All Chapters of Istri Gelap Tuan Arrogant: Chapter 521 - Chapter 530
674 Chapters
Bab 518
Tama duduk di kursi dengan menatap masakan di hadapannya, pikirannya benar-benar tidak baik-baik saja.Bahkan terkesan tidak bersemangat sama sekali, apa lagi nantinya akan mendengarkan sesuatu yang akan dikatakan oleh Adam.Tama sudah dapat menebak apa yang akan di bahas, sungguh membuatnya tidak bersemangat sama sekali."Makan," kata Kinanti.Lagi-lagi Kinanti mengisi piring Tama, tidak ingin terus merasa tidak enak.Kinanti masih mengerti dengan Tama yang masih butuh waktu untuk lebih dekat dengan keluarnya."Kinanti!" Kata Adam.Adam melihat istrinya sedang mengisi piring Tama lagi-lagi seperti sebelumnya.Membuat Kinanti pun sejenak terdiam dan beralih melirik Adam penuh tanya."Ya Mas?""Biarkan saja dia yang mengisi piringnya, dia juga harus menyesuaikan diri dengan keluarga kita," jelas Adam.Kinanti pun tersenyum bingung, kemudian kembali melihat Tama.Sesaat kemudian beralih melihat Adam."Nggak papa Mas, mungkin Tama masih segan," kata Kinanti lagi.Lagi-lagi berusaha untuk
Read more
Bab 519
Haaaaatchihhhhh....Tama merasa semakin tidak nyaman saja, bahkan sampai bersin beberapa kali."Dasar jorok!" Kesal Fikri yang sedang menikmati makanannya."Fikri!" Kinanti pun menegur putranya, kemudian beralih melihat Tama, "sepertinya kamu kedinginan, mungkin karena seharian ini terus saja berada dalam kolam renang," Kinanti pun menatap iba pada Tama."Maaf Bunda," kata Tama sambil menggosok-gosok hidungnya."Tidak apa," Kinanti segera meminta Bik Sumi membuatkan secangkir teh hangat untuk Tama, hingga akhirnya secangkir teh pun tiba."Silahkan Tuan," Bik Sumi meletakkannya pada meja."Nada, berikan Tama obat. Ya, sekalian minumnya di sofa saja biar lebih santai, berikan selimut juga agar lebih hangat," kata Kinanti memberikan saran.Karena dia tahu Tama merasa canggung bila ada Adam di dekatnya, wajar saja. Mengingat keduanya adalah calon mertua dan calon menantu."Siap Bunda," jawab Nada dengan penuh semangat."Jangan ke kamar!" Tambah Fikri.Nada pun beralih melihat Fikri."Kena
Read more
Bab 520
"Umi," Diva langsung saja memeluk Serena, lama tidak bertemu membuatnya merasakan rindu yang teramat berat."Anak Umi," Serena juga memeluk Nada tidak kalah eratnya, sebab rindu akan putri kecilnya yang kini sudah dewasa bahkan sudah menikah juga."Diva kangen.""Kangen? Memangnya masih ingat sama Umi setelah menikah? Bukannya udah sayang ke suami," goda Serena."Umi apaasih," kesal Nada."Diva, hati-hati jangan terlalu kuat peluk Umi Tante Serena, nanti adik bayi di perut Tante Serena kecepit," kata Nada khawatir.Nada memang khawatir, tetapi Diva malah dibuat shock mendengarnya."Umi?" Tanya Diva tidak mengerti."Iya, kayaknya kalian bakalan lahiran barengan deh. Ish, gemes, Nada juga pengen. Bunda, bikin adiknya sekalian ya, pas Nada udah nikah nanti, terus kita lahiran sama-sama," kata Nada dengan ide yang begitu cemerlangnya.Mentari geleng-geleng kepala sambil menahan tawa mendengar apa yang dikatakan oleh Nada barusan, memang adik iparnya itu sangat aneh.Beruntung Tama mencint
Read more
Bab 521
Akhirnya pagi ini Kinanti pun bersiap-siap untuk pergi ke sebuah butik langganannya, beruntung ada Serena yang menemani karena Mira sedang kurang enak badan.Apa lagi Kinanti sudah tahu tentang penyakit yang di deritanya, membuatnya juga merasa kasihan.Bahkan Mira mengatakan langsung menyerahkan semuanya pada Kinanti, karena Mira sadar dirinya tidak bisa terlalu aktif dalam hal mempersilahkan pernikahan anaknya sendiri.Meskipun sebenarnya dirinya juga ingin mempersiapkan semuanya, tetapi Mira lebih menyayangi dirinya dan kesehatannya. Karena, jika terlalu lelah maka, nantinya bisa drop. Bahkan, bisa membuat pernikahan anaknya menjadi rusak, Mira tidak mau membuat hari bahagia anaknya harus dilakukan dengan terburu-buru karena Tama memikirkannya yang sedang terbaring."Nada, ikut nggak?" Tanya Serena."Seharusnya ikut, Tama juga ikut. Karena, mereka yang akan memilih gaun pengantinnya nanti.""Em, iya juga sih," Serena mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Kinanti.Sampai akhirnya
Read more
Bab 522
Di tempat lainnya tepatnya Nada sedang disibukkan dengan memilih cincin yang begitu indah, pramuniaga toko terlihat begitu ramah.Bahkan mengeluarkan semua koleksi terbaik mereka.Sehingga, Nada sampai kebingungan untuk menentukan pilihannya. Bukan masalah harga, sebab sejak kapan Nada perduli akan harga.Namun, karena desain cincinnya yang memang sangat indah."Kamu bingung ya?" Tanya Tama saat melihat Nada yang terlihat kesulitan memilih cincinnya."Iya, Mas. Nggak tahu mau pilih yang mana," sampai akhirnya Nada pun melihat sepasang cincin dengan desain sederhana namun begitu indah."Yang ini aja gimana Mas?" Tanya Nada.Tama pun melihatnya kemudian mengangguk, sambil dalam hatinya berkata bahwa tumben sekali Nada waras.Karena panggilan Mas, artinya bocil itu sedang memakai otaknya dengan baik. Berbeda saat panggilannya berubah menjadi Kakandaku, artinya otaknya sedang miring.Tapi mau miring atau tidak pun Tama tetap cinta dan tidak bisa tanpa Nada."Ya sudah, kalau kamu suka yang
Read more
Bab 523
Dari sejak tadi Tama kebingungan untuk menghubungi Nada, sebab dari sekian banyak panggilan telpon darinya tidak satu pun yang mendapatkan jawaban.Benar-benar Tama tidak bisa tenang, bahkan saat malam harinya saja tidak dapat terlelap sama sekali hingga pagi harinya.Segera Tama pun bergegas menuju kamar mandi, setelah itu memakai pakaiannya dan segera pergi menuju rumah Nada.Namun, sesampainya di sana ternyata Nada sudah pergi ke kampus."Bunda, apa Nada sudah lama perginya?""Iya, beberapa menit yang lalu. Bunda, pikir Nada ke kampus sama kamu," jawab Kinanti yang sedang menyirami tanamannya."Nggak Bunda," wajah Tama tampak kecewa, sebab tidak biasanya Nada begini."Kamu susul saja Nada ke kampus, kalau ada masalah segera selesaikan," kata Kinanti memberikan saran."Tama, permisi Bunda.""Iya, hati-hati."Tama pun segera menyusul Nada menuju kampus, ingin berbicara dan meminta maaf karena dirinya tidak sanggup sampai tidak dipedulikan sama sekali seperti saat ini.Sesampainya di
Read more
Bab 524
"Ada apa?" Tanya Fikri yang melihat wajah Tama yang tampak begitu murung.Tama yang duduk di teras pun melihat Fikri yang menghampiri dirinya.Kemudian kembali mengusap wajahnya hingga beberapa kali.Fikri pun memilih untuk duduk di samping Tama, di siang hari yang begitu terik ini malah melihat wajah kusut calon suami adiknya itu yang duduk di teras rumahnya.Bukankah seharusnya bahagia karena pernikahan sudah di depan mata."Kau kenapa? Apa telinga mu rusak, aku bertanya!" Kesal Fikri karena Tama hanya diam saja."Kau ingat Niken?" Tanya Tama tiba-tiba pada Fikri."Niken?" Tanya Fikri yang berusaha untuk mengingat nama tersebut.Tetapi sepertinya tidak ada yang bisa diingat oleh Fikri selain Mentari."Tidak, kecuali Mentari. Itu, baru aku ingat," kata Fikri sambil melihat wajah Tama yang kesal.Tama pun kesal dan menatap Fikri dengan masamnya."Aku lupa, benar-benar lupa," kata Fikri sambil terkekeh kecil melihat wajah kesal Tama."Kalau Faisal?" "Faisal Angga Pratama?" Tanya Fikri
Read more
Bab 525
"Cepat sana temui calon suami mu, keburu mati kedinginan dia itu," kata Fikri sambil berlalu pergi melewati Nada yang masih memikirkan nasib Ayahnya.Tetapi sesaat kemudian Nada pun tersadar, kemudian melihat Fikri."Apaan sih, ngomongnya gitu banget!" Gerutu Nada.Dengan segera menemui Tama yang masih berada di luar sana, benar saja ternyata Tama menggigil kedinginan.Melihat Nada yang menemuinya membuat Tama pun tersenyum."Sayang, Mas, minta maaf ya. Mas, salah. Janji nggak akan ulangi lagi," kata Tama dengan wajah penuh penyesalan.Bahkan terlihat memohon pada Nada agar tak lagi marah padanya.Namun Nada hanya diam saja menatap wajah Tama."Sayang," panggil Tama dengan suara pelannya berharap mendapatkan maaf."Masuk!"Setelah mengatakan itu Nada pun langsung masuk.Sementara Tama mengangguk dengan cepat, bahkan hatinya begitu bahagia. Paling tidak saat ini Nada sudah mau bicara padanya.Tanpa menyia-nyiakan waktu lagi Tama langsung mengikut di belakang tubuh Nada."Duduk, Nada bu
Read more
Bab 526
Andai saja sejak dari dulu tau adik dari Fikri lah yang akan dicintainya, sudah pasti Tama akan menunjukan sikap yang paling baiknya.Bahkan membuat Fikri pun sampai bangga karena memiliki calon adik ipar seperti dirinya.Karena sudah pasti Tama akan menjadi seorang yang sangat baik.Tapi itu hanyalah andai-andai saja, sebab semua jalan yang sudah ditentukan hanya bisa dijalani saja dan berusaha untuk menjadi seorang yang lebih baik."Sudah malam, masih saja berduaan begini," kesal Fikri."Kami nggak ngapa-ngapain kok Kak," jawab Nada berusaha untuk membela dirinya.Terutama takut jika saja Fikri mencabut restu yang sudah diberikannya."Iya, karena aku datang tepat waktu. Kalau tidak?" Fikri pun menggantung ucapannya sambil melihat Tama, "entah apa yang sudah kalian lakukan di sini," lanjut Tama lagi.Sementara Tama hanya bisa diam saja, persis seperti seorang anak kecil yang dihukum oleh gurunya berdiri di depan kelas, karena tidak mengerjakan tugas sekolah.Sejak kapan Tama jadi dem
Read more
Bab 527
Tiba-tiba saja sekitarnya di penuhi dengan bintang yang bertaburan.Langit tampak begitu indah dengan bulan yang bersinar terang benderang.Tetapi, ada yang jauh lebih membahagiakan, yaitu Nada yang sedang memakai gaun berbulu domba dan berpadu bulu angsa berwarna putih.Bahkan di sekitarnya juga dipenuhi dengan banyaknya kelinci yang berlalu lalang dengan penuh semangat.Nada pun berjongkok dan menangkap seekor kelinci, kemudian menggendong dan menciumnya.Namun, sesaat kemudian ada yang memeluknya dari belakang.Nada pun tersentak, ternyata Tama yang memeluknya.Nada sungguh sangat bahagia tanpa bisa mengucapkan dengan kata-kata.Ada hal yang lebih membuat Nada bahagia yaitu pakaian Tama persis seperti artis India.Dengan dadanya yang terbuka, menampakan bulu halus di sana."Kamu cantik sekali," kata Tama.Memuji kecantikan Nada hingga akhirnya menyelipkan setangkai bunga mawar merah di telinga Nada.Jantung Nada pun kian berdegup kencang, karena rasanya sentuhan tangan Tama begitu
Read more
PREV
1
...
5152535455
...
68
DMCA.com Protection Status