All Chapters of Pembalasan Anak Laki-lakiku: Chapter 21 - Chapter 30
67 Chapters
Rasa menyesal
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 16POV RahmanAku tercengang mendengar penjelasan Pak David barusan. Aku tidak menyangka jika Handoko adalah pemilik dari perusahaan ini. Bibirku terasa kelu, aku berusaha memegang dada yang terasa sakit. Bagaimana bisa dia lebih maju dariku. Bukankah dulu aku mendengar berita jika keluarganya sudah bangkrut. Kenapa sekarang Handoko malah semakin jaya."Kenapa? Kamu kaget Rahman? Ternyata aku adalah bos kamu," ejek Handoko sambil tersenyum sinis. Aku sungguh terhina dengan perlakuan dia sekarang. Ingin sekali aku keluar saja dari perusahaan ini. Tapi nyatanya aku tidak bisa, Maya pasti akan marah-marah karena aku keluar dari perusahaan.Apalagi selama ini aku juga sangat susah mencari pekerjaan kantoran. Maya pasti akan terus menghinaku jika terus jadi pengangguran. Lebih baik memang aku diam, karena memang aku yang salah."Ini laporan kamu yang buat? Laporan ini salah. Tolong perbaiki, ini saja kok nggak becus," tegas Handoko lagi sambil melemparkan m
Read more
Marah Ali
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 17POV AliTidak terasa aku sudah bekerja selama dua bulan di sini. Aku juga sudah mendaftarkan kuliah di salah satu Universitas Terbuka. Jadi aku bisa kuliah via online, jam masuknya juga Sabtu dan Minggu. Jadi aku bisa membagi waktu antara pekerjaan dan pendidikan."Kamu udah siap, Al?" tanya Pak Handoko saat aku sedang bersiap di kamar. Hari ini rencananya kami akan menjemput Ibu dan adik-adikku. Mereka akan pindah semuanya ke sini. Pak Handoko sudah mengatur semuanya. Termasuk tempat mereka tinggal nanti, dan juga proses pindah sekolah mereka."Udah, Om. Tapi kata Ibu kita tunggu di ruko aja. Karena mereka udah jalan," jawabku sambil memakai sepatu."Oh ya? Maaf ya, ini semua gara-gara Om tadi yang ada meeting mendadak," jawab Om Handoko sambil menghela nafas berat."Ya nggak, Om. Nggak masalah, lagian kan kita udah nyuruh orang buat jemput mereka," ucapku lagi. Setelah selesai, aku mengambil ponsel dan berjalan ke arah Om Handoko yang masih berdir
Read more
Ali kena serangan jantung
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 18POV AliAku pergi meninggalkan mereka dengan keadaan yang tidak baik-baik saja. Dadaku bergemuruh hebat, air mataku tidak bisa lagi aku tahan. Segera aku tarik kaca helm agar tidak terlihat oleh pengendara lain. Aku terisak dalam diam, harapan kami memang sudah hancur. Tapi aku tidak menyangka jika kami dianggap beban oleh Ayah.Aku pikir Ayah meninggalkan kami karena sudah tidak lagi mencintai Ibu. Atau juga mungkin karena Ibu dan Ayah sudah tidak sekata. Tapi nyatanya aku salah, Ayah pergi karena kami. Anak-anaknya yang banyak, makanya dia pergi dan meninggalkan tanggung jawabnya.Dadaku kian sesak, pandanganku mulai kabur karena menangis. Aku berusaha membuka kaca helm dan ingin menghapus air mata yang sudah menerjang bebas. Tiba-tiba.Bruk!Aku jatuh tersungkur dengan motor di atas paha. Ada mobil di depan yang sedang ikut berbelok, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas tadi. Karena terhalang dengan air mata. Terasa ada yang memegangiku untuk b
Read more
Alea
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 19POV Ali"Kamu kenapa sih? Emangnya muka aku kayak setan ya?" tanyanya kesal karena melihatku terkejut saat setiap kali melihatnya. Padahal nyatanya, jantungku sedang tidak bisa diajak bekerja sama setiap kali melihatnya. Ali, sadar. Kamu bahkan belum tau namanya."Nggak, bukan gitu. Tapi tiba-tiba saja jantungku sakit," jawabku sambil memegang bagian depan dada. Aku bahkan bisa mendengar sendiri suara detak jantung yang tidak beraturan. Ternyata benar kata orang-orang, cinta pada pandangan pertama itu ada.**"Jantung kamu masih sakit?" tanya wanita itu setelag kami sampai di depan bengkel. Motorku tadi ternyata sudah diperbaiki, karena memang kerusakannya tidak terlalu parah. Jadi bisa langsung diperbaiki hari ini juga. Setelah dari rumah sakit tadi, aku langsung menyuruhnya untuk mengantarkan aku ke bengkel. Karena aku tidak ingin terlambat sampai ke tempat Ibu. Dia pasti akan sangat cemas jika aku tidak sampai-sampai ke sana."Tidak. Terimakasih
Read more
Janji Ali
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 20 POV Ali"Kamu kok nggak bilang-bilang sih kalau ketabrak? Ibu kan bisa jemput kamu ke sana," ucap Ibu saat melihat kondisiku. Ketika aku masuk tadi, Ibu langsung menangis melihat kaki dan dahiku yang luka. Untungnya Salma belum bangun, jadinya aku tidak harus mengahadapi dua wanita sekaligus."Ali nggak papa, Bu. Makanya Ali nggak ngasih tau," jawabku sambil terus memeluk Ibu yang masih terisak. Om Handoko dan Andre masih menyuruh orang untuk membereskan beberapa barang yang dibawa dari desa ke sini. Rumah yang dulu kami tempati sudah disewakan oleh Ibu. Katanya Ibu tidak ingin menjual warisan orang tuanya. Walaupun rumah itu bisa mengingatkan Ibu tentang Ayah. Tetap saja Ibu tidak ingin menjualnya."Jadi tadi kamu ke sini bawa motor sendiri, Al?" tanya Andre padaku."Nggak. Aku tadi diantar teman, Dre. Kebetulan tadi jumpa di jalan," jawabku yang dibalas anggukan oleh Andre."Yaudah kamu istirahat aja ya. Jangan banyak gerak, kalau perlu besok kam
Read more
Rahasia Maya
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 21POV Maya"Anakmu itu benar-benar kurang ajar, Mas. Benar-benar tidak ada pendidikan," makiku saat kami sedang dalam perjalanan pulang.Dadaku naik turun menahan semua amarah yang akan meledak. Ali benar-benar sudah melewati batas. Dia berani menamparku, ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus membalas semua perbuatannya. Jika aku tidak bisa mengusiknya. Aku akan menyakiti keluarganya. Anak-anaknya Mas Rahman itu banyak, jadi bisa dengan mudah aku menyakiti mereka. Aku akan buat perhitungan dengan mereka. Akan aku hancurkan hidup mereka satu persatu."Kamu kenapa diam aja, Mas? Beri pelajaran untuk anak kamu itu. Aku tidak mau tau pokoknya, Ali harus minta maaf padaku," sungutku lagi pada Mas Rahman yang masih fokus mengemudikan mobil."Jadi aku harus apa, Maya? Kamu lihat sendiri kan tadi bagaimana kalau Ali marah. Aku tidak bisa melawannya, tenagaku sudah pasti kalah," balas Mas Rahman yang semakin membuat emosiku bertambah."Aaghhrr …." Aku frustasi m
Read more
Malu 1
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 22Pov MayaAku menatap nanar kepergian Yudha, dia pergi dengan membanting pintu. Hatiku hancur saat melihat dia menjadi sangat pembangkang seperti sekarang. Semenjak dia lahir, memang tidak pernah sekalipun dia menerima kasih sayang dari keluarga. Dia hidup tanpa cinta dan kasih sayang.Dulu, setelah aku ketahuan hamil dan dikeluarkan dari kampus. Ibu dan Ayah menyuruhku untuk kembali kuliah di tempat lain. Setelah Yudha lahir, dia sepenuhnya diurus oleh Ibu dan Ayah. Mereka tidak memperbolehkan aku untuk merawat Yudha. Mereka menyuruhku untuk fokus menyelesaikan pendidikan. Sehingga aku bisa melanjutkan pendidikan S2. Setelah itu aku melamar menjadi seorang dosen di salah satu universitas swasta. Pemiliknya adalah teman Ayah, jadi aku bisa dengan mudah menjadi dosen tetap di sana.Aku pernah mendatangi Mas Hendri, laki-laki yang menghamiliku dulu. Tapi dia bersikap seolah tidak mengenaliku. Apalagi waktu itu istrinya yang barbar itu baru siap melahir
Read more
Malu 2
"Iya, Sayang. Apa saja untuk kamu," jawab Mas Rahman yang kembali membuat suasana hatiku cerah."Kalau wanita itu ngelarang gimana?" tanyaku lagi."Ya dia nggak bisa larang lah. Si Mia kan juga anakku. Anak kami banyak, jadi kalau kita ambil satu saja. Kayaknya tidak ada masalah," jawab Mas Rahman lagi yang semakin membuatku senang."Makasi, Mas. Kamu memang pengertian," pujiku yang dibalas senyuman Mas Rahman. Aini, kamu akan semakin terluka karena kehilangan anak. Aku ambil satu persatu kebahagiaan milikmu.**Setelah mengantarkan Mas Rahman ke kantor tempat dia bekerja. Aku langsung menancap gas ke butik. Katanya di daerah ini ada butik yang sedang grand opening. Jadi diadakan diskon sampai lima puluh persen. Aku harus ke sana, siapa tau aku bisa beruntung mendapatkan baju dengan kualitas bagus.Sambil bersenandung ria, aku memacu mobilku dengan kecepatan sedang. Rasanya aku belum hidup tenang jika belum membalaskan dendamku pada mereka semua.Akhirnya setelah melakukan perjalanan
Read more
Mia diambil
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 23POV Ali"Gimana lukamu?" tanya Om Handoko saat kami sedang duduk di dalam ruangan Pak David. Om Handoko menelpon dan menyuruhku untuk menemuinya di ruangan Pak David. Karena memang ini hanya kantor cabang. Aku yang sedang mengerjakan beberapa laporan, diminta untuk segera ke ruangan Pak David."Alhamdulillah, sudah jauh lebih baik, Pak," jawabku sambil sedikit tersenyum. Aku memang memanggil Om Handoko dengan panggilan Pak jika di kantor. Aku tidak ingin semua orang tau jika aku tinggal serumah dengannya."Bagus. Kamu memang harus cepat sembuh, karena banyak sekali pekerjaan yang sedang menanti," balas Om Handoko lagi. Aku hanya membalasnya dengan senyuman."Jadi Om sengaja manggil kamu ke sini biar Pak David tau yang mana kamu," sambung Om Handoko yang membuatku mengernyit heran."Iya, Ali. Ternyata Pak Handoko tidak salah pilih, dia tau mana karyawan mana yang punya kualitas bagus," timpal Pak David yang membuatku semakin penasaran. Karena aku tid
Read more
Biadab
Pembalasan Anak Laki-lakikuPart 24POV Aini"Mau apa kalian ke sini?" Terdengar suara teriakan Salma dari luar. Aku yang sedang menidurkan Anto segera bangkit dari tempat tidur. Setelah memastikan Anto terlelap dalam tidurnya, aku segera keluar dari kamar.Kamar kami memang berada di lantai dua, karena lantai pertama sudah penuh dengan baju dan gudang tempat penyimpanan kain dan manekin."Ibu, Abang …." Teriakan Salma kembali terdengar. Aku segera lari dan turun ke bawah untuk melihat apa yang terjadi. Rasanya dadaku sangat sesak karena berlari dan menuruni tangga dengan cepat."Pergi! Pergi dari sini!" "Ada apa, Sayang?" Suaraku tercekat saat melihat siapa yang datang dan yang membuat Salma marah-marah."Ibu, tolong usir mereka, Bu. Jangan biarkan mereka masuk dan kembali mengusik hidup kita," ucap Salma sambil menangis. Aku segera memeluknya, dan berusaha menenangkannya yang masih terisak.Mas Rahman dan wanita itu berdiri di depan kami dengan senyum mengejek. Jujur saja, luka ini
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status