All Chapters of Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku: Chapter 21 - Chapter 30
44 Chapters
Bab 21 : Awal Kehancuran Keluarga Smith
Saka yang sudah sampai dilokasi segera mendapat hasil pantauan orang suruhannya. Sedangkan tim medis stand by didalam mobil yang diparkir lumayan jauh dari tempat mereka berada. Setelah mendapat hasil pantauan, Saka segera memberikan instruksi pada orang-orangnya menenai strategi untuk mendekat gubuk itu. Saat Saka sedang memberikan instruksi tiba-tiba muncul mobil jeep hitam mendekat kearah gubuk dan seorang pria dengan topi, kacamata hitam dan masker turun dari mobil itu. Dia disambut oleh penjaga yang ada disana kemudian dipersilahkan masuk. "Sepertinya dia bosnya" ucap salah satu orang suruhannya."Iya sedari tadi tidak ada yang diperlakukan berbeda seperti itu" imbuh yang lainnya dengan suara lirih tapi masih bisa terdengar oleh yang lain. Dari postur tubuhnya, Saka mengenalnya dengan sangat baik. Orang yang sama dengan yang menyebarkan berita hoax mengenai Arga. Semua itu tidak luput dari bidikan kamera Saka sebagai salah satu bukti untuk menguatkan di pengadilan. Bahkan kaca
Read more
Bab 22 : Kabar Bahagia yang masih OTW
Dua jari berselang, Arga baru mendapat kabar dari pengacaranya bahwa berkas dinyatakan lengkap dan akan bergulir dipengadilan. "Selangkah lagi, tunggu kehancuranmu" ucapnya pada diri sendiri dengan mengembangkan senyum lebarnya. "Ada apa sayang?" tanya Nasya pada suaminya yang terlihat sumringah. Tanpa menjawab Arga langsung memeluk Nasya dari belakang dan menghirup aroma sabun yang menguar dari kulit halus istrinya yanf baru selesai mandi. "Kamu kenapa? Tiba-tiba senyum-senyum sendiri" tanya Nasya yang masih membiarkan suaminya terus menempel padanya bahkan setelah dia sampai dimeja rias. Arga menceritakan pada Nasya mengenai apa yang terjadi dengan berkas-berkas yang dia bawa dua hari yang lalu ke kantor polisi dan juga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi saat di persidangan. Nasya hanya mengangguk dan berharap semua yang dilakukan oleh suami beserta timnya tidak sia-sia dan hasilnya sesuai dengan yang mereka harapkan. Saat ini Arga dan Saka masih mendiskusikan hal-hal ya
Read more
Bab 23 : Kehancuran Keluarga Smith
Pagi harinya, dokter Philip datang dengan didampingi seorang dokter wanita membawa hasil lab darah Nasya. Setelah Nasya selesai diperiksa oleh Dokter Philip, dia diperkenalkan dengan dokter wanita yang ada disamping dokter Philip. "Perkenalkan, saya dokter Anita. Saya yang mulai sekarang akan memantau kesehatan Nyonya. Saya yang akan membacakan hasil lab darah Nyonya yang sudah dilakukan kemarin" ucapnya sambil membuka map. "Hasilnya adalah Selamat Nyonya anda sedang mengandung dengan usia kehamilan yang masih 2minggu" imbuhnya. Arga yang sedang memegang tangan Nasya langsung memeluk istrinya yang tidak bisa berkata-kata dan hanya menangis dipelukan suaminya. "Kamu hamil sayang. Kita berhasil" ucap Arga dengan sangat bahagia. Nasya hanya menangis, dia tidak menyangka akan hamil secepat ini ditengah masalah yang menimpa mereka. "Tolong dijaga ya Nyonya. Sementara ini, Nyonya jangan beraktifitas dulu, bedrest dulu, makan makanan yang sehat, sayuran hijau dan buah jangan lupa" dokte
Read more
Bab 24 : Sebagai Penggugat dan Tergugat
"Bagaimana perasaan istri Bapak setelah mengetahui berita tentang mantan kekasih yang Bapak tinggalkan?" "Apakah Bapak berniat menikahinya segera dan menceraikan istri Bapak? atau Bapak mau menjadikannya istri kedua?" "Bukankah dulu Bapak pernah berjuang dihadapan keluarga memperjuangkan cinta kalian kenapa Bapak menyerah?" "Apakah istri Bapak adalah orang ketiga dalam hubungan Bapak dan mantan kekasih?" "Saat berada ditaman, bukankah Bapak dulu pernah meyakinkan mantan kekasih Bapak dengan berlutut bahwa akan menikahinya walau sudah tau dia hamil. Kenapa Bapak justru menelantarkannya?" Saka yang sudah geram berdiri kemudian berjalan kearah podium dan mengambil microphone dari depan Arga. "Sudah cukup. Sekarang saatnya mendengar penjelasan dari Bapak Arga. Terima kasih" ucapnya kemudian kembali kekursinya. Walau orang berpikir tidak sopan, dia tidak peduli. Dia sudah cukup geram dengan para wartawan ini karena mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan tema konferensi pers.
Read more
Bab 25 : Makan Malam Sederhana
"Kurang ajar kamu Arga. Kamu sudah membuatku bangkrut dan sekarang kehilangan anakku Wiliam. KAMU SEMBUNYIKAN DIMANA DIA?" ucap Tuan Smith sesaat setelab telfonnya dijawab oleh Arga. "Bukan saya yang membuat anda bangkrut tapi anda sendirilah yang berulah dan untuk masalah Wiliam, tenang saja dia berada di tempat yang aman dan dalam keadaan sehat" ucap Arga kemudian menutup panggilan itu. "Bre***** kamu Arga" umpat Tuan Smith sambil memecahkan vas bunga yang ada dimeja kerjanya."ARGG" teriaknya nafasnyapun memburu. Dia tidak habis pikir, kenapa Wiliam nekat menyerang Arga tanpa persiapan apapun, entah apa yang sedang terjadi padanya. "BODOH" teriaknya lagi. Sementara Arga menghubungi Saka dan menanyakan keadaan Wiliam. Walau dalam penyekapan, Arga masih sedikit berbaik hati memberinya pengobatan juga makanan yang bisa dibilang sangat layak untuk seorang sandra. Pada jamuan makan malam bersama pengacara dan yang lainnya, Arga datang bersama Saka. Setelah memberi sambutan juga ucap
Read more
26 : Belum ada apa-apanya
"Bos, bagaimana dengan Wiliam? Dia sudah sembuh dan beberapa kali mencoba untuk kabur" tanya Saka pada Arga yang sedang mengecek laporan dari bagian marketing. Arga meletakkan berkas dan kacamata yang bertengger dihidungnya kemudian berkata, "Ok. Nanti kita kesana. Kosongkan jadwalku setelah makan siang". "Siap. Aku akan menghubungi Max untuk mempersiapkan semuanya" ucap Saka kemudian meninggalkan ruangan Arga. Arga segera membereskan pekerjaannya hari itu agar bisa mengajak makan siang istrinya. "Baru dua jam kenapa aku sudah rindu pada istriku? Apa ini bawaan bayi?" gumamnya sambil mengutak-atik ponselnya untuk melakukan video call dengan istrinya. "Halo,sayang" ucapnya setelah panggilannya dijawab. "Ada apa sayang? Tumben jam segini udah telfon? Video call lagi" tanya Nasya yang sedang sibuk memakai skincare karena baru saja mandi. Entah kenapa semenjak hamil dia jadi merasa gampang berkeringat. "Pengen deket kamu terus" ucap Arga dengan nada mendayu yang dibuat-buat. "Hala
Read more
27 : Penculikan Nasya
Setelah kepergian Arga dan Saka dari tempat persembunyian, anak buah keluarga Smith menyerbu tempat itu dan melumpuhkan Max juga seluruh anak buahnya. Mereka berhasil membawa Wiliam pergi dan menghancurkan tempat itu. Beruntung Max dan beberapa anak buahnya berhasil menyelamatkan diri walau mengalami cidera diseluruh tubuhnya. Mereka berjalan tertatih menuju tempat persembunyian lain yang tidak jauh dari tempat penyekapan Wiliam. Arga memang menyiapkan tempat itu apabila terjadi hal seperti saat ini. Dia tidak ingin ambil resiko, semakin banyak korban dari anak buahnya. Juga tempat itu sebagai tempat istirahatnya dan Saka jika sedang tidak ingin diganggu. Sepanjang perjalanan, Saka bercerita kronologis yang terjadi sesuai dengan yang dia dapat dari Max. Arga hanya mengangguk dan merasa kesal karena dia kecolongan dan masuk kedalam taktik keluarga Smith yang memprovokasinya melalui Wiliam. Sebelum kecolongan untuk kedua kalinya, Arga menyuruh anak buahnya untuk mengecek bandara, sta
Read more
28 : Teror jilid 1
Bibi merasa kasihan melihat Nasya. Dia teringat dengan anaknya yang sudah meninggal karena sakit. Ingin rasanya dia mengeluarkan Nasya dari sana tapi apa daya, dia masih harus bekerja untuk menghidupi keluarganya dikampung. "Ini obat apa Bi?" tanya Nasya saat Bibi memberinya tablet obat. "Aku lagi hamil, tidak bisa sembarangan minum obat" imbuhnya. "Nona hamil? Berarti benar kata dokter tadi. Tapi tenang saja ini hanya vitamin. Tadi dokter bilang kalau kemungkinan Nona hamil jadi dia hanya meresepkan vitamin saja" tutur Bibi sambil memberikan lagi tablet yang tadi ditolak oleh Nasya. "Ini vitamin Non, Bibi jamin" imbuhnya saat melihat raut wajah Nasya yang masih belum yakin. Setelah makanannya habis Nasya segera meminum vitaminnya dan mencoba memohon pada Bibi agar membantunya keluar dari rumah Wiliam. Tapi Bibi menolak karena dia sendiri juga takut kalau harus berurusan dengan Wiliam yang temperamental. Bibi hanya menyarankan agar Nasya mencoba meluluhkan hati Wiliam agar Wiliam t
Read more
29 : Teror Jilid 2
"Hai. Sudah tenang?" tanya Wiliam dengan santai sambil menyeruput kopinya. "Kenapa Kak Wiliam melakukan ini? Apa salahku?" tanya Nasya menahan emosi yang sudah ingin meledak. "Kamu tidak salah. Yang salah suamimu. Tapi tenang saja, kamu akan aman disini, suamimu tidak akan tau kamu ada disini" ucapnya sambil terus menyeruput kopi. Ingin rasanya Nasya menangis dan berteriak tapi dia ingat kalau yang dia butuhkan saat ini adalah ketenangan. Dia tidak ingin Wiliam mencelakai anak yang ada didalam kandungannya. Setelah dirasa Nasya sudah tenang, Wiliam mengajaknya keliling rumahnya. Menjelaskan satu per satu ruangan yang ada disana dan terakhir mereka duduk di bawah pohon kelengkeng rindang yang ada dibelakang rumahnya. Bercerita panjang lebar walau Nasya hanya meresponnya dengan senyum tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Selama mereka berbincang, ada seorang fotografer yang mengabadikan momen mereka berdua. Beberapa foto yang terlihat sangat real. Wiliam menghentikan pembicaraan me
Read more
30 : Karma Wiliam
"Wah. Pingsan lagi dia. Kalau bukan bos udah aku lempar ke sungai. Nyusahin aja" gumam Saka yang kesal, disaat genting seperti sekarang ini malah bosnya ini pingsan. Atau lebih tepatnya tertidur. Sampai disekitaran hutan, mereka mutuskan untuk berhenti dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Arga yang baru saja sadar, seolah merasa seperti diawasi oleh seseorang. Dan benar saja, saat dia melihat kesamping, ternyata Saka yang sedang menatapnya tajam. "Sialan" umpat Arga yang kaget. "Mereka sudah bergerak ini malah tidur. gimana sih?" cecar Saka yang sebal dengan tingkah bosnya itu. Arga tidak mempedulikan ucapan Saka kemudian keluar dari mobil dan melihat sekeliling. Hawa sejuk dan dingin tapi menyeramkan dalam satu waktu merasuk dalam tubuhnya. Dua orang wanita suruhan Saka yang menyamar seolah sedang mendaki dan tersesat dihutan sudah berjalan lebih dulu. Mereka bertugas mengalihkan perhatian para penjaga yang ada diluar dengan meminta pertolongan karena salah satu dari
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status