All Chapters of Pembalasan Saudara Kembar : Chapter 71 - Chapter 80
89 Chapters
Tujuh Puluh Satu
Tiara menatap layar di hadapannya. Saat ini perusahaan sedang tak baik-baik saja. Ia menoleh ke arah karyawan kepercayaan. "Mengapa bisa begini?" "Mereka membatalkan investasinya. Kita rugi banyak dan hutang semakin menumpuk." "Apa tak ada jalan lain agar mereka tak membatalkannya?" "Kami sudah berusaha untuk membujuk mereka. Tetapi, mereka tetap dengan jawaban masing-masing." Tiara tak menyangka kalau perusahaan Antoni bisa mengalami kebangkrutan tiba-tiba. "Bagaimana caranya agar perusahaan ini selamat?" "Kita tinggal mencari perusahaan lain yang mau bekerja sama dengan kita di berbagai bidang, Nona." Tiara duduk menyadarkan punggungnya. Ia harus mencari seseorang untuk membantunya. "Oke, aku akan mencarinya." Biasanya Tiara hanya melihat dari jarak jauh saja tetapi kali ini berbeda. Wanita itu akan turun tangan sendiri. "Aku yakin ia mau membantuku." Tiara berdiri di bagian resepsionis. Ia akan menemui Sebastian. Wanita itu tak bisa menghubungi pria tampan yang selalu m
Read more
Tujuh Puluh Dua
Bab 72 Nico mendekati wajahnya ke arah Tiara. Mereka tampak dekat dan intim. "Anda mau apa?" Tiara masih berusaha untuk menjauhi wajahnya. "Ada kain menempel." Menunjukkan sehelai kain berbentuk seperti benang di bahu Tiara. Wanita itu tampak bernapas lega. "Apa syaratnya?" tanya Tiara setelah semua keadaan kembali normal."Syarat. Kamu tinggal menandatangi surat perjanjian hanya itu." Tiara tersenyum senang. Semuanya tampak mudah kalau hanya menandatangi kertas kecuali ia harus memberikan jaminan harta. Mereka mengobrol tentang bisnis. Nico yakin kalau Tiara tak begitu paham dengan perusahaan saat ini. Beberapa kali membicarakan hal itu. Wanita itu tampak tak nyambung. "Gampang. Ia mudah sekali dibujuk." Nico berbicara dalam hati terkekeh pelan. Satu jam bersama, Tiara dan Nico berbicara cukup banyak. Waktunya mereka mengakhiri pertemuan malam ini. "Kita baru berbincang sebentar. Kenapa sudah mau pergi?" Taira belum puas. Membicarakan bisnis membuat Tiara bersemangat. "Maaf
Read more
Tujuh Puluh Tiga
Bab 73Tubuh Tiara terasa sakit dan berat. Ia membuka perlahan ketika merasakan air dingin sedingin es batu menyentuh kulitnya. "Di mana aku?" Suara Tiara terdengar lirih, berat sekali membuka matanya. Tak ada suara atau tawa dari mereka. Tiara hanya menjadi tontonan saja. Hingga kedua mata terbuka sempurna melihat pria yang tak asing baginya. "So-soni." Tiara ingat pria berkacamata dengan sikap polosnya. Tetapi, Tiara mengubah sikap polos itu menjadi monster. Tiara membuat hatinya terluka hingga meninggalkan luka teramat dalam. Soni mendekat, mengusap lembut pipi wanita yang pernah ia cintai. Ia ingat sekali ketika Tiara menjadi istrinya. "Apa kabar Sayang. Senang berjumpa denganmu lagi. Aku rindu sekali." Soni mengecup pipi mulus Tiara, kulit wajahnya terasa dingin karena pria itu telah menyiramnya dengan air es. "Soni, aku di mana?" Tiara mengedarkan pandangan sekeliling ruangan. Ia berada di sebuah kamar kosong tanpa ada perabotan hanya ada satu kasur lipat. "Kenapa? Tak
Read more
Tujuh Puluh Tiga
Bab 73Tubuh Tiara terasa sakit dan berat. Ia membuka perlahan ketika merasakan air dingin sedingin es batu menyentuh kulitnya. "Di mana aku?" Suara Tiara terdengar lirih, berat sekali membuka matanya. Tak ada suara atau tawa dari mereka. Tiara hanya menjadi tontonan saja. Hingga kedua mata terbuka sempurna melihat pria yang tak asing baginya. "So-soni." Tiara ingat pria berkacamata dengan sikap polosnya. Tetapi, Tiara mengubah sikap polos itu menjadi monster. Tiara membuat hatinya terluka hingga meninggalkan luka teramat dalam. Soni mendekat, mengusap lembut pipi wanita yang pernah ia cintai. Ia ingat sekali ketika Tiara menjadi istrinya. "Apa kabar Sayang. Senang berjumpa denganmu lagi. Aku rindu sekali." Soni mengecup pipi mulus Tiara, kulit wajahnya terasa dingin karena pria itu telah menyiramnya dengan air es. "Soni, aku di mana?" Tiara mengedarkan pandangan sekeliling ruangan. Ia berada di sebuah kamar kosong tanpa ada perabotan hanya ada satu kasur lipat. "Kenapa? Tak
Read more
Tujuh Puluh Empat
Bab 74 Tiara berteriak meminta tolong. Soni tak menutup mulutnya hingga ia bebas membuka suaranya. Tapi, Tiara tak tahu kalau dirinya berada di rumah kosong tepat di tengah-tengah hutan. Napas Tiara terputus-putus hingga ia sulit untuk membuka bibirnya mengeluarkan suara meminta tolong. Tubuhnya semakin melemas. Soni telah menyuntikkan sesuatu ke tubuhnya hingga terasa melayang di udara. Raganya terasa tak bertulang. Tiara berusaha untuk tetap sadar tetapi tak bisa. Obat ini begitu keras. "Soni, tolong." Tanpa disadari Tiara, ujung matanya meneteskan air yang sudah lama tak keluar dari tempat tersebut. Air yang sejak dulu ia tahan agar tak tumpah. Tiara memejamkan mata mengingat dirinya telah jahat kepada saudara kembarnya, Angel. Kembarannya yang mengubah diri sebagai wanita. Ia transgender, Angel bernama Tara yang akhirnya dibunuh demi harta dan obsesinya. Saudara satu-satunya telah di bunuh dengan cara sadis hingga tak ada yang tahu kematiannya. "Angel, maafkan aku. Maaf. A
Read more
Tujuh Puluh Lima
Bab 75 Soni melangkah mendekati Tiara. Pria itu melihat tubuh Tiara tak berdaya. Kesadaran wanita yang telah mengores luka di hati sudah hilang.Pria yang dulu memiliki hati baik bagaikan malaikat. Kini berubah seperti iblis. Soni membuka tali merah mengikat tubuh Tiara. Perlahan merebahkan tubuh Tiara di atas meja. Soni menyeringai, mainan baru telah di dapatkannya. Perlahan kedua tangan masuk ke dalam dress Tiara dan mencari kain segitiga menutupi area terlarang. Soni ingat ketika mereka bermain dengan hasrat menggebu. Tiara begitu puas dengan permainannya. Tiara tak bisa mengimbangi permainan Soni. Tapi, siapa di sangka Tiara meninggalkan Soni dengan luka yang begitu dalam hingga membuatnya menjadi jahat. Pria itu mengunakan Angelica untuk membalas dendamnya. Bukan Soni saja menjadi korban dari kekejaman Tiara. Banyak orang lain juga terutama sekeliling Tiara. "Sayang, apa kamu ingat dulu aku begitu mencintaimu. Sekarang rasa cinta itu sudah tak ada. Jadi jangan kamu mencari
Read more
Tujuh Puluh Enam
Bab 76 Tiara duduk di depan petugas, para petugas menanyakan tentang kematian Antoni dan yang lain. Polisi memberikan bukti berupa Bros kupu-kupu. "Yang memiliki Bros ini bukan aku saja tapi ada wanita lain." Tiara berusaha menyangkal tuduhan itu. "Bros ini khusus dibuat hanya untuk seseorang. Bros ini hanya dibuat sesuai keinginan pemiliknya dan nama Anda ada di buku itu beserta foto Bros yang lainnya." Memperlihatkan foto dan nama Tiara. "Kami juga menemukan Bros lain yang digenggam oleh salah satu korban dan itu Bros Anda." Tiara menatap Bros cantik kesayangannya. Bros yang diperlihatkan petugas Ansuransi kepadanya. Artinya mereka telah melaporkan dan juga Bros yangdm digenggam oleh salah satu mayat. "Saya tak membunuh mereka!" Tiara masih keras kepala dan menolak tuduhan itu. "Anda berhak berbicara dan didampingi oleh pengacara."'Petugas memberikan berbagai pertanyaan yang sangat banyak hingga kepala Tiara akan pecah. Ia menjawab plin-plan. Petugas mengetahui hal itu, mak
Read more
Tujuh Puluh Tujuh
Bab 77"Hai, Nona Tiara. Ternyata kita bertemu di sini," sapanya ramah. Lola tersenyum manis, selama di dalam penjara ia tak memiliki teman. Mereka semua terlalu sangar tetapi tak bisa membuat gadis tomboy itu bertekuk lutut pada mereka. Justru sebaliknya mereka takut kepada Lola. Lola akan menghadapi mereka dengan santai tanpa menyentuh terlebih dulu. Tiara membuang muka, tatapan Lola memiliki sesuatu terselubung. Semua orang sedang jahat kepadanya. Tiara harus berhati-hati. "Ayo berdiri Nona!" Lola menjulurkan tangan ke arah Tiara. Namun, tangan Lola ditepis kasar. "Jangan sok baik padaku. Pergi!" Lola tertawa terbahak-bahak. Tiara bukan majikannya lagi jadi untuk apa malu tertawa di depan mantan bosnya. Tiara bangkit dan membersihkan pakaian dari debu yang tak terlihat. Ia menatap para penghuni sel tersebut berjumlah lima orang. Sel terasa sempit. Tak ada rajang untuk mereka. Hanya sehelai tikar sebagai alas pembaringan. "Apa lihat-lihat!" tantang salah satu dari mereka ber
Read more
Tujuh Puluh Delapan
Bab 78 "Silahkan masuk!" Lola hanya menatap wanita di dalam mobil itu. Ia ragu untuk duduk di sampingnya. Wanita yang berkelas dan terlihat sombong. Tubuh Lola berdiri cukup lama. Ingin kabur tetapi ada pria di belakang tubuhnya. Pria itu pasti menahan tubuh Lola. "Jangan takut. Aku tak akan mengigit. Masuklah. Kamu aman bersamaku." Senyum merekah di wajah cantiknya. "Silahkan masuk Nona Lola!" ucap pria yang berdiri di belakang Lola. "Aku naik taksi saja." "Ikulah dengan aku sebentar. Aku tak akan menyakitimu. Janjiku." Lola menudukkan kepala dan melirik pria yang masih berdiri di belakang tubuhnya. "Masuklah. Aku tahu kamu capai dan lelah." Lola masuk ke dalam kemudian pintu di tutup oleh supir. Lola masih menatap wanita yang duduk di sampingnya dan bersikap waspada. Lola terkejut ketika tangan lentik wanita itu hendak mengambil sesuatu. Di belakang tubuhnya. "Jangan macam-macam!" bentak Lola memundurkan duduknya. Menatap tajam dan hendak keluar mobil. "Aku hanya ingin
Read more
Tujuh Puluh Sembilan
Bab 79 "Mau apa kamu ke sini?" Tiara menatap wanita yang duduk elegan di atas kursi kayu. "Aku mau menjengukmu. Ini makanlah!" Angelica membawa beberapa makanan kesukaan Tiara. Aroma tercium hingga menusuk hidung. Wanita yang mengenakan pakaian orange menatap Angelica curiga. Ia enggan menyentuh pemberian dari wanita saingannya. "Kamu pasti senang karena aku berada di penjara?" Tiara berkata ketus. "Biasa saja. Aku ke sini antar makanan untukmu. Aku yakin makanan di sini tak enak." Angelica tertawa pelan. Ia tak lepas menatap wanita di hadapannya. "Aku tak butuh. Pergilah!" usir Tiara mengerakkan kepala. Kedua tangan diborgol. "Kamu yakin? Aku membawa salad, buah apel dan juga steak salmon. Apa kamu rela memberikan kepada orang lain?" Tiara menelan salivanya dalam. Ia belum makan sejak kemaren. Ia menatap makanan yng masih berada di bungkusnya. "Makanlah. Kamu memiliki banyak waktu atau kamu mau bawa masuk ke dalam dan direbut oleh penghuni penjara lain?" Tiara mengelengkan
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status