Semua Bab Baby Sitter Sang CEO : Bab 11 - Bab 20
89 Bab
Vinny bukan Lauren
Hari ini seperti jadwal, Saga akan ke Bali untuk menemui rekanan juga menikmati waktu bersama Vinny. "Haris udah di hotel 'kan?" tanya Saga buat lamunan Reres buyar. Reres sejak tadi menatap jalan, perjalanan udara cukup buat ia menjadi pusing. "Udah," jawabnya singkat. "Vinny?" tanya Saga lagi."Lauren?" Reres balik bertanya.Saga menatap dengan kesal, ia bahkan berdecak beberapa kali. "Gue bilang Vinny.""Gue dengernya Lauren." Reres menyahut.Vinny atau Lauren yang pasti salah satunya akan ia ajak saat harus pergi ke suatu tempat. Itu yang dilakukan Saga sebagai penikmat kegiatan ranjang. Kemanapun ia pergi tak pernah ketinggalan seorang gadis yang akan ia ajak untuk memuaskan dirinya. "Res, Vinny sama Lauren itu jauh ya. Gue bilang Vinny gue kan mau minta maaf sama dia." Saga makin kesal. Reres kini menatap jam di tangan waktu menunjukkan pukul lima sore sementara perjalanan keduanya masih sekitar 10 menit lagi. "Yaudah maaf, lagian 'kan sama aja lo cuma mau bobo cantik."Sa
Baca selengkapnya
Haris Vs Saga
Sore telah berganti malam saat ini waktu sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh malam. Saga dan Vinny masih berada di kamar mereka keduanya terbaring dan memejamkan mata. Tadi Saga dan Vinny sempat ke luar kamar untuk menikmati makan malam sebelum akhirnya tidur setelah kelelahan setelah aktivitas ranjang mereka. Saga terbangun, ia lalu duduk dan hela napasnya, ia merasa Vinny mulai membosankan. Lalu apa seharusnya ia mengajak Lauren hari ini? Apa yang salah sehingga ia bahkan merasa kurang puas setelah kegiatan mereka di tempat tidur. Atau ia butuh sensasi baru? Pengalaman baru? Menggunakan alat-alat khusus atau sebagainya? Saga gelengkan kepala, tak seharusnya ia memikirkan hal semacam itu saat ini. Sang CEO menoleh menatap Vinny yang tertidur, ia belai rambut wanitanya. Buat Vinny terbangun dan tersenyum, lalu bergerak mencium pria yang telah membuat ia merasa begitu puas. Ciuman yang menggoda, selalu saja Vinny bisa melakukannya lalu Saga melepaskan tautan mereka. "Kamu puas?"
Baca selengkapnya
Kalau Kamu
Pagi hari ke dua di Bali, Reres tengah sibuk mempersiapkan Saga untuk mengikuti pertemuan terakhirnya dengan klien. Meski berada di Bali, Saga tetap diurus oleh Reres. Bukan hanya merapikan penampilan , Reres juga tengah melakukan ritual yang biasa ia lakukan. Karena pertemuan itu akandihadiri beberapa orang sehingga membuat sang CEO harus tenang sebelum melakukan pertemuan.Saga duduk di tepian tempat tidur saat rambutnya tengah dirapikan. Sesekali hela napas setelah sejak tadi terus saja merasa cemas. "Lo bisa Saga. Lo enggak boleh merasa kecil. Hmm?" Reres terus saja mengatakan itu. Saga menatap Reres kemudian mengangguk. Ia memegang tangan Reres lalu meletakkan ke dadanya yang terus saja berdebar cepat. Reres merendahkan tubuhnya lalu kini mensejajarkan wajahnya dnegan Saga, membuat pria itu bisa melihat dengan jelas wajah sahabat kecilnya."Kenapa masih deg-degan gini?" tanya Reres yang juga merasa cemas. Ia takut jika Saga tak tenang itu akan mengganggu pertemuan hari ini
Baca selengkapnya
Izin Saga
Pagi seperti biasanya Reres mengawali hari libur dengan membersihkan diri, sarapan, lalu bersiap untuk membantu Saga menyiapkan keperluan hari ini. Setelah selesai dengan kebutuhannya, Reres melangkahkan kaki menuju kamar sahabatnya. Segera membangunkan pemilik kulit putih itu yang masih terlelap. "Ga, bangun sarapan yuk." Reres membangunkan Saga dengan sedikit menggoyang tubuh sahabatnya itu. Perlahan Saga membuka matanya yang masih berat, terlalu mengantuk. Ia duduk sambil berusaha mendapatkan kesadaran, tatapannya menatap Reres yang usaha terlihat rapi. Dengan mengenakan t-shirt putih yang dipadukan dengan jaket denim, celana jeans panjang, rambut yang di biarkan tergerai dengan bando mutiara putih kekinian, saat Reres menoleh, gadis itu juga memoles wajahnya dengan cantik. Tentu saja melihat itu membuatnya merasa aneh. Tak biasanya Reres rapi seperti ini. "Mau ke mana Lo?" tanya Saga penasaran.Reres berjalan mendekat lalu meletakkan pakaian ganti di dekat pria itu. Kegiatan r
Baca selengkapnya
Bersama Mas Haris
Sementara itu Haris sudah menunggu tak jauh dari rumah Saga. Ia tak menunggu di depan rumah sang atasan karena merasa tak enak. Reres juga yang memintanya untuk menunggu di taman dekat rumah atasannya. Gadis itu terlihat berjalan mendekat, Haris yang sebelumnya bersandar pada mobil segera berdiri tegak. Tersenyum saat gadis itu melambaikan tangan segera berjalan cepat menghampiri. "Lama ya Mas?" Tanya Reres.Sementara Haris masih terdiam menatap Reres yang cantik dengan gaya casual. Reres kali ini merias dirinya dengan sungguh-sungguh tak seperti hari-hari biasanya yang hanya memoles dengan lip cream dan juga maskara."Mas?"Haris menoleh lalu tersenyum. "Enggak kok, baru lima menit juga aku di sini." Ia lalu membukakan pintu masuk untuk Reres. "Terima kasih," ucap gadis itu.Setelah Reres masuk, Haris dengan cepat berjalan menuju pintu di bagian kemudi dan masuk ke dalam mobil. Ia melirik Reres yang tengah memakai sabuk pengaman. "Udah?" Haris bertanya. "Udah, siap bos," jawab Re
Baca selengkapnya
Res Please
Saga hari ini mengendarai mobilnya menuju apartemen Vinny. Sejak tadi ia kesal sendiri, apalagi saat Reres meninggalkan dirinya dan terlihat begitu bahagia. Setelah memarkir mobil sang CEO segera berjalan ke luar menuju lantai enam, lalu berjalan menuju kamar sang kekasih. Tadi, Reres sudah menghubungi dan ia tau pasti Vinny kini telah menunggu. Setelah sampai di depan pintu, Saga segera menekan bel masuk. Tak lama pintu terbuka menunjukkan sosok Vinny yang kini masih mengenakan pakaian tidur. Saga segera masuk disambut pelukan dan kecupan mesra dari Vinny. Keduanya segera berjalan masuk, Saga duduk di ruang tengah sementara Vinny duduk di sampingnya. "Ada sesuatu sampai kamu ke sini pagi-pagi begini?" Tanya gadis itu. Saga menatap Vinny, sejujurnya dari semua gadis yang ia kencani, Vinny lah yang cukup bisa mengerti dirinya. "Aku rasa hubungan kita sudah harus diakhiri.""Kamu sudah mulai bosan sama aku?" tanya Vinny. Saga anggukan kepala. Sejak awal ia menjalin hubungan dengan V
Baca selengkapnya
Ibu Nindi
Pagi ini Reres sudah rapi dan sedang berjalan menuju kamar Saga untuk melakukan pekerjaannya seperti biasa. Saat itu Reres berpapasan dengan Nindi yang tengah duduk dan membaca artikel dari ponselnya. "Pagi Bu," sapa Reres.Nindi mengangguk, lalu melepas kacamata yang ia kenakan. "Saya mau bicara sebentar sama kamu," titahnya lalu berjalan masuk ke dalam ruang baca. Nindi duduk di kursi sementara Reres berdiri dengan sopan dan menunduk seperti hal yang diajarkan sang nenek. Sebagai pelayan pantang menatap majikan meski Reres masih terus melakukan itu pada Saga dan hanya pada Saga ia berani melakukan itu. "Saya mau minta tolong kamu, mulai hari ini tolong kamu pulang lebih dulu apapun alasannya karena Aira yang akan menjemput Saga." "Baik Bu," Jawa Reres. Nindi mengangguk kemudian menatap Reres. "Saya harap kamu tau diri untuk jaga jarak dengan Saga ya, Res? Saya menerima kamu di sini karena saya tau kamu sudah enggak punya siapa-siapa dan karena menghargai nenek kamu yang memang
Baca selengkapnya
Lauren / Aira
Saga kini berdiri di depan Haris ia menatap pada orang kepercayaannya itu dengan kedua tangannya yang berkacak pinggang. "Ke mana Reres?" Tanyanya kesal. "Tadi bilang mau pulang sama Pak ahyat saya juga nggak tahu ke mana Reres. Waktu saya tanya tadi dia nggak menjawab," jawab Haris. Saga kemudian berdecak kesal, semalam ia ditolak dan siang ini Reres meninggalkannya di kantor. Ia mempertanyakan nasibnya saat pulang dari kantor nanti. Sang CEO kembali berjalan masuk ke dalam ruangan yang lalu mengambil ponsel dan menghubungi babysitter nya. Hanya saja Reres pemilih untuk tidak menerima panggilan dari Saga. Pria berkulit putih itu mencoba berkali-kali menghubungi reres hanya saja tetap gadis itu tak ingin menerima panggilan dari atasan yang juga sahabatnya. "Sialan! Awas aja si gendut!" ancam Saga kesal.Sementara yang saat ini sedang dicari oleh Saga tengah berjalan menuju sebuah salon ia berniat untuk mewarnai rambutnya menjadi berwarna coklat untuk mendapatkan suasana baru pikirn
Baca selengkapnya
Perjanjian Rahasia
Perjodohan memang tak selamanya bisa diterima dengan baik oleh kedua belah pihak. Adakalanya salah satu calon menolah atau keduanya. Perjodohan membuat terkekang dan tak bebas untuk memilih pasangan hidup, karena tentu saja banyak yang menginginkan kebebasan untuk menentukan hidup mereka masing-masing. Sama seperti perjodohan Saga dan Aira misalnya, Aira menyukai Saga, menurutnya dari banyak aspek, Laki-laki dingin itu adalah tipenya. Sementara bagi Saga, Aira bukan tipenya karena ia tak suka gadis yang terlihat baik dan memiliki ketertarikan terhadap dirinya. Saga suka sedikit bersusah payah untu melakukan sesuatu. Seperti Vinny dan Lauren keduanya bersikap seolah tak menginginkan Saga, tapi mereka sejujurnya telah jatuh hati sejak melihat tatapan Saga. Aira dan Saga dalam perjalanan pulang. Keduanya tak banyak berbicara hanya hening sejak tadi, perjalan sepi dan senyap. CEO Candramawa itu sibuk dengan ponsel di tangannya. Membaca artikel tentang bisnis karena merasa enggan banyak
Baca selengkapnya
Kiss Me
Reres dengan kesal melangkahkan kaki menuju kamar Saga. Gadis itu terpaksa membungkus mi ayam yang belum sempat dihabiskan, sayang jika dibuang dan ia memutuskan untuk membawanya pulang dan akan melanjutkannya lagi nanti. Tiba di depan kamar Saga, gadis itu segera mengetuk pintu. Setelah mendapatkan jawaban dari dalam kamar ia segera memegang kenop pintu. Berdiam beberapa saat sampai pintu terbuka sendiri dan membuat ia terkejut. Saga berdiri di balik pintu, pria itu sengaja membuka pintu karena semakin kesal terlalu lama menunggu padahal ia sudah meminta Reres untuk segera masuk ke dalam kamarnya."La-ma," kesalnya menekankan tiap suku kata sambil menoyor kening Reres.Reres menampik tangan Saga kemudian sedikit mendorongnya bejalan masuk. "Gue kan udah ateng buru-buru." Reres protes ia tak kalah kesal dengan apa yang dilakukan sahabatnya itu dengan memintanya untuk segera kembali padahal ia tengah asik menyantap mi ayam kesukaannya. Saga menutup pintu kemudian membalik tubuhnya men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status