Semua Bab Kau Buang Aku, Kunikahi Bosmu: Bab 161 - Bab 170
327 Bab
Bab 161
Bab 161Adi baru saja tiba di area parkir. Namun para tukang bangunan yang sedari tadi menunggu kini menyerbunya bagai semut."Pak Adi! Bayarkan gaji kami!""Cepat bayar, Pak!""Jangan lari dari tanggung jawab! Kita semua juga butuh makan!" teriak para pekerja sambil menggedor mobil Adi.Rahang Adi tampak mengeras. Padahal dia baru saja tiba. Tapi para pekerja sialan ini sudah menyerbunya. Diliriknya sosok mandor yang berdiri tak jauh. Bahkan mandor juga diam saja seolah tak ada inisiatif sedikitpun untuk membantu mendinginkan suasana."Sialan!" desisnya seraya memukul setir mobil.Tak mungkin jika dia terus berada di dalam mobil. Suasana yang makin ricuh justru akan membawa masalah lain. Dia harus keluar dan melerai para tukang bangunan.Mau tak mau, Adi harus keluar dari mobilnya."Jangan berisik! Tunggu sebentar saya keluar dulu!" bentaknya.Suasana yang ricuh sedikit berkurang. Para pekerja mulai mundur dan mempersilahkan Adi. Begitu pintu mobil terbuka, Adi menatap satu persatu
Baca selengkapnya
Bab 162
Bab 162"Rosa, apa ada kabar kembali mengenai dana yang diajukan oleh Adi Sucipto?"Rosa yang tengah sibuk mengutak-atik laptop itu tampak menoleh ketika mendapat pertanyaan dari atasannya."Sejauh ini masih belum ada kabar kembali, Pak. Pak Adi juga cukup diam akhir-akhir ini padahal biasanya terus-menerus mengirimkan proposal mengenai pengajuan dana."Handi mengerutkan keningnya ketika mendengar penjelasan dari asisten pribadinya itu."Aneh," gumamnya lirih.Pria yang kemarin-kemarin tengah sibuk terus saja membombardir dengan banyak proposal justru diam?Tentu saja itu adalah suatu keanehan. Tapi, Handi juga tak bisa memungkiri bahwa dia merasa cukup senang karena tak ada lagi kekacauan yang diperbuat oleh Adi."Baiklah, tapi tetap awasi gerak-geriknya, Rosa."Rosa menganggukkan kepalanya dengan cepat setelah mendapatkan perintah dari sang atasan kembali."Baik, Pak."Tak lama setelah perbincangan mereka usai, pintu ruangan terdengar diketuk dari luar. Baik Rosa ataupun Handi, ked
Baca selengkapnya
Bab 163
Bab 163"Tak tahu atau tengah menyembunyikan sesuatu?"Mata Yayuk terlihat membulat dengan sempurna ketika mendapat pertanyaan yang cukup mengejutkan dari atasannya. Lidahnya terasa kelu seolah ada sesuatu yang mengganjal di dalam kerongkongan hingga membuatnya kesulitan untuk bicara.Tatapan Handi yang begitu saja membuatnya semakin tak nyaman. Yayuk merasa takut dan dia kini hanya bisa menundukan kepala sambil menyembunyikan ekspresi wajahnya yang tampak gelisah.Rosa juga sama terkejutnya dengan Yayuk. Meski dia tak ikut campur dengan masalah yang tengah menimpa Yayuk, tetap saja rasanya mengejutkan ketika melihat majikannya kini telah mengintimidasi seseorang secara terang-terangan."Jawab Yayuk, apa ada sesuatu yang sebenarnya kamu sembunyikan?"Yayuk tersentak kaget, tapi dengan cepat dia langsung menggelengkan kepalanya."Mana mungkin saya berani melakukan hal itu, Pak? Saya tidak menyembunyikan apapun!"Kening Handi terlihat berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu. Tangan
Baca selengkapnya
Bab 164
Bab 164Siti melipat sajadah dan mukena setelah selesai beribadah. Wanita itu lantas bergerak naik ke atas tempat tidur dan meraih ponsel.Ada sebuah pesan masuk beberapa menit yang lalu dan Siti segera membacanya.[Selamat siang, Kak Siti. Kabar baik karena novel kedua anda yang berjudul 'Jodohku, Majikanku' sudah dicetak dan akan siap terbit mulai besok lusa.]Matanya kini tampak berkaca-kaca ketika mendengar berita baik mengenai novel terbarunya. Saat pertama kali dia menerbitkan novel, waktunya bisa dibilang cukup lama. Tapi untuk novel kedua ini bisa dibilang jauh lebih cepat."Alhamdulillah, Ya Allah ... akhirnya novel keduaku siap untuk didistribusikan."Tak ada lagi kalimat yang bisa menggambarkan kebahagiaan yang saat ini karena Siti telah memiliki banyak penggemar. Mereka semua selalu mengapresiasi karyanya dan Siti kini semakin memiliki ilmu literasi.Tak bisa dipungkiri itu semua adalah hasil kerja kerasnya selama ini. Siti selalu berniat untuk menyimpan uang hasil kerja ke
Baca selengkapnya
Bab 165
Bab 165Suasana ruang makan kini tampak hangat karena semua orang tengah menyantap makan malam. Biasanya Tatang dan Dadang akan makan di pos karena mereka berdua selalu dikirimi makanan oleh Sumi.Tapi Handi kali ini mengajak kedua pria itu untuk menyantap makan malam sekalian di dalam rumah.Handi melirik ke arah gadis kecil yang kini tampak lahap menyantap makanannya."Enak, Put?"Putri menganggukan kepalanya dengan cepat. Gadis kecil itu memang tak terlalu pemilih soal makanan. Entah karena ajaran ibunya yang memang begitu baik, Putri akhirnya tumbuh menjadi sosok gadis kecil yang penurut dan juga tak banyak menuntut.Tak berselang lama acara makan malam telah usai. Baik Tatang ataupun Dadang kini telah kembali ke pos jaga. Sedangkan para asisten rumah tangga dengan sibuk untuk membersihkan area meja makan dan juga dapur.Handi melirik ke arah Siti dan secara kebetulan wanita itu juga ikut menatapnya."Ti, apa bisa kamu ke ruanganku sebentar?"Siti menganggukkan kepalanya perlahan
Baca selengkapnya
Bab 166
Bab 166"Saya yakin ada alasan dibalik sikap aneh anda. Benar, 'kan? Pak, saya nggak mau salah paham. Sikap Bapak makin hari membuat saya penasaran. Sebenarnya Bapak ingin apa?"Handi tampak diam. Tapi Siti sejak tadi memandangnya dengan tatapan tajam penuh selidik karena wanita itu masih merasa penasaran.Handi menghela napas pelan. Dia mengusap wajahnya sambil tersenyum tipis karena pada akhirnya pertanyaan yang ditunggu-tunggu nya itu terlontar dari mulut Siti.Handi mendongakkan kepalanya kembali dan menatap lekat sosok wanita yang telah berhasil membuatnya jatuh cinta."Siti, mungkin penjelasan saya nanti akan terdengar seperti omong kosong dan kamu sulit untuk percaya. Tapi ketahuilah satu hal, Siti. Saya nggak berbohong sama sekali," ujarnya mencoba menyakinkan.Pernyataan Handi kembali membuat hati Siti berdesir. Tapi dia ingin jawaban yang pasti."Katakan saja, Pak.""Saya jatuh hati padamu, Siti."Jantung Siti tiba-tiba berdetak dengan kencang. Bola matanya hampir saja kelua
Baca selengkapnya
Bab 167
Bab 167Siti menutup pintu kamarnya dengan keadaan jantung yang berdebar hebat. Saya dari tadi dia masih saja tak percaya dengan segala hal yang didengarnya.Rasanya seperti mimpi, tak nyata sama sekali."Ya Allah ... benarkah ini bukan mimpi?" gumamnya pelan sambil menepuk-nepuk pipinya."Ibu kenapa?"Suara Putri berhasil mengejutkan Siti. Wanita itu lantas berbalik dan menatap putrinya yang kini terlihat kebingungan. Siti tak sadar kalau putrinya belum terlelap dan dia hampir saja mengungkapkan isi hatinya secara gamblang."Eh? Putri kok belum tidur?" tanyanya sambil mendekat ke arah Putri."Putri belum ngantuk, Bu."Siti tersenyum tipis dan duduk tepat di sisi ranjang. Tangannya terulur pelan dan mulai mengelus puncak kepala gadis kecilnya dengan lembut."Baca doa dan pejamkan mata, nanti lama-lama ngantuk, kok."Putri menganggukkan kepalanya perlahan. Tapi gadis kecil itu masih merasa penasaran dengan tingkah ibunya barusan."Ibu tadi kenapa?""Nggak apa-apa, kok. Ibu cuma ngantuk
Baca selengkapnya
Bab 168
Bab 168Siti menatap putrinya yang kini telah tertidur lelap. Gadis kecil itu terlihat begitu damai dan sesekali tersenyum seolah mimpi indah tengah membuatnya terbuai.Siti menarik tubuhnya kembali dan menyandarkan punggungnya ke tembok. Pandangan matanya kini beralih menatap lampu kamar yang temaram."Ya Allah ... Hamba tidak tahu inikah jawaban yang tepat atas doa-doa selama ini karena meminta agar bisa melanjutkan hidup dengan bahagia dan penuh syukur. Hamba yakin kalau takdir telah tertulis dengan begitu indah."Siti memejamkan matanya sejenak sambil meletakkan telapak tangannya tepat di dada. Malam ini dia merasa begitu bahagia karena telah mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang terus saja membuatnya penasaran.Siti sendiri masih tak menyangka kalau ternyata sang majikan memiliki perasaan yang sama sepertinya. Bisa dibilang cinta kini hadir di antara Siti dan Handi.Wajah Siti kembali bersemu kemerahan. Dulu dia pernah merasa hidupnya sangat menyedihkan. Tapi Siti ini sadar ba
Baca selengkapnya
Bab 169
Bab 169Handi berangkat ke kantornya dengan perasaan campur aduk. Pria itu merasa malu karena tingkahnya diperhatikan oleh Putri.Tapi dia juga bisa merasakan adanya ketertarikan di mata gadis kecil itu, seolah-olah dia tak menolak bila ibunya memiliki pilihan lain.Tatang yang tengah fokus mengemudikan mobil itu tampak melirik sekilas ke arah sang majikan. Dia tersenyum tipis ketika melihat majikannya itu tampak uring-uringan."Pak, gimana perkembangannya?"Handi diam sejenak. Dia tahu dengan jelas maksud dari perkataan sopirnya barusan."Nggak tahu, Mang. Tapi bisa dibilang jauh lebih dekat dari sebelumnya," kelakar Handi.Tatang terkekeh pelan. "Setidaknya itu adalah perkembangan yang baik, Pak. Siti pasti butuh waktu.""Mamang benar, untungnya aku sudah mengungkapkan isi hatiku kemarin malam.""Oh, ya? Wah, itu kabar yang baik dong, Pak! Apa jawaban Siti?"Handi menggelengkan kepala perlahan. Hanya dengan deru napasnya saja sudah menjelaskan kalau ada sesuatu yang membuatnya bingu
Baca selengkapnya
Bab 170
Bab 170Adi merasa kepalanya terus berdenyut keras karena sejak tadi dia terus saja mendapatkan teror dari depkolektor. "Sialan! Bukannya jatuh temponya masih lima hari lagi?"Tak pernah sekalipun dia membayangkan akan mendapatkan teror sebegitu seram ketika berhutang dengan lintah darat.Adi sempat berpikiran sananya pasti akan berhasil karena dana dari perusahaan akan turun. Tapi nyatanya sampai sekarang dia bahkan tidak mendapatkan kabar apapun.Hanya ada perasaan penuh penyesalan yang kini terlintas di dalam benaknya karena sempat berhutang pada rentenir.Adi bahkan sengaja tak pergi keluar. Pria itu terus saja bersembunyi di rumah kontrakannya. Jujur saja, Adi takut jika dia akan mengalami masalah ketika bertemu dengan rentenir.Satu-satunya hal yang harus dilakukannya sekarang ialah mencari uang sekitar 20 juta rupiah untuk membayar tagihan.Sebenarnya, Adi masih memiliki uang di dalam rekeningnya. Tapi uang itu tentu saja harus digunakan untuk menjalani hidup sehari-hari karen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
33
DMCA.com Protection Status