All Chapters of Beautiful Pain : Chapter 81 - Chapter 90
129 Chapters
Bab 81. The Scars
Audrey menatap bingung sekaligus sedikit terkejut kala Xander membawanya ke sebuah penthouse asing. Penthouse ini belum pernah Audrey datangi sebelumnya. Pun, Audrey tak mungkin lupa penthouse pribadi milik Xander.Benak Audrey mulai menerka-nerka, mungkin saja penthouse ini adalah penthouse baru Xander. Itu yang ada di dalam benak Audrey. Tak mungkin Xander membawanya ke apartemen yang dulu mereka tempati. Pasti Serry sudah tinggal di apartemen milik Xander itu.“Xander, kenapa kau membawaku ke sini?” tanya Audrey dingin dan sorot mata lekat serta penuh tuntutan pada Xander.“Ini penthouse baruku. Aku tinggal di sini sekarang.” Xander membawa Audrey duduk di sofa, lalu pria itu meminta pelayan membawakan kotak obat.“Tinggal di sini? Kenapa kau pindah?” Raut wajah Audrey berubah mendengar ucapan Xander. Manik mata abu-abu Audrey memancarkan jelas rasa penasarannya.“Karena aku ingin tinggal di sini. Aku ingin mencari suasana baru,” jawab Xander memberitahu seraya menatap hangat Audre
Read more
Bab 82. The Scars II
“Aku tidak tinggal dengan Serry. Aku tinggal di sini sendiri. Alasan aku pindah dari apartemen kita ke penthouse ini karena aku ingin tenang. Aku tidak ingin diganggu siapa pun. Hidupku benar-benar merasa kosong saat kau pergi, Audrey,” jawab Xander seraya menatap dalam manik mata abu-abu Audrey.Audrey terdiam mendengar semua kata-kata Xander. Audrey tak mengira kalau ternyata Xander tidak tinggal dengan Serry. “Aku pergi semua karena keinginanmu, Xander. Aku hanya ingin melihatmu bahagia.”Xander memejamkan matanya. “Tapi kenyataannya, aku tidak pernah merasakan kebahagiaan. Semua yang kau pikirkan salah, Audrey.”Mata Audrey nyaris berkaca-kaca. Buru-buru, Audrey segera menyeka air matanya. Audrey tak mau sampai Xander melihatnya menangis. “Aku harus pulang sekarang. Aku tidak bisa berlama-lama di sini.”Audrey bangkit berdiri dan hendak melangkah pergi. Namun, tiba-tiba tubuh Audrey berputar kala Xander menarik tangannya cukup keras. Refleks, Audrey terkejut bahkan dirinya tak bis
Read more
Bab 83. Chad's Information
Audrey duduk di sofa kamar apartemennya seraya memeluk lututnya. Derai air mata Audrey tak henti berlinang membayangkan kejadian tadi, kejadian di mana Xander bersikap egois bahkan bertindak sesukanya.Ingatan Audrey pun seakan tergali akan masa lalunya. Masa lalu yang telah menghancurkannya. Bertahan di tengah luka hatinya bukanlah hal yang mudah. Rasa sakit yang Audrey alami lebih dari dirinya mendapatkan ribuan luka tusuk.Audrey tak pernah mengira kalau Xander akan terus mengusik hidupnya. Tujuan Audrey berada di Roma hanya karena ingin membantu Dakota menyelesaikan masalah pekerjaan. Tak pernah sedikit pun terbesit dalam pikiran Audrey untuk kembali melihat Xander. Audrey menyadari rasa cintanya pada Xander sangatlah kuat. Namun, cinta itu telah terselimuti rasa marah, kecewa, dan benci.“Apa sebenarnya yang kau inginkan, Xander? Bukankah aku sudah menuruti keinginanmu?” Bahu Audrey bergetar akibat tangisnya yang begitu pilu. Audrey terisak pelan. Sungguh, Audrey membenci dirinya
Read more
Bab 84. Meet Frank Ewald
“Audrey, hari ini kau akan menemui kedua orang tuamu, kan?” Dakota bertanya seraya duduk di samping Audrey yang tengah menikmati sarapan. Wanita itu pun mengambil sandwich tuna yang ada di atas meja, dan memakannya perlahan. Seperti biasa, Dakota dan Audrey sarapan di kamar. Mereka berdua memang kurang menyukai sarapan di ruang makan. Hanya terkadang saja mereka akan sarapan di ruang makan.“Iya, hari ini aku akan menemui keluargaku, Dakota,” jawab Audrey pelan. “Jadwalmu hari ini apa, Dakota? Apa kau sibuk?” tanyanya ingin tahu.“Seperti biasa, aku bekerja dan bekerja. Sangat membosankan. Padahal aku sudah ingin sekali berlibur, tapi ayahku masih belum mengizinkanku berlibur. Lihat saja kalau aku sudah berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik, aku akan berlibur satu bulan. Aku ingin berjalan-jalan menikmati kehidupanku,” balas Dakota dengan senyuman di wajahnya.Benak Dakota saat ini hanya memikirkan tentang liburan. Dulu memang Dakota terkenal dengan hobby berlibur ke berbagai n
Read more
Bab 85. Nice to See You Again
Waktu menunjukan pukul empat sore. Audrey tengah melajukan mobilnya. Audrey sudah pulang dari rumah kedua orang tuanya. Tadi, Audrey menikmati waktu bersama dengan kedua orang tuanya serta Frank. Tak banyak percakapan yang terjalin antara dirinya dan Frank. Hanya sesekali Frank menanyakan hobby Audrey. Frank dan ayahnya lebih banyak membahas tentang pekerjaan.Namun, sialnya di tengah-tengah obrolan pekerjaan, ayahnya itu meminta Audrey untuk membantu project baru ayahnya yang bekerja sama dengan Ewald Group. Audrey tahu ayahnya tidak memaksa tapi tetap saja ayahnya sekaan meminta dirinya untuk lebih sering bertemu dengan Frank Ewald. Yang Audrey harapkan adalah semoga dirinya tak lagi bertemu dengan Serry. Setiap kali melihat Serry hati Audrey selalu merasa seperti lukanya disiram oleh alkohol. Begitu perih dan menyakitkan.Mobil yang dilajukan Audrey mulai memasuki kediaman keluarga Foster. Ya, Audrey menuruti keinginan orang tuanya yang meminta dirinya untuk bertemu dengan Marco da
Read more
Bab 86. Dinner
Angela menatap para pelayan yang tengah menghidangkan hidangan makan malam ke atas meja makan. Khusus malam ini, Angela menyiapkan banyak menu makanan lezat yang dirinya buat sendiri.Makan malam kali ini akan terasa berbeda karena kehadiran Audrey di tengah-tengah keluarga intinya. Sungguh, Angela tak menyangka Audrey akan datang. Bahkan tak hanya datang untuk sekedar mampir, tapi Audrey juga akan menginap.Hal itu yang membuat Angela sejak tadi terus melukiskan senyuman bahagia. Walaupun sekarang Audrey dan Xander telah bercerai, tapi Angela tetap dan selalu menganggap Audrey seperti putri kandungnya sendiri.“Nyonya Angela, dessert apa yang akan dihidangkan untuk makan malam?” tanya sang pelayan sopan pada Angela.“Hm, sepertinya pudding buah dan pudding cokelat saja,” jawab Angela hangat.“Baik, Nyonya,” kata sang pelayan begitu patuh.“Oh, ya, apa pelayan lain sudah memanggil suamiku, Xena, dan juga Audrey untuk ke ruang makan?” tanya Angela seraya menatap sang pelayan.“Sudah, N
Read more
Bab 87. Dinner II
“Maaf, membuat kalian menunggu.” Xander melangkah memasuki ruang makan. Refleks, Xena bangkit berdiri dan melompat memeluk erat Xander. Pun Xena memberikan kecupan bertubi-tubi di pipi Xander. Gadis itu sangat bahagia melihat kedatangan kakaknya.“Kak, aku merindukanmu. Kau kenapa jarang sekali pulang? Memangnya kau tidak merindukan adikmu yang cantik ini?” Xena bergelayut manja di lengan Xander.Xander membelai pipi Xena. “Aku sibuk, Xena. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Sekarang kau duduklah di tempatmu. Kita harus makan malam.”“Iya, Kak.” Xena mengangguk patuh merespon ucapan Xander. Lantas, Xena kembali duduk di samping Audrey. Sedangkan Xander duduk di kursi meja makannya. Posisi duduk Xander tepat berhadapan dengan Audrey.Audrey membuang pandangannya tak mau menatap Xander. Sayangnya, meski Audrey membuang pandangannya, tetap saja Xander menatap wanita itu. Xander seolah mengabaikan keberadaan seluruh keluarganya. “Yasudah, lebih baik kita makan sekarang. Selagi m
Read more
Bab 88. No Longer the Same
Audrey melangkah memasuki kamarnya bersama dengan Xena. Setelah makan malam, Xena meminta ikut ke kamar Audrey. Tentu Audrey pun tak bisa menolak. Sejak dulu memang Audrey dan Xena sangat dekat.Bahkan Audrey sudah menganggap Xena seperti adik kandungnya sendiri. Audrey tak memiliki adik perempuan, jadi wajar saja kalau Audrey dan Xena sangat dekat. Ditambah Xena adalah sosok gadis periang, centil, cantik, dan cerewet.“Kak Audrey, aku sangat merindukanmu. Tiga tahun ini aku benar-benar kesepian, Kak.” Xena berucap seraya duduk di ranjang, tepat di samping Audrey. Gadis itu mengambil bantal kecil dan memeluk bantal itu erat.Audrey tersenyum hangat. “Maaf, Xena. Tiga tahun ini memang aku ingin menenangkan diriku. Aku ingin menyendiri sejenak. Aku juga ingin fokus mencintai diriku sendiri. Karena bagiku, kalau aku sudah bisa fokus mencintai diriku sendiri, maka apa pun akan terasa mudah aku lalui.”Xena terdiam mendengar apa yang dikatakan Audrey. Memang, tiga tahun terakhir ini Xena d
Read more
Bab 89. You're Driving Me Crazy!
Malam semakin larut. Kesunyian membentang kamar megah bernuansa merah muda dengan kombinasi silver. Lukisan-lukisan indah yang terpanjang di dinding kamar begitu memukau. Ditambah roma bunga lily bercampur dengan aroma vanilla lembut membuat ketenangan bagi orang yang mencium aroma itu.Audrey tertidur begitu pulas dan lelap di ranjang dengan selimut tebal membalut tubuhnya. Dia seakan sangat nyaman berada di kamar itu. Wajah cantik Audrey nampak tenang dan damai menunjukan wanita itu sangat nyenyak. Bahkan dikala pintu kamar terbuka, Audrey tak menyadari kalau ada yang masuk ke dalam kamarnya.Ya, Xander berdiri di ambang pintu kamar, menatap Audrey yang terlelap. Senyuman di wajah Xander terlukis. Tatapan pria itu menatap Audrey hangat. Sudah lama sekali Xander tak melihat Audrey tertidur pulas seperti ini. Jika dulu, Xander sama sekali tidak peduli kali ini berbeda. Xander benar-benar senang melihat Audrey terlelap persis seperti anak kecil. Xander menutup pintu kamar. Pria itu me
Read more
Bab 90 . Xena's Mischief
“Selamat pagi, Nyonya Audrey.” Seorang pelayan menyapa dengan penuh kesopanan pada Audrey yang baru saja keluar dari kamar. Tampak Audrey melukiskan senyuman ketika sang pelayan menyapa dirinya. Paras cantik Audrey begitu hangat. Penampilannya pagi ini sangat memesona dan segar. Dress berwarna putih serta rambut yang diikat model pony tail membuat Audrey tampil sangat memukau.Di mansion keluarga Foster memang Audrey memiliki kamar pribadi lengkap dengan barang-barang pribadi untuknya. Seperti tas, sepatu, dan juga dress. Jadi kalau menginap di sini, Audrey tak perlu membawa barang-barangnya lagi. Karena memang semua telah tersedia lengkap.“Pagi, apa Mommy Angela sudah bangun?” tanya Audrey seraya menatap sang pelayan.“Sudah, Nyonya. Nyonya Angela sekarang berada di dapur menyiapkan sarapan. Beliau bilang ingin menyiapkan sarapan khusus untuk Anda,” jawab sang pelayan memberitahu.Audrey menghela napas dalam mendengar apa yang dikatakan oleh sang pelayan. Audrey tak pernah ingin mer
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status