Semua Bab GOLOK SETAN (恶魔砍刀): Bab 31 - Bab 40
104 Bab
BAGIAN : 31
Gusti Kertajaya sudah berkomunikasi dengan Muninggar melalui mimpi. Karena itulah beliau sangat berbahagia karena Wiro Sabrang telah mencarikan pusaka keagungan dan kewibawaan istana.      Namun yang menjadi Gusti Kertajaya Risau adalah jika pusaka Nogososro miliknya memiliki banyak musuh yang akan memburu ke istana Singosari.     "Impianku terasa seperti bukan mimpi Bopo Sentanu."      " Bagaimana maksud Gusti?"        "Putri Muninggar menyimpan dendam kepada orang yang pernah menyakitinya sampai mati. Aku seperti diminta untuk mencarinya." kata Kertajaya.      "Gusti Kertajaya bersabar dan tenang dulu, Mungkin maksud Muninggar adalah banyaknya orang-orang yang berburu pusaka Nogososro hingga akan mencari dimanapun berada."kata Sentanu.     Tapi tetap saja Kertajaya sangat besar hati karena sudah memiliki pusaka andalan Kraton Singosari. Terlebih pusaka yang dibawa Wiro Sabrang bisa jinak mau ikut bersama Kertajaya. Pusaka
Baca selengkapnya
BAGIAN 32
Kejayaan Singosari makin terlihat semenjak Gusti Kertajaya memiliki pusaka Keris Nogososro. Tetapi berita itu telah mengundang banyak lawan yang ingin memperoleh pusaka itu dengan mendatangi istana Singosari untuk bertarung. Seperti Adipati Blambangan Minakjinggo dan Adipati Maespati yang merasa sangat kuat harus bisa merebut keris Nogososro menjadi miliknya. Ridegso dan Guntur Geni, Adipati Maespati sudah datang di depan Beteng Singosari.      "Hmm" Kertajaya menarik nafas dalam ketika mendapat berita tersebut. Ada Begawan Sentanu dan tentu Wiro Sabrang walau masih muda tapi bisa berwawasan dewasa. Tidak mudah memecahkan masalah peperangan yang harus dihadapi atau tidak.     "Bagaimana Wiro Sabrang, engkau yang lebih tahu masalah strategi peperangan."       "Terserah paman Sentanu saja yang bisa meramal apa yang akan terjadi." jawab Wiro Sabrang. Mereka tentu sependapat bila Singosari harus menjaga kedaulatan negara, tetapi juga pertimbangkan kekuatan
Baca selengkapnya
BAGIAN : 33
Kebo Marcuet tumbang saat disodok kaki pengawal dari Mojosongo. Dalam kondisi demikian Jakasaba langsung menerjang dada pengawal Singosari itu sambil mengayunkan pusaka keris Nogosari ke dada Kebo Marcuet.       "Heeeeaaaaahhhh!!"       "Heit! Heit!!"Tetapi Surogeni yang melihat dari jarak jauh sudah ada kecurangan dalam pertarungan bergegas melompat menahan serangan Jakasaba. Tentu saja pangeran dari Mojosongo itu terkejut saat tangannya bersentuhan dengan tubuh Surogeni yang menyala seperti bara lava yang dimuntahkan dari gunung berapi.      "Kurang ajar!"       "Yang kurang ajar tuh kamu. Tahu kalau lawan sedang jatuh dicurangi, kamu malah menerkam dengan keris." kata Surogeni.      Pangeran Jakasaba menyipitkan mata memandang wajah Surogeni yang rusak seperti mayat hidup itu dan tubuh yang menyala bagai bara api. Sepertinya ia belum pernah melihat manusia seperti Surogeni. Karena itulah Jakasaba kembali mengerahkan tena
Baca selengkapnya
BAGIAN : 34
Pasukan Maespati sudah merangsek ke wilayah timur sehingga penduduk desa sekitar gunung Bromo resah. Ada lima orang pendekar dari Maespati masuk desa wilayah Singosari untuk menarik pajak bumi dan memaksa penduduk untuk memberi harta bendanya. Tentu saja itu sangat meresahkan warga dan melapirkannya kepada penguasa kerajaan Singosari.             "Siapa kalian?" tanya penjaga gerbang kepada penduduk gunung Bromo yang datang.       "Kami warga dikaki gunung Bromo, mau melaporkan jika di daerah kami ada prajurit Maespati yang memaksa penduduk untuk membayar pajak"       "Hmm..ya sudah ayo aku antar masuk ke istana." kata Bawor sambil mengantar kedua warga desa itu menghadap raja.       Kedua warga Bromo itu sudah duduk bersila dan menyembah kepada sinuhun Kertajaya.         "Katakan apa yang kamu ketahui tentang tentara asing itu."        "Ampuun Gusti, hamba ingin melapor kalau akhir- akhir ini desa kami dimasuki tentara dar
Baca selengkapnya
BAGIAN 35
Suasana di desa Karang Asem di kaki gunung Bromo masih belum kondusif karena desa yang merupakan perbatasan wilayah Gunung Barat dengan Kali Brantas memang sering dijadikan pangkalan para perampok dan orang- orang utusan dari Maespati atau Mojolegi yang bersebelahan dengan Mojosongo. Renggopati yang piket menunggu pos jaga di bale desa Karang Asem didukung lima orang prajurit dan beberapa pemuda desa ternyata masih kecolongan juga oleh begal yang datang di saat warga beranjak tidur. "Rampok!! Rampokk!!" Teriak warga di pinggir desa berbatas bukit kapur. Renggopati yang sudah siaga di pos bale desa terbangun dan bergegas menuju arah sumber suara. "Di kaki bukit kapur Gusti" kata seorang warga. Renggopati dan prajurit langsung memacu kudanya menuju sumber suara. Ternyata disana sudah mulai serangan yang berupa pembakaran rumah warga dengan cara melempar bambu yang diisi minyak jarak dan dibungkus gombal yang dibakar lalu dilempar keatas atap rumah penduduk. "Tolooong!! Tolooong!!"
Baca selengkapnya
BAGIAN : 36
Kerajaan Maespati cukup besar dan makmur karena seluruh rakyatnya bertani dan patuh kepada raja Burisrawa. Seorang pendekar yang sangat sakti dan kebal terhadap semua senjata tajam adalah Burisrawa. Ia juga memiliki perguruan bela diri yang besar dengan para pelatih yang mumpuni sekaligus merangkap menjadi pengawal raja. Maespati merupakan Kraton yang berpengaruh dan disegani raja lain diluar wilayah kaki gunung Lawu hingga pantai selatan. Burisrawa membawahi para pendekar sakti yang berilmu tinggi dan semua dukun untuk memperkuat Beteng kejayaan Maespati. Tak satupun kekuatan yang bisa masuk menggoyahkan Maespati, karena seluruh kekuatan iblis yang ada di gunung Lawu bergabung di dalamnya.     Begawan Surajaya yang senantiasa duduk mendampingi Burisrawa memberitahu jika ada kekuatan dari gunung Timur yang mengancam Maespati. Kekuatan itu berasal dari sebuah kerajaan yang memiliki pusaka keris Nogososro dari Lemah Putih.      "Gunung timur itu ada berapa kekuatan
Baca selengkapnya
BAGIAN 37
"Hiiiiiaaaaatttt!!!"     Renggopati yang mulai berkeringat mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyerang lawan yang juga sangat sakti membuat prajuritnya kocar- kacir dan banyak yang mati terbunuh lawan. Begitu pula penduduk desa yang awalnya sudah senang mendapat dukungan dari kerajaan Singosari, sekarang harus tunduk kepada rombongan begal dari Maespati.     "Ayooo bunuh saja yang nekat melawan!!" teriak prajurit dari Maespati sambil mengobat- abitkan pedang kekiri dan kekanan. Penduduk sudah berlutut dan masuk ke dalam rumah. Sedang Renggopati tinggal sendirian pasang kuda-kuda sambil kerahkan ajian sakti miliknya. Sayang sekali pendekar dari Maespati lebih hebat dan jumlahnya banyak sehingga Renggopati akhirnya rubuh terbabat pedang pusaka pendekar andalan Maespati.     Bukan cuma Renggopati yang gugur, akan tetapi seluruh bala tentara Singosari yang berjaga di desa itu terbunuh. Pasukan berkuda Maespati lanjut menuju kerajaan Singosari dengan lebih
Baca selengkapnya
BAGIAN : 38
Burisrawa yang mengawasi dari garis belakang itu merasa khawatir ketika melihat ada serangan badai api dan ajian Bumi saketi yang dikirim dari dalam istana. Hanya orang- orang kuat yang bernyawa serep yang mempunyai ilmu itu. Burisrawa turun lapangan untuk melihat siapa yang telah mengerahkan ajian yang menghancurkan kehidupan dedemit itu. Sejak Maespati disokong oleh raja demit dari lereng Lawu, menjadi kerajaan yang sangat kuat yang ditakuti seluruh Kraton di kaki Merapi. Lalu siapa yang mendukung Singosari hingga berani menantang Maespati. kata Burisrawa dalam hati.     "Glegerrrrrkkk"     "Bluaaaarrrr!!"     Ledakan yang sangat dahsyat itu terasa telah mengguncang bumi yang dipijak Burisrawa. Sedang kilatan cahaya yang berkembang seperti bunga matahari di langit itu adalah ajian Bumi Ajurr milik seorang pendekar yang asing bagi Burisrawa. Wiro Sabrang melompat ke tengah alun- alun dikelilingi 10 pendekar andalan Maespati.      "Hiiiaaatttt
Baca selengkapnya
BAGIAN : 39
Tubuh Burisrawa yang kembali hidup itu melompat dan menerjang punggung Wiro Sabrang yang sedang berpelukan dengan ayahanda Kertajaya. Itulah yang mengejutkan begawan Sentanu serta putra pangeran Singojati. Tapi Wiro Sabrang hanya miringkan tubuh saja ketika serangan itu meluncur dengan sangat cepat menembus tubuhnya.      "Wiro Sabrang !!"      "Wuuuuuzzzz"      Wiro Sabrang tetap tenang karena yang menembus tubuhnya bukanlah Burisrawa yang masih hidup melainkan arwahnya yang masih gentayangan di dalam istana Singosari. Arwah seorang pendekar yang belum disempurnakan oleh kekuatan dari dewa Brahma.       Suasana istana Singosari kembali normal setelah para pengawal serta prajurit yang terluka telah disembuhkan oleh Surogeni dan Wiro Sabrang.       "Kalian tidak akan kubunuh asalkan kalian berjanji mau bergabung menjadi tamtama kerajaan Singosari"      "Terima kasih Gusti, kami berhanji akan setia menjadi prajurit Singosari,
Baca selengkapnya
BAGIAN : 40
Wiro Sabrang telah berada di daerah pegunungan Barat tempat para penguasa bumi sedang pesta kemenangan dan kekuatan yang digunakan untuk tirany dan penindasan kaum lemah. Wilayah Priyangan yang terkenal banyak perawan cantik dan warganya yang pandai bela diri menggunakan ilmu hitam. Surogeni tidak bisa berpisah dari sahabatnya Wiro Sabrang karena sama- sama dari benua terbesar yang punya riwayat buruk.       "Kenapa kamu tinggalkan Singosari Wiro? Bukankah kamu masih ada darah keturunan dari Kertajaya.?"     "Aku mulai bosan pada tingkah keluarga itu. Tampaknya ada perseteruan antara ayah dan anak. Bahkan penasehat raja begawan Sentanu juga masih memburu harta dan kekuasaan."       "Manusia itu tidak luput dari sifat Angkara dan adigang adigung."       "Kurasa memang begitu Surogeni. Ada waktunya aku kembali ke Singosari setelah aku menyelesaikan tugas di dataran tinggi Sunda."      Dua pendekar langit itu melesat bagai angin badai y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status