Semua Bab LELAKI CADANGAN: Bab 11 - Bab 20
21 Bab
Pulang Ke Rumah
Ketika mereka tiba di rumah, Alex memasak makan malam untuk Luna. Mereka duduk bersama di meja makan dan mengobrol tentang hari mereka. Luna menceritakan tentang tugas kelompoknya.Luna juga memintanya bersiap karena besok pagi dia harus berangkat sangat pagi ke kampus. AcaraKKN akan dimulai besok.Meski Luna menolak terus ditunggui, Alexmemutuskan untuk menunggu Luna sampai mereka berangkat."Aku akan mengikutinya," batin Alex.Alex terus mengikuti bus yang membawa Luna bersama teman-temannya. Ia mengendarai mobilnya dengan hati-hati, memastikan jarak yang cukup antara mobilnya dan bus agar tidak terjadi kecelakaan. Ia merasa khawatir dengan keberangkatan Luna untuk KKN di tempat yang jauh dari rumah.Tak lama kemudian, Alex melihat bus tersebut memasuki sebuah jalan yang lebih sempit dan berkelok-kelok. Ia mulai memperhatikan pergerakan bus dengan lebih cermat. Tiba-tiba, ia melihat bus tersebut berbelok ke sebuah jalan kecil yang lebih sepi. Alex mengikuti bus tersebut, dan ia terke
Baca selengkapnya
Mengatur Siasat
Alex duduk di ruang kerjanya, menatap dengan serius seluruh berkas yang ada di tangannya. Di antara tumpukan dokumen-dokumen tersebut, terdapat salinan dokumen kepemilikan Dellmen Group yang kini berada di bawah kuasa Giollardi. Sebuah perusahaan besar yang telah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu dan dikelola dengan penuh dedikasi oleh keluarga Dellmen."Tuan Muda, minuman hangat Anda," ucap sang maid.Alex meraihnya, lalu meneguknya dan maid itu kembalipergi.Tidak ada seorang pun yang berani mengganggu Alex di saat seperti ini.Fikiran Alex kembali kepadaGio. Situasi telah berubah sejak beberapa bulan terakhir. Giollardi, seorang pengusaha kaya dan ambisius, dia yang secara licik telah berhasil merebut kendali Dellmen Group dengan berbagai taktik manipulatif dan tindakan yang tidak etis itu kini tengah menuai kesulitan. Kini, di tangannya, Alex memegang salinan dokumen kepemilikan Dellmen Group yang seharusnya menjadi bukti sah bahwa perusahaan itu masih menjadi milik keluarga D
Baca selengkapnya
Setelah Luna dan Gio Bangkrut
Luna baru saja turun dari taksi ketika langkahnya terhenti oleh seseorang yang memanggil namanya dengan sangat lantang dari arah trotoar jalan sebelah kiri. "Akhirnya aku bisa puas mengetahui dan melihatmu berada di sini.Bagaimana rasanya tanpa sopir pribadi tanpa kehidupan yang mewah dan juga tanpa suplai dari suamiku yang kau rebut dengan cara yang rendah!" Susan mengatakannya dengan berapi-api. Luna yang baru menyadari jika si pemanggil itu ternyata adalah istri sah Gio pun hanya bisa tersenyum kecut mendengarkan semua ocehan wanita itu yang bisa dengan sangat jelas didengar oleh mahasiswa lain rekan-rekan di kampusnya yang berlalu lalang saat ini. "Aku rasa kita tidak punya urusan apapun Susan. Berhenti mengganggu dan mengusik hidupku karena sekarang Itu bukan lagi urusanku," ujar Luna sambil mencebik dan kembali melangkah meninggalkan Susan. Luna mengira jika Susan akan berhenti di sana, tapi ternyata perkiraannya itu meleset. Susan justru mempercepat langkahnya lalu menarik l
Baca selengkapnya
Rencana Alex
Pagi yang cerah menyambut Alex, ia duduk santai di teras megah mansion-nya. Cahaya matahari yang hangat menyinari wajahnya saat ia memandangi kebun yang indah dan megah di sekelilingnya. Namun, di balik kedamaian dan keindahan itu, ada satu pikiran yang terus menghantuinya - bagaimana cara untuk menguasai aset Giolardi.Alex merenung sangat dalam. "Aku harus menemukan cara untuk mendapatkan kendali penuh atas aset Giolardi. Itu adalah kesempatan besar yang tidak boleh kulewatkan."Sementara Alex memikirkan rencana balas dendamnya, suara langkah kaki datang mendekat dari belakang.Victoria memasuki teras. "Pagi, Alex. Apa yang sedang kau pikirkan? Kau terlihat begitu serius."Alex tersenyum tipis. "Pagi, Victoria. Aku sedang memikirkan strategi baru untuk menguasai aset Giolardi. Aku yakin ada celah di mana aku bisa masuk dan mengambil alih semuanya."Victoria begitu terkejut. "Mengambil alih? Tapi itu adalah perusahaan besar dengan banyak cabang di seluruh dunia. Bagaimana mungkin ka
Baca selengkapnya
Luna dan Gio Resmi Berpisah
Alex kemudian meraih ponselnya dan segera menghubungi Luna."Kau ini sudah seperti pejabat saja ya! Susah sekali untuk aku hubungi!" cecar Luna dari seberang telepon.Alex menjauhkan ponselnya karena telinganya terasa sangat sakit akibat suara lantang Luna tersebut."Apa yang kau tertawakan?" tanya Alex kepada sang asisten yang tengah tersenyum memandangnya.Kim pun segera menundukkan wajahnya, tak berani lagi memandangi Alex."Baik Nyonya, aku akan segera menjemput Anda," ucap Alex.Diseberang sana, Luna segera memutuskan sambungan teleponnya."Hufht!" Alex menghembuskan napasnya dengan kasar setelah menyadari jika Luna sangat marah karena dia terlambat menjemputnya."Kim, selesaikan semua urusan perusahaan dan jangan lupa untuk menjadwalkan meeting kita dengan Giolardi!" Alex mengatakannya sambil menyambar kunci yang tergeletak di hadapannya. Pria itu kemudian bergegas pergi.Kim kemudian tersenyum sambil memandangi Alex yang sudah pergi menjauh. "Rumah ini akan segera hangat jika T
Baca selengkapnya
Cuti Kuliah
Demi kesehatan mental Luna yang semakin memburuk, Alex membuat keputusan penting untuk mengajukan cuti kuliah bagi Luna. Dia menyadari bahwa perlu ada waktu dan ruang yang cukup bagi Luna untuk pulih dan mendapatkan dukungan yang dibutuhkannya.Alex segera menghubungi sekretarisnya, Kim, untuk mengurus proses pengajuan cuti kuliah Luna. Kim dengan sigap mengurus semua administrasi yang dibutuhkan, berkomunikasi dengan pihak kampus, dan memastikan bahwa Luna mendapatkan cuti yang diperlukan.Sementara itu, Alex merencanakan langkah selanjutnya untuk membantu Luna dalam proses pemulihannya. Dia memutuskan untuk membawa Luna ke mansionnya di luar kota, tempat yang tenang dan terisolasi dari sorotan media dan kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan.Ketika Luna tiba di mansion, dia disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Mansion itu dikelilingi oleh kebun yang indah, dengan pemandangan pegunungan yang menghijau di kejauhan. Alex telah mempersiapkan segala sesuatu dengan penuh perhati
Baca selengkapnya
Cemburu Pada Tutor
Dengan dukungan Victoria dan lingkungan yang tenang di mansion Alex, Luna merasa lebih aman dan nyaman. Dia bisa fokus pada pemulihannya serta melanjutkan pendidikannya meskipun sedang cuti kuliah.Alex, yang sibuk dengan perkembangan perusahaannya, memutuskan untuk menyewa dua tutor pribadi untuk membantu Luna dalam proses pembelajarannya. Tutor-tutor ini ahli di bidang mereka masing-masing dan siap membantu Luna memperoleh pemahaman yang mendalam dalam mata pelajaran yang ia pelajari.Luna bertemu dengan tutor pertamanya, Sarah, yang merupakan tutor matematika. Sarah adalah seorang pengajar yang sabar dan penuh dedikasi. Ia membantu Luna memahami konsep-konsep matematika yang sebelumnya sulit baginya. Luna merasa senang memiliki seseorang yang bersedia memberikan waktu dan perhatian ekstra untuk membantunya.Tutor kedua, David, adalah seorang tutor bahasa Inggris. David memiliki pengalaman dalam mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Dia membantu Luna meningkatkan keterampila
Baca selengkapnya
Mengeja Senja
Sore itu, sinar matahari perlahan turun menjelang senja, mewarnai langit dengan nuansa oranye yang indah. Di tepi kolam renang yang tenang, Alex dan Luna sedang berenang bersama. Air kolam mengalir dengan riak kecil, menciptakan suasana yang menenangkan. Meskipun berenang bersama, ada sebuah kesepakatan diam-diam di antara mereka: mereka tidak akan membicarakan masalah yang melibatkan Giollardi. Alih-alih, mereka berusaha menjaga keasyikan dan menikmati waktu bersama.Luna melayang di atas permukaan air dengan keanggunan seorang perenang profesional. Air berkejaran di sekelilingnya ketika ia membelahnya dengan gerakan yang lembut. Alex, di sisi lain, mengejar Luna dengan penuh semangat. Ia melompat dari tepi kolam dan mencoba mengejar Luna yang sudah beberapa langkah di depannya."Tunggu aku, Luna!" teriak Alex, sambil berenang dengan cepat mencoba mengejar Luna. "Kau benar-benar cepat!"Luna tersenyum melihat upaya Alex untuk mengejarinya. "Ayo, Alex! Jangan menyerah! Kau bisa mengej
Baca selengkapnya
Kedatangan Luna Ke Perusahaan Alex
Setelah lamarannya diterima dengan sukacita, semangat Alex untuk meraih masa depan yang cerah semakin membara. Ia merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam menjalani setiap harinya. Keesokan paginya, Alex bangun lebih awal dari biasanya dengan semangat yang menyala-nyala.Begitu matahari terbit, Alex sudah siap untuk memulai hari kerjanya di Dellmen Group. Dengan pakaian yang rapi dan energi yang memancar, ia melangkah keluar dari rumahnya dengan keyakinan dan tekad yang kuat. Ia memiliki visi besar dan cita-cita yang ingin diwujudkan.Ketika Alex tiba di kantor, suasana keramaian dan semangat kerja tampak mengisi udara. Ia menyapa rekan-rekan kerjanya dengan ramah dan penuh antusiasme. Bekerja di Dellmen Group adalah bagian dari impian Alex, dan ia bersyukur memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam perusahaan tersebut.Alex menyusuri lorong-lorong kantor, berpapasan dengan rekan kerjanya, dan tiba di meja kerjanya yang penuh dengan tumpukan pekerjaan. Tanpa ragu, ia langsun
Baca selengkapnya
Belanja Gila-Gilaan
Setelah Luna selesai mengantarkan masakannya ke ruang makan dan menemani Alex makan siang, dia melihat Bibi Victoria tiba-tiba muncul di perusahaan tempatnya bekerja. Luna langsung menghampiri Bibi Victoria dengan senyum lebar di wajahnya."Bibi Victoria! Wah, senang sekali bisa bertemu dengan bibi di sini. Ada apa bibi datang ke perusahaan?""Halo, Luna! Aku sedang berada di kota ini untuk urusan bisnis dan kebetulan harus mengunjungi beberapa perusahaan. Jadi, aku pikir kenapa tidak mampir ke tempat kerjamu sekalian?""Oh, begitu ya. Senang sekali bisa bertemu dengan bibi di sini. Bagaimana kabar bibi? Sudah lama sekali kita tidak bertemu.""Kabar baik, sayang. Kamu terlihat semakin cantik dan ceria seperti biasa. Oh ya, aku mendengar kamu baru saja mengantarkan masakan untuk para karyawan. Itu ide yang bagus! Jadi, apa rencanamu selanjutnya setelah ini?""Terima kasih, bibi. Setelah ini, aku tidak memiliki rencana khusus. Saya pikir saya hanya akan kembali ke kantorku dan melanjutk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status