Semua Bab Akibat Kencan Buta: Bab 11 - Bab 20
86 Bab
11). Pindah
[Ra, kau tidak masuk sekolah lagi?]Pesan itu di kirim oleh Yuri. Sahara menikah di hari selasa kemarin, tidak ada satupun temannya yang di undang. Mereka hanya tahu dia cuti sekolah karena urusan keluarga. Sahara ingin merahasiakan pernikahannya rapat-rapat setidaknya sampai dia wisuda nanti.[Besok, Yur. Aku masuk!] Gadis itu membalas pesannya.Sebenarnya waktu cutinya habis itu lusa, bukan besok. Kalau boleh jujur Sahara lebih senang berada di sekolah saat ini. Dia bisa bertemu dengan teman-temannya, mengobrol dan memburu setiap makanan di kantin.Baru sehari gadis itu tinggal didekat Sagara, sudah hampir membuat kepalanya pecah. Belum lagi dia harus berjuang keras untuk mengenyahkan bayangan tubuh setengah telanjang suaminya itu.Sahara menggelengkan kepalanya berkali-kali, dia harus tetap waras. Gadis itu memilih untuk kembali menuju kamar seraya berbalas pesan dengan kawannya.Sedangkan Sagara, pria itu sejak tadi kesana dan kemari mencari keberadaan istrinya langsung merasa jen
Baca selengkapnya
12). Panggil aku 'Kakak!'
Bukan tanpa alasan Sagara mengajak istrinya itu untuk pindah. Demi mengantisipasi keisengan sang Papa yang mungkin akan lebih ekstrem lagi guna membuat kedua untuk dekat. Sedangkan alasan lain, dia bisa lebih leluasa dalam bersikap tanpa harus bersandiwara menjadi suami yang baik.Tentu saja alasan yang kuat adalah agar dia tidak tidur sekamar lagi dengan Sahara, apartemen ini mempunyai dua kamar.“Bocah ingusan! Kamarmu disini” Ucap Sagara pada gadis cantik yang tengah sibuk menelisik mewahnya apartemen.“Oh oke” jawab gadis itu mengangguk.Sahara menarik pelan kopernya menuju kamar yang dimaksud oleh suaminya. Ini tidak terlalu buruk, dia senang-senang saja jika harus tinggal di tempat semewah ini. Namun saat hendak masuk, kening gadis itu mengernyit ketika dia melihat Sagara justru masuk ke kamar yang lain.“Om, kenapa masuk ke sana?” tanya Sahara akhirnya.Sagara berbalik menatap istrinya, alisnya terangkat sebelah.“Ini kamarku” jawabnya singkat.Wajah Sahara menunjukkan kebing
Baca selengkapnya
13). Gadis Merepotkan
Sagara menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, melipat kedua tangan didada. Pandangan matanya menelisik ekspresi wajah Sahara yang ternganga lebar di sertai gelengan kecil saat membaca surat kontrak itu.“Om, apa-apaan ini?” tanya Sahara dengan alis terangkat, perasaannya campur aduk setelah membaca kontrak konyol itu.“Kau sudah membacanya, kan? Harusnya kau mengerti!” jawab Sagara dengan santai.“Mana bisa begitu! Apa ini? Menjalani pernikahan dengan kurun waktu selama tiga bulan, lalu setelah itu bercerai!” ujar gadis itu mengulang apa yang dia baca.Sahara sedikit shock dengan hal ini. Dia tidak pernah berpikir pernikahan kontrak semacam ini akan terjadi pada hidupnya.“Om pikir ini dunia novel!” bentaknya dengan kesal.Sungguh Sahara tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu, usianya saja yang dewasa namun pikirannya sangat kekanak-kanakan. Sahara masih muda tidak mungkin dia akan menyetujui perjanjian kontrak ini apalagi jika harus menyandang status janda.Apa kata
Baca selengkapnya
14). Minta Cucu
Sagara memarkirkan mobilnya di sebuah cafe tempat perjanjiannya untuk bertemu dengan Ardi, mereka memang sering berpindah-pindah tempat untuk sekedar berdiskusi tentang bisnis yang mereka rintis, lelaki mendudukkan bokongnya pada bangku cafe dengan Ardi yang sejak tadi tiba lebih dulu.“Yo! Lama sekali kau” kata Ardi menyambut kepalan tangan Sagara sebagai sapaan andalan mereka.“Ada problem sedikit” jawab Sagara menghela napas panjang.Ardi tidak tahu jika bos sekaligus teman kuliahnya dulu ini sudah menikah kemarin, yang lelaki itu tahu bahwa Sagara hanya memiliki seorang kekasih model terkenal, itu pun dia ketahui dengan tidak sengaja saat Ardi mengunjungi apartemen kawannya itu, ternyata Sagara sedang bersama dengan gadis cantik.“Masalah apa?”“Privasi.” Sagara menjawab singkat.“Ya, baiklah” Ardi menghela napas pelan, Sagara adalah orang yang tertutup. Jadi dia berusaha memaklumi. “Aku sudah menyiapkan rincian keuangan hasil dari apartemen-apartemen yang disewakan.” ucap kaki ta
Baca selengkapnya
15). Kunjungan Selly dan Yuri
Sahara panik bukan main saat mendengar niat kedua teman dekatnya yang akan berkunjung ke apartemen ini. Gadis itu melangkah mondar-mandir di sisi ranjangnya, otaknya dipaksa untuk berpikir mencari solusi alasan yang tepat.Ingatan Sahara tertuju pada keberadaan sosok suaminya yang saat ini sedang tidak ada di apartemen tersebut.“Kalau aku meminta pria mesum itu untuk tidak pulang lebih dulu, apa dia mau?” Sahara berbicara sendiri.“Kalau tidak dicoba mana bisa tahu!” ucapnya lagi dengan senyum cerah, dan meraih gawainya untuk melakukan panggilan.Detik berikutnya senyum Sahara langsung memudar, “Aku 'kan tidak memiliki nomor ponselnya!”Gadis itu mengesah pelan, dan membanting tubuhnya ke atas kasur.Menatap lampu bundar yang sedang padam, otaknya kembali bekerja mencari jalan keluar.Ketika Sahara tengah di liputi kebingungan, telinga gadis itu mendengar suara langkah kasar membuat tubuhnya refleks bangkit, dia bergegas keluar dari kamar dengan penuh harap, berharap yang pulang adal
Baca selengkapnya
16). Dia suamiku
“Apa ini?” gadis itu membulak-balik benda yang terbungkus kotak persegi panjang.“Coklat yang kesekian ratus kalinya dari Edward!” Selly yang menjawab, dia menatap bosan kotak ditangan Sahara.Sahara membuka kotak tersebut, tiga batang coklat lengkap dengan pita berwarna pink. Dahinya mengernyit.“Kupikir Edward akan memberiku satu batang setiap hari. Seperti biasanya.” kata Sahara heran.“Kau 'kan tidak masuk sekolah selama tiga hari.” sahut Yuri menjelaskan, dia menunjuk coklat di tangan Sahara.“Tiga coklat untuk tiga hari.” tambahnya lagi.Sahara mengangguk-angguk. “Entah sampai kapan dia akan berhenti memberiku coklat.”“Masa kau tidak mengerti, sih?” Selly menatap lurus wajah Sahara.“Dia akan terus memberimu benda konyol itu sampai kau menerimanya.” lanjutnya.Sahara tersenyum kecut, tentu saja dia mengerti. Sudah pasti Edward memberinya coklat setiap hari dengan maksud terselubung.“Kau harusnya senang, Ra. Edward itu tampan dan manis, juga romantis.” ucap Yuri terlihat menggo
Baca selengkapnya
17). Serangga pengganggu
“Kau jangan bercanda, Ra!” ucap Selly tidak percaya.“Tidak, Sell. Dia memang suamiku.” jawab Sahara coba tersenyum.“Bagaimana bisa?” tanya Yuri.“Jadi kau sudah menikah?” tanya Selly lagi dengan tatapan tajam, gadis itu melipat kedua tangannya di dada, dia merasa sedikit kecewa saat Sahara menikah namun tidak memberitahunya, Selly merasa tidak dianggap sebagai seorang teman.Sahara mengangguk dan menyengir. “Dan kau tidak memberi tahu kami?” sahut Yuri dengan cemberut.Sahara tersenyum kecut, bukan dia tidak mau memberitahu, namun gadis itu merasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya, namun waktu yang tepat itu tidak pernah ada, sebab semuanya sudah terbongkar.“Maafkan aku, bukan maksudku tidak ingin memberitahu kalian, namun saat itu aku pun sama bingung dengan situasinya dan aku...” Sahara menghentikan keterangannya.“Aku.. aku malu ternyata suamiku seorang Om-om!” lanjut Sahara seraya menggigit bibir dalamnya, gadis itu mengalihkan pandangan sebab dirinya
Baca selengkapnya
18). Aku minta uang!
Gadis itu tidak bersuara lagi, dia bergegas menghabiskan makan malamnya, yang dimasak oleh sang suami. Ya, memang Sagara yang memasak sebab gadis remaja itu belum bisa memasak sendiri, dia terbiasa dilayani dan dimanja. Jadi gadis itu sangat bergantung pada suaminya itu. Sahara harus mengakui bahwa hasil masakan Sagara cukup enak di lidahnya, dia sedikit kagum dengan keahlian pria itu.“Jangan lupa cuci piring kotormu!” ujar Sagara saat melihat istrinya itu mulai bangkit setelah piringnya kosong.“Kau harusnya mencari orang untuk melakukan pekerjaan ini” gadis itu menggerutu sebal.“Itu pekerjaan seorang istri, cepat kerjakan jangan membantah!” tukas lelaki itu dengan ketus.“Oh, istri ya? Baru saja kau menganggapku sebagai serangga pengganggu, sekarang seorang istri. Manis sekali mulutmu” ucap Sahara mengejek, kedua tangannya terlipat di bawah perut.Sagara mengesah pelan, “Jangan menguji kesabaranku!”“Baik, baik. Tidak perlu melotot seperti itu, itu membuat wajahmu jelek” ledek g
Baca selengkapnya
19). Edward
Matahari semakin meninggi membuat siang ini menjadi cerah, secerah wajah Sagara yang sedang duduk di dalam food court. Pria matang itu sudah sejak lima belas menit yang lalu menunggu sang kekasih, rasa rindu yang kian membesar membuatnya tidak sabar ingin bertemu dengan Maria.Mata elangnya menyisir suasana food court yang lumayan ramai, berharap manik matanya menangkap sosok yang dia nanti-nantikan. Pria itu hendak melirik jam yang melingkar di tangannya, namun tiba-tiba pandangannya menjadi gelap.Sagara meraih sesuatu yang menutupi matanya, sepasang tangan putih mulus menyapa penglihatannya.“Maria...” Saga tersenyum senang dengan kedatangan kekasihnya.Maria balas tersenyum, wanita itu mengecup ringan kedua pipi Sagara.“Apa aku terlalu lama?” Maria bertanya seraya mendaratkan bokongnya pada kursi disamping Sagara.Wanita itu memakai kacamata berwarna hitam pekat guna menyamarkan sedikit identitasnya.“Tidak, selama apapun aku tetap akan menunggu!” kata pria di sampingnya yang sel
Baca selengkapnya
20). Hatimu aman, kan?
Edward mengemudikan mobilnya dengan santai, bibirnya tidak berhenti tersenyum. Sesekali dia melirik gadis di sampingnya.Dia menyukai Sahara sejak lama, dan mengagumi kecantikannya. Gadis berambut sebahu itu menunjuk suatu arah.“Ed, kita berhenti di resto depan sana, ya.” ucap Sahara, suaranya terdengar seperti gemerincing lonceng di telinga Edward. Sangat lembut dan merdu.“Oh, kau mau makan disana?” tanya Edward menoleh sejenak.“Tidak, aku ingin membungkusnya untuk dibawa pulang.” jawab gadis itu tersenyum.“Kenapa tidak makan disana, saja. Aku bisa menemani.” tawar Edward balas tersenyum.Sahara menoleh dan menggeleng sungkan. “Aku harus pulang cepat.”“Oh, ada sesuatu yang mendesak?” alis Edward terangkat sebelah.Sahara berpikir mencari alasan, yang muncul secara spontan dibenaknya adalah isi kamar Sagara. Jadi dia mengangguk pelan. “Ada sesuatu yang mendesak.”“Baiklah”Mobil akhirnya berhenti tepat di depan restoran cepat saji. Mereka berdua turun dari mobil dan melangkah mas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status