All Chapters of Kekasihku Anak Mantan Istriku: Chapter 71 - Chapter 80
123 Chapters
Oma Elina Kemana?
  Bab 71   "Mom, memilih istri itu bukan seperti kontes, sehingga segalanya perlu dinilai, bibit, bebet dan bobot. Tidak harus sekaku itu, karena persoalannya ada disini, Mom." Axel memegang dadanya.   "Cinta?!" Tawa perempuan itu semakin keras. "Keluarga kita hanya mengenal keuntungan, Axel. Cinta yang tidak menguntungkan lebih baik kamu buang jauh-jauh!"   Percuma berdebat dengan mom Elina. Dia sama saja dengan mom Jihan. Kedua wanita tua itu memang bersahabat. Itulah kenapa Regan dan Axel pun bersahabat, meskipun tidak terlalu dekat. Kedekatan mereka hanya terbatas sebagai sesama pengusaha lantaran kesibukan masing-masing. Namun, Axel mengenal Regan sebagai lelaki yang baik. Selama ini dia sangat setia dengan istrinya, tidak pernah terlibat affair dengan wanita manapun. Airin, istri yang dipilihnya sendiri dengan susah payah dan m
Read more
Kesempatan Langka
Bab 72"Gimana kalau kamu menemani Om Axel makan?" tawar Axel.Lelaki itu melambaikan tangan kepada pelayan restoran yang tengah membawa makanan pesanannya ke meja yang semula didudukinya."Ayam bakar madu!" serunya. Salwa mengamati makanan yang baru datang dengan antusias."Kamu suka?" tanya Axel."Itu makanan kesukaanku, Om. Dulu saat masih bersama mommy, aku sering menyuruh bi Lastri untuk memasak ayam bakar madu spesial," ceritanya riang."Ya udah. Kalau begitu, makanan ini buat kamu saja. Om pesan lagi yang baru ya." Tanpa menunggu persetujuan Salwa, lelaki itu kembali memesan makanan yang serupa."Om juga suka sama makanan ini?""Suka banget, Salwa. Ini makanan makanan favorit Om sejak kecil....""Kalau begitu,
Read more
Tentang Kekurangan
Bab 73"Aku mengerti. Daddy mengenal Axel sebagai seseorang yang baik, walaupun di dalam beberapa hal ia memiliki. kekurangan. No problem. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan," ungkapnya bijak. "Daddy juga memiliki kekurangan," celetuk Salwa. "Apa saja kekurangan kekasih tuamu ini?" pancing Regan. Lagi-lagi tangannya terulur merangkul gadis itu. "Posesif dan mudah cemburu!" Gadis itu tersenyum lebar. Dia mencubit lengan besar itu dengan gemas. Sejak tadi dia menahan hatinya untuk tidak menggoda sang kekasih. Sikap dan gestur tubuh Regan saat cemburu terasa begitu menggemaskan. Padahal kecemburuan Regan sangat tidak masuk akal. Dia hanya makan siang bersama Axel, tidak lebih. Salwa bangkit dari tempat duduk dan berlari kecil menuju ruang peristirahatan Regan. Regan yang menyusul gadis itu, berulang kali mengetuk pintu. Namun tak ada jawaban. Gadis itu mengunci dirinya di ruangan peristirahatannya. Regan hanya menghela nafas. Salwa baru berumur dua puluh tahun dan sikapnya mas
Read more
Apakah Ini Sebuah Kebetulan?
Bab 74"Aku akan berusaha semaksimal mungkin," ucap Chintya dengan nada suara rendah."Cinta itu tidak bisa dipaksakan, Chintya. Aku menghargai semua usahamu, tetapi sekuat apapun kamu berusaha, kalau di hatiku tidak ada rasa cinta, tidak akan ada gunanya."Regan melenggang pergi meninggalkan tempat itu. Chintya terus mengejarnya. Bahkan ia berhasil meraih tangan Regan. Akhirnya mereka berjalan menuruni anak tangga. Regan yang tidak mau membuat keributan di hadapan banyak orang, akhirnya mengalah. Dia membiarkan Chintya terus memegangi tangannya sampai mereka sampai di depan pintu utama restoran."Percayalah, Regan. Aku sangat serius. Ini bukan sekadar perjodohan, tetapi aku memang benar-benar menyukaimu," ujar Chintya."Tidak ada pernikahan bisnis diantara kita. Aku menyukaimu, terlepas dari kerja sama Agung Jaya Land dan RVM group," imbuh perempuan it
Read more
Calon Menantu dan Mertua
Bab 75"Ya, cerita itu benar. Aku memang pernah tinggal bersama Winnie di apartemen ini. Beberapa bulan setelah kami berhubungan, Winnie hamil. Sebenarnya aku bermaksud untuk menikahi Winnie, tapi di tentang oleh kedua orang tuaku. Apalagi waktu itu usiaku belum sampai dua puluh tahun," beber Axel."Jadi kamu mau bilang, kalau Salwa itu adalah putri biologismu?" terka Regan. Dia mulai membaca arah pembicaraan Axel, meskipun tak bisa menyembunyikan perasaan terkejutnya."Iya, Salwa adalah putriku. Aku terpaksa menyimpannya di panti asuhan desa terpencil itu dan melarang ibu pengasuh untuk membocorkan identitas pribadi Salwa, karena aku tidak mau orang-orang daddy dan mommy menemukan putriku.""Terus, bagaimana dengan Winnie?""Winnie meninggal sesaat setelah melahirkan," jawab Axel sendu.Regan menelan ludahnya. Dia mendesah. "Aku turut berduka cita ya," ujarnya tulus."Sekarang jelaskan apa tujuanmu mengundangku kesini. Tentunya bukan hanya sekedar menjelask
Read more
Hadiah Dari Axel
Bab 76Gadis itu berjalan mondar-mandir. Sesekali ia melirik jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Namun, orang yang ditunggunya belum juga datang.Merasa lelah menggerakkan kakinya membuat Salwa kembali duduk di sofa dengan pandangan tetap tertuju ke arah pintu."Kenapa Daddy belum pulang? Padahal sudah jam segini?"Ini bukan soal Regan yang terlambat pulang, tetapi  kecemasan tentang dirinya sendiri. Sampai saat ini, Salwa masih saja merasakan takut dan cemas berlebihan apabila berada di sebuah tempat.Memang dia sudah biasa tinggal di apartemen ini. Namun di kala malam tiba, gejala kecemasan itu akan kembali datang. Dia sangat tak sabar menanti lelaki itu pulang.Tak lama dia duduk, pintu pun terbuka. Gadis itu sontak berdiri dan setengah berlari menyambut kedatangan lelaki dewasa itu, menghambur ke dalam pelukannya.
Read more
Takdir Yang Baik
Bab 77Setelah selesai semua urusan di kampus, siang ini Salwa kembali membawa mobilnya menuju arah luar kota. Dia tidak sanggup menahan kegalauan di hati, akibat sikap Regan yang terasa aneh baginya.Tak ada tempat yang paling nyaman selain panti asuhan Kasih Ibu. Dia berharap nasehat dan sentuhan hangat tangan bunda Khadijah. Bunda Khadijah sudah seperti Ibu pengganti, menggantikan mom Airin-nya yang telah wafat. Lagipula sudah beberapa minggu dia tidak berkunjung ke tempat itu. Dia merindukan perempuan tua yang terlihat semakin renta, juga adik-adiknya di panti.Sejauh ini Regan masih tidak mengetahui kalau dia sudah kembali berhubungan dengan panti asuhan tempat ia dulu pernah tinggal. Regan sudah memutuskan untuk membebaskan Salwa melakukan apa saja yang ia inginkan dan tidak lagi mengirim orang-orangnya untuk mengawasi Salwa dan membuat gadis itu tidak nyaman, karena selalu merasa ge
Read more
Pengorbanan Seorang Ibu
  Bab 78       "Iya, Bun. Bunda kenapa?" Axel tak kalah terkejut saat melihat perubahan mendadak yang terjadi di raut wajah perempuan renta itu. Wajahnya menjadi merah padam.   "Mereka berubah menjadi sepasang kekasih? Sepasang laki-laki dewasa dan perempuan yang juga tengah beranjak dewasa dan tinggal dalam satu atap?" Kali ini bunda Khadijah malah meremas tangannya.   "Maksud Bunda?"   "Kamu belum bisa belajar dari masa lalumu, Nak?" Lirih perempuan tua itu. "Sejarah tidak mesti harus terulang. Bukankah dulu kamu dan Winnie pernah tinggal bersama di  apartemen? Apa yang kalian lakukan? Hmmm...."   Kali ini Axel yang terhenyak. "Maksud Bunda?" Lelaki itu menatap horor.   "Bunda tahu, Tuan Regan sangat menyaya
Read more
Hal Yang Lebih Fatal
Bab 79Sebuah tepukan hangat mendarat di bahu Salwa."Daddy tidak bermaksud membuatmu bersedih. Namun, kamu harus tahu kebenarannya. Maafkan kelemahan Daddy waktu itu yang telah gagal menyelamatkan mommy kamu. Bahkan Daddy melakukan hal yang lebih fatal, yaitu tidak sempat menikahi mommy kamu, sehingga...." Lelaki itu tak melanjutkan ucapannya karena merasa tidak tega. Dia  membawa Salwa ke dalam pelukannya."Aku tidak tahu harus ngomong apa, Om. Aku masih bingung dengan semua ini," ujar Salwa lirih. Air matanya kembali tumpah dan membasahi kemeja lelaki dewasa itu.Tanpa melepas pelukannya, lelaki itu berusaha menegakkan tubuh Salwa sehingga mereka bisa berdiri. Keduanya bergerak menjauhi makam itu dengan Bunda Khadijah yang berjalan mengekor di belakang.Sesampainya di mobil, Salwa memilih duduk di kursi depan, berdampingan dengan Axel. Sementara bunda
Read more
Tidak Mau Kebobolan
Bab 80Regan merangkak naik ke atas ranjang. Dia merebahkan tubuhnya dengan posisi miring menghadap gadis itu. Sebelah tangannya terulur mengangkat sedikit kepala Salwa, menjadikan lengannya sebagai bantalan. Salwa memiringkan tubuhnya sehingga wajah gadis itu sukses menyentuh dada bidang Regan. "Berceritalah, Sweety. Apa yang terjadi sebenarnya? Kamu terlihat sangat sedih," bujuk Regan. Dia sudah menerka apa yang terjadi di antara Salwa dengan Axel. "Ternyata Om Axel itu adalah Ayah kandungku, Daddy," lirihnya. "Iya, Sayang. Daddy sudah tahu itu," ujar Regan berbisik. "Apa yang harus kulakukan, Daddy?" Regan mengecup kening gadis Itu sekilas. "Tak ada yang perlu kamu lakukan. Hanya sekedar menerima. Bagaimanapun Axel adalah orang yang menyebabkan dirimu ada di dunia ini." "Semudah itu? Kenapa harus Om Axel, Daddy? Kenapa bukan orang lain saja?" keluhnya. "Emangnya ada apa dengan Axel? Apakah dia menyakitimu?" Regan menyelidik. Salwa menggelengkan kepala. "Tidak, tetapi Om Axel
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status