Semua Bab Istriku Bar-Bar: Bab 21 - Bab 30
116 Bab
Cemburu
Kedua mata Airin membola menyaksikan adegan yang saat ini tengah ia lihat tepat di depannya. Adegan yang sontak membuat langkahnya terhenti, serta bibir yang langsung mengatup rapat.Uhhhg, dasar, kurang ajar! Jadi ini alasanmu mengabaikanku di mobil sejak tadi?Ingin sekali Airin berteriak dan langsung memaki sepasang manusia yang saat ini masih berpelukan di dalam sana. Namun otaknya masih waras hanya untuk melampiaskan emosinya yang tanpa alasan. Apa jadinya jika ia marah, pasti lelaki itu akan langsung besar kepala dan menganggapnya cemburu.Cemburu? Harusnya ia merasakannya sekarang. Mungkin jika wanita lain akan langsung marah dan menyeret perempuan itu. Tapi, apa gunanya jika ia sendiri belum tahu pernikahan seperti apa yang saat ini ia jalani.Bukankah ini hanya status.Bukankah pernikahannya hanya perjodohan dari kedua orang tuanya.Dan mungkin Alex juga menganggapnya begitu."Dasar, tidak tahu malu!" Akhirnya Airin hanya bisa mengumpat saat dua orang itu belum juga melepas
Baca selengkapnya
Elisa Lagi
Wanita itu meringkuk, menelusupkan kepalanya pada dada telanjang sang suami yang masih sama-sama terpejam di sebelahnya. Sesekali tangannya meraba naik turun pada punggung pria itu, hingga sang pemilik merasa terusik oleh gerakan jari jemari lentik miliknya."El ...!" Dengan masih menahan kantuk yang amat sangat Roy menahan tangan itu, agar berhenti bermain-main yang akan membuat sesuatu di bawah sana kembali terusik.Elisa hanya bergumam pelan. Cekalan tangan yang sudah terlepas lagi-lagi ia gunakan untuk menyelusuri punggung polos milik suaminya.Roy hanya bisa diam merasakan jemari itu terus menari dan semakin terasa menggelitik. Tidak sampai di situ, Elisa malah kini merapatkan tubuh, sampai ia benar-benar bisa merasakan tubuh hangat milik istrinya."Berhenti, El! Atau aku benar-benar tidak akan melepaskanmu." Ternyata ancaman Roy tidak bisa menghentikan Elisa, wanita itu terus saja bertindak sesuka hati. Tidak peduli pada Roy yang berusaha menahannya sekuat tenaga."Kenapa? Aku t
Baca selengkapnya
Rengganis
"Dirga, bagaimana kelanjutan mengenai penyelidikanmu?" Di dalam ruanganan tiga lelaki itu membahas mengenai rencana selanjutnya yang akan mereka jalankan. Arya, Alex, serta Dirga, salah satu orang yang di percaya oleh Arya untuk mengawasi target dari jarak yang lumayan dekat."Seperti yang kita duga sebelumnya, Tuan. Prasetya Group memang mempunyai keterkaitan dengan ini." Dirga memberikan berkas yang sudah ia cocokkan sebelumnya mengenai perusahaan itu, dan ternyata memang benar adanya."Jadi, mereka sendiri murni yang melakukan?" Arya memeriksanya, lantas ia mengamati sekali lagi."Mengenai hal itu. Sebenarnya saya kurang yakin. Sepertinya masih ada seseorang yang berdiri di belakang mereka." Dirga kembali menjelaskan. Tugasnya memang terbilang berat. Jika lengah sedikit saja mungkin pihak musuh akan langsung mencium pergerakannya."Kau bisa kan mencari tahu lebih detail lagi? Aku ingin semua terbongkar. Termasuk siapa saja yang pernah berdiri di belakang mereka. Kita harus mengusut
Baca selengkapnya
Apa Tujuan Anda?
"Siapa sih!" Airin meletakkan majalah yang ia baca dengan kasar, lantas beranjak menuju pintu depan karena mendengar bel pintu yang terus saja berbunyi."Lagian di mana sih para pelayan?" Wanita itu terus menggerutu, namun ia etap melanjutkan langkah untuk melihat siapa tamu yang mengunjunginya di waktu yang hampir petang ini.Ceklek,Airin sejenak terpaku melihat siapa tamu yang datang mengunjunginya. Seorang perempuan yang mungkin seumuran dengannya tengah berdiri sambil mengulas senyum.Tunggu, dia 'kan perempuan yang datang ke acara pernikahanku kemarin. Kalau tidak salah namanya, Rengganis. Ya, Rengganis. Dia juga perempuan yang dulu di ceritakan Elisa. Ya, tidak salah lagi.Airin masih menatap, memperhatikan Rengganis dengan seksama. Memindai penampilan wanita itu dari atas sampai bawah.Lantas Airin kembali berbisik dalam hati, pantas saja Tuan Arya lebih memilih dia di banding Elisa. Dia cantik, manis, lemah lembut pula. Beda sekali dengan aku, eh!Airin membekap mulutnya send
Baca selengkapnya
Siasat Arya
"Maaf,Tuan, apa ini tidak salah?" Alex melayangkan protes pada Arya selaku pemimpin perusahaan Keluarga Pratama.Lelaki itu hanya mengernyit, mendapati protes dari sang asisten dengan wajah bingung, "Tidak salah? Maksudmu bagaimana?" Arya melayangkan kembali pertanyaan tadi."Apa Anda benar-benar ingin bekerja sama dengan Perusahaan Tuan Bara?" Alex mendadak ragu. Selain ia sudah mengenal siapa pemilik perusahaan itu, rasanya ia terlalu malas jika berhubungan dengan masa lalunya kembali."Kenapa? Apa kau masih memiliki rasa dengan wanita itu?" Arya menelisik wajah Alex yang terlihat tidak nyaman."Bukan begitu, Tuan. Maksud saya, kenapa Anda melimpahkan tanggung jawab penuh pada saya? Bukankah wewenang ini harusnya Anda sendiri yang memegang?" Alex melihat gelagat lain dari sorot mata Arya. Bertahun-tahun tahun ia sudah mengabdi dengan lelaki itu, tapi baru kali ini ia tidak mengetahui apa yang sebenarnya tengah Arya rencanakan."Apa? Aku hanya ada hal lebih penting yang harus aku ker
Baca selengkapnya
Kau Kenapa?
Alex pulang ke rumah saat jam dinding di ruang tamu menunjuk angka sembilan. Lelah, hari ini sangat ia rasakan. Dengan langkah gontai ia menaiki tangga satu persatu untuk mencapai kamar miliknya.Saat ia membuka pintu, orang pertama kali yang ia lihat adalah Airin. Gadis itu terlihat tengah memainkan ponsel miliknya. Saat melihatnya masuk, dengan cepat Airin meletakkan benda itu dan berjalan mendekat ke arah Alex."Kamu sudah pulang?" Entah ada angin apa mendadak Airin menyambutnya. Berdiri dengan ragu menatap ke arah Alex yang baru saja datang."Iya." Alex hanya menjawab seperlunya. Ia letakkan tas kerja ke tempatnya, lantas tangannya melonggarkan dasi yang masih melilit di leher."Apa kamu memerlukan sesuatu?" Airin terlihat sedikit ragu, ia masih berdiri dan terus mengikuti langkah Alex di belakangnya."Kenapa?" Alex heran. Ia mengulurkan tangan, menempelkan pada kening Airin, "Apa kepalamu habis terbentur sesuatu?"Airin hanya mencebik. Namun ia memalingkan wajah ke arah lain demi
Baca selengkapnya
Ketahuan
Airin masih terjaga. Dengan posisi yang memunggungi Alex, ia menunggu lelaki itu terlelap."Jadi, kau hanya basa-basi saja tadi." Suara Alex kembali terdengar. Selanjutnya Airin merasakan ada pergerakan di sebelahnya.Airin memilih bungkam sampai suara Alex tidak lagi terdengar. Hanya hembusan napas teratur milik Alex, menandakan lelaki itu mulai terlelap.Airin menunggu lagi beberapa saat, dan saat ia yakin Alex sudah benar-benar tidur, Airin berbalik. Ia tatap wajah suaminya dari samping. Tidak cukup sampai di situ, Airin merasa kurang puas. Ia coba mengulurkan tangan menyentuh wajah Alex. Namun tiga detik kemudian ia tarik lagi.Senyum Airin mengembang karena Alex masih diam dalam posisinya. Sekarang ia lebih berani lagi. Ia ulurkan tangan dan menyentuh bagian lain, membelai sembari sedikit menusuk dengan ujung jarinya. Namun saat Airin sudah terlena, tiba-tiba ...Greppp!Kedua mata Alex terbuka di serta cekalan yang kuat di tangannya."Apa yang kau lakukan?" Sorot mata Alex sejen
Baca selengkapnya
Minta Ijin
Glutak!Ponsel terjatuh tepat di kaki Alex dengan begitu saja. Lelaki itu nampak diam dan tak sadar jika benda yang tadi ia tempelkan di dekat telinga sudah terjun bebas menyentuh lantai.Arya yang melihatnya langsung mengernyit, menyiratkan kekhawatiran. Berbagai pertanyaan muncul di kepalanya. Kenapa Alex sampai menjatuhkan ponsel dan sampai tak merasakannya?"Lex, kau tak apa-apa?" tepukan tangan Arya sukses membuat lelaki itu tersadar. Dengan keadaan sedikit lingung Alex menatap wajah Arya yang berdiri menunggu dengan cemas, "Apa yang terjadi? Istrimu baik-baik saja, kan?" Pertanyaan itu lolos begitu saja.Alex belum juga sadar. Ia malah kebingungan dengan pertayaan Arya tadi. "Istriku?" tanyanya kembali."Ya, istrimu? Ada apa dengan Airin?" Arya mengulang lagi. Namun Alex masih belum bisa mencerna ucapan Arya dengan baik. Lelaki itu masih menatap Arya dengan wajah sama bingung, "Memangnya ada apa dengan istriku?"Astaga....!Arya menggeleng pelan. Bingung sendiri dengan respon Al
Baca selengkapnya
Elisa Ngidam
[Apalagi?] Airin menjawab dengan malas. Meski ia harus menghentikan langkahnya lebih dulu setelah turun dari taksi dan membayarnya tadi.[Nanti pulangnya aku jemput. Tunggu aku!] Setelah mengatakannya, sambungan langsung terputus.Lagi, Airin menghembuskan napas kasar. Kenapa dia tidak sopan sekali? bisiknya. Tak sadar, padahal tadi ia juga melakukan hal yang sama.Airin menyimpan posel miliknya ke dalam tas, lalu kakinya melangkah memasuki cafe milik sahabatnya."Rin ...!" Nana menyambut kedatangannya dengan perasaan senang. Di tatapnya Airin yang baru saja mendaratkan tubuhnya di sofa ruangan, lantas wajahnya menelisik wajah gadis itu, "Kamu baik-baik saja, kan? Apa suami–mu jadi menghukummu kemarin?" tanyanya.Airin hanya melirik sekilas. Ia sama sekali tidak berminat membahas Alex lagi. Namun rasa penasaran Nana membuatnya tetap menjawab pertanyaan. "Menurutmu?" Ia membalikkan pertanyaan itu."Mana aku tahu? Siapa tahu 'kan dia menghukum–mu dengan ....?" Nana mengedipkan sebelah m
Baca selengkapnya
Berkunjung
Elisa bersorak senang saat Roy mengangguk mengiyakan keinginannya. Meski sedikit terpaksa, Elisa tak masalah. Setidaknya keinginannya untuk berkunjung dan menemui ibu mertuanya sebentar lagi akan terkabul.Elisa cepat bersiap, menggunkan dress dengan model berlengan, ia terlihat anggun meski perutnya mulai membuncit. Elisa takkan menyiakan kesempatan langka ini. Meski ia harus lebih dulu menghubungi sang papi yang sudah berada di kantor, dan jelas tanggapan pria paruh baya itu seperti apa ketika waktu mulai siang, sedangkan Roy belum juga tiba di kantor.[Ke mana saja, Kau?] Suara Tuan Andreas sedikit kesal di seberang sana. Namun, Elisa malah menanggapinya dengan tawa cekikikan.[El ...! Elisa!] Suara itu kembali terdengar, [Mana Roy? Kenapa belum juga berangkat ke kantor?]Roy yang saat itu berada di sebelah Elisa ingin menyahut, tapi istrinya buru-buru mencegah dengan membuka suara lebih dulu, [Jangan marah-marah dong, Pih? Kak Roy hari ini tidak bisa masuk kantor.]Pria itu diam,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status