Semua Bab Pelabuhan Akhir Sang Pewaris: Bab 41 - Bab 50
76 Bab
21 : A B - Semakin Jauh
Mansion William’s, Manhattan, USA. | 20.31 PMKali ini suasana mansion William cukup ramai karena kepulangan Shanice. Adik Sean yang aktif itu tidak bisa diam ketika tiba di mansion, terus merecoki Sean dengan berbagai pertanyaan tidak penting. Tapi sekarang Shanice justru menikmati waktunya dengan Ken, kejar-kejaran seperti anak kecil.Bahkan Angeline sampai kewalahan melarang keduanya. Untung saja Mark belum kembali dari Chicago, karena Ayahnya tidak menyukai keributan. Jika saja Mark sudah di rumah maka mereka berdua akan dipisahkan secara paksa. “Ken! Kau mau lari ke mana hah?!” Shanice berlari memutari mobil Sean yang belum dia masukkan ke garasi. Mobilnya masih terparkir di aula rumah, penjaga pun tidak ada yang berani menyentuh jika Sean belum melemparkan kuncinya. Di sebelahnya ada mobil milik Ken, karena Pamannya lah yang menjemput Shanice dari bandara.“Sudahlah Shan, aku lelah meladenimu. Jika kau merindukan ketampananku bukan seperti ini caranya!” teriak Ken sambil
Baca selengkapnya
22 : A - Bersama Yang Lain
Manhattan, USA. | 06.31 AM Tiga puluh menit sudah berlalu, dan orang-orang sudah mulai keluar dari kediaman mereka satu persatu dengan pakaian yang sudah rapi. Kali ini suasana gedung tempat tinggal Zara begitu ramai dengan orang hilir mudik keluar masuk. Bahkan sudah tidak aneh lagi jika bertemu atau melihat model yang berada di kawasan ini. Karena penthouse mewah ini bisa dibilang tempat singgah para model berasal dari berbagai negara yang berkarir di New York.Liam tidak berhenti mengetuk ujung ponselnya ke atas meja. Merasa bosan menunggu Zara keluar, perempuan yang tiga tahun ini sudah bersamanya di belakang Kate. Zara Mellano, seorang model papan atas yang berasal dari Chicago itu belum menunjukan batang hidungnya. Tapi Liam tahu, meski sudah melihat Zara dia tidak bisa mengajaknya begitu saja. Melihat situasi ramai seperti sekarang, bisa-bisa namanya terseret isu baru dengan model itu. Meski di balik itu ada yang lebih parah dari sekedar bertemu. Setengah jam menunggu membu
Baca selengkapnya
22 : B - Lari Dari Kenyataan
Xaviendra’s Group, Manhattan, USA. | 08.09 AMRasa panik yang dirasakan oleh James semakin menjadi-jadi ketika Kate tidak kunjung menjawab teleponnya. Saat ini dia juga sudah menduga kalau Kate pingsan di sana. Dengan tergesa dia mendorong pintu masuk perusahaan Liam dengan tidak sabar. James memanggil resepsionis dan petugas keamanan yang berjaga di sekitarnya. Laki-laki itu makin panik ketika mendapati wajah orang-orang itu yang terlihat bingung, menatap James yang menggedor pintu lift dari luar.“Ada apa Pak? Mengapa anda terlihat begitu panik?” tanya Bertha, resepsionis yang menyusul James. “Saudaraku terjebak di dalam lift sialan ini, dan dia pingsan. Karena tidak biasa dengan tempat sempit,” jawab James dengan suara yang sedikit kasar. Pakaiannya sudah tidak serapi saat berangkat, bahkan dia melupakan di mana keberadaan jas dokternya. “Sialan! Mengapa masih berdiri di sini? Cepat ke ruangan kontrol lift untuk menyalakan liftnya.” James berteriak dengan keras sehingga menimbul
Baca selengkapnya
23 : A - Sebuah Penolakan
William’s Group, Manhattan, USA. | 16.37 PMWilliam Group pada sore hari ini tidak seramai siang hari, para karyawan sudah pulang satu persatu terkecuali untuk karyawan yang lembur. Dalam waktu dua puluh empat jam, kantornya tidak pernah tidak ada manusia di dalamnya. Keamanan perusahaan semakin diperketat. Kemarin juga Sean menambah pengawal baru sebanyak tiga puluh orang yang diseleksi oleh Luke dan Joshua kepala pengawal yang sudah berkerja dengan William Group semenjak dia kecil. “Luke, sepertinya aku tidak pulang cepat hari ini. Katakan pada Mom ketika kau menjemputnya nanti,” ucap Sean sekembalinya dari kantin perusahaan. Luke yang berjalan di belakangnya membalas ucapan Sean. “Baik Pak, akan saya sampaikan. Kalau begitu saya pamit lebih dulu untuk menjemput, mrs, William.” Laki-laki kaku itu membungkuk lalu berjalan menuju pintu keluar perusahaan. Sedangkan Sean berjalan kembali ke ruangannya. Mengabaikan sapaan para karyawan yang melewatinya. Kata sombong dengan malas meny
Baca selengkapnya
23 : B - Tentangnya
Cambridge, Boston, Amerika Serikat. | 18.10 PM“Bagaimana bisa kau menyimpulkan begitu Kate? Dari yang aku lihat Liam begitu mencintaimu, tidak memungkinkan untuk dia selingkuh.” Samuel mengidikan bahunya. Dia lebih memilih untuk mendengarkan cerita Kate lebih dulu, bahkan dia sudah merapikan tugasnya.Mereka pindah duduk di sebuah sofa panjang yang berada di dalam ruangan tengah penthouse Samuel. Ruangan yang tampak elegan, dengan desain ala laki-laki. “Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, Muel. Lagi pula bukan hanya aku yang mencurigainya. Kak Bry, James, dan Maria, mereka juga sempat mengatakan hal yang serupa. Meski tidak dengan gamblang mengatakan Liam selingkuh seperti yang dikatakan oleh Kak Bry,” jelas Kate panjang lebar. Dia sedang butuh didengarkan, bukan dihakimi. Samuel bergeser, merangkul Kakak perempuannya yang terlihat rapuh. Samuel tahu, jika Kate tidak pernah berani bercerita perkara Liam kepada Ibu mereka. Selain Lauren yang hobi ngegas, Lauren juga anti seka
Baca selengkapnya
24 : A - Perubahan
Manhattan, USA. | 16.26 PMSuasana taman kota ramai karena akan ada acara. Taman kota yang dekat dengan penthouse Kate menjadi kunjungan mereka berdua sore ini. Sedari tadi tangan Liam tidak melepaskan genggamanya pada tangan Kate. Mereka berjalan berdampingan sembari menunjuk beberapa hal yang mereka lihat. “Sudah lama kita tdak berjalan kaki seperti ini. Tidak terasa, kau sudah jadi perempuan mandiri yang menakjubkan.” Liam tersenyum tipis saat Kate meliriknya.Liam masih mengenakan kemeja yang biasa dikenakan laki-laki itu ketika bekerja meski dengan warna yang berbeda-beda. Jasnya dia simpan di dalam mobil yang terparkir di gedung penthouse Kate. Dia berusaha untuk membagi waktunya bersama Kate dengan adil. Termasuk mengutamakan Kate di sela-sela kesibukannya, meski demikian hal itu selalu Liam ingkari. Karena lebih memilih bersama Zara ketimbang Kate. Setiap sore selalu ada acara musik orkestra, dan saat ini Liam mengajaknya untuk menonton. Meskipun dekat dengan tempat tinggaln
Baca selengkapnya
24 : B - The Party
Manhattan Hotel International, USA. | 20.12 PMMusik klasik mulai terdengar saat tamu undangan mulai memasuki aula yang hotel luas. Kursi-kursi mulai diisi oleh tamu undangan, mata hijauhnya melirik ke sana ke mari guna melihat arsitektur bangunan yang begitu megah.Saat kecil dia sering datang ke acara amal seperti ini, bersama Ayahnya. Waktu Lauren tengah mengandung Samuel, sehingga Kate kecil menemani Ayahnya ke acara amal. Tangan Liam merangkul pinggangnya dengan erat, tatapannya berubah tajam saat para mata laki-laki di sekitarnya menatapnya dengan berbagai tatapan.Liam dengan kemeja merah maroon yang dipadukan dengan jas hitam gelap. Rambutnya ditata dengan rapi, laki-laki itu tidak memakai dasi malam ini. Sepatu pentofel hitamnya begitu mengkilat saat tersorot oleh lampu.Sedangkan penampilan Kate melebihi ekspetasi Liam, gaun yang dia belikan untuk Kate terlihat begitu pas di tubuh rampingnya. Rambutnya yang disanggul atas sehingga memamerkan leher jenjangnya yang putih. Sebu
Baca selengkapnya
25 : AB - Zara Mellano
Manhattan Hotel International, USA. | 20.47 PMPerempuan yang menghampiri meja mereka berdua langsung memeluk Liam saat laki-laki itu berdiri. Membuat Kate merasa tidak nyaman melihatnya, apakah harus dengan pelukan juga? Kenapa tidak sekadar jabat tangan saja?“Aku tunggu di tempat biasa, jangan sampai lupa.” Perempuan itu berbisik pelan sehingga hanya dapat didengar oleh Liam. Kemudian melepas pelukannya dan menatap Liam. “Apa kabar, Li?” tanyanya ramah.Liam mengangguk sembari menjawab pertanyaan perempuan di hadapannya. “Baik Ra, bagaimana denganmu?”Zara tertawa begitu anggun, sedang bersikap profesional di depan kekasih Liam yang tampak begitu cuek dengan kedatangannya. Tapi dia tahu jika di dalam hatinya, Kate merasakan akan adanya kobaran karena menahan cemburu, biarlah Zara tidak peduli.Satu lagi, pertanyaan Zara yang menanyai kabar itu adalah maksud lain. Dan jawaban Liam juga bukan untuk pertanyaan Zara, melainkan untuk balasan dari bisikan Zara. Mereka memang terlatih unt
Baca selengkapnya
26 : A - Penolakan Lagi
Mansion William’s, Manhattan, USA. | 19.26Mansion William sangat lah berisik di kamar yang berada di lantai atas. Kamar kosong yang selalu dijadikan sebagai kamar memutar musik oleh Shanice setelah rumah sepi. Kedua orang tuanya pergi ke California, katanya ada acara bisnis. Tapi itu hanyalah kedok, Sean tahu jika mereka berdua melaksanakan liburan bersama. Sudah hafal dengan pasangan yang selalu ingin terlihat modern.Di acara amal kemarin malam Sean yakin jika yang dilihatnya waktu itu adalah Katherine. Tapi Sean tidak tahu dengan siapa Kate datang ke acara amal itu, karena setahunya perempuan itu hanyalah pendatang. Akses untuk masuk ke acara itu hanya untuk orang-orang tertentu. “Sean!” Shanice berkacak pinggang di depannya. “Mengapa berdiri di sini? Kau ingin bergabung bersamaku? Di dalam sudah ada Julian dan Ken,” katanya dengan wajah yang ceria.Sean sudah paham ke mana arahnya jika setelah ini. Dia tahu jika Shanice akan berbuat semaunya kalau sudah berhadapan dengan Julian
Baca selengkapnya
26 : B - Bentuk Dari Seni
Manhattan, USA. | 13.24 PMGerakan kuas di atas kanvas seolah menyatu dengan perasaannya, sehingga menggambarkan bagaimana suasana yang tercipta dikala melukis. Seperti biasa dia menghabiskan waktunya untuk melukis di tempat Paman Rodrigo, tenang dan nyaman selalu Kate rasakan. Semilir angin terasa begitu menyejukkan kulit. Dia begitu berharap agar waktu berjalan lambat, agar dia bisa merasa begitu lama berada di Manhattan. Kate belum siap untuk kembali dan menetap di Madrid dalam waktu yang tidak ditentukan seberapa lamanya. Lambat laun dia sudah harus mengambil sebuah keputusan yang tepat. Dan sepertinya hubungannya dengan Liam juga tidak akan berjalan dengan mulus jika dia pertahankan karena Kate merasa ragu dengan semua yang menyangkut Liam.Waktu yang diberikan oleh Gustavo juga sebentar lagi kian mengikis. Dan hal itu juga salah satu hal yang membuat Kate merasa dilema, juga perihal Sean yang tidak kunjung berhenti menghubunginya. Meski selama mengenal l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status