Semua Bab Cinta Berbalut Dendam: Bab 41 - Bab 50
314 Bab
Bab 41: Dahlan dan Keluarga Terusir Dari Rumahnya
“Lagian kita ga ada yang merasa dirugikan bukan…?” kata Radin asal.“Dasarrrr penjahat wanita kamu ini, tak punya perasaan!” Ratih menatap marah wajah Radin.Radin kembali tertawa sinis.“Ratih…kamu kira aku bodoh selama ini, kamu pikir aku tak tahu kamu juga sering bersama laki-laki yang kamu sukai, saat tidak bersamaku. Selain si Tono sudah berapa pria yang telah kamu ajak tidur!” Ratih langsung berdiri dan mengambil gelas berisi wine dan tanpa disangka-sangka, wanita cantik ini langsung menyemburkan gelas berisi minuman beralkohol itu ke wajah Radin.Saat itulah tiba-tiba muncul Tono dan 3 pria berbadan kekar dan kini mendekati Ratih dan Radin, melihat kehadiran empat orang itu, Radin hanya tersenyum tenang, sambil mengambil tisu dan mengelap wajahnya yang basah kena sembur wine tadi.“Hmmmm…sudah ku duga, mantan kekasih kamu yang kini jadi selingkuhanmu akan muncul dan bawa centeng!
Baca selengkapnya
Bab 42: Ki Bana Dukun Santet
Dahlan juga menceritakan betapa sulitnya bertemu dengan sang pemilik Radiw Corporation dan dia sampai kini tak tahu, siapa pemilik asli perusahaan yang kini sangat kuat itu.“Yang saya tahu hanya si Arman dan Yuni, dua CEO itu. Namun saat saya bertemu mereka, keduanya selalu kompak bilang sang big bos mereka adalah sindikasi dari luar negeri dan lebih banyak berada di luar daripada di Indonesia. Ini kan sangat aneh…!” sungut Dahlan kesal.Radin hanya tersenyum, dia memang sengaja mendoktrin dua orang kepercayaannya itu agar jangan sembarangan membuka jatidirinya, siapapun orang itu.Apalagi orang sebangsa Dahlan yang sudah masuk centang merah dan harus ia hancurkan.Bukan hanya Arman dan Yuni, seluruh stafnya yang ada di Radiw Corporation juga bersikap sama. Doktrin itu berlaku wajib bagi semua pegawai tanpa kecuali, kalau melanggar resikonya di pecat tanpa ampun.Saat ini pegawainya terus membengkak jadi 300 orang, seiring makin
Baca selengkapnya
Bab 43: Si Dukun Santet Tewas
Tak sampai 10 menitan, Ki Bana membuka matanya dan wajahnya langsung terlihat serius.“Benar…keluarga Brono dan Durangga di balik semua kekacauan bisnis kalian, tapi keduanya dilindungi kekuatan dahsyat, apalagi keturunan Durangga ini, aku sampai tak bisa melihat seperti apa wajahnya. Benar-benar hebat sekali pelindung keturunan Durangga, aku bahkan di tendang pelindungnya sampai nafasku mengap-mengap, luar biasa sekali musuh kalian kali ini!” kata Ki Bana, Dahlan dan Turangga sampai kaget mendengarnya.“Apakah kamu bisa membinasakan keduanya?” sahut Turangga.“Kalau Brono walaupun sulit masih bisa ku taklukan, tapi kalau keturunan Durangga aku tak bisa apa-apa, malah tadi hampir saja nyawaku melayang. Karena pelindungnya menghajarku sampai aku  sulit bernafas,” Ki Bana menghela nafas panjang.“Siapa keturunan Durangga itu Ki?” Dahlan menyela.“Anak muda…tapi wajahnya aku tak
Baca selengkapnya
Bab 44: Akhir Tragis Keluarga Turangga
Dahlan benar-benar marah besar, saat melihat Tante Umi aseek jalan bergandengan tangan dengan kekasih brondongnya di sebuah mall.Setelah mengantar ayahnya Turangga ke apartemen Radin, Dahlan bermaksud bertemu dengan pentolan preman yang selama ini dia bina, dan dia berencana akan gunakan tenaga mereka untuk mengobrak-abrik musuh-musuhnya.Namun, rencana itu buyar saat dia melihat istrinya malah bersama pemuda brondong di mall mewah tersebut.“Racimi…bangsat kamu, di saat keluarga kita di terpa masalah besar, kamu malah asekk dengan pemuda brengsek ini!” Tante Umi yang merupakan keturunan India, hingga Ratih anak kesayangannya memiliki hidung dan mata tajam turunan dari dia, tentu saja kaget bukan main, tak dia sangka akan bertemu dan kepergok suaminya di Mall ini.Remaja yang jadi selingkuhan Tante Umi tak kalah kagetnya, dia langsung melepas pegangan tangan dari tangan Tante Umi, lalu kabur ketakutan dan tidak memperdulikan Tante Umi
Baca selengkapnya
Bab 45: Semua Musuh Tewas Tragis
Saat melihat Kakek Brono dalam posisi tembak yang berjarak 35 meteran dari tempatnya bersembunyi dan yang terus di jaga tiga pengawalnya, Dahlan yang bersembunyi di body sebuah mobil di parkiran kantor milik mediang Darwis lalu membidik tepat di dada Brono.Pistol pun menyalak nyaring dan kakek Brono langsung terkapar begitu peluru menembus dadanya, 3 pengawal kakek Brono langsung merunduk dan melepaskan tembakan balasan ke arah Dahlan bersembunyi. Warga yang berada di halaman parkir itu langsung heboh mendengar bunyi tembakan sahut menyahut.Dahlan tak pernah memperhitungkan kalau pengawal kakek Brono ternyata aparat kepolisian dan merupakan penembak jitu, setelah 5 tembakan berhasil dia hindari, saat ingin berlari dan bermaksud kabur dari persembunyiannya, satu peluru menerjang bahunya, Dahlan pun terkapar, 3 pengawal tadi langsung mengejarnya sambil beringsut-ingsut mendekati tempat dia bersembunyi.Saat Dahlan bermaksud bangkit untuk berlari lagi, kembali sa
Baca selengkapnya
Bab 46: Bertemu Kekasih Pertama
Kakek Zainul hanya tiga hari berada di rumah Radin, dia pamit pulang ke Surabaya, kakek Zainul juga mengatakan, dia sudah menikahi Bik Janah. Radin kaget, tapi akhirnya memberi selamat pada kedua murid mediang ayahnya ini.“Kek…rumah dan mobil di Surabaya itu silahkan kakek dan bik Janah tempati dan pakai, sampai kapanpun…soal biaya hidup, ini ATM kakek bawa dan gunakan untuk perluan sehari-hari,” kata Radin sambil memeluk kakek Zainul, dan dia memerintahkan sopir pribadinya untuk mengantar kakek Zainul ke Bandara Soekarno-Hatta. Awalnya Radin ingin mengantar dengan pesawat pribadinya, namun Kakek Zainul bilang tak usah, dia cukup naik pesawat biasa saja.Tentu saja Radin membelikan tiket VIP bagi murid kesayangan ayahnya ini serta telah jadi suami dari Bik Janah yang tetap Radin anggap ibu kandungnya sendiri, karena telah memelihara dia sejak lahir hingga dewasa.Kartu ATM yang Radin berikan ber saldo 50 milyar dan Radin b
Baca selengkapnya
Bab 47: Gara-gara Gabut, Tak Sengaja Tertabrak Motor
“Kamu masih tetap cantik…malah makin seksi begini!” puji Radin pelan, matanya bak menelan bulat-bulat body Dini, hingga Dini risih sendiri. “Gomballll…pasti kamu sudah tak ingat lagi dengan aku yang kini makin tua, apalagi setelah lama tinggal di Jakarta dan jadi orang yang sangat kaya raya!” sungut Dini. Radin lalu memeluk Dini dan mencium harum tubuh wanita yang baru mandi ini. Radin jadi ingat masa-masa indah mereka kala dia masih berumur 18 tahunan dan perjakanya di ambil janda cantik ini. Kenangan itu tak akan dia lupakan sampai kapankan, Dini-lah guru bercintanya dan membuat dia jadi lelaki dewasa. Rambut Dini masih basah saat Radin membelainya dan kini dia merenggangkan pelukan dan kembali menatap Dini yang tentu saja sudah makin matang di usianya yang hampir 32 tahun. Radin lalu melumat bibir Dini, tapi anehnya Dini langsung mendorongnya saat Radin mulai menggerayangi badannya, hingga handuknya hampir terlepas. Dini sendiri harus menga
Baca selengkapnya
Bab 48: Judes, Tapi…!
“Oke…gini…cuaca agak panas…kita bicara di lobby hotel itu yaa…kebetulan aku mau nginap di sana!” kata Radin sambil menunjuk hotel yang kini hanya berjarak 100 meteran dari insiden tabrakan tadi.“Baik…kamu jalan duluan, aku ikut di belakang, awasss kalau kamu kabur, sebenatr aku foto dulu plat mobil kamu, biar enak nanti lapor polisi kalau benaran kabur!” ancam si wanita cantik ini malah mengeluarkan ponsel nya dan crekk dia memfoto wajah Radin, lalu beralih memfoto mobilnya. Radin hampir tertawa, tapi di tahannya.“Lucu juga ni gadis ini!” pikir Radin geli.Radin lalu masuk ke mobil dan menjalankan pelan-pelan, dari spion dia melihat wanita ini menghidupkan motor bebeknya dan mengikutinya di belakang dan terus mengikutinya sampai ke hotel tersebut.Setelah sampai di teras hotel dan menyerahkan kunci pada seorang petugas di depan gotel, Radin kemudian langsung masuk ke lobby hotel.
Baca selengkapnya
Bab 49: Si Judes Berubah Manis
Tak lama kemudian datang dua orang room service dan meletakan dua minuman segar berikut makanan ringan, bahkan juga buah-buahan seger.“Iya dehh…kalau kamu dah ikhlas…aku pulang dulu…terima kasih banyak yahh!”“Lohhh kok langsung pulang…ini minuman dan makanan yang baru disediakan, ga habis aku makan sendiri, ayoo temani aku mencicipi ini. Badan kamu ga terlalu sakit kan abis jatuh tadi!” Sherin yang hampir berdiri, kini duduk manis kembali dengan gaya yang rikuh, rikuh karena tadi sangat judes dan sempat minta ganti rugi dengan niat hanya memberi pelajaran, eh malah di kasih duit tak sedikit dan kini sudah masuk ke rekeningnya.Sherin bak dapat durian runtuh hari ini, pikirannya mulai menjelajah kemana-mana, kemana uang itu akan dia belanjakan.Itulah kelemahan wanita, dapat uang pikirannya hanya ingin segera belanja alias shopping.Sambil minum dan mencicipi makan ringan serta buah, Sherin kadan
Baca selengkapnya
Bab 50: Kampung Durangga
Kini Radin sudah dalam perjalanan menuju Kabupaten Balongin, dia membawa mobil dengan santai, kecuali jalanan sepi barulah dia tancap gas hingga kilometer menunjukan angka 120 sampai 140 di dashboard mobil SUV ini, tak berani dia lebih dari itu, karena ini bukan jalan tol dan banyak tikungan-tikungan tajam yang Radin tak hapal, belum lagi kadang ada lubang-lubang di jalanan yang tak semuanya mulus, beda dengan tol di Jakarta atau kala dia keluar daerah di Pulau Jawa atau Sumatera, Kalimantan memang masih agak tertinggal.Pagi tadi sebelum berangkat, dia sempat menelpon Sherin dan minta maaf tadi malam ketiduran lalu bilang akan ke Kabupaten Balongin, Sherin sempat bilang ingin ikut seandainya hari itu libur.“Kalau ikut dan abang khilaf gimana!” canda Radin.“Kalau khilaf, besoknya tanggung jawab langsung temui ortu Sherin yaa…enak aja main kabur…!” sungut Sherin di telpon.Radin tertawa dan kini dia tersenyum sendiri, entah mengapa kalau bicara dengan gadis lincah nan jelita ini, Rad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
32
DMCA.com Protection Status