All Chapters of DIALAH SANG DEWA PERANG: Chapter 11 - Chapter 20
148 Chapters
Bab 11. Damon Anderson
Tuan Fred mengangkat wajah dan menoleh pada Jack. “Apakah seharusnya dia sudah pulang? tanyanya heran.“Kami tadi melewati apotik dan Tom sudah memeriksa. Val sudah mendapatkan obatnya dan pulang,” ujar Jack.“Mungkin dia bertemu temannya dan mengobrol sebentar. Kita tunggu saja. Hari masih siang.” Tuan Fred menenangkan Jack.“Kurasa kau benar. Biar kulihat granny di dalam.” Jack masuk. Tom dan Tuan Fred melanjutkan pekerjaan mereka.Sore hari, barang-barang pesanan Jack tiba. Mereka sedikit sibuk hingga tanpa terasa malam turun. Jack menggeleng tak senang, karena Valerie tidak juga pulang. Masalahnya adalah, granny butuh obat yang dimaksud Val untuk disuntikkan malam ini. Dengan sedikit kesal, Jack menelepon rumah sakit dan mengatakan masalahnya.“Kami akan mengantar seorang perawat dan obat untuk malam ini. Hanya saja, dia tidak bisa menjaga di sana. Kami kekurangan perawat pengganti hari ini.” Kata pihak rumah sakit.“Kirimkan saja perawat dan obatnya,” sahut Jack cepat.“Baik!” Sa
Read more
Bab 12. Leroy
Bagian sayap kiri itu adalah tempat untuk mengumpulkan anggur hasil panen, sebelum waktunya diolah menjadi juice. Diluar masa panen, maka tempat itu akan sangat sunyi. Karena proses berikutnya adalah penyimpanan juice anggur agar menjadi wine yang bercita rasa tinggi. Tempatnya berada di sayap bangunan kanan, yang lebih dekat ke bangunan utama dan pintu keluar.Sekarang mereka sudah berada di depan pintu. Debu yang terdapat di mana-mana menunjukkan betapa lamanya para pekerja perkebunan tidak datang ke sana. Suara teriakan umpatan dan caci maki bahkan ancaman terdengar samar dari balik pintu.Wajah Damon menggelap. Senyum yang terlihat di wajahnya, sangat mengerikan. Dia membuka pintu dan berdiri di sana, menghalangi cahaya masuk.Valeri yang sedang sakit kepala akibat pukulan keras, menoleh ke arah pintu yang terbuka. Seseorang berdiri di ambang pintu membentuk siluet hitam samar di balik cahaya terang.“Heh! Ternyata kau!” Valerie dapat mengenali sosok itu, meskipun dia tak melihatn
Read more
Bab 13. Hilangnya Valerie
Pria itu terbengong tak mengerti. Namun, dia tahu bahwa Eddy tidak akan sembarangan berkata. Peringatannya untuk menjauhi Jack, berarti Eddy mengetahui sesuatu tentang pria itu. Maka dia harus patuh. Suara sirine mobil polisi mulai mendekat. Jack ingin menuntaskan perkelahian yang sekarang menjadi keroyokan lima lawan satu. Dengan cepat dia melompat tinggi dan berputar di atas sambil menendang kepala kelima pengeroyoknya. Tendangan yang sangat keras dan akurat. Membuat kelimanya jatuh di aspal sambil memegangi kepala yang sakitnya tak tertahankan. Darah keluar dari hidung dan telinga mereka. Mobil polisi berhenti persis di samping salah seorang anak buah Leroy yang pingsan. Polisi mengenali para berandalan kota yang kerap bikin onar. Baru kali ini dia melihat mereka kalah dan tak berkutik. “Kau memicu keributan lagi, Leroy! Apa kau ingin masa bebas bersyaratmu dicabut?” ancam polisi itu. “Aku tidak melakukan apapun!” kelit pria itu licik. “Aku melihat mereka sudah berkelahi seperti
Read more
Bab 14. Serangan
“Tak perlu banyak bicara! Hajar saja dia agar sadar bagaimana harusnya menunduk pada penguasa!”perintah pria yang ada di balik kemudi mobil. Sejak tadi dia hanya mengawasi tiga orang yang mengerubuti Jack. “Kalian mencari masalah dengan orang yang salah!” kata Jack dingin. Dia sudah siap menghadapi tiga pria yang bahkan tak dikenalnya. Saat itu, ponsel Jack bergetar. Diangkatnya telepon dan bertanya. “Ada apa? Aku sedang sibuk!” “Besok hari pelantikan, Bos. Apa Anda ingin dijemput ke sana atau---” “Aku datang sendiri!” Jack mematikan ponsel, tepat saat salah seorang melayangkan sebatang besi ke arahnya. Dia melompat ringan menghindari pukulan dan langsung menendang tangan pria itu dengan sangat keras. Terdengar bunyi derak tulang yang patah. “Aaahh!” Menyadari tangannya patah dan besi itu jatuh dengan suara berisik di aspal, pria itu bukannya jera. Dia malah mengambil senjata lain di punggung dan mengacungkannya ke arah Jack dengan tangan kiri. “Dia mematahkan tanganku. Biar di
Read more
Bab 15. Acara Pelantikan
“Sarapan sudah siap, Jack,” kata Tom.“Buatkan saja sandwich untuk kumakan di jalan. Aku harus pergi,” balas Jack dari dalam kamar.“Oke!” Tom pergi untuk menyiapkan permintaan Jack.Sepuluh menit kemudian Jack sudah siap dan berjalan keluar.“Kau mau pergi?”Tuan Fred sedang merapikan planter bag tanaman tomat di samping beranda. Dilihatnya Jack sudah rapi, lengkap dengan uniform tentaranya.“Ada acara di markas. Aku diminta datang.”“Tom! Apa bekalku sudah siap?” teriak Jack dari teras.“Ya!” Tom berlari ke depan dan tercengang melihat Jack yang gagah dalam seragam tentaranya.“Ini bekalmu. Apa itu mobil yang akan kau gunakan? Biar kuletakkan di sana.” Tom sudah menuruni undakan tanpa menunggu jawaban.“Andai Nyonya Muda melihatmu dengan seragam ini. Dia pasti sangat bangga,” kata Tom sembari menghela napas.“Berpamitanlah pada Nyonya Mathilda,” saran Tuan Fred.Jack berbalik dan melihat granny di kamar. Wanita tua itu masih membuka matanya dan melihat televisi yang menyala.“Granny
Read more
Bab 16. Hadiah Mandy
Jack langsung dibawa ke bagian belakang panggung. Dia bertemu dengan lima ketua tim inti dan anggota mereka masing-masing. Seratus orang prajurit pilihan sudah berbaris dengan rapi di bagian belakang panggung, menunggu kehadirannya.“Bos!” Lion menghampiri. Dia yang terakhir tiba di kota itu, karena bertugas mengawal semua anggota mereka kembali.Jack menyalaminya. “Bagaimana semuanya?”“Sedikit tidak dianggap seperti biasa,” jawabnya sambil menggeleng heran.Jack mengangguk. “Medan perang di belakang garis depan memang berbeda dengan yang biasa kita hadapi. Bukan peluru dan bom yang harus diwaspadai, tapi manuver serta kata-kata bersayap yang sama-sama dapat menjatuhkan bahkan membunuh musuhnya!”“Mengerti, Bos!” Lion mengangguk. Jack menemui anggota timnya agar mereka semua merasa tenang, meskipun di tempat itu mereka dikucil dan tidak dihargai sama sekali.“Acara sudha dimulai, Bos.” Hunter yang paling sibuk untuk urusan acara pelantikan Jack.“Apa yang harus kulakukan?” tanya Jack
Read more
Bab 17. Tikus dan Kecoa
Jack sedang berbincang dengan anggota timnya saat Hunter kembali. Mendengarkan laporan bawahannya tentang kegiatan dan perlakuan yang mereka terima sejak tiba di markas besar itu.“Bos, aku membawa satu hadiah unik untuk diletakkan di kantormu.” Hunter menunjukkan bola kaca berisi hiasan kota yang ditutupi pasir.Jack mengangguk dan melihat. “Bagus sekali.”“Sekarang, aku mau lihat barak tempat kalian tinggal!” kata Jack.“Siap!”Para Prajurit dan ketua tim mereka melangkah bersama mengiringi Jack dan Hunter yang berjalan di depan. Mereka melewati banyak gedung hingga ke bagian belakang kompleks bangunan yang sangat luas. Beberapa barak tentara yang utama memang ditempatkan di sana.Jack memeriksa sekilas barak para prajurit yang sudah lebih dulu di sana. Para prajurit itu tak mengira Jack akan langsung melakukan inspeksi ke barak. Dengan terburu-buru mereka segera berbaris berdiri di lorong dan memberi hormat. Jack menyalami dan menanyakan beberapa hal mendasar.“Apakah air lancar di
Read more
Bab 18. Hari Pertama
Jack melihat sekilas pada Nyonya Smith. Kemudian mempersilakannya duduk. “Aku ingin laporan kegiatan satu bulan terakhir. Tapi yang pertama sekali adalah daftar semua pejabat di bawahku, disertai jabatan serta pangkatnya!” perintah Jack.“Akan saya siapkan! Apa lagi yang anda inginkan?” tanya sekretaris itu sambil terus mencatat perintah Jack.“Sementara itu dulu!” kata Jack. Sekretaris itu pergi.Jack mencatat apa-apa yang dipikirnya perlu segera diselesaikan, termasuk urusan prajurit yang dibawanya.Lima belas menit kemudian, Nyonya Smith kembali. Dia sudah siap dengan laporan yang diminta Jack.“Cepat sekali,” puji Jack.“Saya selalu membuat laporan bulanan. Ini laporan bulan lalu. Dan ini tambahan untuk dua minggu berjalan. Dan ini daftar para pejabat serta pangkatnya.”Jack mengangguk senang. “Ini semua pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat.” Jack menyerahkan catatan tugas pada Nyonya Smith. Wanita usia empat puluhan itu mengambil dan membacanya ulang, agar tidak terjadi
Read more
Bab 19. Perusakan kebun
Jack tiba di rumah hampir malam. Namun, langit yang memerah masih menampakkan dengan jelas keadaan di lahan perkebunannya. Dari sejak pintu masuk tanah mereka, hingga ke bukit, dimana pohon-pohon anggur yang subur sedang berbuah, terlihat jelas jejak roda buldozer, membongkar dan merusak tanah.Jack langsung keluar dari mobil dan berlari ke rumah.“Tuan Fred, Tom! Dimana kalian?” teriaknya parau.Tuan Fred langsung muncul dari kamar Tom. Wajahnya yang sedih berubah melihat Jack yang tampak sangat cemas dan marah.“Apakah para penagih bank itu datang lagi? Bukankah kita sudah bicara dengan mereka?”Tuan Fred mengerti arah kata-kata Jack. Itu pasti karena kekacauan di lahan mereka. “Yang kali ini datang bukan para penagih hutang. Mereka datang untuk mencuri motormu, merusak tanaman anggur di bukit dan menganiaya Tom yang mencoba melawan!” jelas Tuan Fred.“Apa?” Jack menerobos pintu kamar Tom dan membelalakkan mata melihat keadaan Tom yang babak belur. Lebam biru di sana sini dan dia me
Read more
Bab 20. Dendam Terpendam
Ketika seorang polisi lain datang, Wyatt berdiri dan melangkah keluar.“Mau ke mana kau?”“Mau ke rumah sakit. Memeriksa seseorang yang dipukuli semalam.” Wyatt langsung menghilang di balik pintu.Di rumah sakit, Wyatt sedikit heran melihat dua pria berseragam tentara duduk di luar bersama Tuan fred.“Barusan Jack melaporkan perusakan kebun, pencurian motor, dan pemukulan Tom. Bagaimana keadaannya?” tanya Wyatt pada Tuan fred.“Syukur dia sudah sadar. Tapi harus beristirahat beberapa hari, karena tulang rusuknya ada yang patah.”Tuan Fred mengajak Wyat masuk. Sementara dua ajudan menunggu di luar. “Siapa mereka?” tanya Wyatt tak sabar.“Oh, mereka teman Jack. Kemarin katanya ada acara di markas. Saat pulang, mereka mengantar Jack. Dengan mobil mereka juga Tom dibawa ke sini.“Oh, apa yang terjadi sebenarnya?” Wyatt menyiapkan catatannya.“Aku berada di dalam rumah, baru saja selesai menyuapi Nyonya Mathilda makan siang. Tom belum kembali dari kebun di atas bukit. Tak lama sebuah buldo
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status