All Chapters of Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Chapter 41 - Chapter 50
1407 Chapters
Bab 41
Tubuh Reza spontan menegang. Dia mencubit dagu Sonia dengan jari-jarinya, lalu berkata dengan suara serak, “Jangan pancing aku, aku juga seorang pria.”Mengesampingkan segalanya, di ruang tertutup dan panas ini, Reza seorang pria, sedangkan Sonia seorang perempuan yang terus memancingnya.Sonia mengangkat wajahnya, sepasang matanya yang berkabut memancarkan kilau. Kemudian, dia membuka bibirnya dan berkata, “Kamu lakukan saja.”Napas Reza spontan tercekat. Dia mengencangkan tangannya yang mencengkeram dagu Sonia dan bertanya dengan suara yang lebih berat dari biasanya, “Kamu tahu apa yang kamu bicarakan?”“Hmm.” Sonia hanya mengeluarkan suara gumaman. Entah itu tanggapan, atau reaksi yang tidak disengaja dari tubuhnya.Reza menatap mata Sonia dan berkata, “Aku adalah ....”Reza belum menyelesaikan kalimatnya. Sonia tiba-tiba menjinjit dan menempelkan bibirnya di bibir Reza. Setelah itu, dia membuka mulut pria itu dengan paksa.Sonia merasa kalau dia tidak melakukan apa-apa, dia akan di
Read more
Bab 42
Keesokan paginya. Hari sudah terang benderang ketika Sonia bangun. Dia membuka matanya dan menatap kamar yang asing itu. Setelah cukup lama dia baru ingat apa yang terjadi tadi malam.Sonia spontan menoleh, lalu mendapati dirinya hanya sendirian di tempat tidur. Sebuah pikiran tiba-tiba terlintas di benaknya. Apakah Reza juga akan melompat keluar dari jendela untuk melarikan diri?Tidak. Karena segera setelah itu, Sonia mendengar suara itu. Sonia pun menoleh ke arah datangnya suara dan melihat pria itu sedang berdiri di balkon sambil telepon dengan posisi membelakanginya.Reza mengenakan jubah mandi, bahunya lebar, kedua kakinya ramping dan panjang. Hanya punggungnya saja membuat jantung Sonia berdetak kencang.Reza sedang bertanya pada Robi, “Masih sisa berapa lama perjanjian dengan keluarga Dikara?”Sonia spontan menghitung dalam hati. Masih tersisa satu bulan lebih. Sementara itu, Robi yang berada di ujung telepon lainnya memberitahu jumlah hari yang tepat.“Hubungi keluarga Dikara
Read more
Bab 43
“Kamu ingin punya rumah untuk kakekmu tinggal?” tanya Reza lagi.Sonia tidak mengatakan apa-apa. Jarak mereka terlalu dekat, hingga Sonia merasa tidak bisa bernapas. Saat ini, dia seperti telah melihat sisi iblis Reza.Begitu Reza menundukkan kepala, bibirnya pun mengecup bibir Sonia. Hanya cium sebentar, lalu dilepaskannya. Suara pria itu terdengar serak dan berat, “Aku seorang pengusaha. Aku nggak akan pernah melakukan bisnis yang merugi. Satu malam ditukar dengan satu rumah. Aku agak rugi.”Reza tampak lembut dan tenang. Dua sifat yang kontradiktif menyatu, membuat ekspresi wajahnya tidak jelas saat ini. Namun, setelah dilihat lebih teliti, di dalam mata pria itu hanya ada ketidakpedulian dan aura dingin.Sonia tidak makan tadi malam, selain itu juga melakukan aktivitas berat begitu lama. Saat ini dia kekurangan asam amino sehingga tidak dapat membuat otak berfungsi normal, semuanya berantakan.Sonia tidak mengerti apa yang Reza maksud, “Apa yang ingin kamu katakan?”Reza menatapnya
Read more
Bab 44
Begitu pintu tertutup, wajah Sonia pelan-pelan berubah menjadi pucat. Perempuan itu mengingat kembali percakapannya dengan Reza, sedikit tidak masuk akal, tetapi dia tidak merasa bahwa tindakannya barusan sedikit berlebihan.Perempuan itu menoleh untuk mencari ponselnya. Lalu menemukan, bahwa ponselnya berada di atas lemari sedang mengisi daya, saking kosong baterainya, ponsel itu pun sampai berada di posisi daya mati.Begitu ponsel dinyalakan, notifikasi panggilan tidak terjawab dan juga pesan WhatsApp langsung menyerang ponsel tersebut.Ada dari Kelly, Bi Rati, juga Hendri yang memberikan notifikasi pesan masuk yang paling baru.Perempuan itu sudah dapat menebak, apa yang ingin disampaikan oleh Hendri kepadanya, sehingga Sonia pun membalas telepon Kelly dan juga Bi Rati terlebih dahulu.Kelly hampir menangis menerima telepon dari sahabatnya. Semalam, dia tidak sempat menjawab telepon Sonia, tapi setelah itu dirinya tidak lagi dapat mengontak sahabatnya. Kelly bahkan sampai pergi ke A
Read more
Bab 45
Pria itu berjalan ke depan meja, begitu melihat Sonia, wajah Robi yang biasanya terlihat datar tanpa ekspresi, tiba-tiba terlihat sedikit kaget.Sonia bangkit berdiri, lalu berkata dengan nada yang sopan, “Silakan duduk, aku sudah memesankan sebuah kopi hitam yang dingin untukmu.”Robi duduk di seberang perempuan itu, dan menatap ke arah Sonia dengan pandangan yang tajam.Rupanya seperti itu!Ternyata itu yang terjadi!Sonia hanya tertawa simpul melihat reaksi Robi. “Jangan terkejut dulu, karena perkataanku yang selanjutnya, pasti membuat kamu menjadi lebih kaget lagi.”***Kurang lebih, setengah jam kemudian, Robi dan Sonia bersama-sama meninggalkan kafe tersebut. Satu ke arah kiri, satunya lagi ke arah kanan. Masing-masing berjalan ke arah yang berlawanan, seperti orang asing.Sama sekali tidak terlihat, bahwa mereka berdua baru saja menyepakati sebuah perjanjian yang baru.Ketika kembali ke dalam mobilnya, Robi masih tidak dapat memercayai apa yang baru saja di dengarnya. Pria itu t
Read more
Bab 46
Selesai makan malam, ketika Sonia kembali ke kamar untuk mengepak barang-barangnya. Bi Rati masuk sambil membawakan kue, es krim, dan puding cokelat buatannya. Satu per satu makanan tersebut diletakkannya di atas meja dengan pelan. “Non Sonia, kalau Non mau memakan-makanan ini, aku akan buatkan untuk Non. Jangan beli di luar yah, Non. Di luar bahan-bahannya kurang segar.”Sonia bukanlah seseorang yang mudah terharu, tapi melihat tatapan Bi Rati yang begitu tidak tega melepas dirinya, hati perempuan itu pun tergerak. Sonia maju selangkah, lalu memeluk Bi Rati erat-erat, “Mungkin, aku masih kembali lagi nanti ….”Hidung Bi Rati berubah merah, lalu berkata dengan lembut, “Aku dan Pak Yanto akan menunggu kamu kembali.”Sonia menganggukkan kepalanya. “Hari ini aku akan mengepak baju-bajuku, lalu besok akan kembali untuk mengambilnya. Kedepannya Bibo aku serahkan kepada Bibi dan Pak Yanto, tolong jaga dia yah, Bi.”“Pasti!” jawab Bi Rati menepuk-nepuk pundak perempuan itu dengan lembut. “Kam
Read more
Bab 47
Sonia tahu, apa maksud pertanyaanya, sehingga perempuan itu pun berpura-pura tenang dan menjawab, “Biasa saja.”Ranty kembali bertanya dengan khawatir, “Kamu merasa nggak sifatnya aneh?”Kedua telinga Sonia pelan-pelan mulai memerah. Perempuan itu berusaha mencari sedikit kepingan-kepingan memori di tengah keadaan yang kacau itu, “Seharusnya sih nggak ada.”Sonia pun menjadi tenang mendengar penjelasan sahabatnya ini. Perempuan itu membuka dasbor mobilnya dengan sebelah tangan, lalu mengambil sebuah kotak dan melemparkannya ke pangkuan Sonia. “Untuk sementara, kalau kamu masih belum mau hamil, makan ini. Satu butir setiap kali melakukannya. Obat ini sangat aman, nggak ada efek samping apa pun di tubuh kita. Tapi demi keamanan, sebaiknya lain kali minta dia juga menggunakan kontrasepsi.”Sonia melihat kotak tersebut lalu membukanya, kemudian dia mengambil sebutir obat dan langsung memasukkannya ke dalam mulut.Ketika umurnya baru berusia empat tahun, orang tua angkatnya meninggal karen
Read more
Bab 48
Perempuan itu menertawakan dirinya sendiri sambil menggelengkan kepala. Dia membuka koper, lalu meletakkan baju-bajunya ke dalam lemari.Sementara koper yang satunya lagi berisi komputer dan juga dua buah layar monitor. Sonia pun meletakkannya di ruang buku, di kamar sebelah.Kamar yang mereka tempati cukup luas, penataannya tentu saja juga sangat baik. Pemilik tempat itu mempunyai ruang kerjanya sendiri, bahkan di samping kamar tamu juga mempunyai ruang belajar. Di dalam rumah itu juga masih ada sebuah kamar kosong lain, yang mungkin kamar tersebut digunakan untuk menaruh barang-barang.Setelah selesai merapikan semua barang-barangnya sendiri, Sonia pun membersihkan badannya lalu berbaring di atas kasur. Tanpa ada orang lain di kamar yang menemaninya, rasa kesepian dan juga ketakutan membuat perempuan itu langsung tertidur.***Sekitar jam delapan malam, Bi Rati menelepon Reza dan memberitahunya bahwa Sonia telah pindah. Perempuan paruh baya itu pun meminta petunjuk dari atasannya, ap
Read more
Bab 49
Pria itu bangkit berdiri dan berkata dengan tenang, “Aku akan mengantarkan kamu pulang.”“Di mana supirnya?” tanya Sonia.Reza sudah berjalan hingga ke depan pintu. Begitu mendengar pertanyaan dari perempuan itu, langkah kakinya langsung berhenti dan menoleh ke belakang. “Aku kebetulan lewat sana.”Sonia hanya tersenyum simpul dan berkata, “Terima kasih!”Ketika mobil yang mereka naiki pelan-pelan menjauh dari rumah keluarga Herdian, Reza bertanya dengan lembut, “Apa kamu kerasan tinggal di sana?”“Emm, sangat nyaman,” jawab Sonia cepat. Perempuan itu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku ingin mengganti seprei putih di kamarku menjadi warna lain, apa boleh?”Reza berkata, “Tentu saja boleh, rumah itu sudah menjadi milik kamu sepenuhnya ketika kamu tinggal di dalamnya. Kamu mau bagaimana menata dan mendekorasinya, semua terserah kamu.”Sonia berterima kasih kepadanya, lalu melanjutkan, “Upah para pekerja itu, kita juga bisa membagi dua.”Setelah perempuan itu tinggal di dalam rumah ters
Read more
Bab 50
Semua orang pun langsung terkesima dan memuji Reviana. Memuji bahwa kalung yang digunakan olehnya sangatlah cantik, memuji Stella adalah anak yang berbakti, juga memuji Reviana sangat beruntung.Ibu Widi dengan separuh hati yang menyesal dan separuh hati cemburu, berkata, “Sebenarnya aku sudah mengincar kalung ini ketika GK Jewelry pertama kali mengumumkan kalung model terbarunya. Tapi sayangnya, aku nggak pernah melihat kalung ini di dalam toko. Aku juga sudah menanyakan hal ini ke manajer toko, kata manajer toko kalung ini sudah dipesan oleh seseorang. Ternyata Stella adalah tamu VVIP dari GK Jewelry.”Salah seorang dari ibu-ibu yang berada di sana juga ikut menyelak, “Aku juga sempat bertanya dengan manajer toko, katanya kalung itu sudah dipesan oleh orang dalam, yaitu Ibu Dania, direktur GK Jewelry. Stella, apa kamu kenal dengan Ibu Dania?”“Mana mungkin!” ejek Ibu Eri yang dari tadi diam.Reviana sendiri langsung memandang putrinya dengan terkejut, “Kamu mengenal Ibu Dania?”Dania
Read more
PREV
1
...
34567
...
141
DMCA.com Protection Status