All Chapters of Bertemu Setelah Berbeda Status: Chapter 71 - Chapter 80
114 Chapters
Kembali Mendekati Jelita
Dua hari kemudian..."Paaa ... aku pulang yah, kamu mau antar aku ke bandara?" ujar Veronika saat di kantor Revan."Jadi juga pulang, aku kira masih satu dua hari lagi!" Jessi sangat senang tinggal bersama Revan, dia sampai tidak mau pulang, bahkan Revan bela-belain masuk setengah hari karena Jessi merengek ingin diajak jalan-jalan olehnya."Kasihan masa Jessi gak sekolah terus, udah dua hari dia udah bolos, ini juga aku bujukin dia gak mau pulang terus!""Iya juga sih, ya udah ayo aku antar. Kamu duluan aja ke depan yah, aku beresin meja dulu.""Iya, Pa." Veronika keluar dari ruangan Revan, hendak menemui Jessi yang seperti biasa dia titipkan di bagian mainan, tapi begitu mendengar suara Jelita yang sedang mengobrol langkahnya terhenti sejenak, dia masih penasaran dengan sosok pegawai cantik yang masih dia curigai ada affair dengan suaminya itu."Jel, gimana ayam rica-rica buatan aku enak gak?" tanya Hanny yang sedang memamerkan masakannya karena jarang-jarang dia ada waktu untuk mem
Read more
What! Jamu Kuat!
Rima sibuk berbelanja di Mall katanya untuk keperluan Jelita bulan madu nanti, dia juga membelikan koper baru."Maaa ... dari mana, kok jam segini baru pulang?" tanya Rudi melihat Rima baru turun dari mobilnya."Hmm ... Papa gak lihat yang ada di tangan aku?" Rima memperlihatkan tangannya penuh dengan barang belanjaan."Waduuuh ... tumben banget Mama belanja sebanyak itu?""Ini untuk anak dan menantu kita Ma, bentar lagi kan mereka mau pergi bulan madu.""Memangnya Mama beliin apa buat mereka, semangat amat belanjanya!""Nanti kita bongkar di dalem, sekarang Papa bantuin Mama dulu bawa belanjaan Mama yang masih ada di mobil."Rudi menengok ke dalam bagasi mobil Rima, dia melihat koper berjumlah dua dengan ukuran dan model yang sama.'Buat apa coba beli dua-dua gini, mana sama persis model warnanya juga lagi! Ada-ada aja istriku ini!' Rudi berdecak sambil mengambil dua koper itu dan membawanya ke dalam ruang keluarga."Maaaa ... ini buat apaan sih pake beli koper segala?""Buat Jelita.
Read more
Terpaksa Curhat
"Mas, itu apa?" tanya Jelita saat Arman membawa bungkusan plastik dan menyimpannya di meja makan."Ini dari Mama kamu, Sayang. Ini buat kamu.""Ini apaan?" Jelita memegang botol berisi obat-obatan."Katanya itu Vitamin, biar kamu sehat kan sebentar lagi kita akan bulan madu, Sayang.""Kenapa memangnya, aku kan memang sehat, cuma jalan-jalan ke Bali kan?""Iiih ... siapa bilang kita hanya jalan-jalan, kamu kan akan melepas eeeeuhhmmm ... untuk pertama kalinya, biar kamu kuat." Arman menarik alisnya ke atas ke bawah seperti sedang menggoda Jelita.Glek!'Maksud dia melepaskan keperawananku gitu, aduuuh ... kok aku jadi takut, memang sehoror itukah, sampai Mama kasih aku vitamin segala. Kayaknya aku harus tanya-tanya sama yang udah pengalaman nih!' gumam Jelita."Hmmm ... Sayang, aku juga dikasih ini sama Mama kamu." Arman memperlihatkan dua botol berisi minuman yang asing di mata Jelita."Itu apaan Mas?""Sebenernya aku juga gak tahu, tapi kata temenku itu jamu katanya, perkiraan dia in
Read more
Petuah dari Sang Sahabat
"Apaaaa ...! Malam Pertama? Sakit?!" tanya Hanny menatap bingung sahabatnya itu. Sementara, Jelita hanya menunduk malu, dia tahu mungkin pertanyaannya sangat aneh dan mengundang tanda tanya yang sangat besar dari sahabatnya itu."Maksud kamu, gimana Jel? Aku masih belum mengerti?" Hanny mengerutkan dahinya sepertinya otaknya masih mencerna ucapan dari Jelita."Hmmm ... akuuu ... tahu kamu masih bingung, aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya malam pertama itu, Han. Apa itu sangat sakit?" Jelita mengulang kembali pertanyaannya."Apaaa ...!! Haaaa ... Kamu itu udah hampir tujuh bulan menikah, Jel. Masa masih menanyakan malam pertama?"Wajah Jelita makin memucat, sungguh malu sangat malu memaksakan tersenyum untuk menutupi rasa groginya."Apa jangan-jangan ... jangan katakan kalau yang aku pikirkan itu benar, Jel?!" Hanny menatap tajam Jelita meminta jawaban secepatnya."Iya, Han." Jelita menggangguk pelan, sungguh malu Jelita sampai tak berani menatap wajah Hanny lama-lama."Ya ampun Je
Read more
Berdua Bersama Revan
"Ngapain sih kamu merasa gak enak segala Li, kamu tahu kan dia bukan anakku, nanti juga saat aku harus berpisah dari dia, dia gak bakalan baik-baik aja kok!" jawabnya begitu santai, dia tak memikirkan perasaan anaknya sama sekali, benar kata orang cinta itu buta, dia akan kehilangan akal sehatnya saat jatuh cinta tak memikirkan yang lain lagi kecuali orang yang dia cintai."Kamu gila, Van. Memangnya kamu tidak sayang sama anak itu?!" ujar Jelita tak percaya Revan akan menjawab setega itu."Yah sayang, tapi untuk saat ini yang aku prioritaskan hanya kamu, Sayangku!" Revan mengecup pipi Jelita tanpa rasa malu."Revan!! Ini tempat umum, kamu main nyosor-nyosor aja!!" protes Jelita sambil memegang pipinya."Yaelah, kamu juga suka kan aku cium, jangan ngeles, tuh muka kamu merah gitu!""Revaaan ...!!" teriak Jelita kesal.Bukannya merasa bersalah, Revan malah melakukannya lagi. Cup!"Malu Van, mana ini tempat umum. Kamu mau kita diciduk satpol PP, mau ditaruh di mana mukaku.""Hahaha ... k
Read more
Kepergok Vano
Kini memorinya kembali melintasi masa remajanya, hanya saja dulu mereka tidak berani bergandengan tangan seperti ini, hanya jalan berdua sebelum mereka sampai di jalan besar untuk menaiki angkutan umum, berjalan menelusuri jalan yang lumayan jauh sambil menikmati udara segar, sambil bercengkrama soal apa saja, tentang sekolah, teman, tentang film atau lagu kesukaan pada zamannya, semua mengalir begitu indah saat Jelita mengenangnya, bahkan sampai bisa melupakan kejadian menegangkan yang baru saja dia alami."Seneng juga yah bisa melewati jalan ini, Van. Rasanya begitu damai, suasananya masih teduh dan indah kayak dulu." Jelita tampak lebih tenang sambil menyelami masa lalu mereka di masa sekolah."Iya Li, ini kesempatan aku bisa jalan bareng sama kamu, sehabis jam sekolah habis. Saat-saat menyenangkan saat di mana aku bisa jalan bareng menikmati waktu berdua sama kamu melihat keceriaan, cemberut, sedih, dan mengingat ekspresi wajah kamu yang menggemaskan saat kamu curhat tentang guru
Read more
Ciuman Perpisahan
Drrrt ... drrrt ... drrrt ... "Sebentar yah Sayang, ada telepon nih."kata Revan sedikit menjauh dari Jelita.Jelita diam-diam mencari sesuatu di pohon yang ada di taman itu, meraba-raba batang pohon besar yang masih kokoh berdiri di taman itu.'Masih ada, rupanya, hahaha ...!' ucap Jelita begitu senang rupanya belum hilang tulisan itu."Heeeei ... abis ngapain sih di pohon itu?" tanya Revan setelah selesai menerima telepon."Ada deh mau tahu aja, rahasia perempuan!" Jelita menutupinya dari Revan, tak ada satu orang pun yang tahu soal itu."Sama aku main rahasia-rahasiaan yah!" Revan menyipitkan matanya pada Jelita seakan ingin tahu rahasia apa yang belum dia ketahui soal Jelita."Sudahlah kamu gak perlu tahu, Kamu udah tahu hampir semua rahasia hidup aku.""Oke deh, kayaknya privasi banget yah!""Iya dong, siapapun gak ada yang tahu, hanya aku saja yang tahu, hehehe ...!!""Sudah ah, sudah magrib nih, di sini juga udah gelap.""Iya ayo!" Revan menautkan jemarinya pada jemari Jelita
Read more
Merasa Tertampar
"Apa maksud kamu, Li?" Revan menatap Jelita dengan tatapan tajam meminta jawaban."Bukan maksud apapun Van, aku hanya ingin memberikan kamu kenangan agar kamu bisa mengingatku." Jelita dengan tenang menjawabnya diakhiri dengan senyuman. Revan menyipitkan matanya makin tak mengerti maksud Jelita, "Kenangan?""Udah kamu jangan banyak tanya, Van. Kamu kan mau pergi lama, anggap saja itu buat pengobat rinduku buat kamu!" jawab Jelita lugas, Revan tak tahu ada makna yang dalam dalam kalimat terakhir Jelita."Oh begitu yah, ya sudah makasih yah, pengobat rindunya, sungguh manis Sayang!" Revan mengecap bibirnya dengan jarinya seakan merasakan bekas bibir Jelita."Hehe ...!""Sama-sama, Van. Hati-hati yah di jalan mudah-mudahan Jessi cepat sembuh!""Makasih Lili ...!" "Byeeee ...!" Revan turun dari mobil Jelita."Byeee ...!!" Sejenak dia menatap wajah Revan sambil tersenyum pilu sebelum melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.'Selamat tinggal Revan, aku sudah ikhlaskan kamu sama istri d
Read more
Lupakan Revan!!
"Jel, lupakan Revan mulai sekarang, walaupun Mama yakin kamu masih mencintai laki-laki itu, tapi Mama mohon lakukan ini demi Mama Papa, Mama gak tega melihat menantu Mama harus bersedih seperti itu. Kamu tahu Jel, saat Papa memberikan kejutan bulan madu ini, Arman kelihatan sangat bahagia, Mama begitu senang melihat raut wajahnya yang berbinar saat itu. Jadi Mama mohon yah Jel, jangan hancurkan kebahagiaan Arman, begitu juga Mama Papa.. Kami akan sangat bahagia kalau bisa melihat kamu bahagia bersama suami kamu, pasangan halal kamu, Jel. Jangan berbuat sesuatu yang dilarang sama Allah, Jel. Selingkuh itu dosa besar apalagi sampai berbuat zinah." Rima begitu panjang menasehati sang putri semata wayangnya, dia ingin sang anak kembali ke jalan yang benar, jalan yang tidak membawanya ke jalan kesesatan bersama Revan, yang hanya akan menambah jumlah dosanya."Aku bersumpah Ma, aku tidak pernah berbuat zinah dengan Revan!" tegas Jelita."Terus yang barusan Mama lihat apa Hah, kamu mencium d
Read more
Pergi Bulan Madu
"Mas, lama banget sih?" keluh Jelita yang sedang menunggu di ruang tunggu melihat sang suami berjalan terburu-buru ke arahnya."Iya, tumben perut aku tiba-tiba mules, Yang.""Cieeeh ... pengen cepet-cepet aja naik pesawat anak Papa nih! Padahal mah cuma nunggu Arman bentaran tapi keselnya udah kayak nunggu setahun, hahaha ...!" Rudi berkali-kali menggoda Jelita, senang sekali membuat putrinya itu kesal."Papaa ...!!" teriak Jelita sambil memanyunkan bibirnya."Bercanda atuh Neng, gitu aja marah!!" ujar Rudi sambil tersenyum melihat wajah putrinya yang cemberut."Tapi kalau cemberut gini tambah cantik, hehehe!" Papa Rudi merayu sang putri agar tak marah lagi."Papa ... aaah!" Jelita tersipu malu kini pipinya memerah."Hahahaha ...!!" Rudi, Rima dan Arman tergelak bersama.'Menyenangkan sekali kalau bisa tertawa bersama begini bersama orang-orang yang aku sayangi, melihat mereka tertawa bahagia sekali rasanya!' gumam Jelita dalam hatinya.'Aku harus bisa membuat mereka selalu bahagia, a
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status