Semua Bab Istri Masa Depan Pembawa Keberuntungan: Bab 41 - Bab 50
136 Bab
BAB 41 Dipersilahkan Masuk
Mata Mo Yuanli langsung terbelalak ketika dia mengingat identitas dua orang yang ada di hadapannya, kemudian matanya berubah menyipit. Di saat berikutnya, hanya ada sorot mata penuh kebencian dari matanyaKedua orang itulah yang membuat keluarganya hampir kehilangan segalanya! "Salam," kata Bai Changyi seraya menangkupkan kedua tangannya dan membalas salam Penjaga Kota. "Nama Saya Lu Chen," kata Penjaga Kota itu dengan sopan. "Saya ingin meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi, Tuan Bai. Saya pikir Nona Pertama Mo tidak bermaksud menyinggung Anda."Li Mei seketika mendengus ketika mendengarnya. Dia lalu melirik ke arah Mo Yuanli dan Chu Yong yang sudah gemetar ketakutan di atas tanah, lalu bergumam dengan malas, "mereka sendiri yang tahu, apakah mereka bermaksud menyinggung kami atau tidak."Wajah Lu Chen membeku. Dia sangat mengerti bagaimana watak Mo Yuanli selama ini. Bagaimanapun, dia adalah salah satu anggota Penjaga Kota yang sering menyaksikan kearoganannya."Cih! Apaka
Baca selengkapnya
BAB 42 Berlutut
"Tunggu sebentar!" Semua orang berhenti dan menatap Bai Changyi dengan raut wajah bingung."Suamiku, ada apa?" tanya Li Mei.Bai Changyi berjalan dengan langkah besar menuju Chu Yong. Dia berhenti tepat di hadapannya.Chu Yong meneguk ludahnya kasar dan sedikit gemetar ketika merasakan aura Bai Changyi yang begitu mendominasi."Berlutut," perintah Bai Changyi dengan nada datar.Le Qing tertegun di tempatnya. Meskipun Chu Yong tidak berlutut, tapi dia sudah meminta maaf kepada keduanya tadi. Tapi jika memintanya berlutut di tempat umum seperti ini, bukankah itu sama saja mempermalukannya sebagai majikan Chu Yong? Apalagi dia juga sudah mengatakan akan memberi Chu Yong pelajaran. Mengapa Bai Changyi tidak puas?Di sisi lain, Chu Yong terpana. Dia memang salah, tapi apa harus sedendam ini hanya karena masalah sepele?Melihat tidak ada reaksi dari Chu Yong, Bai Changyi kembali mengulangi perkataannya, "aku bilang, berlutut! Cepat berlutut di depan istriku dan minta maaf kepadanya. Tidak
Baca selengkapnya
BAB 43 Membeli Toko
Pelayan itu tertegun. Dia terlihat sedikit ragu-ragu. Apakah kedua orang di hadapannya ini ingin membeli Toko Kain Bu?Meskipun begitu, dia dapat segera mengendalikan raut wajahnya. Dengan cepat dia mengembalikan raut wajahnya yang terkejut menjadi kembali ramah."Itu benar," jawab pelayan itu. "Saya akan memanggil Tuan kalau Anda ingin mengetahui lebih lanjut.""Akan merepotkanmu," jawab Li Mei."Tidak apa-apa Nyonya. Mohon tunggu sebentar," kata pelayan itu sembari pergi. Li Mei melihatnya menghampiri pria yang sedang tertidur di kasir. Pria tersebut melihat ke arah mereka lalu bergegas menghampiri."Tuan, Nyonya, namaku Cao Jun, pemilik Toko Kain Bu," kata Cao Jun memperkenalkan dirinya. Dia lalu melanjutkan berkata, "aku dengar Tuan dan Nyonya ingin mengetahui apakah toko ini dijual?"Li Mei mengangguk, "betul.""Kalau begitu, mari ke ruang atas," ajak Cao Jun. Dia menoleh kepada pe
Baca selengkapnya
BAB 44 Sosok Putih
"Tuan Bai! Nyonya Li! Tunggu!"Li Mei dan Bai Changyi menghentikan langkah mereka ketika mendengar nama mereka dipanggil. Mereka menoleh dan mendapati Yi Yuwen, pelayan yang melayani mereka selama di Toko Kain Bu, sedang berlari menghampiri mereka berdua.Li Mei mengerutkan alisnya karena merasa penasaran. Kenapa Yi Yuwen mengejar mereka? Apa dia telah meninggalkan sesuatu? Li Mei menoleh dan menatap wajah Bai Changyi yang ternyata juga terlihat bingung."Apa kita tanpa sengaja meninggalkan sesuatu di Toko Kain Bu?" tanya Li Mei.Bai Changyi menggeleng pelan, "tidak." Setelah beberapa saat Bai Changyi kembali berkata, "apa mungkin Tuan Cao memintanya menyampaikan pesan?"Keduanya dengan sabar menunggu Yi Yuwen sampai tiba di hadapan mereka. Beberapa saat kemudian, Yi Yuwen tiba dengan wajah yang sedikit memerah dan nafas yang tersengal-sengal."Nyonya Li, Tuan Bai, maaf kalau aku membuang waktu berha
Baca selengkapnya
BAB 45 Xiao Lang
"Apakah itu anak anjing?" tanya Li Mei ketika dia keluar dari kereta karena merasa penasaran."Sepertinya bukan," jawab A Guo sedikit ragu. Dia menatap hewan berwarna putih di depannya. Itu memang terlihat seperti anak anjing berwarna putih, namun tubuh dan struktur tulangnya terlihat lebih besar dari anjing biasa. Jangan katakan kalau itu adalah …."Itu anak serigala," kata Bai Changyi terlihat waspada, membuat kedua orang lainnya terkejut."Anak serigala?" tanya Li Mei sangat terkejut.Bai Changyi mengangguk. Dia adalah seorang pemburu, dia pernah beberapa kali melihat serigala di dalam hutan, namun dia selalu bisa menghindar dari mereka. Dia lalu melayangkan tatapannya ke sekitarnya, "kenapa anak serigala ini bisa ada di sini? Mereka biasanya akan menghindari wilayah yang dipenuhi manusia.""Apa dia tersesat?" tanya Li Mei seraya mendekati anak serigala yang terlihat sangat ketakutan itu. Dia mengulurkan tangan
Baca selengkapnya
BAB 46 Kalau Begitu, Aku Akan Membuangnya
Kereta kuda kembali menyusuri jalan yang bergelombang menuju Desa Fanrong. Li Mei meletakkan Xiao Lang di dalam gerbong bersamanya.Ketika mereka tiba di rumah, Bai Changyi san A Guo mengangkat semua barang belanjaan mereka ke aula utama. Setelah itu A Guo membawa Xiao Lang menuju halaman belakang untuk diberi susu. Dia juga tidak lupa memberi makan Si Hitam di kandangnya sebelum akhirnya kembali menuju aula depan.Ketika dia tiba, Li Mei telah selesai memilih barang-barang yang mereka beli. Bai Changyi membawa belanjaan pribadi milik mereka ke dalam kamar, dan dia meminta A Guo pergi ke dapur untuk memanggil para pekerja. A Guo tidak lupa pergi ke kamar Yu Jie untuk melihat keadaannya. Siapa yang menduga, Yu Jie akan bersikeras ingin ikut melihat-lihat."Nenek Yu, kenapa kamu keluar?" tanya Li Mei segera menghampirinya ketika melihat Yu Jie berjalan dengan dipapah oleh A Guo."Gadis ini, apa kamu ingin membuatku berlumut di atas kasur?" kekeh Yu Jie ketika melihat kekhawatiran di mat
Baca selengkapnya
BAB 47 Dia Bukan Orang Yang Bisa Kita Singgung
"Ada apa?" tanya Xia Jianli seraya menoleh dan menatap Li Mei dengan raut wajah penasaran."Aku membutuhkan bantuan Bibi Xia di sini. Biar Mingmei yang pergi memanggil mereka," kata Li Mei.Mendengar itu, tanpa sadar rona wajah Yu Mingmei berubah. Ada semburat kemerahan di pipinya.Xia Jianli terdiam sesaat, namun tidak lama kemudian tatapan matanya jatuh ke wajah Yu Mingmei. Dia tertegun."Ah! Ya, ya, ya! Aku sepertinya sudah bertambah tua, bagaimana bisa aku melupakan apa yang kamu minta tadi," kata Xia Jianli cepat. Dia lalu menoleh ke arah Yu Mingmei dan berkata dengan lembut, "Mingmei, maaf merepotkanmu."Yu Mingmei semakin menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan rasa malunya, "baik, Bi."Bao Yiran menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat anaknya yang semakin menjauh. Dia lalu berbisik kepada Xia Jianli, "entah sejak kapan, dia mulai memperhatikan Lin'er.""Bukankah itu bagus?" kekeh Xia Jianli."Itu jelas bagus kalau dia menjadi menantumu. Aku akan lebih tenang," desa
Baca selengkapnya
BAB 48 Mereka Ingin Memeras
"Kepala Desa Wu?"Li Mei dan Bai Changyi terkejut ketika melihat Wu Dashan yang berjalan memasuki halaman rumah."Kenapa kamu harus merepotkan dirimu sendiri? Kami baru saja hendak pergi ke rumahmu," kata Bai Changyi."Aiya! Aku sudah ada di sini, tidak perlu lagi ke rumahku," kata Wu Dashan seraya duduk.Li Mei segera bergegas ke dapur dan meminta seseorang untuk menyiapkan teh. Dia juga meminta dapur untuk menyediakan beberapa kue kering yang baru saja dibelinya di kota.Ketika Li Mei kembali, dia bisa mendengar percakapan Wu Dashan dan Bai Changyi di aula "Aku datang lebih awal tadi, tapi Chenxi mengatakan kalau kalian pergi ke kota, jadi aku pulang terlebih dahulu. Tidak berapa lama kemudian, anakku mengatakan kalau dia melihat kereta kuda kalian sudah memasuki desa, jadi aku bergegas ke sini," kata Wu Dashan."Maaf kalau kami hadi merepotkanmu, Kepala Desa Wu," kata Bai Changyi."Tidak masalah, tidak masalah!" jawab Wu Dashan seraya melambaikan tangannya. Ketika dia menoleh dan
Baca selengkapnya
BAB 49 Di Bawah Cahaya Bulan
Bai Changyi tertegun melihat pemandangan di depan matanya. Li Mei tampak anggun dengan baju berwarna putih bulan dan duduk di atas sebuah kursi batu di tepi kolam ikan. Rambut hitam lurusnya tergerai bebas dan tubuhnya bermandikan cahaya bulan keemasan.Pemandangan di depannya ini terlihat sangat tidak nyata. Li Mei tidak terlihat seperti manusia, namun lebih terlihat seperti dewi yang turun ke bumi. Bai Changyi mendesah penuh syukur, dia sangat beruntung!"Istriku, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Changyi lembut. Dia segera duduk di dekat Li Mei.Li Mei menoleh dan tersenyum cerah ketika melihat suaminya datang, "kamu sudah selesai berlatih?""Sudah," jawab Bai Changyi mengangguk. "Ketika aku kembali ke kamar, aku tidak bisa menemukanmu.""Aku merasa bosan, jadi aku ke sini untuk melihat ikan dan memetik beberapa buah Ceri," jawab Li Mei seraya menunjuk sebuah pohon Ceri yang berbuah lebat tidak jauh dari tempat mereka duduk.Bai Changyi terkekeh pelan ketika mendengarnya, "
Baca selengkapnya
BAB 50 Memesan Alat Pemintal dan Alat Tenun
"Kamu di sini?" Wu Dashan terkejut ketika melihat Li Mei juga berada di dalam kereta kuda."Kepala Desa Wu," kata Li Mei seraya menganggukkan kepalanya kepada Wu Dashan. "Kebetulan aku juga ada keperluan di kota hari ini.""Oh, begitu rupanya," kata Wu Dashan seraya duduk di sudut lain. Segera setelahnya, kereta kembali berjalan.Hari ini adalah hari dimana Cao Jun berjanji akan mengosongkan Toko Kain Bu. Jadi Li Mei akan ke sana untuk memeriksanya.Perjalanan berlalu begitu saja. Ketika memasuki gerbang kota, A Guo segera melajukan kereta kuda menuju Balai Pengurusan Akta. Begitu tiba di depan gerbang Balai Pengurusan Akta, Bai Changyi dan Wu Dashan turun dari kereta kuda.Bai Changyi menggunakan hanfu berwarna biru gelap. Entah mengapa, dengan wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang tegap, dia terlihat sangat mulia. Apalagi dengan auranya yang begitu mendominasi, dia sama sekali tidak terlihat seperti seorang pemburu dari sebuah desa kecil.Bai Changyi menoleh dam menatap Li Mei dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status