Semua Bab Suamiku Lupa Privasi Story WhatsApp: Bab 41 - Bab 50
61 Bab
Ela Hampir Mati
"Ela, buka pintunya. Dasar pelakor!" teriak Nadia terus menggedor pintu.Sebilah kayu yang dibawa, berusaha mendobrak pintu, dan menghancurkan kaca. Ada sedikit rasa takut untuk membuka pintu. Takut Nadia hilang kesadaran, dan berbuat hal mengerikan. "Mbak, buka sana. Tuh, nenek gayung ngajak baku hantam.""Sana kamu yang buka, Ras. Katanya kamu kesel sama nenek gayung. Buruan buka. Mbak bantu dari belakang.""Mbak duluan deh. Asli, kali ini nyali aku ciut liat muka sangar nenek gayung. Kaya orang gila dia. Bahaya, Mbak. Orang gila lebih serem dari setan.""Ish, malah ngomong yang enggak-enggak. Buruan ambil sapu, Ras. Siap-siap yah, Mbak mau buka pintu. Apapun yang terjadi, bantuin Mbak. Biar gak jadi dodol garut.""Hahaha, Mbak lucu. Suasana genting gini masih bisa melucu. Tapi baguslah. Drama pagi ini, cukup membuat Laras lupa sama hati yang lagi patah.""Halah, lupakan perbucinan. Darurat.""Oke-oke. Maju, Mbak. Laras siap siaga dari belakang."Dengan irama jantung tak menentu, a
Baca selengkapnya
Petaka
POV Ilyas"Arrgh! Nadia. Dia benar-benar gila. Menyesal aku memberinya kesempatan tetap menjadi istriku!"Sepanjang jalan menuju kantor polisi, aku menggerutu atas kebodohan sendiri. Kenapa tidak menyadari kejanggalan sikap Nadia? dia benar-benar kelewatan. Hampir membunuh Laras dan Ela. Memang sudah gila perempuan itu.Dari awal dia mau pergi, aku memang curiga. Tak biasanya Nadia keluar di waktu subuh. Dia beralasan ingin membeli sayuran ke pasar. "Tumben, kamu ke pasar, Dekk? biasanya 'kan yang urus dapur Mbok," tanyaku heran ketika dia sudah berpakaian rapih."Apa salahnya aku belanja? gak boleh?" responnya datar. Semenjak kecelakaan, sikap Nadia memang berubah drastis. Dia sering marah-marah, dan kadang melamun. Bahkan, sesekali aku memergokinya bicara sendirian. Aku tak berpikir aneh-aneh. Berusaha memaklumi perubahan sikapnya. Berpikir positif, mungkin Nadia butuh penyesuaian diri, dan menata hati. Supaya tegar menjadi perempuan tanpa rahim. Namun, lama kelamaan aku muak d
Baca selengkapnya
Akhir Untuk Nadia
POV Ela Mas Ilyas datang menjenguk Laras. Emosiku naik melihatnya ke sini. Posisi di dalam ruangan hanya ada aku, dan Laras yang sedang istirahat. Emak dan Rafli sedang pulang sebentar mengambil pakaian, dan membeli makan. Aku terus memarahi Mas Ilyas. Dia bagaikan noda membandel. Disuruh pergi, masih saja berdiri. Laras sampai terbangun, karena berisik mendengar suaranya yang menyebalkan. "Mas, aku ikut."Awalnya aku senang Mas Ilyas beranjak pergi, setelah Laras menyuruhnya pulang. Namun, seseorang menelponnya. Mengatakan bahwa Nadia di rumah sakit jiwa. Rasa ingin tahuku seketika meronta-ronta. Ingin tahu kondisi Nadia. Apa yang sebenarnya terjadi kepada dia? kalau dia benar-bensr gila, apa gerangan penyebabnya? "Kamu serius, La?""Ya serius, masa aku lagi ngeprenk. Aku beneran mau liat kondisi Si Nadia. Mau tahu keadaannya.""Tapi, Laras gimana?""Gak papa, Bang. Emak dan sahabatnya Mbak Ela lagi otw.""Apa benar, La?""Iya. Bentar, tunggu Emak sama Duren balik. Bentar lagi me
Baca selengkapnya
Lembaran Baru
"Berhenti! atau aku sakiti perempuan tua ini!"Ibu mertua terus meraung bagai kebakaran jenggot. Kedua tangan menutup telinga. Dia histeris tak karuan. Sedangkan aku, berusaha terus melantunkan ayat kursi. Berbeda dengan Mas Ilyas yang malah ikut menangis. Padahal dia laki-laki, tapi lembek."La, berhenti saja, La. Kasihan Ibu."Aku melotot ke arah Mas Ilyas. Sebagai kode agar dia diam. Bukannya membantu berdoa atau membaca ayat suci, Mas Ilyas malah mengacaukan fokusku."Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh.Man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min ‘ilmihii illaa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardha wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaaWahuwal ‘aliyyul ‘azhiim.""Lanjutkan, Mbak. Mari kita berdoa bersama."Seorang ustad berumur lebih tua dari Mas Ilyas memberi instruksi dari belakang. Kemudian, dia maj
Baca selengkapnya
Permintaan Zahwa
"Mas lepaskan. Nanti kita viral lagi. Bahaya. Ih, malu-maluin."Mataku melotot menatap pengunjung. Warung ayam bakar ini, cukup ramai, sehingga kami jadi sorot perhatian. Ada yang menatap sambil senyum-senyum. Mungkin merasa bahwa kami pasangan romantis. Ada juga yang mencibir. Seolah-olah iri."La, Mas sayang banget sama kamu," ujar Mas Ilyas masih memelukku.Ya Allah, ini manusia sudah tua tapi jiwa bucinnya masih saja mengakar. Suka sekali membuat kehebohan. Kalau aku berontak sambil berteriak penculik, tak mungkin. Lalu, aku harus apa?"Mas lepaskan. Sebelum aku tendang benda pusaka kamu," ancamku lirih tepat di telinganya."La, sebentar saja. Mas ingin mengulang momen, saat Mas melamarmu di sini."Oh tunggu, momen itu. Ketika aku memeluknya karena kegirangan mendapatkan sebuah cincin. Yah, aku ingat. Mas Ilyas mengajakku makan, ternyata di jus yang aku pesan, terdapat cincin bermata satu. Untung tidak masuk tenggorokan. Mas Ilyas memang sudah aneh ala-ala sinetron, sejak zaman
Baca selengkapnya
Tamat season satu
"Zahwa mau Mamah kembali sama Ayah?"Senyum simpul pertanda jawaban dari Zahwa. Sorot mata penuh harap. Dia masih sama seperti Zahwaku, semasa kecil dulu. Paling tidak rela, melihat orang tuanya berjauhan. Sewaktu kecil, dia sering merengek karena ditinggalkan Ayahnya bekerja.Merangkak dewasa, putriku malah harus benar-benar berjauhan. Sampai menekan mentalnya. Walaupun, keberuntungan masih berpihak pada keluargaku. Putri kecilku yang beranjak dewasa masih bisa diselamatkan. Perlahan menjauh dari benda haram. Apa mungkin ini pertanda aku harus kembali pada Mas Ilyas? aku takut, jika mementingkan ego, Zahwa akan tersiksa kembali. Tak menutup kemungkinan, putriku rapuh lagi karena bisikan setan. Sehingga, untuk kedua kali terjerumus dalam jurang kenistaan."Demi Zahwa, Mamah rela kembali pada Ayah," ucapku lesu. Hati pilu mengucapkannya. Luka masa lalu, basah lagi."Bukan itu maksud Zahwa, Mah. Awa cuman pengen tahu, apa Mamah masih sayang sama Ayah? Awa gak akan memaksa Mamah kemb
Baca selengkapnya
Kue Pernikahan
Pov Laras"Mbak Ela ...," teriakku menggema memanggil kakak tercinta.Dua hari lagi acara pernikahanku dengan Mas Rafly akan dilaksanakan. Namun, rasa gugup sudah mengguncang sejak dua Minggu lalu. Rasa panik menyeruak di hati. Takut ini dan itu. Belum lagi memikirkan persiapan acara yang tidak ada habisnya."Iya, Laras. Ampun deh, udah mau nikah mulutnya tetep kaya kaleng rombeng. Berisik tahu. Anggun dikit napa."Mbak Ela datang tergesa-gesa dari halaman belakang menuju kamarku. Badannya bau aroma dodol. Maklum, dia dan para tetangga sedang membuat beberapa kue basah dan kering. Awalnya aku mengusulkan untuk beli saja. Namun, Emak melarang. Lebih baik buat sendiri, supaya lebih banyak. Sehingga, cukup dibagi-bagi ke tetangga nantinya. Begitulah ciri khas di kampung ini."Hehehe, maklum Mbak. Panik. Ini loh, kue buat pernikahan aku belom ada kabarnya. Aku 'kan pengen maksimal. Pengen kue pernikahan dua tingkat dengan desain Doraemon.""Ampun deh. Tinggal telepon tukang kuenya.""Masa
Baca selengkapnya
Firasat Buruk
POV Ela"Mbak ...." teriak Laras histeris. Apa lagi yang terjadi? anak itu suka sekali buat rusuh. Seingetku, saat aku mau menikah, tidak seheboh Laras. Adikku ini, masalah kecil saja suka dibesar-besarkan."Mah, aunty nangis," bisik Zahwa yang tiba-tiba menghampiriku dari arah kamar Laras."Kenapa lagi?" tanyaku dengan oktaf suara yang tinggi."Hust, jangan kenceng-kenceng, Mah. Nanti Eyang tahu, tambah heboh," lirih Zahwa."Maaf-maaf. Emang kenapa sih, Mamah lagi sibuk, Nih," ujarku berbisik tepat di kuping Zahwa."Gak tahu, Mah. Tadi Awa lewat kamarnya. Terus aunty suruh manggilin mamah.""Ya udah, ayok kita samperin. Sebelum angin puting beliung menerpa rumah ini, karena teriakan Laras.""Ayok, Mah.""Nayla, nanti saya bantu lagi.""Baik, Mbak."Aku berjalan menuju kamar Laras. Namun, sesekali melirik ke belakang. Tak sengaja, menangkap ekspresi Nayla yang tengah berseri-seri. Saat tahu aku memandanginya, dia kembali menunduk. Aneh. Aku benar-benar curiga pada perempuan itu. Dari
Baca selengkapnya
Kehebohan Malam Pertama
"Duren, serius kamu gak kenal Si Nayla? perasaan kamu tadi manggil namanya.""E-enggak, El. Kamu salah denger.""Mas Rafly," seru Laras dengan wajah berseri-seri."I-iya, Ras," jawab Rafly gugup.Niat hati ingin terus mencecar Rafly dengan banyak pertanyaan yang menyudutkan. Namun, tak tega mengganggu momen spesial adikku. Walaupun, sejujurnya hati tak karuan. Takut ada masa lalu kelam, yang malah jadi badai dalam rumah tangga Laras. Pikiranku mendadak menerka-nerka beberapa kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Khawatir Nayla adalah mantan kekasih Rafly. Sama seperti kasus Mas Ilyas dan Nadia dulu. Berawal dari cinta masa lalu yang belum tuntas. Sampai berefek pada rumah tangga yang sedang di jalanin. Menghadirkan ranjau yang menghancurkan sebuah keluarga."Mbak, awas. Aku mau duduk. Pegel nih, pake sendal hak tinggi," bisik Laras membuyarkan lamunanku.Laras tidak bisa duduk. Akibat tubuhku yang berdiri tepat di belakang kursi yang disediakan untuknya. Dengan senyum linglung, a
Baca selengkapnya
Hubungan Nayla Dengan Nadia
POV Laras"Siapa sebenarnya Nayla, Dikren? jangan-jangan dia mantan kamu?"Aku urungkan niat untuk keluar. Pertanyaan Mbak Ela membuatku kepo. Beruntung mereka tak mendengar suara pintu yang sedikit sudah terbuka. Aku tajamkan pendengaran. Supaya bisa tahu apa yang sedang mereka bahas.Awalnya aku ingin mengambil minum. Dada sesak dan terasa terbakar api cemburu. Hati siapa yang tidak sakit, ketika tahu kelakuan bejat suaminya ketika malam pertama. Tulang rasanya lemas tak berdaya. Namun, kerongkongan yang terlalu banyak bersuara, memaksaku mengambil segelas air putih. "Bukan Ela.""Terus siapa? ko, kamu kenal dia. Terus dia mendadak menawarkan jasa pembuatan kue sama Laras. Pasti dia sakit hati 'kan gegara kamu.""Demi Allah Ela. Dia bukan mantan ataupun penggemar aku. Tapi, dia adiknya Nadia."Duar!Kepalaku rasanya terhantam beton. Apa benar Nayla adiknya nenek gayung? ah, masa iya. Kalau pun benar dia adiknya Nadia, kenapa dia tak tahu malu. Datang ke kehidupan keluargaku."Apa?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status