Semua Bab Istri Lugu Presdir Dingin: Bab 191 - Bab 200
480 Bab
Bab 191
Setelah kejadian malam tadi pagi ini semuanya pun harus kembali berjalan seperti biasanya.Meskipun sebenarnya Nia tak ingin membuat sebuah masalah.Semoga masalah yang malam tadi adalah untuk yang terakhir kalinya terjadi."Pagi ini aku mau masak udang goreng tepung kesukaan Dila aja deh," kata Nia yang baru saja sampai di dapur."Kamu nggak ke toko?" tanya Asih yang tanpa sengaja melihat Nia berada di dapur."Nanti aja, soalnya aku mau keluar dulu sama Mas Dion. Perlengkapan untuk Zaki sudah habis.""Gitu, kalau gitu aku pamit ya. Soalnya tadi dapat telpon dari toko, katanya ada yang mau pesan kue dalam jumlah banyak.""Hati-hati.""Hey," Asih pun kembali berjalan ke arah Nia, karena dirinya baru mengingat sesuatu."Ada yang tertinggal?" tanya Nia bingung karena Asih kembali menatap dirinya.Namun, Asih memilih untuk melihat sekitarnya terlebih dahulu sebelum bertanya."Kamu kenapa?" malah Nia yang di buat bingung karena tingkah aneh Asih.Hingga setelah memastikan hanya mereka saja
Baca selengkapnya
Bab 192
"Mendingan, Mas mandi dulu. Nia, buatin dulu makanan untuk, Dila. Setelah itu Nia buatkan kopi untuk, Mas juga. Soalnya tadi, Ibu bilang keperluan Zaki juga udah abis. Mas, anterin, Nia belanja keperluan, Zaki ya.""Siap, Ibu Bos!" Dion pun memberikan hormat, setelah menjauh dari Nia.Menganggap jika apa yang dikatakan oleh Nia adalah perintah wajib untuk dirinya.Membuat Nia pun tertawa lucu melihat kelakukan Dion.Sesaat kemudian Dion pun segera menuju kamar, sedangkan Nia kembali berfokus pada pekerjaannya.Tapi Reza masih di sana, terus melihat Nia yang kini masih menjadi fokusnya yang cukup menarik di matanya.Hingga akhirnya merasa ada kesempatan untuk sedikit lebih dekat, membuat kakinya pun melangkah mendekati Nia.Nia yang mengetahui ada seseorang yang kini berdiri di belang tubuhnya pun langsung berbalik.Dirinya benar-benar tersenyum bahagia, karena mengetahui ada seseorang yang ingin mengerjainya."Mas, kok--" mendadak Nia kehilangan ucapannya.Karena, awalnya mengira jika
Baca selengkapnya
Bab 193
"Sekalipun kamu bilang usia kami terpaut jauh, aku sudah sangat mencintainya!" lanjut Nia.Membuat Dion tersenyum samar, mendengar apa yang dikatakan oleh Nia sungguh membuat harga dirinya sebagai seorang suami terangkat.Apa lagi Reza terus saja mengatakan segala sesuatu hal buruk tentang dirinya, tentunya akan sangat membuat harga diri seorang Dion di pertaruhkan.Namun, lagi-lagi Nia pun menjawab dengan tegas dan penuh keyakinan.Tanpa ada keraguan sama sekali di dalamnya, dari sini saja seharusnya sudah jelas.Jika tak ada perasaan untuk Reza, yang tersisa hanyalah Dion.Hingga akhirnya Dion pun melangkahkan kakinya untuk mendekati Nia.Kemudian menggapai tangan Nia, mata Dion tertuju pada tangan Reza yang sepertinya masih saja tak ingin melepaskan tangan Nia."Lepaskan tangan istri ku!"Reza pun tersadar, hingga akhirnya perlahan melepaskan.Namun, sebenarnya itu sangat berat untuk dilakukan.Sejak kapan Reza sadar bahwa tangan Nia terlalu nyaman untuk di genggam.Terlambat menya
Baca selengkapnya
Bab 194
"Mas, Nia salah, ya. Kok, diam terus?"Nia melihat wajah Dion yang tampak begitu dingin, bahkan sampai tak berbicara sama sekali.Nia pun mencoba untuk bertanya, sebab dirinya akan meminta maaf jika memang memiliki kesalahan yang membuat Dion demikian.Dion pun melirik Nia sejenak, kemudian mengusap kepala istrinya itu.Sedetik kemudian kembali melihat ke depan sana."Apa kamu tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain?""Maksudnya?"Nia pun kembali bertanya karena tak tahu maksud dari suaminya tersebut."Tidak ada, kita ke rumah sakit, ya. Mas, pengen banget lihat dia," Dion pun mengelus perut Nia.Dia lebih memilih untuk pergi menuju rumah sakit dari pada memikirkan sesuatu yang tidak penting.Lagi pula istrinya itu memang terlalu baik, bahkan tak ingin berpikir buruk tentang orang lain. Sedangkan yang dimaksud oleh Dion barusan adalah Raya, dia melihat Nia berpelukan dengan wanita tersebut dari kejauhan.Artinya ada sesuatu yang membuat Nia luluh dan mau menerima pelukan terseb
Baca selengkapnya
Bab 195
"Mas, itu serius tidak di bayar?""Biarkan saja dokter gila itu yang membayarnya!""Mas, Niko hanya bercanda. Mana mungkin juga dia sama putri kita," kata Nia.Nia tak ingin suaminya itu terus larut dalam kekesalannya, sehingga sedikit menjelaskan rasanya tidak masalah."Sejak kapan kamu membela dia? Suami mu aku atau dia?"Nia pun memilih untuk diam saja, sepertinya mood suaminya itu benar-benar sedang tidak baik-baik saja.Sampai-sampai tak bisa untuk diajak untuk berbicara saja."Kita belanja keperluan Zaki, Dila dan juga calon anak kita sekaligus," kata Dion.Dion pun memarkirnya mobilnya di salah satu mall terbesar di Jakarta.Kemudian mengajak Nia untuk ikut turun, hari ini Dion benar-benar memberikan waktunya hanya yang Nia saja.Nia pun langsung mengikuti Dion untuk segera menuju toko perlengkapan bayi.Nia tampak kebingungan untuk memilih beberapa barang.Sebab, semuanya tampak begitu indah dan ingin memilikinya juga."Kamu bingung?" tebak Dion yang bisa menebak apa yang ada
Baca selengkapnya
Bab 196
"Mas, gimana kalau nama bayi kita nanti di kasih nama Dini, Dion dan Nia, bagus nggak, Mas," kata Nia memberikan sebuah usulan."Otaknya masih miring, sini Mas betulkan lagi. Biar lebih baik dari ini," Dion pun kembali menyentil kepala Nia.Membuat kepala Nia terasa sakit, tapi tetap saja wanita itu tertawa oleh kelakukan suaminya itu."Sakit, Mas!""Kamu lebih sakit, anak cowok kok di kasih nama cewek!" jawab Dion."Iya, juga, ya. Tapi, kan nggak ada larangan nama buat cowok harus gimana. Nama buat cewek harus gimana juga.""Ya udah, nama kamu di ganti aja gimana," kata Dion memberikan saran."Di ganti?""Iya, jadi Nino!" "Ahahahhaha," tawa Nia kembali pecah, karena nama yang di sarankan untuknya terasa lucu."Gimana perasaannya? Kok, ketawa?" tanya Dion."Berarti Mas, pencinta sesama jenis!" kata Nia lagi di sela-sela tawanya.Keduanya tampak begitu hangat, hanya karena pembicaraan yang sederhana saja bisa membuat keadaan menjadi begitu bahagia."Makanya! Jadi orang itu jangan aneh
Baca selengkapnya
Bab 197
Nia melihat jam yang menggantung di dinding, malam semakin larut. Namun, Dion belum juga pulang.Membuatnya bertanya-tanya mengapa bisa Dion belum juga pulang.Kini Nia memang sedikit berbeda dari sebelumnya, bahkan terkadang dia juga bingung mengapa bisa seperti ini.Seperti ada yang berubah namun apa?Jika dulunya tidak perduli dengan waktu pulang Dion, maka kini tidak.Dia tampak sangat merindukan suaminya tersebut, beberapa jam tak bertemu sungguh sangat menyiksa, bahkan sampai tak bisa terlelap dalam tidur.Di tambah lagi ponsel Dion tak bisa di hubungi, mungkin karena kehabisan baterai. Sebab, Dion memang kurang perduli dengan ponselnya selama ini.Hingga tiba-tiba saja ponsel Nia berdering, bibirnya sudah tersenyum bahagia.Namun, mendadak memudar begitu saja. Sebab, bukan Dion yang menghubunginya.Tapi siapa?Nia juga tak tahu, karena tak ada nama kontaknya.Membuat Nia pun memutuskan untuk mengabaikan dengan begitu saja, namun karena sudah sering kali berbunyi dirinya pun men
Baca selengkapnya
Bab 198
Kini Nia berdiri di depan Apartemen dengan alamat yang sudah dikirimkan oleh Raya sebenarnya padanya, Nia pun menekan bel hingga akhirnya pintu pun terbuka.Tampak Raya di sana, dengan rasa bahagia menyambut baik kedatangan Nia."Masuk, yuk," belum juga Nia mengangguk. Raya sudah menarik lengan Nia untuk ikut masuk dengannya.Nia pun memperhatikan sekitarnya, ada dua lelaki di sana.Membuat Nia merasa tidak nyaman untuk ikut bergabung di sana."Raya, katanya kamu cuma sendiri. Kok, ada cowoknya, sih?" tanya Nia dengan bingung.Raya pun melihat dua lelaki itu dengan senyuman, entah apa yang kini di pikiran wanita itu.Tapi, Nia pun seketika berpikir untuk pulang saja. Sebab, dirinya tak mau jika ada laki-laki juga yang ikut bergabung bersama.Karena, bagaimana pun Nia sudah memiliki suami, Dion bisa marah jika dia tahu ini semua.Di tambah lagi saat ini Nia keluar dari rumah tidak dengan ijin dari suaminya itu."Aku pulang aja, ya. Nanti, kita bisa rayakan bersama kembali, kapan aja ak
Baca selengkapnya
Bab 199
"Apa Nia menuju tempat ini?" tanya Dion.Dion diam-diam sudah menyadap ponsel Nia, sehingga apapun yang masuk ke ponsel Nia akan terhubung langsung dengan ponselnya.Dion juga melihat begitu banyak panggilan yang masuk, sayangnya ponselnya baru memiliki baterai.Sehingga baru mengetahui itu semua, kemudian kembali lagi Dion melihat isi percakapan di bawah alamat yang di kirimkan.Dion pun langsung bangkit dari duduknya, dia pun menatap Asistennya yang bernama Barra."Barra, cepat suruh orang untuk mendatangi tempat ini. Pastikan mereka sudah sampai sebelum kita!"Pikiran Dion tak bisa tenang, karena di sana ada percakapan dengan seseorang yang tak lain adalah Raya.Membuat Dion merasa ada yang janggal, pagi tadi mendadak Raya meminta maaf pada Nia.Kemudian saat ini pula mendadak Raya meminta Nia untuk datang ke alamat yang dikirimkan oleh Raya.Sesuatu yang tak beres dengan itu semua seakan semakin membuat Dion curiga.Rasanya tak mungkin semuanya bisa berjalan dengan begitu saja jik
Baca selengkapnya
Bab 200
Raya merasa tidak baik-baik saja, dia pun mencoba untuk melarikan diri dengan secepat mungkin.Tapi, sepertinya tidak semudah itu. Karena, justru ada banyak pria bertubuh tegap yang berdiri di ambang pintu.Bersiap untuk menahannya untuk tidak melarikan diri.Benar saja dengan secepat mungkin dia pun di pegang oleh dua orang pria itu."Lepaskan!" Raya pun meronta-ronta, berusaha melepaskan diri agar bisa pergi secepat mungkin."Bawa wanita itu kemari!" titah Dion."Om, aku minta maaf," kata Raya dengan panik.Sebab kini tubuhnya diseret paksa oleh dua orang pria dengan kasarnya.Kemudian di lemparkan hingga terjatuh tepat di kaki Dion yang juga ada Nia di sampingnya.Tubuh Raya benar-benar bergetar hebat, tidak menyangka bahwa dirinya yang akan mengalami hal ini.Seperti senjata makan tuan dan dia tidak akan dapat melarikan diri.Air mata seiring dengan peluh terus saja bercucuran dengan derasnya, tak dapat di bohongi tentang perasaan wanita itu saat ini.Hingga akhirnya Dion pun mene
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
48
DMCA.com Protection Status