Semua Bab Pendekar Dekrit Dewa: Bab 71 - Bab 80
83 Bab
bab 71: Pengawas Pertarungan
Pada sisi tersembunyi di hutan, sosok berjubah hitam tengah memperhatikan keluarga Zhou yang dicegat sekelompok ahli bertopeng. Namun, pandangan sosok tersebut hanya tertuju pada seorang pemuda yang tidak lain adalah Il-Pyo."Sebelumnya aku menunggumu di perbatasan. Apa yang sebenarnya kau lakukan di dalam labirin? Kenapa terlambat menyusul?" celetuknya sambil meret mata ke samping. Di sisinya seorang wanita cantik baru saja datang dan tersulut warna."Meskipun Benih Api dan Benih Es dimurnikan, ada hal yang mengganjal di sana. Jadi aku lebih menyelidikinya," jawab wanita itu lalu ikut mengarahkan pandang pada Il-Pyo. Dia tersadar akan sesuatu dan cepat berusaha menjelaskan, "A—aku tidak terlibat dengannya, Paman.""Apa kau akan mengelak setelah dengan jelas Il-Pyo mengenakan topeng milikmu?" "Se—setidaknya aku tidak membantunya bertarung seperti yang paman minta. Aku hanya melakukan kultivasi ganda dengannya. Dan aku ...." Kalimat sosok wanita cantik itu memelan hingga tidak lagi ter
Baca selengkapnya
bab 72: Situasi Panas Pertarungan
Perubahan aneh dan drastis Il-Pyo membuat dua sosok bertopeng langsung memasang kewaspadaan tinggi. Tentu saja, ada ekspresi ketidakpercayaan yang mengiringi keduanya. Api pemuda yang mereka lawan sebelumnya berwarna biru kehitaman, tapi sekarang berubah menjadi hijau. Belum pernah satupun dari mereka yang mendengar ada perubahan warna terhadap api Alkemis. Meskipun sudah siap akan kedatangan serangan, hilangnya Il-Pyo tidak cepat mereka sadari. Bayangan samar dan retakan tertinggal di tempat terakhir pemuda tersebut berdiri. Hingga akhirnya ia muncul membawa tendangan berapi dari samping tubuh mereka. Serangan tersebut berhasil mengenai leher salah satunya dan menghempasnya ke bawah.Menelan pil Terlarang memungkinkan Il-Pyo memperoleh peningkatan ranah setara Penguasa Teknik. Namun, kemampuan terbang bukanlah hal yang dimilikinya karena ini hanya kekuatan sementara. Dia harus jatuh ketika gaya dorong dari lompatan tadi habis. Sesaat kaki Il-Pyo menyentuh tanah, dia menekuk lutut d
Baca selengkapnya
bab 73: Batasan Il-Pyo
"Teknik Leluhur! Jangkauan Lengan Kabut!" "Teknik Leluhur! Pilar Bumi Penusuk Langit!" Seruan balasan dari kedua sosok bertopeng itu diiringi oleh pelepasan Qi yang besar ke luar tubuh. Teknik yang terealisasi dan dilepas lebih dulu adalah lusinan lengan kabut. Setelahnya, masih di lintasan yang sama, gundukan-gundukan tanah membentuk pilar pertahanan hingga ke langit. Besar harapan mereka naga api Il-Pyo dapat ditangani dengan itu. Namun, sesaat setelah bersentuhan dengan serangan pemuda tersebut, tangan kabut satu persatu mulai terbakar. Bahkan pilar-pilar tanah kokoh yang menggunduk tinggi dilibas begitu saja olehnya. "Bagaimana mungkin serangan kita hanya memperlambat tekniknya?" celetuk pemilik Afinitas Leluhur tipe elemental tanah lalu menggertakkan gigi. "Daya hancur serangan orang ini lebih besar daripada tadi." "Jika kau sudah tahu level serangannya meningkat, cepat makan pil Terlarang juga. Kita tidak punya pilihan lain." Keduanya lekas menelan pil yang dikeluarkan da
Baca selengkapnya
bab 74: Dua Gadis Kuat
Il-Pyo benar-benar kehilangan kesadaran saat dua serangan datang ke arahnya. Tanda-tanda perlawanan tidak sedikitpun tampak darinya yang kemudian tersungkur jatuh ke tanah. Melihat yang demikian, sosok bertopeng dan rekan di sebelahnya tersenyum yakin serangan mereka tidak mungkin lagi dapat dihindari. Bahkan sekedar melakukan gerak sederhana Il-Pyo tampaknya sudah mencapai ambang batas. "Ini adalah pertarungan tidak terduga dan sepertinya akan segera berakhir. Sulit bagiku melupakannya nanti," celetuk pemilik serangan cakar kabut. Sekarang, usaha mereka akan menemukan hasil setelah kesan pertarungan yang gila dengan pemuda tersebut. "Apalagi aku ... karena tekniknya tadi aku sampai kehilangan lengan," jawab yang satunya sambil menggertakkan gigi penuh kemarahan. "Hari ini aku pastikan dia akan lebih dari binasa." Wajah kebencian keduanya diikuti rasa puas yang mendalam saat menyaksikan serangan mereka hampir mencapai Il-Pyo. Namun, cakar kabut dan hujan gumpalan tanah yang dipik
Baca selengkapnya
bab 75: Pertanda Pertarungan Besar
Zhou Ye terbang berlawanan dengan tetua pertama. Dia akan lebih dulu pergi memeriksa Il-Pyo sementara Zhou Ba mengurus musuh yang tertangkap. Ketika sudah sampai di tempat Il-Pyo, gadis itu melihat putri Nilam Guangmei sedang berjaga di sisinya. Sepertinya salah satu jendral kekaisaran tersebut takut akan keselamatan Il-Pyo. Zhou Ye segera menukik mendatangi mereka. Putri Nilam Guangmei tidak sedikitpun menghalangi gadis tersebut memeriksa Il-Pyo. Sementara itu, Zhou Ye paham betul seberapa parah kekasihnya terluka usai memakai mata spesial untuk memeriksa. "Dia memurnikan banyak pil Pemulihan Tubuh sekaligus," pikir Zhou Ye dan menyeret mata ke bagian tubuh lain, tepatnya pada Afinitas Leluhur yang ada di samping dantian Il-Pyo. "Aliran Qi biru di tubuhnya mengalani perubahan warna dan atribut peningkatan kekuatan ikut berubah menjadi pemulihan. Apa ini keistimewaan pemilik Afinitas Leluhur tipe elemental cahaya? Ah, sekarang aku baru menyadarinya. Dia bisa berganti-ganti atribut
Baca selengkapnya
bab 76: Keanehan Afinitas dan Atribut Il-Pyo
Meski sempat melalui jalur di dekat prefektur Qilin, serangan musuh seperti sebelumnya tidak terjadi. Seluruh jenius keluarga Zhou tiba dengan aman 10 hari lebih lambat dibanding keluarga atau fraksi manapun di ibu kota kekaisaran Nilam. Ini cukup membuat gempar, tapi tidak ada rumor aneh yang beredar kenapa bisa mereka terlambat. Di kediaman keluarga Ling, Ling Cao yang awal semula menantikan kabar musnahnya jenius keluarga Zhou harus menelan kekecewaan. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa keluarga Zhou dapat selamat tanpa satupun korban jiwa. Sementara dia tahu betul situasi macam apa yang akan dilalui oleh jenius keluarga Zhou ketika pulang. Dalam kebingungan itu, kesadaran Ling Cao menangkap keberadaan seseorang. Sesosok misterius datang seperti kabut lalu berdiri di depannya. Patriark keluarga Ling tahu sosok yang mengenakan topeng sebatas mata itu. Dia merupakan seseorang di Ranah Kaisar Teknik yang berasal dari prefektur Qilin. "Aku sudah menantikanmu datang. Apa yang se
Baca selengkapnya
bab 77: Menemui Putri Nilam Guangmei
Kedatangan tetua ke sembilan keluarga Hou—Hou Wenxuan—menghentikan Zhou Ye dan Il-Pyo yang ingin meninggalkan kediaman. Mereka terpaksa sejenak menunda keberangkatan. Agaknya Il-Pyo tahu apa yang diinginkan Hou Wenxuan dengan cara mendatanginya. Semua pasti tentang luka Afinitas Leluhur Hou Yanqi yang tidak mudah diobati. Menurut penuturan Zhou Ye, tetua kesembilan keluarga Hou tersebut datang berkali-kali. Namun, Zhou Ye tidak ingin memberitahu Il-Pyo tentang itu selama proses pemulihannya. Kali ini Il-Pyo memang perlu berbicara dengannya sebelum pergi ke istana Kekaisaran. "Ada apa tetua Hou?" Il-Pyo tetap bertanya pada Hou Wenxuan. "Anakku bilang dia sempat menyerap Benih es ketika bersamamu di labirin Pesisir Pantai Putih. Sekarang tubuhnya mengalami perubahan aneh, rambutnya memutih seluruhnya. Dan ketika aku memeriksakan itu ke Paviliun Pil Obat. Mereka mengatakan bahwa Afinitas Leluhur-nya terluka," ucap Hou Wenxuan khawatir. "Apa Alkemis dari Paviliun Pil Obat ada menga
Baca selengkapnya
bab 78: Memeriksa Kaisar
Saat masuk ruangan, Zhou Ye sepintas memeriksa kaisar Nilam Fanxi menggunakan matanya. Sejurus kemudian dia dapat merasakan racun yang membatasi kaisar Nilam Fanxi. Keadaan tubuh sosok tua yang terbaring di ranjang itu sangat buruk. "Ini racun yang sama seperti ibuku," gumam Zhou Ye merasa kaget. "Dia juga terluka 15 tahun lalu. Tampaknya ini dilakukan oleh orang yang sama." Nilam Guangmei memang pernah mendengar jika ibunya Zhou Ye terluka. Kematiannya terjadi 7 tahun lalu. Jika demikian, racun yang ada di dalam tubuh ayahnya memang berbahaya itu. Siapa sebenarnya orang yang memiliki racun begitu kuat? Keluarga Zhou juga tidak memiliki banyak cara untuk menyelamatkannya. Karena penasaran Il-Pyo ikut memeriksa. Dia memegang nadi dan menanamkan persepsinya pada tubuh kaisar Nilam Fanxi. Minghao serta Haiqiao ikut mendukung dalam upaya Il-Pyo mengetahui apa yang terjadi. Dan ketika selesai, itu lebih parah dari yang sebenarnya Minghao perkirakan saat pertama kali Il-Pyo menjalin ke
Baca selengkapnya
bab 79: Membuat Pil tingkas Emas
Il-Pyo memberitahu jika Kaisar Nilam Fanxi akan bangun selambat-lambatnya dalam dua bulan ke depan. Setelahnya, usai cukup berdiskusi tentang pembuatan pil, putri Nilam Guangmei menuntun pemuda tersebut ke sebuah ruangan cukup jauh dari kamar Kaisar Nilam Fanxi. Di sana sudah siap berbagai macam bahan, semua adalah herbal yang dikumpulkan kekaisaran selama ini. Tanpa mau membuang waktu Il-Pyo meminta semua orang pergi. Tidak terkecuali untuk Zhou Ye dan putri Nilam Guangmei itu sendiri."Minghao, Haiqiao, kalian bantu aku," pinta Il-Pyo saat ruangan benar-benar hanya tersisa dirinya.Seekor Naga dan seekor kura-kura keluar dari perut pemuda tersebut. Mereka tidak lain adalah entitas kesadaran yang selama ini menemani Il-Pyo. Belum diperintahkan pun mereka langsung memilah bahan yang diminta saat berdiskusi sebelumnya. Il-Pyo memandang bahan-bahan tersebut dengan seksama.Pertama, Buah Langit Es, adalah buah yang lahir di suhu dan tekanan udara rendah. Biasanya ditemui di pegunungan y
Baca selengkapnya
bab 80: Bangunnya Sang Kaisar
Zhou Ye dapat melihat pertarungan efek pil dan racun yang terjadi di tubuh Kaisar Nilam Fanxi. Jika tidak di ranah Bencana, dia yakin yang mulia Kaisar tidak akan mampu menahan pertentangan itu. Zhou Ye rasa niat hidup yang begitu kuatlah yang membuat Kaisar Nilam Fanxi sebelumnya dapat menerobos. Dan pada akhirnya racun yang tersegel dapat ditundukkan dan efek pil bekerja setelah satu hari pemurnian di tubuh. Kaisar Nilam Fanxi akhirnya bangun dari tidur panjangnya selama ini. Ada wajah teduh ketika dia mulai dapat memandang ke sekeliling, terutama ketika penglihatannya mendapati putri Nilam Guangmei. Tidak ada yang terucap oleh pria tua itu ketika memandang anaknya. Namun, itu adalah perkembangan terbaik yang pernah terjadi selama dia terluka. "Ayah, akhirnya kau bangun." Putri Nilam Guangmei membalas pandang dengan penuh kebahagiaan. Air matanya menetes saking bahagianya. Sosok tua itu menangkap dua sosok lain di penglihatannya lalu bertanya, "Putriku, siapa mereka berdua?"
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status