Bab 169Handi berangkat ke kantornya dengan perasaan campur aduk. Pria itu merasa malu karena tingkahnya diperhatikan oleh Putri.Tapi dia juga bisa merasakan adanya ketertarikan di mata gadis kecil itu, seolah-olah dia tak menolak bila ibunya memiliki pilihan lain.Tatang yang tengah fokus mengemudikan mobil itu tampak melirik sekilas ke arah sang majikan. Dia tersenyum tipis ketika melihat majikannya itu tampak uring-uringan."Pak, gimana perkembangannya?"Handi diam sejenak. Dia tahu dengan jelas maksud dari perkataan sopirnya barusan."Nggak tahu, Mang. Tapi bisa dibilang jauh lebih dekat dari sebelumnya," kelakar Handi.Tatang terkekeh pelan. "Setidaknya itu adalah perkembangan yang baik, Pak. Siti pasti butuh waktu.""Mamang benar, untungnya aku sudah mengungkapkan isi hatiku kemarin malam.""Oh, ya? Wah, itu kabar yang baik dong, Pak! Apa jawaban Siti?"Handi menggelengkan kepala perlahan. Hanya dengan deru napasnya saja sudah menjelaskan kalau ada sesuatu yang membuatnya bingu
Baca selengkapnya