All Chapters of The Bastard CEO: CEO-ku yang Dingin: Chapter 11 - Chapter 20
62 Chapters
11. Borgol
Angelina mematut dirinya sekali lagi dari belasan kali melakukannya di depan cermin. Dia menyentuh ujung rambutnya yang sengaja dibuat ikal oleh alat penggulung dan merasakan tekstur halusnya menggelitik permukaan kulit jemari tangannya. Penampilan wanita itu tampak anggun sekarang; sempurna. Angelina mengenakan gaun pendek model selutut berpotongan dada rendah yang indah—taburan kristal berharga fantastis di sejumlah area—yang dipadukan dengan selop tali yang meliliti sepasang betisnya. Dia menjadi lebih mirip seperti seseorang yang berprofesi sebagai aktris daripada Angelina Wilson. Wanita itu mendesah canggung, kemudian memutar pinggulnya membelakangi kaca bening yang dicat air raksa itu—lagi dan lagi. “Mengapa aku harus mengenakan pakaian terbuka hany
Read more
12. Hari Belanja
Pagi itu udara cukup nyaman di luar, tetapi tak demikian yang dirasakan oleh Angelina. Dia justru merasa dingin—beku dan kaku—di sekujur tubuhnya, seolah-olah wanita itu baru saja dikurung dalam lemari pendingin selama beberapa jam dengan posisi tubuh yang salah. Punggungnya pun menjerit setiap kali dia melakukan gerakan kecil untuk aksi peregangan, sementara area selangkangannya turut serta mengambil posisi teratas yang menuntut perhatian agar disematkan ke dalam daftar khusus; kategori rasa nyeri yang sulit diabaikan. Adam yang bajingan itu melakukannya dengan kasar tadi malam. Sikapnya seketika berubah menjadi buas—gempuran liar dan gila—sesuatu yang belum pernah Angelina rasakan karena memang dia merupakan orang pertama yang menidurinya. Wanita itu mencoba untuk duduk setelah pikirannya kembali jernih dari kenangan panas yang masih tertinggal. Namun, keputusan itu
Read more
13. Vonis Mandul
Waktu berlalu dengan cepat bagi Adam. Hari-hari yang dilaluinya seperti terbang. Kalender bulan berganti menjadi kalender tahun, pun resolusi lama ikut berganti menjadi resolusi baru untuk sebagian orang. Satu tahun yang dia lewati bersama Angelina terasa menakjubkan. Pria itu—yang pernah menganggap cinta hanya sekadar dongeng bualan belaka—sangat menikmati petualangan liar mereka sepanjang malam. Gairah Adam terhadap Angelina selalu tumbuh di setiap kesempatan seiring dengan menebalnya rajutan cinta itu juga hadir di dalam dirinya. Namun, mengakuinya secara terang-terangan sama sekali bukan karakter yang pria itu punya. Dia akan kehilangan seluruh harga dirinya sebab terpikat pada wanita itu merupakan sesuatu yang terlarang. Bukankah seharusnya singa memangsa buruannya? Adam jauh lebih suka bersikap dingin dan menjaga ja
Read more
14. Orang Asing
Adam dan Angelina mendadak menjadi orang asing dalam waktu satu malam. Dia merasa hancur—remuk dalam sekejap, seolah-olah seisi dunia sedang menuding dengan sorot mata tajam serta mengata-ngatainya sekarang. Dia langsung pergi meninggalkan kediaman Ford sesaat setelah pria itu mengusirnya bersama seorang sopir pribadi suruhan Adam yang mengantarkannya ke satu alamat. Tujuan yang asing—rumah besar di kompleks Tibetan Rock City—kawasan elite dengan nilai prestise pada segenap bangunan berdesain modernnya. Lamunan Angelina buyar selepas mobil yang ditumpanginya berhenti dan sang pria separuh baya di kursi kemudi itu memintanya untuk turun. “Anda sudah sampai, Nona Wilson.” “Benarkah? Terima kasih,” bisik Angelina yang konsentrasinya ter
Read more
15. Trimester Pertama
Suasana rumah sakit pagi itu cukup lengang. Hanya ada sejumlah pasien yang duduk mengantre di bangku tunggu—sekitar enam atau tujuh orang—salah satunya termasuk Angelina di sana. Dia masih merasa aneh dengan tubuhnya. Rasa mual yang tak kunjung berhenti sejak semalam membuat wanita itu lemas sebab apa pun yang dia makan justru keluar sebagai muntahan yang selalu berakhir di saluran kamar mandi.  “Nomor antrean XX dipersilakan masuk!” seru suara seorang wanita yang berpakaian ala perawat di depan pintu ruang periksa. Angelina bangkit dengan segera—berjalan pelan—menghemat tenaganya. Dia kembali mengingat-ingat jenis makanan yang dimakannya sekali lagi, lantas duduk di hadapan seorang pria tampan dengan kisaran usia sekitar tiga puluh atau lebih sedikit dari itu. Sang dokter memindai kondisi waj
Read more
16. Gagal
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Angelina yang terkejut dengan kehadiran Adam di teras rumahnya. Adam sontak berbalik dan menjumpai Angelina yang sedang berdiri memandangnya sambil menjinjing tiga kantong belanjaan berlogo supermarket. Dia melirik sebentar, lantas memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Pria itu terlihat salah tingkah, tetapi suara Samuel yang telah memberikannya ide kemarin mendadak muncul memperingatkannya. “Aku hanya kebetulan lewat saja. Apa itu tidak boleh mampir? Bukankah aku yang memberimu fasilitas untuk dinikmati?” Detik berikutnya, Adam menggigit ujung lidahnya dan menyembunyikan indra pengecap miliknya itu ke langit-langit. Dia spontan mengutuk dirinya sendiri. Mengapa pikiran dan mulutnya sulit saling menyink
Read more
17. Ini Bukan Cerita Dongeng
“Apa yang harus kulakukan?” bisik Angelina yang sedang tertegun di depan lemari pendingin sekarang. Pikiran Angelina kembali membawanya mengenang tentang hari-hari yang dia lalui bersama Adam. Dia benci mengakuinya, tetapi dia memang merindukan pria itu. Makhluk arogan yang sukses memorak-porandakan dunianya. Andai saja sang CEO itu... “Sudahlah. Lupakan manusia sombong itu,” gerutu Angelina lagi. Angelina mulai menyibukkan diri pada barang-barang yang baru dibelinya tadi—memisahkan dan menyusun bahan makanan—ke dalam rak pantri, lantas duduk di dekat jendela yang langsung mengarah ke halaman belakang. Ada taman mini yang dilengkapi oleh kolam air mancur serta sejumlah tanaman pionir berukuran sedang berordo
Read more
18. Kalung Berlian
“Kau lagi?” sungut Angelina yang terkejut dengan kehadiran Adam di depan pintu rumahnya siang itu. “Apa maksudmu aku lagi?” balas Adam yang menukikkan satu alisnya ke atas. Angelina melipat kedua tangannya di dada dan memalingkan wajahnya ke samping, “Sungguh, kau orang yang tidak tahu malu. Bukankah kau benci padaku? Bukankah aku wanita gagal? Kau juga yang mengusirku tempo hari.” “Temani aku makan siang di luar,” pinta Adam tanpa memedulikan ucapan Angelina sebelumnya. “Bermimpilah, Tuan Ford.” “Temani aku makan siang di luar sekarang,” ulang Adam dengan nada ketus.&nbs
Read more
19. Intrik dan Kejutan
Suara entakkan pintu yang terbuka dengan kasar terdengar menyeruak di antara suasana hening yang membungkus Adam. Dia menoleh ke asal bunyi dan mendapati Kate yang sedang disulut emosi berjalan menuju ke arahnya. Wanita itu terlihat marah—kedua alisnya berkumpul di tengah-tengah dan bibirnya mengerucut seperti buah plum kering—siap meledak kapan saja. “Apa yang kau lakukan, Adam? Mengapa kau membekukan kartu kreditku?” hardik Kate yang memprotes sambil menunjuk-nunjuk wajah Adam. Kening Adam spontan berkerut bingung. Dia mengalihkan pandangannya kembali dan menenggak minuman keras yang dipegangnya sejak tadi, lantas tersenyum lebar pada Kate. Pria itu tengah berada di bawah pengaruh alkohol—mabuk berat—dalam beberapa hari belakangan. &ldqu
Read more
20. Buku yang Tertutup
KRING! Bunyi pesan masuk itu berdering satu kali—pendek dengan getaran yang juga singkat—di atas ranjang Angelina. Dia terbangun sebab suara yang baru saja masuk tadi langsung membuatnya tersentak dari lelap panjangnya. Wanita itu mengucek-ngucek mata, lantas mengecek layar telepon selulernya. Angelina memandang nomor asing itu dengan tatapan heran. Dia menekan tombol sentuh yang diprogram khusus untuk terbuka secara otomatis ke dalam bagian aplikasi. Kerutan di keningnya bertambah lebih banyak sekarang. [Pagi yang mendung. Sebentar lagi iklim akan berganti menjadi musim dingin, bukan?] “Siapa yang membahas cuaca di pukul lima pagi?” sungut Angelina yang merasa kesal karena waktu tidurnya terganggu.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status