju
Kepergian Aisyah membuat Ariel merasa kesepian luar biasa. Tak ada lagi wajah polos yang menghiasi hari-harinya. Aisyah adalah satu-satunya wanita yang berhasil membuat hari-hari Ariel terasa berwarna.Tak ada cara lain lagi, Ariel nekat mengendarai mobil sportnya menuju ke rumah Aisyah. Semua jadwal syuting ia cancel demi menemui Aisyah. Entah sejak kapan dirinya bisa segila itu. Meninggalkan pekerjaannya hanya demi seorang wanita.Panggilan telepon berulang kali di reject Aisyah. Ariel bertambah gelisah, ia tidak menyangka jika Aisyah semarah itu. Ia semakin mempercepat kemudi setirnya, tak sabar rasanya agar cepat bertemu dengan pujaan hatinya.Bu Marni yang tengah membereskan meja tamu, terkejut dengan suara mobil menderu masuk ke pekarangannya. Ia melongok keluar, mobil itu tak asing baginya. Tidak seperti biasanya Bu Marni mengacuhkan tamu yang datang. Ia lebih memilih masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya.Ariel kaget melihat pintu rumah Bu Marni di tutup waktu dia datang.
Baca selengkapnya
Pernikahan Kilat
"Tidak bisa, kau tidak bisa menikah sekarang. Kontrak yang kamu tanda tangani berjalan dengan syarat statusmu belum menikah selama syuting film itu berlanjut. Penggemar lebih suka seorang artis yang masih muda dan melajang. Mereka akan bertambah ngefans berat," tukas manager Ariel."Kalau begitu, batalkan semua kontrak itu," jawab Ariel seenaknya."Tidak boleh, kita akan rugi besar," tolak managernya."Lalu, pikirkan caranya biar aku tetap menikah dengan Aisyah," kata Ariel. Ia sudah gundah memikirkan karirnya yang terancam dan pernikahannya."Begini saja, pernikahan kalian lakukan diam-diam. Aku akan mengundang penghulu dan mengurus semua administrasinya," kata manajer Ariel."Ya, sudah. Lakukan yang menurutmu baik. Jangan sampai pernikahanku dengan Aisyah gagal," ancam Ariel."Tenang saja," ujar manajernya menepuk pundak Ariel."Singkirkan tanganmu dari pundakku. Aku bukanlah anak kecil.""Ya, Bos," jawab manajernya lesu.Di hadapan bawahannya Ariel tetaplah seperti singa yang menye
Baca selengkapnya
Pria Menyebalkan
Ariel kehabisan akal, entah bagaimana lagi ia meluluhkan hati Aisyah. Wanita itu memang sulit di tebak, jika suasana hatinya sedang marah maka akan terlihat sangat menakutkan. "Aisyah, aku ingin memelukmu. Boleh?" tanya Ariel. Tak ada sahutan. Ariel mencoba memberanikan diri menengok wajah Aisyah. "Sial, dia sudah tidur rupanya. Berarti aku dari tadi ngomong sendiri," keluh Ariel. ** Pagi hari Ariel tidak mendapati Aisyah di tempat tidurnya. Tapi ia mencium bau harum masakan dan sedikit suara gaduh di dapur. "Jam berapa sekarang?" Ariel melihat ke arah jam weker di atas nakasnya. "Jam delapan? Selama itukah aku tertidur? Kenapa dia tidak membangunkanku?" gumam Ariel. Ia pun segera bangun dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. "Belum malam pertama saja sudah telat bangunnya. Apalagi kalau tadi malam lembur," kata Ariel pada dirinya sendiri sambil gosok gigi. Ia pun berkumur-kumur yang di lanjutkan dengan ritual mandinya. Tak ingin berlama-lama di kamar mandi, Ari
Baca selengkapnya
Selalu Ingin Menggodamu
Tak ada yang tahu memang jika Ariel dan Aisyah sudah menikah. Hanya manajer Ariel yang mengetahui rahasia pernikahan mereka. Keberadaan Aisyah bersama Ariel di sangka hanya sebatas sepasang kekasih atau pun asisten make up. Beruntung dua hari ini Ariel berhasil mendapatkan cuti. Meskipun sebelumnya mengalami kesulitan dalam pembagian jadwalnya yang super ketat.Terlihat Aisyah tengah membereskan piring-piring bekas makan mereka tadi. Ariel menunggu Aisyah menyelesaikan tugasnya, baru kali ini dalam rumahnya ada seorang wanita yang memasak untuknya.Ariel merasa di perhatikan meskipun sikap Aisyah terkadang dingin padanya. Buat Ariel tidak masalah yang penting setiap hari ia bisa melihat Aisyah. Tubuh ramping dengan memakai baju tidur itu membalikkan badannya. Melihat Ariel yang cengar-cengir masih menatapnya. Aisyah membalas dengan senyum hambarnya. Ia lalu memilih untuk meninggalkan Ariel sendiri. Tak ingin di tinggalkan, buru-buru Ariel mengejar Aisyah."Eh, mau kemana?" tanya Ari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status