Semua Bab PENGGARIS SEGITIGA: Bab 11 - Bab 20
90 Bab
Bab 10 JURNALIS
"Belum ada kabar dari petugas tentang bagaimana nasib kita di sini," kata Raymond mengabarkan. "Sejak mendarat darurat 1 jam yang lalu, dan kini langit sudah mulai gelap, dan cuaca masih tidak bisa di andalkan. Sepertinya kita harus menginap di sini malam ini," lanjut Raymond."Mon, gue ga kuat... , perut gue sakit dan kayanya gue mulai menggigil," kata Arya sambil memegangi perutnya yang melilit."Tahan ya, Ri. Lo istirahat dulu aja, nanti gue coba hubungi pak Wahyu. Kita bisa atur lagi, apa lu bisa di anter ke kota, dipulangin ke Jakarta atau gimana. Yang jelas sekarang lo harus bertahan di sini. Nanti gue minta tolong dokter tentara buat ngeliat lo.""Thanks, Mon........eh, Selena mana?" tanya Arya."Lagi ngobrol sama Sersan Nando, dia lagi cari tahu tantang informasi pesawat dan lainnya, karena tadi sudah diumumkan, kalau diduga pesawatnya jatuh, walaupun belum diketemukan puingnya. Foto satelit juga tidak bisa diandalkan karena cuaca buruk ini. Tapi pada umumnya sih, Tim SAR dan t
Baca selengkapnya
Bab 11 BADAI
Tidak lama setelah kapal mengarungi lautan, hujan kembali datang mengguyur . Angin yang tadi tampak reda dan tenang, kini mulai kembali mengamuk diiringi oleh gemuruh petir yang mulai datang menyambar."KITA HARUS KEMBALI KE PELABUHAN TERDEKAT," teriak salah satu awak kapal."SEMUA BERTAHAN DI POSISI MASING-MASING...JANGAN SAMPAI TERSAPU OMBAK..!""SIAP!"Suara angin menderu dan ombak yang meninggi sungguh menyeramkan. Kapal yang cukup besar ini mulai mengayun akibat gejolak ombak yang menggila. Seluruh kru berusaha untuk mengendalikan kapal, hanya saja alam selalu lebih kuat dari usaha manusia."Selena, kamu ga apa-apa?"Selena tidak menjawab, dan membuat Raymond khawatir."Kita harus segera keluar dari gudang ini, bahaya kalau tertimpa barang-barang," kata Raymond sambil menggandeng Selena untuk keluar dari dalam gudang.Kondisi semakin mencekam di gudang kapal, ketika semua peralatan berat mulai saling membentur satu dengan yang lainnya."Apa yang terjadi?," teriak Selena bingung."
Baca selengkapnya
Bab 12 PULAU TERPENCIL
"Cuit..cuit... ," suara burung yang menandakan matahari pagi telah terbit.Panas matahari yang menyinari pasir pantai membuat Selena mulai terbangun dari tidurnya. Matanya mulai terbuka perlahan-lahan dan betapa kegetnya Selena ketika ia menyadari dimana ia berada. Di mana ini? "Apa yang terjadi semalam?" tanya Selena dalam hati. Belum lagi kepalanya yang tiba-tiba terasa pening dan badannya penuh dengan luka memar di sekujur tubuhnya. Akan tetapi, hal paling mengagetkan Selena adalah ketika melihat Raymond tersungkur tak sadarkan diri disebelahnya."Ray, Ray,...." ujar Selena berusaha membangunkan Raymond.Raymond tidak menjawab panggilan Selena, dan membuat Selena semakin panik."RAY.... RAY.....," panggil Selena lebih keras, sambil menggoyang-goyangkan badan pria di sebelahnya."Nggggggg....." jawab Raymond menggoyangkan badannya, walau matanya masih menolak untuk terbuka.Suara Raymond cukup melegakan Selena. Setidaknya pria itu masih bisa mengeluarkan suara. "Syukurlah," kata yang
Baca selengkapnya
BAB 13 RAYMOND
"Jadi, sekarang, yang paling penting adalah, kita harus cari tempat berteduh sebelum hujan datang," kata Raymond sambil menembus pepohonan.Selena merasa sangat bersalah, ia merasa sudah membuat begitu banyak kesulitan. Mulutnya tidak berani untuk mengeluarkan suara. Selena telah menciptakan nerakanya sendiri, bahkan dia ikut menyeret Raymond ke pulau ini. Selena sudah siap jika Raymond melampiaskan kemarahan padanya, karena ia memang patut untuk menerimanya."Hei..., hei..., Selena?" tanya Raymond sambil mengibaskan telapak tangannya ke depan mata Selena yang tampak kosong."Ii..ya...?""Kamu baik-baik saja? Apa kamu sakit? Lelah?" tanya Raymond kembali."Oh...tidak...ayo kita lanjutkan!""Kamu yakin, kamu tidak bicara apapun sejak tadi, Apa kamu benar-benar baik-baik saja? Atau mungkin lapar?" tanya Raymond penasaran."Aku baik-baik saja, jangan khawatir," jawab Selena."Maaf, sepertinya hari ini, kita hanya akan bergantung pada buah kelapa dari pinggir pantai. Biasanya kita bisa ber
Baca selengkapnya
Bab 14 CUACA DINGIN DI MALAM YANG HANGAT
Jalan-jalan di hutan dengan kondisi cuaca seperti ini merupakan titik terendah hidup Selena. Selena mengira ketika ayahnya pergi meninggalkannya adalah titik terburuk dalam hidupnya. Tetapi sekarang ia menyadari, kalau berurusan dengan alam yang mengamuk adalah hal yang paling buruk yang dapat terjadi pada seorang manusia. Sedikit saja lengah, Selena akan kehilangan nyawa begitu saja.Tubuhnya tidak berhenti mengigil, dinginnya angin dan hujan sudah terasa seperti pisau yang menusuk-nusuk tepat di jantungnya. Bibirnya mulai membiru, dan sepertinya sebentar lagi tubuh Selena akan segera menyerah kalah. Ketika langkahnya sudah terasa sangat amat berat, Raymond kembali menepuk-nepuk pipinya dan mengembalikan sedikit kesadarannya.Keadaan Raymond pun tidak jauh berbeda dengan Selena. Hanya mungkin Raymond sudah lebih berpengalaman dengan kondisi seperti ini daripada dirinya. Jika terjadi sesuatu pada Selena, jika ia kehilangan kesadaran, maka Raymond sudah bersiap untuk memapah atau mengge
Baca selengkapnya
Bab 15 HARI YANG BARU
Selena terbangun ketika matahari sudah bersinar sangat terang. Ia merentangkan kedua tangan dan kakinya untuk melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku. Segarnya udara pagi, dan hangatnya cahaya matahari yang masuk ke dalam gubuk, membuat hati menjadi lebih tenang. Selena begitu menikmati suasana indah itu sampai dia menyadari bahwa Raymond sudah tidak berada di sebelahnya."Ray...?" ujar Selena."Ray..?"Raymond tidak tampak di dalam ruangan itu, seluruh pakaiannya sudah tidak tergantung di tali penyekat ruang. Selena kaget dan sedikit panik. Mungkinkah Raymond meninggalkannya sendiri di sini? Tidak mungkin, tidak mungkin."Selena segera melingkarkan kain selimut untuk menutupi seluruh badannya dan segera berjalan ke luar untuk mencari Raymond."Ray...," teriak Selena."Ya...?" jawab Raymond dari arah bawah.Selena mencari arah suara itu, dan dengan segera ia dapat menemukan keberadaan Raymond."Hai, kamu sudah bangun?"sapa Raymond sambil tersenyum.Selena mengangguk."Pagi, kamu lagi
Baca selengkapnya
Bab 16. KEMANUSIAAN
Raymond membolongi buah kelapa, meminum airnya berdua dengan Selena, membungkus semua ubi yang di bakarnya untuk bekal, menyiapkan segala alat-alat yang diperlukan, dan segera bersiap untuk pergi."Kamu sudah siap?" tanya Raymond."Sudah," jawab Selena."Sayang sekali, kamera dari Arya hilang entah kemana. Mungkin masih ada di kapal, atau mungkin jatuh ke laut. Kalau itu masih ada, kita bisa gunakan sambil sekalian meliput berita.""Tidak masalah, Ray. Selama HP kamu masih ada.""Kamu tidak berniat meliput dengan kamera HP kan? Baterainya sudah hampir..."" Aku tahu, ayo jalan!""Ke arah barat," kata Raymond sambil menunjukkan tanggannya ke salah satu arah."Dari mana kamu tau?" tanya Selena bingung."Matahari terbit di timur, berarti kita berjalan ke arah sebaliknya.""Oh, betul juga, ga kepikiran. Baiklah, ayo jalan!" kata Selena.Raymond melihat lagi peta lokasi yang ada di handphonenya."Sepertinya tidak jauh sih, tapi kita tidak tahu juga kalau medannya cukup berat," lanjut Raymon
Baca selengkapnya
Bab 17 MISI PENYELAMATAN
Kapal Arya tidak hanya membawa TIM SAR tetapi beberapa reporter yang ditugaskan untuk meliput berita, termasuk James dan segudang omong besarnya. Petugas regu penyelamat segera memeriksa ibu Adam. Dan segera menandunya keluar dari gua. Sementara petugas lainnya mulai mencari korban lain yang mungkin selamat, dan beberapa personil mulai mengurus bangkai pesawat, serta beberapa jenasah yang mengambang di laut.Dengan bantuan Arya, Selena berusaha untuk meliput sedikit dari operasi penyelamatan tersebut agar tidak tertinggal berita dari reporter lainnya. Setidaknya Selena harus segera menayangkan secara live kondisi di tempat kejadian. Sementara Raymond dapat menikmati sedikit waktunya untuk bersantai dan beristirahat."Nih....," panggil mas Arya sambil menyodorkan botol minuman."Makasih, kaka....," jawab Raymond bercanda."Lo, keliatan happy banget?" tanya Arya."Happy gimana?""Semalem bro, lo kan dua malem sama doi, ada kemajuan ga? Apa kek? Ngobrol, atau jangan-jangan lebih dari itu?
Baca selengkapnya
Bab 18 SATU BULAN KEMUDIAN
"Tok, tok, tok!" "Ya, masuk!" "Pagi, Mbak," sapa Rahayu sambil membuka pintu ruangan Selena. Ini masih pagi, tapi wajahnya tampak sedikit kusut. "Pagi Rahayu. Ada apa?" jawab Salena sambil memandangi draft berita yang harus dibacanya hari ini. "Mau breafing schedule, Mbak. Ada perubahan." "Hah? Perubahan apa? Bukannya jadwalku berita malam ya? Memangnya ada masalah apa?" tanya Selena heran. "Hari ini, jawdal Mbak Selena di cancel. Berita malamnya akan digantikan oleh Mbak Diana karena nanti siang, Mbak Selena harus hadir pada acara konferensi pers di kantor BASARNAS. Pihak Basarnas sendiri yang meminta Mbak Selena dan Mas Raymond untuk hadir di acara tersebut." "O ya? Masa sih, Yu? Udah pada basi kali dengerin cerita kita di pulau. Mana diputer terus di TV hampir selama 1 bulan. Lagipula Ray kan sudah pergi shooting lagi di kalimantan," jawab Selena yang sedikit protes karena perubahan jadwalnya. "Waduh, saya juga kurang tau, Mbak. Menurut email yang dikirim ke Ayu, konfrensi
Baca selengkapnya
Bab 19 AKHIR KASUS PESAWAT
"Jadi, dengan ini, operasi pencarian dan penyelamatan korban jatuhnya pesawat Eagle Air, kami hentikan. Masih ada beberapa personel yang betugas di kepulauan Riau, untuk mengurus jenasah korban pesawat yang masih di rumah sakit dan belum dijemput oleh keluarganya. Selebihnya, mulai hari ini, kami manarik semua personel. Terima kasih atas perhatiaanya, sekali lagi, kami turut berduka dengan kejadian ini, mohon maaf bila selama kami bekerja, ada perbuatan dan perkataan kami yang tidak berkanan di hati saudara semua, baik yang disengaja maupun tidak. Sekali lagi terima kasih," kata moderator menutup acara konferensi pers sore ini.Raymond bersyukur karena rangkaian acara ini telah selesai. Selama 2 minggu pertama, Raymond mendapatkan undangan dari berbagai acara acara televisi. Dari mulai acara berita, hingga acara-acara gossip yang mengundangnya sebagai saksi di lapangan. Belum lagi berita-berita di kanal berita online yang menulis berita penyelamatan korban, hingga presenter ganteng pen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status