All Chapters of GADIS YANG TERJAMAH: Chapter 21 - Chapter 30
45 Chapters
22. Insyaf
“Dia ngomong apa sih, Mbak?” tanya Lyan pada Susi.Mbak Susi mengangkat bahu lalu meninggalkan Lyan dan Chris.  “Wajahmu sekarang cantik dan terawat, aku suka,” puji Chris.“Terima kasih. Tapi kurasa ada yang salah dengan kata-katamu tadi. Aku ingin kamu menarik kata-katamu dan meminta maaf padaku. Oh ya, aku juga tak ingin kamu mengulangi kata-kata kotormu itu,” tegas Lyan.“Sombong sekali. Coba lihat uang yang kubawa.” Chris memamerkan dompetnya.“Pergi dan bawa uangmu itu. Jessie akan marah jika kau berpaling darinya.” Lyan mengingatkan. Tiba-tiba Chris mendekat pada Lyan lalu menarik m
Read more
23. Apa Lyan Hamil?
“Kamu gak lagi hamil kan?” Lyan menengadahkan kepala, “gak!” “Mbak Mar kenapa?” tanya Pak Udin, pembantu Tante Angel.“Gapapa,” Lyan membasuh wajahnya.“Tante Angel minta buatkan nasi goreng,” kata Pak Udin lagi.“Iya, nanti aku ke sana,” jawab Lyan. Lyan menyusul pak Udin menuju ke dapur di rumah Tante Angel. Di sana, Lyan mulai meracik bumbu. Ketika bumbu ditumis, Lyan kembali merasakan mual tapi tetap ditahan. Kepalanya semakin berat, tubuhnya melemah. Sebelum nasi gorengnya matang sempurna, Lyan mematikan kompor dan menyudahi kegiatan masaknya. Jelas ada yang tidak beres d
Read more
24. Kegilaan Mitha
“Tunggu apalagi? Buka bajumu sekarang!” bentak Mitha.“Untuk apa?” Lyan berbalik tanya. Lyan mulai merasakan ada sesuatu yang tak beres dengan Mitha. “Kamu gak asyik.” Mitha duduk sambil memeluk lututnya. Lama terdiam dalam duduk, bahu Mitha naik turun, sepertinya dia sedang menangis. Lyan menyentuh bahu Mitha untuk menyodorkan segelas air mineral. Mitha meminum airnya sedikit lalu mengembalikan gelasnya lagi pada Lyan.“Jadi, kamu gak tertarik sama aku?” tanya Mitha galau. Lyan menjauh dari Mitha. “Saya perempuan, sukanya sama laki. Saya gak suka sama perempuan.”“Tapi aku
Read more
25. Terjamah Lagi
Lyan menutup wajahnya dengan lengan, "kenapa kamu menyerangku?" teriak Lyan."Kenapa kamu gak bilang kalau sedang hamil?" Suara Mitha tak kalah keras."Kamu gak nanya, buat apa aku bilang. Lebih baik aku pergi." Lyan membuka pintu lalu keluar. Baru saja Lyan keluar dan menutup pintu, dari dalam kamar Mitha berteriak dan melempar benda keras ke pintu. Lyan berhenti sejenak, memperhatikan apa yang terjadi dari depan pintu.  Malam ini Lyan sudah bekerja keras bahkan merasakan pelecehan yang sungguh diluar akalnya dan juga kehilangan paket kecil milik Tante Angel. Tapi dia belum mendapatkan sepeserpun dari Mitha. Ingin kembali masuk ke kamar itu tapi sama saja masuk ke sarang harimau, kalau tidak masuk pastinya dia akan rugi sebab harus memba
Read more
26. Hamil Atau Tidak
Lyan tersentak dengan pengusiran dari Tante Angel. Mau kemana lagi dia tinggal? Kembali ke Jessie itu sangat tidak mungkin.  Tanpa berpikir panjang lagi, Lyan membenahi barang-barangnya yang ada di kamar tirainya itu. Mbak Susi kini ikut menangis, dia tak tahu apa yang terjadi, yang jelas Tante Angel dan Lyan kini sedang dalam keadaan penuh emosi.“Tante, tolong jangan usir Marlina dari sini. Mau tinggal dimana lagi dia. Tolong, Tante.” Mbak Susi memohon pada Tante Angel. “Biarkan dia pergi sampai selesai melahirkan. Nanti kalau sudah melahirkan, dia boleh di sini lagi tanpa bayinya.” Tante Angel berkata lalu pergi meninggalkan area laundry.“Kata siapa aku hamil?” ucap Lyan setelah Tante Angel berlalu.
Read more
27. Di Ruang Aborsi
Dokter gadungan itu mengarahkan jarum suntik ke arah Lyan. “Tidak, aku gak mau,” jerit Lyan. Lyan turun dari bed partus lalu menyabet celana jeansnya dan mengenakannya lagi. Tante Angel duduk menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi seraya melipat kedua tangannya di dada, “yakin, kamu gak mau?”  Lyan memanjangkan lehernya ketika mendengar apa yang baru dikatakan Tante Angel. Perlahan dia menurunkan celananya lagi. Kata-kata Tante Angel sungguh sangat menekan Lyan. Jika Lyan tak menurutinya, dimana dia akan tinggal selanjutnya. “Ayo naik!” perintah dokter itu dengan mengacungkan suntikanny
Read more
27. Di Ruang Aborsi
Dokter gadungan itu mengarahkan jarum suntik ke arah Lyan. “Tidak, aku gak mau,” jerit Lyan. Lyan turun dari bed partus lalu menyabet celana jeansnya dan mengenakannya lagi. Tante Angel duduk menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi seraya melipat kedua tangannya di dada, “yakin, kamu gak mau?”  Lyan memanjangkan lehernya ketika mendengar apa yang baru dikatakan Tante Angel. Perlahan dia menurunkan celananya lagi. Kata-kata Tante Angel sungguh sangat menekan batin Lyan. Jika Lyan tak menurutinya, dimana dia akan tinggal selanjutnya. “Ayo naik!” perintah dokter itu dengan mengacungkan sunt
Read more
28. Dinas Ke Luar Kota
Lyan terpaksa menghisap apa yang diberikan Tante Angel.“Kamu ini aneh, jual tapi gak pernah pake.” kata Tante Angel sambil memperhatikan cara Lyan menghisap. “Biar irit pengeluaran,” balas Lyan yang disambut tawa renyah Tante Angel.  “Kamu pernah merokok?” tanya Tante Angel lagi. Lyan menggeleng. “Kalau minum alkohol?” tanya Tante Angel.“Pernah dikit, gak sampai setengah gelas.” jawab Lyan. Kepalanya mulai pusing.“Biar irit?” Tante Angel tertawa sendiri karena Lyan sudah masuk ke dunia lain. 
Read more
29. Menginap Di Rumah Warga
“Ini barang saya, hak dan privasi saya. Anda tidak boleh seenaknya melihat isi di dalamnya.” bantah Lyan.“Iya, tapi Mbak tadi cuma bilang bawa kardus aja di bagasi. Sekarang kok tambah tas pink juga?” kondektur itu tak mau mengalah. Lyan merebut tas pink miliknya dengan kasar, tapi kondektur itu menarik tas itu lagi lalu melemparkan ke dalam bagasi.Lyan tak mau kalah, dia masuk ke dalam bagasi bus dan mengambil tas pink itu. Lyan dan kondektur saling tarik menarik tas warna pink itu. Keduanya berhenti ketika suara klakson bus berbunyi. Lyan membawa barang bawaannya menjauh dari bus dengan berlari. “Awas kalo penumpang saya ada kehilangan! Berarti kamu yang nyuri! Pake kerudung tapi maling.” umpat kondektur itu lal
Read more
30. Menuju Pemesan
Lyan menunduk untuk menghindar dari pukulan dengan menunduk. Saat menunduk itu juga, Lyan menyapu kaki ketiga orang yang mengepungnya. Dalam satu rotasi ketiganya sudah berjatuhan.   “Aku gak mau bermain-main terlalu lama. Mana bos kalian?” ucap Lyan pelan. Salah satu dari orang tersebut berdiri, “ikut aku!” “Tadi hanya pemanasan aja lho. Kalau kalian macam-macam, aku bisa membuat tulang kalian remuk!” ancam Lyan. Ketiganya saling berpandangan, tiga orang lelaki kekar dengan mudah dilumpuhkan oleh seorang wanita berbadan ramping. Ketiganya membawa dua unit sepeda motor lalu mengajak Lyan naik dalam motornya.   Ketika Lyan naik ke atas motor dengan duduk membentangkan dua kaki di belakang pengemu
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status