All Chapters of Taring Putih Dari Barat: Chapter 171 - Chapter 180
384 Chapters
170. Penanaman Benih Kelompok Rizal
Di sebuah area luas yang ada di pinggiran sungai, tampak sekelompok orang tengah berbaris melihat ke satu arah. Kelompok itu begitu khusyuk mendengarkan perkataan pihak yang ada di depan mereka seolah mereka adalah kultus baru yang memiliki banyak pengikut. “Sekarang kita akan sampai pada di titik akhirnya, yaitu menanam benih bela diri,” kata Surya menjelaskan. Dengan kata-kata yang sederhana itu, kelompok orang yang sedang berbaris tampak ricuh karena satu alasan. “Ahhh apakah ini nyata?” “Apakah aku tidak bermimpi? Akhirnya aku benar-benar bisa disebut sebagai pesilat?” “Ahhh ibu, aku ingin menangis.” Kelompok itu menjadi sedikit bersukacita setelah sadar bahwa mereka akhirnya bisa sampai ke titik ini. Yampadi yang ada di sudut juga tidak bisa lepas dari perasaan hangat ini, wajahnya yang terbiasa kaku akhirnya melunak dan tersenyum dengan sedikit hangat. Elpri juga tidak mau kalah saat senyum yang ditampilkannya benar-benar tinggi, bahkan senyuman itu hampir menutupi Seba
Read more
171. Setengah Mampus
Di sebuah area cukup gelap di sekitar area gunung agung, suara yang memilukan terdengar mulai tumpah ke segala arah. Bisa dilihat ada sekelompok orang yang sedang menggeliat di tanah kesakitan karena satu alasan. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Surya bingung melihat hal ini. Dia sedang memberikan benih beladiri kepada kelompok pemuda yang akan menjadi orang terpercayanya setelah melatih mereka cukup lama. dia berharap bahwa ini semua akan berjalan dengan lancar. Namun tampaknya hal itu tak semudah apa yang dia pikirkan. Kelompok itu terus saja menggeliat semakin parah seiringnya waktu. Surya yang melihat hal ini mencoba untuk mengingat perasaan sakit yang dia terima saat pertama kali saat di berikan benih oleh inyiak putih. “Apakah aku sampai seperti ini pada saat itu?” tanya Surya sedikit penasaran. Namun setelah dia berpikir ulang beberapa kali, Surya menemukan bahwa dia tidak sampai se histeris ini seolah menanam benih adalah sesuatu yang merenggut nyawa berkali-kali. De
Read more
172. Kebingungan
Suara yang nyaman mulai terdengar di telinga. Mulai dari suara hewan di hutan, burung di dahan, dan juga suara gemericik air sungai yang menambah ketenangan. Sosok Rizal yang sedang terbaring samar-samar menggerakan jari tangannya. Cahaya pagi yang terik tampak membuat tidur nyaman Rizal terganggu dan akhirnya membangunkan dirinya untuk bisa menjalani hari. Dengan tampilan malas pemuda Rizal itu membuka matanya. Saat itu juga cahaya matahari pagi mendobrak matanya dengan tidak sopan. Karena hal itu Rizal lantas memposisikan tangannya untuk menghalau sinar itu agar tidak mengacaukan matanya. Setelah beberapa saat, Rizal dan matanya bisa beradaptasi dengan cahaya menyilaukan yang berasal dari matahari pagi itu. Dengan itu, Rizal mulai duduk dengan tegak. dia masih saja mengucek matanya dengan malas masih dalam keadaan ngawang belum sadar dengan sempurna. Selanjutnya pemuda itu mulai menatap ke satu sudut dengan tatapan kosong. Setelah beberapa waktu menatap dengan kosong, sosok it
Read more
173. Benih Yang Berbeda
Benih Yang Berbeda Di pinggiran sungai yang ada di gunung agung, tampak sekelompok makhluk hidup tengah terduduk malas memejamkan mata mereka. Kelompok itu mengerutkan dahi mereka ketika memejamkan mata seolah tengah melakukan sesuatu yang begitu serius. Sebelumnya, ketika kelompok itu baru saja bangun dari tidurnya, Surya menyuruh mereka untuk melihat titik benih yang ada di tubuh mereka. Surya ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan kelompok itu setelah Surya menanamkan benih rimaunya kepada mereka. Jelas Surya menjadi heran karena dia ingat bahwa mereka semua seharusnya akan menjadi layu Selama tiga bulan. Dan selama itu juga tubuh manusia mereka perlahan akan berubah menjadi harimau gendut. sama seperti apa yang dialami Surya sebelumnya. Surya sudah membayangkan bahwa dia akan memiliki selusin harimau bersamanya untuk menjaga gunung, namun kini tampaknya khayalan itu tidak relevan sama sekali. Dengan ini Surya melihat ke arah kelompok orang itu dengan tatapan kompleks
Read more
174. Berpamitan
Pagi hari di salah satu area pinggiran sungai. Kelompok Rizal bersama dengan sekelompok anjing tengah berbaris menghadap ke satu arah. kelompok makhluk hidup itu tampak menatap sosok yang ada di hadapan mereka dengan tatapan beribadah. mereka jelas sangat hormat kepada sosok yang sedang berdiri itu. Sosok itu tidak lain adalah Surya, kini dia tengah berdiri diatas batu sambil melihat ke arah kerumunan dengan seksama. Setelah melihat ke kanan dan kekiri untuk waktu yang lama, Surya mulai menggunakan sesuatu. “Tampaknya kelompok ini benar-benar baik saja,” kata pemuda itu dengan sedikit tak berharap. Surya masih saja memikirkan tentang kejadian beberapa hari lalu ketika dia menanamkan benih untuk kelompok itu, jelas mereka sama sekali hampir tidak memiliki fase yang sama dengan Surya. Sehingga membuat surya menjadi sedikit ragu. Tidak ada kelelahan selama tiga bulan, tidak ada perubahan bentuk tubuh menjadi harimau, dan juga tidak ada benih yang berbentuk harimau sempurna. Dengan i
Read more
175. Pesanan
“Ahhh hai tetua kelima.” Surya membalas dengan terkejut. “Apakah kau sudah siap untuk pergi?” tanya tetua kelima dengan semangat. “Ya aku siap untuk pergi...” kata Surya sedikit ragu ketika melihat tampilan pihak lain. “Baiklah mari ikuti aku, kalian akan pergi masih beberapa saat lagi.” Jelas tetua kelima. Dengan ini Surya pun mengikuti sosok itu dari belakang dengan perlahan. Saat Surya masuk bersama dengan tetua kelima. Kelompok murid di sekitar menjadi sedikit ricuh karena kedatangannya. Meskipun merasakan apa yang terjadi di tempat itu, Surya terus saja berjalan mengikuti tetua kelima menuju ke ruangan yang terakhir kali pernah Surya datangi. Tidak lama, Surya akhirnya masuk ke dalam ruangan yang akrab. Di tempat itu terdapat empat orang yang tengah berbicara satu sama lain dengan cukup serius. “Ahhh Surya akhirnya kau datang.” Tetua kedua berkata dengan antusias. Surya yang melihat hal ini hanya bisa mengerutkan kening. “Ada apa dengan perubahan sikap pria tua ini?” tan
Read more
176. Perjalanan Membosankan
Di dalam sebuah gerbong yang tidak terlalu besar, tampak seorang pemuda tengah menoleh ke satu arah dengan tampilan mencurigakan. Tiga orang lain yang ada di dalam gerbong itu hanya bisa melihat ke arah Surya dengan tatapan bertanya ketika melihat pihak lain menampilkan mimik wajah yang kurang baik. Sementara itu Nova hanya bisa mengernyit ketika senyum lebar masih tergantung di wajahnya. Surya tetap saja berada di posisi itu untuk beberapa detik. Bahkan daun telinga Surya bergerak ringan tanpa disadari kelompok orang yang ada di sekitarnya. Setelah beberapa detik lagi berdiri seperti itu, Surya mulai kembali ke penampilan sebelumnya dan kemudian melihat ke arah kelompok orang yang ada di gerbong itu dengan perlahan. Ketika dia melihat ke arah kelompok itu, dia hanya menemukan tatapan aneh dari mereka melihat ke arahnya. Surya menghiraukan hal itu dan mulai menuju ke bangku kosong di sebelah seorang remaja berambut coklat. Kelompok itu hanya bisa terlihat terganggu dengan tindak
Read more
177. Merasa Diawasi
di sebuah area gelap yang sunyi dan dingin, sepasang bola berwarna oranye tampak menyala dengan mengesankan dari kejauhan. Kedua bola cahya itu tampak seperti mata predator yang ingin menerkam mangsanya di dalam kegelapan. mata itu terus berjalan menuju ke satu arah dengan perlahan tanpa sadar mengeluarkan hawa dingin yang mempengaruhi area sekitarnya. Ketika mata menyala itu sampai di satu tempat yang luas dan lapang tanpa adanya pohon yang menghalangi cahaya rembulan, sosok pemuda berbadan tegap akhirnya terkuak bisa terlihat jelas gagah di bawah sinar bulan. Sosok pemuda itu adalah Surya yang tengah mencari kayu bakar untuk kemahnya malam ini. Dengan sedikit berjongkok, Surya mengambil sebuah ranting kering yang ada di hadapannya. Saat Surya tengah berjongkok sambil memegang beberapa kayu di tangan kirinya itu, sebuah suara yang ricuh mulia terdengar dari kejauhan. Indra Surya yang sensitif samar-samar bisa merasakan pergerakan dari arah belakang punggungnya. Dengan itu Sury
Read more
178. Benda Merah
Di sebuah area yang gelap, tampak seorang anak tengah terpaku melihat ke sebuah benda yang melayang ke arahnya. Sosok pemuda tegap itu hanya bisa bereaksi tepat waktu ketika benda merah itu hampir saja menghantam ke wajahnya. Surya dengan sedikit tergesa-gesa melompat ke samping agar benda merah aneh itu tidak mengenai tubuhnya. Saat Surya menghindar itu, suara hantaman besar pun terjadi. “Duar!” Surya tidak peduli dengan suara itu, dia hanya fokus untuk memposisikan dirinya sendiri yang tengah melayang di udara. Setelah Surya bisa stabil jatuh dan akhirnya berdiri tegak di tanah, barulah surya bisa memandang ke arah serangan itu. Pemuda itu hanya bisa terkejut sekaligus negri. Apa yang dilihat Surya kali ini adalah kawah cekung yang memiliki retakan di dalamnya. Sudah jelas bahwa itu adalah ulah dari benda merah sebelumnya. Dan lagi yang membuat Surya semakin bingung adalah bahwa benda merah sebelumnya menghilang entah kemana. “Sebenarnya apa benda aneh itu?” tanya Surya deng
Read more
179. Cairan Jeli
Seorang pemuda tengah berteriak dengan horor ketika terseret oleh tarikan benda merah aneh di udara. “Ahhhhhh!” Teriakan pemuda itu akhirnya berhenti ketika sebuah suara tabrakan mulai terdengar. “Kaboom!” Surya yang melayang itu akhirnya terus melayang, namun kini Surya melayang menjauh dari tarikan benda merah aneh itu. Surya telah dipukul dengan buruk di dalam kegelapan! Kini Surya merasakan rasa sakit yang begitu memuaskan karena ada semacam benda tumpul yang telah memukul kepalanya untuk mundur ke belakang. Dengan ini Surya terus saja mengudara ke belakang sebelum akhirnya terjatuh dan kemudian terseret di tanah. Surya begitu kesal dengan apa yang baru saja dia rasakan. Jelas dia kesal karena tidak mengetahui siapa yang telah memukulnya hingga seperti ini. Surya bergerak ingin beranjak, namun tampaknya pihak lain tidak ingin membiarkan dia untuk bernafas. sekali lagi benda merah itu melesat bergerak menuju Surya. “Duar!” Sebuah suara mulai terdengar ketika perasaan terj
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
39
DMCA.com Protection Status