Semua Bab Pesan Rindu Dari Ma'had: Bab 21 - Bab 30
43 Bab
Bab 21 : Pengalaman Hidup
Belajarlah dari kehidupan, tidak semua yang pernah mengisi hati itu berakhir jadi pasangan hidup, ada juga yang menjadi pengalaman hidup. Jangan berhenti berusaha untuk masa depan. Selalu berdoa kepada yang Maha Menentukan.Kinan membaca berulang kali salah satu motivasi yang ada di book planner kesayangannya. Terkadang dia bingung, kenapa selalu ada kalimat yang ngena di hatinya, membuat dia semakin penasaran dengan pengirimnya, seakan sudah menyiapkan banyak motivasi ini untuk Kinan.Kinan menutup buku nya dan kembali membuka mushafnya, mushaf yang sampul nya sama dengan buku, sama-sama dari pengirim misterius juga. Kinan mengulang sekali lagi setengah juz yang akan dia setorkan besok pagi. Walaupun sudah khatam, santri wajib mengulang setoran dari awal lagi namun dalam jumlah yang lebih banyak.Jika setoran dulu perlembar maka ketika sudah khatam wajib Mengulangi lagi dari awal dengan dua tahap. Tahap pertama setengah juz alias lima lembar per setoran. Dan setelah khatam lagi baru
Baca selengkapnya
Bab 22 : Khotmil Quran
Serangkaian acara menyambut khataman sudah terlihat di komplek Khodijah. Kemarin sudah diadakan ziarah bersama di makam leluhur keluarga ahmad dan hari ini, dimulai setelah subuh tadi diadakan simaan alquran 30 juz untuk para khatimat bil Ghoib.Kinan, Rahma dan keempat santri lain yang ikut khataman hafalan bergantian murojaah setiap seperempat juz dimulai juz 1 hingga khatam. Dan ba'da dzuhur ini sudah sampai juz 18.Acara simaan ini menjadi momen yang sangat berkesan bagi Kinan dan yang lain, karena di kondisi mereka yang belum terlalu lanyah atau lancar tapi sudah harus disimak oleh beberapa pengasuh dan pengajar di Al-Anwar. Ada Syifa, Ralin, Sada, Ustadzah lainnya dan yang paling membuat grogi adalah kehadiran bu nyai sepuh alias Bu Ny. Hj. Arina.Satu lagi yang membuat grogi, tapi khusus untuk Kinan, entah yang lain. Yaitu karena harus menggunakan pengeras suara dalam melantunkan bacaannya, dan itu artinya bacaannya yang masih jauh dari kata lancar itu harus di dengar di segala
Baca selengkapnya
Bab 23 : Adek Berjilbab Coklat
Pukul setengah satu malam semua rangkaian acara khataman telah selesai. Tamu undangan dan jamaah pengajian sudah membubarkan diri. Seluruh santri dan alumni juga masyarakat sekitar langsung kerjabakti membereskan sisa acara. Kecuali yang belum bisa dibereskan segera seperti tenda dan panggung.Kinan dan Rifah setelah ikut kerjabakti langsung mengantar ibunda mereka ke penginapan yang sudah disiapkan oleh santri sejak seminggu lalu. Setelah ibunda mereka istirahat nyaman, keduanya langsung ikut bergabung dengan santri lain yang bersantai di tempat acara tadi. Karena sedang malam acara, putra putri bisa sedikit bebas untuk berkumpul.Tidak sedikit santri yang masih berfoto ria, termasuk Rifah karena malam ini santri diberi dispensasi membawa hp, tapi hanya untuk malam ini. Kinan hanya ikut larut dengan kegembiraan santri-santri yang lain, karena dia harus lebih bersabar lagi. Beberapa waktu yang lalu, ayahnya minta maaf karena terpaksa harus menjual hp Kinan karena biaya khataman Kinan
Baca selengkapnya
Bab 24 : Pesan Rindu
"Kinan ini Hp kamu, simcard nya masih sama kok nggak saya ganti!""Hah?" "Tiga." sahut Rey menghitung sesuatu.Alfa tersenyum lebar bahkan merasa bibirnya agak kram karena sejak tadi tidak bisa berhenti tersenyum dan mengucap syukur."Beberapa waktu yang lalu saya datang ke rumah kamu bertepatan saat ayah kamu mau pergi menjual hp kamu. Akhirnya beliau mengurungkan niatnya pergi karena memilih ngobrol sama saya. akhirnya saya tahu, hp ini mau dijual untuk tambahan biaya khataman kamu. Dan sebenarnya saya ingin bantu buat melunasi khataman kamu kesannya nggak sopan, ayah kamu pasti juga menolak. Akhirnya saya beli hp kamu ini. Dan sekarang saya kembalikan ke kamu!" ujar Alfa."Hah?""Empat." sahut Rey lagi melanjutkan hitungannya.Alfa yang risih dengan Rey di sampingnya itu akhirnya menyuarakan protesnya. "Kamu menghitung apa sih, bocah?"Reyshaka tertawa dulu sebelum menjawab Alfa. Saat ini mereka bertiga sedang keluar dengan alibi Alfa membeli pesanan bundanya, padahal dia hanya i
Baca selengkapnya
Bab 25 : Mayoran
Suka duka cerita Pondok sudah kembali harus dijalani santri Al khodijah, setelah cukup puas dengan liburan, mereka harus kembali berjuang tholabul 'ilm di ma' had tercinta.Siang ini Kinan dan Rahma juga beberapa santri putra membantu membersihkan ndalem. Dua santri itu langsung lanjut masak."Coba bayangin, tiap hari kamu tidur di sini terus beres-beres sendiri. Aku ogah bantuin..!" canda Rahma sambil tertawa lirih, dia dan Rifah adalah orang yang sudah mengetahui tentang lamaran Alfa."Ih, aku duduk sambil minum teh dong, terus aku panggil Mbak Rahma buat bikin sarapan." balas Kinan lirih lalu keduanya tertawa, tentunya dengan lirih."Aku nggak nyangka deh, amalan kamu apa sih? Sampai gus-gus pada dateng gitu!""Ah Mbak Rahma, situnya sendiri juga banyak yang datang tapi dicuekin!"Rahma kembali tertawa, "ngomong-ngomong calon suami kamu di mana? Sejak balik pondok aku belum lihat loh!"Kinan mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Dia sendiri juga belum bertemu dengan Alfa sejak bal
Baca selengkapnya
Bab 26 : Amnesia
Kinan mengerjapkan matanya berkali-kali, sejak lama telinganya mendengar suara merdu lantunan ayat alquran, tapi kepalanya terlalu berat untuk digerakkan.Perlahan dia membuka mata, memfokuskan pandangan dan mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Butuh waktu cukup lama sampai dia paham bahwa sekarang ada di rumah sakit, dia tidak ingat persis apa yang terjadi, dia hanya ingat tadi mau membeli gas tapi tiba-tiba semuanya gelap.Kinan sedikit menggerakkan kepalanya, menoleh ke kanan dan mendapati seseorang yang sedang melantunkan ayat suci Al quran, matanya terpejam, bacaan dan suaranya sungguh indah, sepertinya karena terlalu khusyuk ngaji dia tidak tahu bahwa Kinan sudah sadar.Kinan melihat sekeliling ruangan yang sedang dia tempati, ruangan yang lebih besar dan bagus dari kamarnya, yang jelas hanya ada dia sendiri diruangan ini, tidak ada pasien lain."Gus Alfa!" panggil Kinan dengan sangat lirih tapi cukup membuat lelaki itu membuka mata dan menghentikan bacaannya."Kinan," pangg
Baca selengkapnya
Bab 27 : Pantun Rey
"Pulang ke rumah ya?" tanya Alfa sesaat setelah dia selesai memakaikan sabuk pengamanan untuk Kinan. Setelah lima hari dirawat, siang ini Kinan diperbolehkan pulang."rumah Ibuk kan?""Bunda!" ujar Alfa bermaksud mengingatkan agar Kinan memanggil mertuanya dengan benar. Kinan hanya tersenyum, masih terlalu sungkan menganggap guru ngajinya itu sebagai mertua."Aku sudah bilang ke bunda, mau bawa pulang istri ke rumah. Atau kamu mau pulang ke pesantren aja?" tanya Alfa basa-basi, sejujurnya dia berharap agar Kinan tidak menerima basa-basinya.Kinan berpikir sebentar, kalau ditanya pasti dia ingin pulang ke pesantren, tidur di kamar kesayangannya -B1- tapi kembali lagi, dia harus sadar posisinya sekarang, dan yang terl
Baca selengkapnya
Bab 28 : Enak atau Enak Banget
"Shodaqallahul 'adziim..""Alhamdulillah, setengah juz an sudah hampir selesai. Kamu kalau murojaah satu juz annya mau sama Alfa nggak apa-apa Kinan! Kesininya nggak usah setiap hari." ujar Syifa ketika selesai menyimak menntunya ini.Sudah hampir satu bulan Kinan menyandang status istri Alfa, dan selama itu juga dia bolak-balik rumah ke pondok untuk menyelesaikan kewajibannya sebagai santri."Nggak apa-apa, Ibuk! Malah seneng kesini, bisa ketemu teman-teman sama bantuin ibuk juga!"Syifa tersenyum, sebenarnya dia pengen Kinan memanggilnya dengan sebutan bunda, sama dengan Alfa tapi wanita itu tetap terbiasa memanggil ibuk, agak cemburu juga sama Rizky pasalnya kalau sama bapak mertuanya itu Kinan tidak sungkan memanggil 'abi'."Bunda juga seneng sih, tapi kalau kamu tahu bunda sering tuh diteror sama suami kamu, katanya bunda suka nahan-nahan kamu!" kata Syifa sambil tertawa mengingat tingkah putranya itu, membuat Kinan juga harus tertawa kalau mengingat tingkah konyol suaminya."Kal
Baca selengkapnya
Bab 29 : Menuju Hari Pernikahan
Seribu hari yang dinanti Alfa akhirnya terlewati dan hari ini satu hari menjelang pernikahan resminya, dia harus rela berpisah dulu dengan istrinya. Hari ini dia dan seluruh keluarganya sudah berada di Salatiga menyewa beberapa homestay untuk keluarganya.Sejak shubuh tadi dia masih uring-uringan karena Kinan belum bisa dihubungi, sampai sore ini pun baru sebentar telepon sudah ditutup lagi. Bukan tanpa sebab, karena saat ini Kinan masih menyelesaikan simaan 30 juz nya di rumah. Alfa sendiri sudah melakukan simaan 30 juz seminggu yang lalu di pesantren."Allahu Akbar!" Pekik Alfa dan langsung menarik perhatian yang lain. Dito yang sedang ngobrol dengan abinya langsung berlari mendekat karena Alfa sedang menggendong Acha."Kenapa Al?" tanya Dito yang disusul Sean dibelakangnya."Anget-anget, Kak!" keluh Alfa sambil sedikit mengangkat Acha.Sean yang langsung paham malah tertawa puas banget melihat sarung adiknya itu basah karena Acha ngompol."Maaf ya Om, tadi Acha lupa pakai diaper!"
Baca selengkapnya
Bab 30 : Pengantin Yang Hilang
Sehabis jamaah subuh, suasana di sebuah home stay itu seperti suasana menjelang lebaran. Ada yang sibuk menata sarapan, ada yang sudah mulai mandi, ada yang masih menimang bayinya.Reyshaka dan Fahmi masih duduk bersama Nazril dan Arkan ditempat sholat, sekedar membahas permasalahan agama yang saat ini sedang heboh.Ralin, Salma dan beberapa yang lain menata sarapan, Rizky, mertuanya dan para orangtua sejajar Kafa masih ngobrol di ruang tengah sambil menikmati teh.Sementara itu di sebuah kamar..."Kamu kenapa nangis? Sini Acha biar aku gendong."Dito mengambil alih putri keduanya itu dari sang mama, sedangkan Atta-putra pertamanya masih bergulung selimut."Aku terharu, Dit! Pengen nangis aja lihat baju itu. Alfa udah mau nikah, baru lihat baju seragam aja udah mewek, apalagi nanti lihat Alfa sama Kinan!" jawab Sean, Dito menahan tawanya kalau nggak bisa ngamuk istrinya ini karena ditertawakan. Dito menidurkan Acha di strolernya lalu beralih merengkuh pundak istrinya."nikahnya udah d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status