All Chapters of Kehidupan Gelap CEO: Chapter 91 - Chapter 100
131 Chapters
Opera
Seharian kemarin Gerald mengajak Ana berjalan-jalan di perkotaan di Italia. Dia bahkan memanjakan Ana dengan semua fasilitas mewah. Naik mobil mewah, naik boat pribadi, makan malam mewah. Sekarang Ana sedang menebak-nebak kemewahan apalagi yang akan Gerald tunjukan kepadanya. "Kau sudah rapi sepagi ini?" tanya Gerald sambil memandang Ana dari atas tempat tidur.Berbeda dengan Ana yang sudah berpakaian rapi untuk memulai perjalanan liburannya, Gerald malah masih bergelung di balik selimutnya. "Kita akan pergi kemana hari ini?" tanya Ana sambil memasangkan anting-anting di telinganya. "Aku sedang malas keluar, lebih baik hari ini kita di kamar saja." Gerald kembali menenggelamkan wajahnya dalam bantal.Ana mendelikkan matanya ingin protes tapi langsung ia urungkan. "Lagian tujuan kita datang kesini bukan untuk berjalan-jalan." gumam Gerald yang teredam dengan bantal. Gerald kembali m
Read more
Vineyard
Tak terasa ini hari ke enam Ana dan Gerald berada di Italia. Dan hampir seminggu mereka habiskan waktu berdua selama hampir dua puluh empat jam. Karena ini hari terakhir mereka di Italia karena besok mereka harus kembali ke Indonesia. Gerald memutuskan untuk mengajak Ana ke kebun anggur miliknya yang ada di Italia. "Kebun anggur ini adalah milikku." sombong Gerald sambil menunjuk kebun anggur dengan luas berhektar-hektar di depannya.Ana memandang kebun anggur di depannya dengan takjub. Ini pertama kalinya ia melihat kebun anggur sebesar ini. Kira-kira berapa banyak anggur yang dihasilkan saat musim panen? atau berapa banyak pekerja yang merawat kebun anggur sebesar ini. Itulah beberapa pertanyaan yang ada di pikiran Ana saat ini."Benvenuto signore." (selamat datang tuan) ujar seorang laki-laki paruh baya dengan memakai pakaian ala petani Eropa."Mostraci al sito di produzione." (tunjukkan kami tempat produksinya) ujar Gerald
Read more
Back to home
Gerald dan Ana sampai di Indonesia keesokan harinya. Perjalanan selama hampir enam belas jam akhirnya berakhir. Dari bandara mereka langsung menuju ke rumah. Yang awalnya hanya membawa dua koper saat berangkat ke Italia, kini mereka membawa empat koper dari Italia. Memang dua koper tambahan banyak diisi dengan barang milik Ana. Bukan karena Ana yang sangat suka belanja, tapi lebih tepatnya Gerald yang banyak membelikan barang dan berbagai cemilan untuk Ana. Seingat Ana ia hanya membeli dua pakaian dan dua kantung cemilan dan sisanya Gerald yang membeli."Selamat datang ke rumah tuan, non." bi Asri menyambut kedatangan Gerald dan Ana dengan gembira."Mari tuan, non bibi sudah siapkan makanan spesial untuk tuan dan non Ana." bi Asri menuntun jalan menuju meja makan yang sudah penuh dengan berbagai hidangan lezat.Mata Ana berbinar, ia sangat merindukan makanan Indonesia selama di Italia. Air liurnya bahkan hampir keluar melihat daging ren
Read more
Rat Carcass
Ana meletakkan remot tv di tangannya. Ia berjalan ke arah jendela mengintip keadaan luar rumah. Sepi dan hening.Itulah yang Ana lihat, hanya terlihat beberapa penjaga yang sedang berjaga di depan rumah. Ini sudah kelima kalinya Ana mengintip luar rumah melalui jendela. Sedari tadi ia menunggu Gerald pulang dari kantor. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam tapi mobil Gerald tak kunjung juga terlihat memasuki pekarangan rumah."Kemana pria itu sebenarnya, kenapa jam segini belum juga pulang?" gumam Ana.Ana membaringkan badannya di sofa depan tv. Ia menyibukkan dirinya menonton televisi sambil menunggu Gerald pulang. Lama-kelamaan Ana merasa jika kelopak matanya semakin berat untuk terbuka. Akhirnya tanpa sadar ia tertidur dengan keadaan tv yang masih menyala.Ana terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara mobil memasuki halaman rumah. Ia tahu betul jika itu adalah Gerald. Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi. Itu artinya Ana ketiduran selama dua jam setengah.
Read more
Investigate
"Sudah kau temukan dimana keberadaan Arabella Jack?" tanya Gerald sambil memandang Jack dengan tatapan seriusnya."Sudah sir." Gerald tersenyum senang mendengar balasan Jack. "Saat ini dia berada di sebuah perkampungan kumuh. Dia tinggal sendiri disana. Sepertinya ayah anda tidak mengetahui perbuatan adik tiri anda sir." "Antarkan aku ke rumahnya." perintah Gerald."Baik sir." Jack segera pergi untuk menyiapkan mobil.Perkampungan kumuh yang Jack maksud terletak tidak jauh dari gedung kantornya. Gerald baru mengetahui jika disekitar kantornya ada pemukiman kumuh seperti ini. Gerald menatap miris pemandangan diluar mobil. Banyak kantong plastik sampah yang dibiarkan di pinggir-pinggir jalan atau dibuang sembarangan. Sangat berbeda sekali dengan lingkungan perkantorannya yang selalu terawat dan tidak ada satupun bungkus sampah yang tergeletak di halaman kantor.Gerald tidak bisa m
Read more
Long Time No See
Gerald terlihat sedang duduk santai di teras rumah mewahnya setelah menyelesaikan lari paginya. Sambil ditemani secangkir teh hijau buatan bi Asri. "Apa kau menemukan kejanggalan akhir-akhir ini?" tanya Gerald kepada Kevin yang duduk di sampingnya."Setelah kejadian hari itu kami belum menemukan kejanggalan tuan." jelas Kevin. "Hmm, jika ada sesuatu yang janggal beritahu aku lebih dulu sebelum Ana tahu." perintah Gerald."Baik tuan." ***"Hey bangun!" Jane memukul pantat Arabella dengan keras. "Nggh, aku masih mengantuk." gumam Arabella yang masih tidak bergerak dari tempatnya."Dasar pemalas! Cepat bangun dan bereskan semua ini." perintah Jane sambil menunjuk kamar yang terlihat sangat berantakan."Paling tidak bersihkan apartemenku, aku sudah memberimu tumpangan disini!" gerutu Jane sambil melangkah keluar kamar.Arabella bangun dari berba
Read more
Lunch With Ex
Pagi ini di kantor Gerald sudah kedatangan tamu. Dia memang memiliki janji untuk bertemu dengan Jane, tapi itu tidak sepagi ini. Kemarin mereka sepakat untuk bertemu setelah makan siang untuk membicarakan proyek mereka. Tapi Gerald tidak menyangka jika Jane akan datang ke kantornya sepagi ini. Bukan hanya datang sendirian, perempuan itu juga mengajak adiknya yang bernama Sesil. "Kau bisa menunggu diluar sebentar? Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sebentar." ujar Gerald menatap malas ke arah Jane.Walaupun Gerald selalu menatapnya dengan wajah datar, tetapi Jane tidak pernah sedetikpun melunturkan senyum manis dari bibirnya. Ya, ia harus lebih sabar untuk mendapatkan hati Gerald kembali."Tidak masalah kamu bisa selesaikan pekerjaanmu, aku akan menunggu disana dengan tenang." Jane menunjuk sofa panjang yang ada di ruangan itu.Gerald terlihat menghembuskan nafasnya. Percuma ia memaksa perempuan itu untuk keluar karena pa
Read more
Craving Problem
Ana menatap pintu kayu besar di depannya. Sudah sejak dua hari ini saat Gerald dirumah dia sering menghabiskan waktunya di ruang kerjanya. Entah sebanyak apa pekerjaan yang sudah dilakukannya di dalam sana. Seperti sekarang, setelah pulang dari kantor laki-laki itu langsung menuju ke ruang kerjanya tanpa mengganti pakaiannya. "Tidak biasanya dia sesibuk ini." gumam Ana sambil menatap lekat-lekat ke arah pintu di depannya.Ia sudah berdiri disini lumayan lama. Mungkin sudah sepuluh menit Ana berdiri didepan ruang kerja Gerald. Ia berusaha untuk mengintip di dalamnya tapi tidak ada satupun celah yang ia temukan. Ana pernah berpura-pura mengantarkan kopi untuk Gerald ke ruangannya, tapi apa yang terjadi selanjutnya? Gerald mengusirnya dan menyuruhnya untuk tidak mengganggunya saat bekerja. Ana berdecak kesal mengingat kejadian kemarin.Ana merasakan jika ada sesuatu yang tidak beres dengan Gerald. Sepertinya Gerald menyembunyikan sesuatu
Read more
Crime Proof
"Kau sedang apa Ana!" teriak Gerald yang membuat Ana terperanjat kaget.Ana membalikkan badannya dan menemukan Gerald yang sedang berdiri didepan pintu dapur dengan wajah dingin dan tatapan tajamnya. "Aku sudah bilang jangan melakukan pekerjaan rumah tangga, biar bibi yang mengurusnya." Gerald menghampiri Ana dan merebut spatula ditangan Ana.Ia berjalan ke salah satu kabin dapur dan mengeluarkan kotak susu hamil yang semalam ia beli. Dengusan keluar dari mulutnya ketika melihat kotak susu itu masih belum juga dibuka."Kau tidak meminum susumu tadi pagi?" tanya Gerald dengan suara yang mengintimidasi."Aku….." mata Ana melirik kesana kemari berusaha mencari sebuah alasan."Ck. Kau benar-benar tidak peduli dengan anak kita." sindir Gerald yang kesal dengan sikap Ana yang tidak memikirkan kesehatan bayi mereka. Gerald dengan telaten membuatkan susu hamil itu untuk Ana. Ia bahkan me
Read more
I Caught You
"Hai!" Perempuan berbaju cream itu menunjukkan senyum sumringahnya yang berbanding terbalik dengan sang tuan rumah."Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Gerald dengan wajah tidak suka dengan kedatangan perempuan itu."Aku pikir kamu sudah pindah, ternyata kamu masih menempati rumah ini?" Jane terlihat menatap setiap sudut rumah yang tidak terlalu banyak mengalami perubahan semenjak kepergiannya.Gerald menatap Jane dengan tatapan jengah. Ia tahu apa yang sedang ada di pikiran perempuan itu. Apalagi kalau bukan mengingat kembali kenangan-kenangan mereka. Gerald benar-benar sudah muak setiap kali perempuan itu membahas kenangan masa lalu mereka yang hanya ia anggap kenangan terburuk dalam hidupnya."aku lihat pekarangan rumah ini terlihat lebih hijau daripada dulu." puji Jane setelah tadi ia melihat pekarangan Gerald yang terlihat indah dan terawat.Gerald menyembunyikan senyum tipisnya. Tentu
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status