All Chapters of My Handsome Partner: Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
Kebakaran Bukit
"Bay!" Panggil Senja saat Bayu hendak keluar dari ruangan Senja dirawat"Apakah kamu sudah sadar, Sen?" Kata Bayu yang langsung mendekat"A... Air," Katanya Singkat dengan badan lemah dan pucat"Baiklah, akan aku ambilkan minum," Kata Bayu yang langsung bangkit mengambilkan air minum untuk SenjaSam memperhatikan dari pintu. Melihat ke arah Senja dan kali ini ia merasa iba. "Jika butuh bantuan kau panggil saja, aku hari ini berjaga di kantor." Kata Sam kemudian beranjak pergi"Terimakasih," Jawab Bayu singkat di ikuti anggukan SenjaBayu datang mengambilkan sebotol air dan makanan. Ia membantu Senja duduk dan memberinya minum. "Maaf merepotkanmu," Kata Senja"Tidak, jangan begitu. Aku juga berhutang nyawa padamu. Jika bukan karenamu, aku pasti sudah mencair karena enzim dari Monster Saltic saat itu," Kata Bayu"Tadinya aku akan mengajakmu makan bersama. Aku kira tadi siang kamu baik-baik saja, aku tidak mengira kamu demam sampai tidak sadarkan diri," Kata Bayu"Aku sendiri tidak tah
Read more
Gelang Kaum Ayn
Salaar Bayu menepuk jidad nya. Ia jelas berpikir bahwa Senja begitu polos. Ia bahkan tidak tahu jika ia memiliki barang bagus ditangannya. "Sen, ini gelang kaum Ayn. Apakah kamu juga tidak tahu jika kamu punya roh pelindung?" Tanya Bayu"Roh pelindung? Aku tahu kalau soal itu, dia lebih mirip hantu, aku beberapa kali dibuat takut olehnya. Eh, apakah kamu juga memilikinya, Bay?” Kata Senja yang baru menyadari nyaBayu mengangguk. Ia kemudian berniat membawa Senja ke rumahnya dan memberitahu apa kegunaan gelang yang mereka miliki. "Besok aku akan mengajakku kerumah. Akan ku beritahu bagaimana cara menggunakan gelang kaum ayn," kata Bayu"Waah, itu pasti akan menyenangkan," Kata Senja bersemangat"Apa kamu masih memiliki orang tua lengkap, Bay?" tanya Senja lagi"Tidak. Mereka telah meninggal. Sejak usia 14 tahun aku telah hidup sendiri. Rumahku ada di batas hutan, sejak mereka tiada, aku masuk ke hutan setiap hari dan aku bertemu banyak mahluk disana, secara alamiah aku berteman den
Read more
Pulang Ke Rumah
Pulang ke Rumah(13) "Besok aku akan patroli. Apa rencanamu besok?” tanya Bayu"Bolehkah aku ikut patroli?" Tanya Senja kembali"Mmm... Boleh. Kamu harus membawa peralatan memadai besok. Ambilah di pos utama," Kata Bayu"Apa kamu akan menghubungi orang tuamu? Disini ada sinyal GPS. Kamu bisa menghubungi orang rumah," Kata Bayu lagi"Aku jelas membuat mereka khawatir. Tapi aku merasa tidak memiliki apa-apa untuk dibawa pulang, sepertinya lebih baik aku menundanya sampai aku siap untuk bertemu mereka," Kata SenjaSenja tahu pekerjaanya tak begitu disukai oleh orang tuanya. Belum lagi ia sebelumnya telah gagal untuk naik pangkat. Jelas itu bukan kabar yang baik. Senja ingin saat dia pulang, setidaknya ada hal membanggakan untuk kedua orang tuanya. "Bay, menurutku ini keren. Gelang kita menjadi kembar identik. Apa mungkin kekuatan kita bisa digabung?" Tanya Senja"Andai kita punya mentor kita pasti akan segera tahu apa saja yang bisa kita lakukan dengan ini. Ah sudahlah, hari sudah mulai
Read more
Patroli
Senja pergi ke pos utama. Ia menulis di dalam surat ijin masuk hutan sebagai relawan pendukung jagawana. "Waah, apa kubilang, Sen sangat tertarik untuk menjadi jagawana di Hutan Sungai Hitam, hahaha. Apa kau diam-diam merekrutnya, Bay? " Kata Sam"Bapak ketua Tim, sepertinya anda sangat bersemangat hari ini. Bagaimana kalau kita berpatroli bersama. Bukankah peraturan tidak membolehkan relawan bertugas tanpa pendampingan dua jagawana Senior?" Kata Bayu yang sengaja mengajak Sam "Bay, aku sedang libur. Tak bisakah kau tidak menggangguku?" Kata Sam sangat malas"Tenang saja. Area patroli ku bukan tebing atau tanah gambut. Aku hanya akan ke berkeliling di lembahan dan pungggungan bukit yang kemarin terbakar, aku akan mengecek satwa disana," Kata Bayu"Baiklah. Tapi dengan satu perjanjian. Porsi makanku dua kali lebih banyak daripada kau, haha," Kata Sam"Oke. Tidak masalah," Kata Sam yang kemudian mengemasi tas dan mengisinya dengan peralatanBayu memandu Senja untuk mengecek bawaanya s
Read more
Sebuah Kenyataan
Di Kota. Fajar yang baru saja mendengar suara Senja, hatinya begitu lega. Ada rindu yang tetiba merayap di harinya. Sedih karena ia tak bisa menjelaskan apapun saat kepergiannya. Kini sekalinya ia tahu bahwa Senja masih hidup, Fajar tak memiliki kesempatan sedikitpun untuk berbicara. "Aku sangat merindukanmu," lirih Fajar yang masih terpaku. Hatinya mendadak kacau. Selama lima tahun terakhir. Fajar sama sekali belum pernah mengenalkan Senja pada orang tuanya. Sepengetahuan Senja, Fajar adalah fotografer freelance yang menjual jasa nya pada beberapa media. Namun, selama ini ia tak pernah tahu jika Fajar adalah anak dari Pak Santoso atasannya. Fajar mendapatkan misi dari ayahnya untuk mendekati Prita. Hal itu karena kecurigaan Pak Santoso tentang penggelapan uang kantor yang dilakukan oleh Prita. Penyesalan yang dirasakan Fajar adalah ia seharusnya memberitahukan saja tentang tujuannya mendekati Prita. Namun, kebiasaan buruk reporter di kantor itu yang tak pandai menyimpan rahasia,
Read more
Tongkat Pelia
Sesampainya di asrama. Senja merasa hatinya sungguh tidak tenang. Ia memain-mainkan tongkatnya, tak peduli apa yang terjadi. Lamunan akan kejadian yang ia lihat membuat hatinya tercabik-cabik. Bayu yang melewati kamar Senja melihat seklebat cahaya yang terang berkali-kali. Ia mengira Sen sedang mencoba sesuatu dengan energi baru yang dimilikinya. "Sen, apa yang kau lakukan?" Kata Bayu yang dengan tiba-tiba membuka pintu kamar Senja yang tidak terkunci"Ada apa!? Kau membuatku kaget saja," Kata Senja"Apa yang kau lakukan, apa kau sengaja menarik perhatian dengan memainkan kekuatan mu? Aku melihat kilatan cahaya berkali-kali, aku pikir kau sudah gila melakukannya disini," Kata Bayu"Ah Maaf. Aku hanya melamun dan tidak berpikir sejauh itu, semoga tidak ada orang lain yang melihat hal itu," Kata Senja"Aku tidak bisa menjamin! Semua tempat di sini seperti memiliki telinga dan mata di mana-mana, kau harus berhati-hati," Kata BayuSeketika Senja berwajah muram. Ia sepertinya memang mela
Read more
Berkenalan dengan Mahluk Hutan
Berkenalan Dengan Mahluk Hutan (17) Ke esok an harinya. Senja begitu bersemangat untuk ikut patroli dengan Bayu. Sebelum waktu sarapan, ia sudah lebih dulu berolah raga dan mengisi tas nya dengan perlengkapan gunung. "Waah kau sangat bersemangat hari ini?" Kata Sam"Tentu saja. Karena aku akan dapat bimbingan langsung dari Ketua Tim," Kata Senja meledek Sam"Haha. Bagus. Hari ini kita akan patroli di jalur lembahan dengan tebing, bukan lagi punggungan datar seperti sebelumnya, hehe. Belajarlah dengan baik muridku," Kata Sam membalas nya"Sen!" Teriak Bayu dari bangunan asrama"Coba lihat, siapa yang memanggilmu?" kata SamSenja melambaikan tanganya ke arah BayuSen dan Sam yang sedang berolahraga mendongak ke arahnya lalu berlari menghampirinya. Keduanya beradu cepat untuk sampai ke atas. Keduanya sampai dengan nafas ter engah-engah. Bayu yang melihatnya menggelengkan kepala. "Apa yang kalian bicarakan semalam?” tanya Senja"Dia hanya basa basi saja, atau mungkin memang mengecek a
Read more
Wind Stopper
Sam baru saja akan mengeluarkan peralatannya. Angin bertiup begitu kencang, dedaunan tertiup hingga saling berkatup. "Sam, sebaiknya kita turun lewat jalan lain," Kata Bayu"Apa kau takut? Ini bukan hujan, ini hanya angin," Kata Sam"Kita bawa pemula, ini terlalu berbahaya," Kata BayuSam tersenyum tipis. Ia tetap mengeluarkan tali karmantel dari tasnya. Ia ternyata sudah sangat berniat mengajari Sen. Tali dinamis dipasang pada advice rock climbing. Senja memperhatikannya dengan seksama. "Pakai seat harness dulu," Kata Sam Sam mengaitkan carabiner pada pengaman Senja. Kali ini Senja terlihat bodoh karena ia harus turun pertama kali. "Heh, ia mungkin tidak tahu bagaimana cara melakukannya," Kata Bayu"Lebih baik aku dulu yang turun," Kata Bayu"Ehm, kenapa kau begitu khawatir, Bay. Aku benar-benar jadi curiga," Kata Sam"Bagaimana cara melakukannya?" Tanya Senja bersemangat"Nah begitu dong, kamu bisa turun perlahan. Gunakan tangan kananmu untuk menahan tali ke belakang, satu tang
Read more
Sebuah Pesan
Bayu masuk ke kamarnya. Karena lelah mengalami banyak hal hari itu, ia langsung tidur dan melewatkan makan malam. Begitu juga Senja. Saat tengah malam, Senja biasanya akan bangun hanya sekedar untuk minum. Kali ini, ia membuka matanya, pohon rambat mengikat tangannya. Ia tak bisa melepaskannya. Senja mencari gunting atau alat appaun di sekitarnya untuk memotong pohon yang menjalar kemana saja. Karena gerakannya terbatas, ia mulai panik dan takut. "Bay! Bay! Tolong aku!" Teriak SenjaBayu yang sedang tidur di kamar sebelahnya lalu bangun dan segera datang ke kamar Senja. Tanpa pikir panjang, ia membuka pintunya yang memang tak pernah Senja kunci. "Senja, apa ini?" Tanyanya yang jugaa terkejut melihat pohon menjalar mengikat tangan Senja"Aku tidak tahu, saat aku bangun, semua ini sudah mengikatku," Kata SenjaBayu keluar kamar. Ia mengambil parang lalu menebasnya. Namun ternyata pohon itu terus tumbuh lagi. "Apakah mereka tumbuh dari tanganmu, Sen?" Tanya Bayu"Ntahlah, aku meman
Read more
Sang Mentor
"Maksud anda?" tanya Bayu"Bukankah kalian membutuhkan seorang mentor? Aku di sini untuk membimbing kalian," kata orang ituMata Senja melebar dan senyumnya mengembang. Ia sangat senang bukan kepalang, karena keinginan untuk mencari guru seolah dikabulkan. Ia hendak berdiri dan mendekatinya. Namun Bayu segera mencegatnya, menahannya untuk tetap duduk ditempat semula. "Maaf, bagaimana kami bisa percaya pada anda sebagai orang asing yang tiba-tiba mengaku akan menjadi guru?” tanya Bayu yang kemudian diikuti anggukan setuju oleh Senja. "Lihatlah siapa yang ada dibelakang ku saat ini," kata laki-laki ituKemudian munculah Afreda dan Euan yang merupakan roh pelindung Bayu. Baik Senja dan Bayu terkejut sehingga tidak ada kata-kata yang bisa mereka keluarkan saat itu. Keduanya mencoba mencerna apa yang sedang terjadi sebenarnya. 'Apakah Afreda dikendalikan oleh orang ini?''Apakah selama ini Euan anak buah orang ini?'"Hahaha, kalian berdua salah. Hahaha, roh pelindung kalian lah yang mem
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status