All Chapters of DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH: Chapter 41 - Chapter 50
89 Chapters
Part 41
Part 41. Pov AlishaSetelah dua hari di rawat, akhirnya pihak rumah sakit mengijinkanku untuk pulang. Siang itu seperti biasa kami dijemput oleh Doni yang setia. Ketika baru separuh perjalanan, tiba-tiba Doni mengarahkan mobilnya keluar dari jalur biasanya. "Eh, kita mau kemana ini? Bukankah seharusnya kita melewati jalan itu?" tanyaku penasaran sembari menunjuk ke arah jalan yang seharusnya kami lewati. "Tenang saja Tuan Putri, nanti juga akan tahu sendiri!" kelakar Doni yang membuatku merasa geli.Sementara Mas Rendi yang duduk di sebelahku, hanya diam sembari mengulum senyum. Pasti mereka mau mengerjaiku lagi, batinku. Tak lama kemudian, mobil yang kami tumpangi tiba di sebuah salon kecantikan ternama di kota ini. "Untuk apa kita ke sini Mas? Bukankah seharusnya kita pulang ke rumah?" tanyaku masih belum mengerti. "Ikuti saja, nanti kamu akan tahu sendiri!" ujar Mas Rendi, sembari menarik lenganku untuk keluar dari mobil. Namun aku enggan beranjak, karena masih penasaran unt
Read more
Part 42
Setelah itu, tak ada pembicaraan diantara kami. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Selama dalam perjalanan, tak henti-hentinya Mas Rendi melirik ke arahku. Perlahan tangannya menggenggam tanganku dengan lembut, sambil sesekali mengecup jemariku. Sementara Doni terlihat beberapa kali memandang ke arahku melalui kaca spion di depannya. "Dih, yang lagi bucin! Bener kan aku jadi obat nyamuk? Sabar dikit napa mesra-mesraannya. Apa kalian tak kasian melihat aku yang jomblo ini, hiks ... hiks!" ujar Doni pura-pura menangis, sembari memeluk kursi di sebelahnya, karena kebetulan sedang berhenti di lampu merah. Mobil terasa berjalan sangat lambat, seakan tak berpindah dari tempat. Mungkin juga akibat pengaruh rasa grogi akibat ulah dua sekawan itu. Jujur, baru kali ini aku naik mobil bersama Mas Rendi dengan suasana yang berbeda. Dia yang biasanya terkesan dingin dan jutek, kini berubah hangat dan manis, membuatku sedikit gugup dengan perubahannya.Mungkin kalau dilihat dari kaca, w
Read more
Part 43
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 43Adzan subuh berkumandang dengan merdu, memanggil hamba Allah untuk segera menunaikan kewajibannya. Aku menggeliat malas, apalagi cuaca pagi ini lumayan dingin. Rasanya sangat nyaman sekali untuk tetap bergelung di bawah selimut.Untunglah tamu bulanan sedang datang berkunjung, sehingga aku tak perlu buru-buru beranjak dari tempat tidur. Terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi, pastilah Mas Rendi yang ada di dalam sana. "Halo Sayang, sudah bangun rupanya! Aku ke Masjid dulu ya! Assalamu'alaikum," ujar Mas Rendi setelah berganti baju dan mengambil peci. "Iya, hati-hati Mas! Wa'alaikumussalam," jawabku kemudian. Aku sangat bersyukur, karena setelah kaki Mas Rendi pulih, kini dia sangat rajin shalat berjamaah di Masjid. Biasanya dia akan berjalan kaki bersama Mang Sukri, karena jarak dari rumah kami ke Masjid memang cukup dekat. Setelah Mas Rendi berangkat, awalnya aku berniat untuk kembali meneruskan tidur. Apalagi cuacanya memang sangat men
Read more
Part 44
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHSesaat suasana terasa hening dan canggung, barulah setelah itu Mas Rendi angkat bicara. "Dia Istriku Tante Widya!" Jawab Mas Rendi sembari menggandeng tanganku untuk berdiri di sebelahnya. "Kenalkan, ini Alisha, Istriku!" ujar Mas Rendi kepada pemilik rumah. "Oh," Hanya itu yang keluar dari mulut wanita itu, tanpa berniat menyambut uluran tanganku. Merasa tak mendapat sambutan, kembali kutarik uluran tanganku yang sudah menggantung di udara. Sementara suami wanita itu, terlihat kikuk melihat tingkah istrinya. "Maafkan kami ya, karena tak mengetahui kalau kamu sudah menikah lagi pasca kecelakaan itu." kata suami wanita itu kepada Mas Rendi. Menurut penuturan Mas Rendi, wanita itu masih ada hubungan keluarga dengan mendiang ayahnya Mas Rendi, Tante Widya namanya. Semenjak ayahnya Mas Rendi meninggal, mereka jarang bertemu karena baru beberapa hari yang lalu pulang ke kota ini, setelah sebelumnya menetap di Jakarta. Mereka sengaja mengundang keluarga
Read more
Part 45
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 45"Mas kerja dulu ya?" pamit Mas Rendi, pagi itu."Iya Mas, hati-hati di jalan!" Kulambaikan tangan ke arahnya sebelum mobil keluar dari halaman. Mas Rendi membalas lambaian tanganku sembari mengedipkan mata nakal, dan aku tahu apa arti kedipan matanya. Setelah Mas Rendi berangkat, aku dan Zahra kembali memasuki rumah. Sementara Oma, sejak tadi masih sibuk membaca koran di ruang tamu. Zahra kembali sibuk dengan mainannya, sementara aku memilih meneruskan menyusun baju yang sudah di setrika Bi Imah ke dalam lemari. Pekerjaan yang sempat tertunda, sejak semalam. Ya, semalam kami telah melakukan malam pertama setelah dua tahun pernikahan. Sangat menyedihkan bukan? Bagi pengantin lain, mungkin begitu ijab kabul akan langsung tancap gas melakukan ritual malam pertama. Berbeda denganku, bahkan untuk mendapatkan ketulusan hati suamiku saja, harus melalui perjuangan yang panjang, disertai banyak do'a, keringat dan air mata."Dek, udah dong nyusun bajun
Read more
Part 46
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH"Dek, laper lagi!" kata Mas Rendi kembali memelas.Aku dibuat mengerutkan kening demi mendengar permintaannya yang di luar kewajaran. Biasanya Mas Rendi akan sarapan ketika sudah mau berangkat kerja, tapi ini kan masih pagi. Apa dia tak salah bicara? Lah ini kan masih pagi, masa iya sudah lapar?" tanyaku spontan. "Bukan yang itu, tapi yang ini!" Jawab Mas Rendi sembari menunjuk ke arah tubuh bagian bawah. Tanpa sadar aku menepuk jidatku sendiri, merasa malu begitu tahu maksud dari ucapannya itu. Pagi itu, kami kembali mengulangi aktifitas semalam. Mendaki gunung dan mengarungi samudra, hingga mencapai indahnya surga dunia. Setelah itu, kami berebutan untuk masuk ke kamar mandi, karena hari sudah semakin siang. "Bunda ...." teriak Zahra dari luar kamar. "Iya Sayang, ada apa?" tanyaku ketika pintu sudah terbuka. "Zahra boleh masuk nggak?" Gadis kecil itu celingukan menatap ke semua penjuru kamar. Aku segera menoleh ke arah kamar mandi, kulihat Mas
Read more
Part 47
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHSiang berganti, malam pun berlalu. Tak terasa hampir tiga tahun sudah usia pernikahan kami. Suka duka telah kami lalui bersama. Namun, hal itu justru semakin mengeratkan hubungan kami, karena dengan begitu kami lebih bisa mendalami karakter masing-masing.Saat ini, aku merasa sangat beruntung karena berada di antara orang-orang yang mencintaiku. Terlebih karena kini, cinta Mas Rendi sudah bisa aku miliki.Benar yang Bi Imah katakan dulu, bahwa Mas Rendi adalah tipe suami yang setia dan romantis. Setiap pulang kerja, ada saja buah tangan yang dia bawa untuk kami yang menunggu di rumah. Sesekali dia juga membawakan sekuntum mawar putih untukku, dan sekotak coklat untuk Zahra. Kami menerimanya dengan hati berbunga-bunga. Perhatian-perhatian kecil seperti itulah, yang membuat hubungan kami semakin mesra. Meski jarang mendapatkan hadiah, namun Oma terlihat bahagia melihat kekompakan kami. Bukannya tak mau membelikan, namun Oma selalu menolak jika ditawari
Read more
Part 48
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH "Kami ijin masuk dulu ya?" Mas Rendi menarik tanganku memasuki kamar. Sepertinya Mas Rendi sengaja mengajakku pergi, agar tak semakin tertekan dengan ucapan tantenya."Maafin tanteku ya, orangnya memang begitu. Suka ceplas-ceplos kalau ngomong." Mas Rendi berusaha menenangkanku, setelah kami berada di dalam kamar. "Nggak papa Mas, semua yang dikatakan tante memang benar adanya. Buktinya hingga sekarang aku belum juga hamil." jawabku pasrah, berusaha menahan sesak yang menghimpit dada. Ya Allah, berilah kekuatan untuk menghadapi semua ini.Setelah kejadian itu, Tante Widya tak pernah lagi datang ke rumah ini. Mungkin marah atas kejadian waktu itu, atau memang sibuk dengan urusannya sendiri, entahlah. Hingga suatu hari, ketika aku sedang bermain dengan Zahra, datang seorang gadis berambut pirang ke rumah kami. Entah dari mana datangnya gadis itu, tiba-tiba saja sudah berada di halaman rumah. Kebetulan waktu itu Mas Rendi sedang bekerja, sedangkan Oma meng
Read more
Part 49
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH"Selamat pagi Oma?" Sapa gadis itu ketika melihat Oma menuju ke meja makan. "Selamat pagi juga Sayang, gimana tidurmu semalam? Nyenyak?""Nyenyak sekali Oma. Lihatlah, tubuhku sudah kembali segar," jawab gadis itu, kemudian mengibas-ngibaskan rambutnya di depan Oma.Kami yang baru saja keluar dari kamar, hanya menyimak saja obrolan mereka. Ketika jarak kami sudah semakin dekat, kutarik kursi yang biasa ditempati Mas Rendi. Melihat suamiku sudah duduk, Jessika segera menggeser posisi duduknya untuk berada di sebelah Mas Rendi. Namun rupanya hal itu tak luput dari perhatian Oma."Jessika, tolong kamu pindah ke sebelah Oma saja ya, kursi itu khusus untuk Alisha!" tegur Oma, ketika melihat gadis itu menempati kursiku. "Ish, Oma nih. Cuma duduk aja pake dipermasalahkan sih! Bukannya di situ juga masih ada kursi yang kosong! Kenapa aku harus pindah?" Gadis itu masih menggerutu, tak terima dengan teguran Oma. "Jessika, tolong!" Kali ini Mas Rendi yang berbicar
Read more
Part 50
DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHKetika sedang asyik ngobrol dengan Bi Imah, tiba-tiba ponselku berdering. Terlihat wajah Mas Rendi terpampang di layar ponsel. Ada apa dia menelponku?["Assalamu'alaikum Mas, ada apa?"] tanyaku pada suara di ujung sana. Pada layar itu, terlihat Mas Rendi sedang sangat sibuk dengan berkas-berkas di depannya. "Sayang, tolong ambilkan map warna biru di ruang kerjaku ya? Setelah itu tolong antar ke mari. Aku sedang banyak urusan, jadi tak bisa mengambilnya sendiri. Kebetulan Doni juga sedang ada pekerjaan di lapangan, jadi tak bisa kusuruh untuk mengambil ke rumah. Tolong ya Sayang, pliiiss?" pinta Suamiku memelas. "Baiklah, kirim alamatnya ke sini, biar nanti aku antar!" jawabku kemudian. "Tak perlu alamat, kamu ajak Mang Sukri aja! Dia sudah tahu alamatnya kok!" jawab suara di ujung sana."Baiklah, akan kucari dulu mapnya. Assalamualaikum," ucapku mengakhiri obrolan. Setelah panggilan selesai, aku segera menuju ke ruang kerja Mas Rendi untuk mencari ma
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status