All Chapters of ISTRI GENDUT YANG KAU HINA!: Chapter 11 - Chapter 20
60 Chapters
Bab 11
POV Alya "Assalamualaikum, Alya. Alhamdulillah permohonan kerja kamu diterima sama Pak Arga. Besok pagi siap siap ya datang ke kantor untuk wawancara.""Ya, sebenarnya hanya formalitas aja sih soalnya beliau udah bilang kalau kamu boleh kerja lagi. Cuma untuk memenuhi persyaratan, kamu ditunggu wawancara besok. Oke?" ujar Sinta saat baru saja pulang dari kantor.Aku yang sedang membersihkan teras dan menyiram bunga bunga milik Sinta tersenyum sumringah dan berbinar binar."Beneran, Sin? Syukurlah kalau gitu. Besok aku ke kantor ya. Tapi Kayla sama siapa ya, Sin? Aku belum ketemu orang yang bersedia mengasuh anak sebesar dia soalnya," jawabku tiba tiba bimbang karena sampai hari ini aku belum mendapatkan juga pengasuh untuk putri semata wayangku itu.Sinta kembali tersenyum ke arahku."Kamu tenang aja. Tempo hari aku kan udah bilang kalau urusan pengasuh Kayla biar aku yang bantu nyarikan nanti. Nah, barusan Ibu telepon kalau Yanti, keponakan beliau sedang dalam perjalanan kemari. Dia
Read more
Bab 12
POV Alya Pagi pagi sekali aku sudah siap siap untuk berangkat ke kantor yang dulu notabene adalah tempat aku bekerja sebelum menikah dengan Mas Arif.Ada rasa cemas dan gamang membayangkan setelah sekian lama vakum, sekarang aku harus kembali berkutat dengan pekerjaan di kantor dan dengan rekan kerja yang berasal dari berbagai kalangan.Aku takut tak mampu lagi beradaptasi dengan situasi kantor yang sekarang pastinya sudah berubah jauh dari yang dulu.Apalagi aku sekarang bukanlah Alya yang dulu muda, enerjik dan supel. Aku sekarang seolah olah telah menjadi pribadi yang lain, yang kurang percaya diri dan cenderung pemalu karena bully dan cela yang selama ini sering aku dapatkan dari Mas Arif dan ibu mertua, yang membuat kepercayaan diriku sedikit menurun dari yang dulu.Aku juga mengalami krisis kepercayaan diri mengingat kondisi fisikku yang sekarang ini tak lagi secantik dan semenarik dulu.Tubuhku berangsur gemuk dan kulit wajahku pun kurang terjaga. Itulah sebabnya Mas Arif tega
Read more
Bab 13
POV Arif"Ayo, Sayang, kita masuk! Ibu sudah menunggu kamu di dalam," ujarku pada Soraya sembari menggamit bahu istri mudaku itu menuju ke dalam rumah di mana ibu sudah menunggu kedatangannya.Soraya menganggukkan kepalanya. Lalu sambil membimbing putrinya, perempuan itu memasuki ruang tamu."Eh, ada tamu. Ini ya yang namanya Soraya? Menantu baru Ibu? Saya Bu Ani, ibunya Arif. Selamat datang di rumah ini ya. Anggap saja rumah sendiri. Oh ya ini putri kamu? Siapa namanya?" ujar Ibu sok ramah pada Soraya dan Cintya, putri sambungku."Chintya, Nek!" jawab bocah kecil berusia delapan tahun itu.Setelah menjawab pertanyaan Ibu, Chintya lalu dudu di sofa sambil menggerak gerakkan kakinya."Nek, ambilkan minum dong, Cyntia haus nih! Dari tadi belum minum. Minuman dingin tapi ya, Nek. Tenggorokan Cyntia udah kering soalnya ini!" tiba tiba terdengar suara gadis kecil itu yang meminta diambilkan minuman oleh Ibu.Mendengar permintaan yang lebih mirip perintah itu, Ibu tampak mendelik keki. Waja
Read more
Bab 14
POV Arif "Rif, bilang sama istri muda kamu dan anaknya, jangan sembarangan aja di rumah ini. Ini Ibu masih sabar, masih nahan nahan. Tapi kalau anaknya itu bikin ulah lagi, Ibu nggak segan segan ngusir dia dari rumah ini!""Kamu ini gimana sih, nyari istri muda kok lebih parah dari istri yang barusan kamu usir dari rumah. Kamu gimana sih?" Gerutu Ibu saat aku berhasil memaksa beliau masuk kembali ke dalam kamar nya.Aku menghembuskan nafas lalu kembali menepuk pelan bahu beliau."Itu kan anaknya, Bu. Nanti Arif nasehatin lah supaya Soraya bisa menjaga anaknya supaya hati hati di rumah ini. Tapi ibu nggak usah khawatir, nanti guci nya bakalan Arif ganti baru ya, Bu.""Sekarang Ibu istirahat dulu ya di kamar. Arif mau beresin pecahan guci tadi biar nggak kena laki. Ya, Bu?" sahutku lagi."Ya udah sana!" jawab Ibu masih dengan nada kesal.Aku menganggukkan kepala lalu keluar dari kamar ibu dan menuju ruang tamu kembali. Kulihat pecahan guci masih berserakan di lantai sementara sosok Sor
Read more
Bab 15
POV Arif"Mas Arif, siapa dia? Kok ada di kamar Mas?" tanya adikku sambil menatap penuh rasa ingin tahu ke arahku dan ke arah Soraya. Mungkin heran karena melihat istri mudaku itu ada di kamarku sementara aku memang belum cerita soal Soraya pada Yuni."Dia kakak ipar kamu yang baru, Yun. Makanya jangan galak galak dong. Tadi itu yang habisin bolu sama minuman dingin kamu itu anaknya Mbak Soraya.""Sana kenalan dulu!" ujarku menjelaskan pada Yuni sambil menghela tubuh adikku itu supaya mendekati Soraya.Meski masih terlihat enggan, Yuni akhirnya mendekati Soraya dan mengulurkan tangannya."Yuni!" kata adikku menyebutkan namanya."Soraya," balas Soraya juga menyebutkan namanya.Sesaat kemudian perempuan itu membuka kembali mulutnya."Kamu sekolah apa kuliah?" tanya Soraya pada Yuni."Kuliah," jawab Yuni."Oh, ya sudah! Saya mau istirahat lagi! Tolong jangan berisik ya, soalnya saya masih ngantuk banget. Habis pindahan, capek!" ujar istri mudaku itu dengan nada ketus.Setelah itu Soraya
Read more
Bab 16
POV Soraya"Ini, Bu. Istri baru Mas Arif, bikin kesel aja! Mandi aja minta disediakan air panas segala! Dah kayak sultan aja nggak bisa mandi pakai air dingin! Siapa yang nggak kesel coba dengar nya?""Mana kue bolu sama es lumut aku di kulkas habis lagi! Eh rupanya dia sama anaknya yang ngabisin! Bikin kesel nggak namanya?" ujar Yuni menjawab pertanyaan Ibunya dengan wajah terlihat kesal dan bibir yang manyun.Aku mendengkus sebal mendengar perkataan gadis itu. Ingin rasanya aku dekati dia dan kulayangkan tamparan di mulutnya yang lancang itu, tapi kutahan.Hmm ... belum tahu dia siapa Soraya sebenarnya. Tunggu saja apa yang bisa aku lakukan untuk membalas perkataan nya itu.*****"Silahkan, Bu ... Yuni, dimakan sup nya!" ujarku sambil meletakkan mangkuk sup yang masih mengepulkan uap panas ke atas meja.Sejak Yuni menghardik ku sore kemarin, diikuti oleh ibu mertua dan suamiku yang kesemuanya jadi menyalahkan aku, aku memang berpura pura merasa bersalah dan menyesali sikapku di hada
Read more
Bab 17
POV Soraya"Ini, Bu. Istri baru Mas Arif, bikin kesel aja! Mandi aja minta disediakan air panas segala! Dah kayak sultan aja nggak bisa mandi pakai air dingin! Siapa yang nggak kesel coba dengar nya?""Mana kue bolu sama es lumut aku di kulkas habis lagi! Eh rupanya dia sama anaknya yang ngabisin! Bikin kesel nggak namanya?" ujar Yuni menjawab pertanyaan Ibunya dengan wajah terlihat kesal dan bibir yang manyun.Aku mendengkus sebal mendengar perkataan gadis itu. Ingin rasanya aku dekati dia dan kulayangkan tamparan di mulutnya yang lancang itu, tapi kutahan.Hmm ... belum tahu dia siapa Soraya sebenarnya. Tunggu saja apa yang bisa aku lakukan untuk membalas perkataan nya itu.*****"Silahkan, Bu ... Yuni, dimakan sup nya!" ujarku sambil meletakkan mangkuk sup yang masih mengepulkan uap panas ke atas meja.Sejak Yuni menghardik ku sore kemarin, diikuti oleh ibu mertua dan suamiku yang kesemuanya jadi menyalahkan aku, aku memang berpura pura merasa bersalah dan menyesali sikapku di hada
Read more
Bab 18
POV Alya "Baiklah kalau begitu, saya akan mempertimbangkan untuk menerima kamu kembali bekerja di perusahaan ini, tapi sebelumnya saya hanya ingin mengingatkan kamu supaya kamu serius dan konsentrasi dalam bekerja karena saya tidak mau masalah pribadi yang dialami oleh karyawati saya mempengaruhi yang bersangkutan dalam bekerja yang membuat hasil pekerjaan yang dilakukan tidak maksimal.""Apa kamu bisa memahami hal tersebut, Alya? Kamu bisa konsentrasi bekerja meski saat ini kamu mungkin sedang mengalami masalah rumah tangga dengan suami kamu?" tanya Pak Arga kembali sambil tersenyum dan menatap wajahku lekat yang membuatku sesaat darahku seolah tersirap.Aku menganggukkan kepala penuh keyakinan mendengar perkataan laki laki itu."Tentu saja saya bisa, Pak. Sa - saya janji, saya akan berusaha bekerja dengan profesional. Justru dengan bekerja ini, saya berharap tidak terlalu kepikiran dengan masalah pribadi saya sehingga saya bisa bekerja dengan lebih baik dan bertanggungjawab, Pak."
Read more
Bab 19
POV Soraya"Rif, kapan kamu gajian? Ibu nggak punya uang lagi nih gara gara kerampokan kemarin?" ujar ibu mertua saat kami sedang sarapan pagi.Mas Arif mengangkat muka lalu menatap wajah ibunya."Lagian Ibu aneh! Siang siang kok bisa kerampokan sih, Bu?""Tapi ya udahlah. Nanti Arif ambil dulu uang di ATM buat Ibu belanja rumah," jawab Mas Arif.Aku buru buru menyela, mumpung topik pembicaraan sedang membahas masalah uang belanja. Kok sudah beberapa hari aku tinggal di sini, Mas Arif belum juga memberiku uang nafkah ya? Aku kan juga punya kebutuhan sendiri. Lagian sudah seharusnya bukan seorang suami memberikan penghasilan nya pada istrinya untuk jatah belanja dan kebutuhan lainnya? Kok ini dia malah memberikan pada ibunya, tanpa memberi padaku lagi?Aku pun buru buru membuka mulut."Mas uang belanja untukku juga mana? Aku kan perlu uang juga, Mas buat beli kebutuhan rumah tangga?" tanyaku sambil mengulurkan tangan.Ibu mertua seketika melotot ke arahku."Kamu ngapain minta minta uan
Read more
Bab 20
POV Alya "Sin, hari ini aku mau ke swalayan, beli kebutuhan Kayla ya. Kamu mau titip apa, Sin? Nanti aku belikan?" tanyaku keesokan harinya setelah kejadian lamaran kerja yang berakhir dengan Pak Arga mentransfer sejumlah uang sebesar sepuluh juta rupiah ke dalam rekening milikku. Pertolongan Allah memang bisa datang melalui siapa saja. Tak terkecuali melalui tangan seorang Pak Arga yang membuatku sangat terharu. Aku tak pernah mengira setelah kesusahan dan kesulitan panjang yang harus aku lalui selama ini selama tinggal di rumah suami dan mertua, sekarang ini berakhir dengan kebaikan yang aku dapatkan dari Sinta dan Pak Arga. Sinta tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Kamu beli aja untuk keperluan kamu dan Kayla, Al. Aku beli sendiri nanti kalau week end. Biasa aku seminggu sekali ke supermarket kok. Uang dari Pak Arga dihemat saja untuk keperluan kalian berdua ya, kebutuhan di rumah ini biar aku saja. Tenang, tabunganku masih banyak kok. Selama ini aku tinggal sendiri, jadi
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status