All Chapters of Ning Bidadari yang Dilamar 99 kali: Chapter 31 - Chapter 40
42 Chapters
30. Pasangan Pengangguran
REYSHAKABeberapa hari setelah kasusku selesai, alhamdulillah kini hidupku kembali normal.Normal versiku itu berbeda. Kalau biasanya habis shubuh nggak bisa tidur lagi, sekarang bisa bangun jam 8. Kalau biasanya pulang malam jam 10 sekarang jam 10 sudah peluk istri di rumah. Kalau biasanya nggak bisa tiap hari jemput istri pulang kerja, sekarang bisa rutin tiap hari jemput.Oke. Daripada bingung kebanyakan ngomong, aku singkat saja, sekarang aku pengangguran. Udah gitu aja.Saat ini aku lebih banyak membantu abah, entah itu ngaji, di panti atau membantu mengurus ternaknya. Setiap harinya anak-anak kandung abah pergi kerja dan mantu-mantunya di rumah, sungguh menggelikan.Tetap harus mengucap alhamdulillah. Nikmati dulu sebagai waktu istirahat, setelah ini aku akan membawa Shanum ke Semarang dan mulai mencari kerja lagi."Jemput Bu Shanum, Dok?" tanya seorang wanita yang menghampiriku."Iya."Wanita yang aku tebak dari seragamnya adalah salah satu guru sekolah ini masih betah berdiri
Read more
31. Balas Budi
REYSHAKA"Dari awal aku udah menyiapkan diri, lahir batin sih, Rey! Tapi ternyata kadang sifat manjaku keluar juga. Kayak sekarang ini, udah nunggu dia lama banget, tapi nggak juga datang jemput."Sebelum merespon curhatan Kak Alea aku menggerakkan tanganku agar Kak Alea mengangkat kepalanya yang menyandar di lenganku. "Jangan nempel-nempel, Bang Luham lihat nanti aku bisa diruqyah sama dia!"Kak Alea tertawa lalu segera menegakkan duduknya. "Maaf, pusing banget soalnya, lagian Sama adiknya juga! Dia udah kebal, udah sadar kalau aku bucin parah ke dia!"Aku membalas tawanya, tau banget gimana perasaannya. Nggak mudah juga menjadi pemimpin di usia yang masih terbilang muda. Apalagi tipe Bang Luham itu sangat berdedikasi sekali pada pekerjaannya, dan Kak Alea ini tipe yang mandiri tapi manja.Gimana tuh? Bingung nggak? Mandiri tapi manja?Ya pokoknya gitu.."Memang Bang Luham sampai malam terus?""Ya enggak. Sore paling udah pulang. Tapi tau nggak sih, sore pun pasti ada aja yang datang
Read more
32. Masa Lalu
SHANUMSubhanal malikil quddus...Subbuhun quddusun rabbunaa wa rabbul malaa-ikati warruh...Semudah itu air mataku menetes hanya karena mendengar Sang Imam melafadzkan kalimat itu sehabis sholat witir di malam ramadhan ini.Ramadhan kali ini terasa lebih bermakna. Jika tahun lalu aku masih amnesia dan sibuk menata hidup kembali, sehingga segala kenikmatan ramadhan terlewat begitu saja, maka tahun ini aku merasakan berkah yang luar biasa.Ramadhan ini aku jalani bersama orang-orang terkasih, meskipun harus jauh dari abah tapi di sini aku sama sekali tidak kekurangan kehangatan keluarga.Tarawih malam ini dilaksanakan di rumah, lengkap. Mama, papa, Arsha dan Mas Rey sebagai imamnya."Mbak? Ngapain nangis?" tanya Arsha yang membuat semuanya jadi menoleh ke aku, apalagi Mas Rey yang tadinya sedang khusyuk meneruskan dzikirnya langsung balik badan.Mama yang duduk di sampingku juga langsung memegang pundakku. Begitu juga dengan papa yang langsung menatap khawatir.Si Arsha bikin gara-gara
Read more
33. Cuci Piring
SHANUM"Besok kita tarawih ke tempat Kak Alea yuk! Udah lama nggak main kesana! Kangen juga!"Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum dan mengangguk.Mas Rey merubah posisinya jadi miring menghadapku. Sambil bersedekap dia diam menatapku."Kenapa?""Cemburu nggak?" tanyanya balik."Hmm? Gimana?"Bukannya menjawab, dia malah mencibirkan bibirnya, sambil komat-kamit nggak jelas."Cemburu nggak kalau dengar suaminya semangat menceritakan wanita lain?"Detik itu juga aku paham, Mas Rey sedang memancingku. "Cemburu lah, masa enggak!" jawabku.Jujur kok, memang ada rasa nggak nyaman.Mas Rey makin tersenyum lebar, kini dia sudah menghapus jarak diantara kita, mendekapku erat dan mengecup keningku."Ngomong dong! Jangan cuma sibuk dengan pikiran sendiri, kalau pikiran kamu benar ya nggak masalah, tapi kalau sampai nggak benar kan repot. Jadi salah paham.""Jadi sengaja nih?"Dia mengangguk, "Soalnya kamu langsung diem aja sehabis kita belanja tadi, padahal pas belanja kayak reporter bola, aku mi
Read more
34. Paket Misterius
REYSHAKAEntah berapa kali aku melihat Shanum merubah posisi, sejak tadi keluar dari rumah dia terlihat tak tenang dan gelisah. Tepat disaat lampu kuning bergeser naik ke warna merah, aku menginjak rem agar selamat dari kejaran Om Pol. Intinya lagi lampu merah jadi harus berhenti."Kenapa sih? Laper?" tanyaku.Shanum langsung mengerucutkan bibirnya, pengin banget dicium.Astaghfirullah, puasa Rey! Tahan!"Deg-degan Mas!""Ya Alhamdulillah kan kalau masih deg-degan!"Lagi-lagi dia protes kali ini mengerang frustasi sambil memukul lenganku berkali-kali. "Aku takut mau ikut simaan, duetnya sama senior-senior yang masyaallah lanyahnya!"Persis seperti dugaanku, Shanum resah daritadi karena memikirkan simaan keluarga yang hari ini akan dilaksanakan di rumah Simbah, pesantren pusat.Selepas shubuh tadi aku mengantarnya menuju tempat acara, sedangkan mama akan menyusul nanti agak siangan.Keresahan Shanum tidak hanya pagi ini saja, sejak semalam dia sudah sibuk banget murojaah, sampai sepert
Read more
35. Sabun Yang Salah
REYSHAKAHari ini aku jaga siang dan baru sampai di rumah sekitar pukul 10. Sebelum sampai rumah, aku mampir dulu untuk membeli buah, sayur, susu, vitamin, pokoknya sekiranya uangku yang ada di dompet masih cukup, aku pakai buat beli makanan sehat untuk Shanum. Mama sampai geleng-geleng kepala melihat aku pulang dengan tangan kanan kiri membawa belanjaan."Ya Allah, Rey! Ini kalau busuk gimana?" tegur Mama Ketika aku sibuk menata belanjaan di kulkas."Kalau sampai gampang busuk, aku protes ke pabrik kulkasnya, Ma. Iklannya aja bikin makanan awet kok,"Mama menghela napasnya, mungkin dalam hatinya nyebut gini kali ya, 'Ya Allah anakku ganteng amat!'"Mama tau kamu mau Shanum makan sehat terus, tapi kasihan lho kalau kamu giniin! Orang hamil itu nggak bisa makan setiap yang disajikan, ada kalanya pengin yang lain. Jangan dipaksa!"Tiba-tiba dari arah luar, Arsha yang baru pulang dari tarawih keliling langsung nyelonong ngambil buah pir yang udah aku tata rapi."Tenang, Ma! Ada Arsha yan
Read more
36. Anak Pertama
REYSHAKA"Jangan pakai body wash yang aroma itu!""Jangan pakai pomade kalau di rumah!""Jangan makan nasi goreng kalau mau pulang ketemu aku!""Jangan pakai parfum kalau mau peluk aku!"Nikmatnya punya istri yang lagi ngidam. Alhamdulillah.. Aku bangga!Permintaan-permintaannya yang kadang konyol membuat aku jadi serba salah, mau begini salah, mau begitu juga nggak bener. Aku menjauh dia nangis minta dipeluk, giliran udah dipeluk, ngomel-ngomel karena nggak suka aroma parfum ku, padahal ini parfum udah sejak lama aku nggak pernah ganti merk, sejak sebelum menikah malah. Baru sekarang dia protes.Atau kalau tiba-tiba aku lupa mandi pakai sabun yang udah dari jaman jahiliyah tersedia di kamar mandi, dia akan ngomel nggak berhenti. Nggak nyalahin juga sih karena ketika dia mencium aroma itu langsung muntah.Akhirnya aku Singkirkan semua, dan ajak dia ke supermarket, aku suruh dia milih aroma sabun yang dia mau, hasilnya? HAHA... Beli satu karton body wash yang katanya aromanya enak. Fe
Read more
37. Srikandi
SHANUMAlhamdulillah..Kalimat syukur yang ingin rasanya aku ucapkan di setiap hembusan napas ini. Karena hingga detik ini, Allah sudah mengganti semua kesedihanku yang lalu dengan kebahagiaan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.Alhamdulillah setelah beberapa hari yang lalu aku kembali harus absen menjalani puasa karena kondisi yang melemah, hari ini aku bisa kembali ikut melaksanakan kewajiban umat islam itu.Rasanya puasa kali ini semakin lengkap karena kehadiran Eca. Aku nggak pernah menyangka Mas Rey akan memberikan kejutan yang begitu indah dengan resmi mengadopsi Eca sebagai anak kami. Udahlah aku bingung gimana caranya berterimkasih padanya, emang beneran shableng. Dalam segala hal. Bahkan untuk hal peka dan kebaikannya pun bisa di sebut sableng karena saking luar biasanya.Hari ini alhamdulillah keadaanku sudah berangsur normal, jadi aku bisa ikut menghadiri acara buka bersama di pesantren Al Khadijah, tempatnya Bunda Syifa.Acara sore ini dihadiri hampir seluruh kelua
Read more
38. Pillow Talk
REYSHAKA"Nah itu setelah sujud, sebelum berdiri rakaat kedua kita duduk dulu baca tasbih 10 kali, baru berdiri lagi kan?" Mama menjeda ceritanya karena tidak kuat menahan tawa, sampai keluar air mata."Bisa-bisanya dua bidadari nya Rey ini tidur, nggak ikut berdiri rakaat kedua terus bangunanya pas udah dengar imam ngucap salam, baru mereka ikut salam," lanjut mama masih dengan tawanya, malah kini seluruh manusia yang duduk di meja makan ini ikut terpingkal.Kecuali Eca dan Shanum, mereka berdua sama-sama manutup wajah dengan jilbab karena malu. Mama baru saja menceritakan kejadian menggelikan saat tengah malam tadi kita berjamaah sholat tasbih. Jarang-jarang aku melihat mama bisa tertawa sekeras ini."Jadi mereka berdua cuma ikut satu rakaat terus salam, Ma?" tanya ArshaMama masih berusaha menghentikan tawanya, membuat Eca semakin mendusel ke lenganku, begitu juga Shanum, dia sudah ndusel ke mama karena malu. "Iya, mereka cuma ikut satu rakaat, habis itu pede banget langsung ikut s
Read more
40. Master Jenggala
SHANUM Rasanya merinding banget sore ini, antara haru, bersyukur, sedih, dan segala macam emosi lainnya. Terharu karena kali ini aku menyambut hari raya dengan penuh cinta dan berkah, bersyukur karena aku mempunyai keluarga baru yang penuh dengan kasih sayang, dan sedih karena lebaran tahun ini aku harus jauh dari abah dan tidak bisa berziarah ke umi. Sehabis sholat ashar aku berjalan beriringan dengan Azkia dan Mbak Alea menuju pemakaman keluarga Bani Ahmad, bukan hanya kami bertiga tapi semua keluarga yang ada di Semarang kini menuju kesana, untuk mengirim doa pada leluhur. Kecuali Si Master Jenggala yang harus kembali ke habitatnya. Astaghfirullah.. Entah berapa kali aku harus menyabarkan diri karena kesel sama Mas Rey. Bisa-bisanya dia mengambil pekerjaan ke luar kota. Mau melarang kok kayaknya Mas Rey seneng banget dapat ajakan baksos dari temannya, Tapi dibiarkan berangkat kok rasanya jadi seperti ini, seharusnya bisa menikmati malam takbiran dengan hikmat, kini malah jauh. E
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status