Semua Bab Tawanan Pria Setengah Dewa: Bab 141 - Bab 150
214 Bab
Tanpa Penjelasan
Pandora tidak tahu bagaimana harus mengekspresikan reaksinya yang begitu getir. Dia menunduk dalam – dalam, menautkan jari – jari tangan dengan kecemasan berlebihan. Rasanya seperti dihantam geledak besar ketika wanita itu secara solid menegaskan sebuah kebenaran. Dan Kingston sama sekali tidak mengeluarkan kata – kata apa pun sekadar menyakinkan Pandora, atau paling tidak pria itu akan mengelak.Hanya diam, sehingga Pandora nyaris menertawakan diri sendiri, mengapa dia berusaha menyangkal, sementara iris matanya pernah menangkap langsung bekas tanda kemerahan di tubuh Kingston ketika berada di hutan waktu itu.Keberadaan anak bukankah akan melengkapi cinta terdahulu Kingston. Mereka akan melewati rangkaian asmara yang menyerupai kisah masa lalu. Membendung dengan kehangatan dan rindu yang membludak. Sebabnya sampai detik ini Kingston belum mengatakan apa pun untuk memastikan kembali pernyataan yang membuat pikiran Pandora menjadi ngambang. Dia seperti terjebak di ketinggian marcusuar
Baca selengkapnya
Kegilaan yang Brutal
“Selesai.”Pandora mengakhiri pekerjaan dengan menyalin data – data yang telah disusun ke dalam perangkat lain. Menyerahkan salinan-nya kepada Anna sekadar menitip tugas kajian mengenai dramaturgi untuk diprint out dan dijilid rapi.“Kau yakin tidak mau ikut?” tanya Anna, sudah begitu rapi dengan mantel tipis membungkus tubuh seraya mengenakan sepatu kulit pada bagian terakhir. Kadang Anna berpaling ke belakang, hanya untuk berulang kali memastikan Pandora akan berubah pikiran.“Aku mau istirahat saja, Ann. Ngantuk. Semalam kurang tidur.”Bahkan setelah tindakan pengusiran yang dilakukan dengan keji. Itu tidak membuat Kingston menyerah. Tidak, sampai Anna sengaja mendatangkan petugas keamanan untuk membawa pria itu pergi.“Ya, sudah. Aku pergi dulu. Mungkin akan agak lama, sekalian belanja bulanan dan juga harus beli tinta printer yang kosong.”Pandora mengangguk samar. Memerhatikan ujung jari Anna menyentuh ganggang pintu, kemudian dia berkata, “jaga dirimu baik – baik di luar.” Dan
Baca selengkapnya
Rumit
“Kakak Panda, bangun.”Pandora tak ingat kapan terakhir dia terlelap dalam bayangan Kingston yang menyedihkan. Setelah memastikan pria itu benar – benar pergi. Dia bergegas—secepatnya memungut kain – kain tercecer di lantai. Membenahi penampilan kacau, meski tidak berlaku saat dia ingin meluruskan perasaan yang terkoyak – koyak. Sangat berantakan. Seperti saat dia tidak bisa mengabaikan desakan untuk tidur. Dan begitu terbangun. Situasi sudah tak lagi sama.Keheningan di dalam kamar terisi Anna dan Aceli yang memikul tas di punggung. Gadis kecil itu membangunkan Pandora sehingga lewat kesadaran yang nyaris terkumpul sempurna, dia secara mantap menyorot keduanya dengan kening bertaut heran.“Siapa yang membawanya ke sini?”Pandora terlonjak memegangi dada yang bertalu – talu hebat. Dia memerangkap wajah Anna luar biasa tajam. Memastikan kalau – kalau Anna akan mengatakan Kingston tidak terlibat dalam hal ini.“Barusan aku baru sampai, dan tidak sengaja melihat mi ice sudah menunggu lam
Baca selengkapnya
Presentasi
“Cepat, Panda. Mr. Lee akan mencerahami kita setelah ini!” Langkah Pandora tergesa – gesa mengikuti cara lari Anna yang tak berkesudahan. Terlambat. Satu kata itu mewakili mengapa mereka tidak bisa berjalan dengan tenang, meskipun derap – derap menggebu sudah mencapai lorong kampus. Menghentak keras melawan angin berembus—menyapa selembut belaian kasih. Pandangan Pandora lurus – lurus tak peduli beberapa mahasiswa memerhatikan mereka. Point penting baginya terungkap pada keharusan memasuki kelas sebelum ... satu ironi mendatang adalah keterlambatan utuh yang tak terelakkan. Tubuh Anna mematung di depan kelas. Seperti benar – benar dibuat beku, dan ketika Pandora tanpa sengaja menyentuh bahunya. Keterkejutan yang lain menjadi momok mengerikan. Tidak terkendali. Dalam satu ruang itu semacam mengandung energi saling mengikat. Pemahaman Pandora tentang jadwal hari ini seperti terseret hingga titik terendah. Dia tak ingat mata kuliah Dramaturgi—kelas antara Mr. Zade dan Mr. Lee akan dig
Baca selengkapnya
Cinta dan Tanggung Jawab
“Aku tidak ingin melihatmu menggigit bibir sekali lagi. Mengerti, Pandora?” bisik Kingston menyiratkan perintah yang kental dengan nada geram tertahan. Pria itu segera menarik langkah mundur. Menjauhkan diri, sehingga hal tersebut merupakan kemungkinan bagi Pandora merespons dengan tegas. Namun sampai detik ini dia tidak mengatakan hal – hal semestinya. Tidak mengeluarkan kata – kata menohok mengenai Kingston, atau segala rentetan kesalahan yang telah pria itu lakukan. Hanya diam dalam reaksi yang payah. Diam tidak tahu bagaimana membenarkan perasaan gelisah. Beberapa pasang mata mungkin sedang menyorot ke arahnya, tetapi bahkan keberanian Pandora, kalaupun ada, bukan untuk membalas setiap orang yang menatap. Wajahnya menunduk. Menunggu ntah atas dasar apa ... dia ingin Kingston menyelesaikan apa yang telah pria itu mulai. “Ada yang keberatan dengan tindakan saya tadi?” Sialnya Kingston memulai segala hal dengan kekonyolan. Bertanya bagaimana orang – orang memiliki sisi yang mungki
Baca selengkapnya
Undangan
Pandora khawatir menunggu Chris akan menerima panggilan video. Sesuatu mungkin sedang terjadi sehingga dia mencurigai ini bentuk lonjakkan yang aneh. Pandora tidak biasa menghadapi situasi di mana dia harus ... kali kedua mencoba, berharap sebentar lagi wajah Chris muncul di layar ponsel—lalu ayahnya akan menebarkan senyum paling menenangkan.Dia sudah sering melewati beberapa waktu yang sudah – sudah, terkadang Chris bahkan tak butuh lama menanggapi apa saja mengenai Pandora. Sekarang dia mendadak takut kalau – kalau Kingston melakukan sesuatu pada ayahnya.[Panda ....]Sedikit lega. Seperti itu, mungkin perasaan Pandora terjabarkan. Dia tersenyum seraya menggeser posisi lebih mantap di atas ranjang.[Apa kabar, Dad?]Selalu yang satu ini dia tanyakan sebelum membicarakan hal lain. Ayahnya akan menjawab dengan wajah sumringah, dan itu merupakan suatu kekuatan yang tak akan pernah bisa dikalahkan. Pandora senang ayahnya baik – baik saja.[Kau akan menunggang kuda, Panda?]Sudut bibir
Baca selengkapnya
Makhluk Mitologi
“Lebih serius, Pandora. Ingat dialogmu. Pertegas ekspresi wajah, dan jangan lupakan intonasi.”Pandora menarik napas yang dalam. Sekali lagi berusaha fokus mendalami peran menyedihkan untuk permulaan besok. Ini menjadi latihan terakhir saat nanti dia dan yang lain akan melakukan gladi bersih di gedung hotel tempat pesta pernikahan itu digelar.Akan tetapi Pandora tak bisa terus memaksa ketidakberdayaan. Gejolak dalam dirinya terus memanas, bahkan Mr. Lee tidak pernah mengerti bagaimana perasaan Pandora ternanak di antara janji dan tanggung jawab. Dia memiliki kelemahan besar, yang tidak akan bisa dijabarkan dengan luapan kemarahan. Tidak pula dengan luapan peran yang sedang dimainkan.Kekejian Kingston telah melampaui batas. Menuntut Pandora untuk bersikap profesional. Termasuk sudah memberikan peringatan jauh – jauh hari kepada Mr. Lee agar tidak ada yang gagal saat penampilan berlangsung. Dosen satu itu memegang tanggung jawab penuh.“Pandora, kamu butuh minum. Istirahatlah. Setenga
Baca selengkapnya
Cinta dan Pertarungan
Elusan – elusan lembut terasa mengulir kesadaran Pandora untuk segera menemukan titik dari siraman lampu yang menyilaukan. Dia mengerjap—menjernihkan pandangan dan sisa – sisa ingatan mengenai apa yang terakhir kali mengikatnya ke dalam hantaman besar. Kingston .... Nama itu kemudian menyeruk seperti ledakan membara. Pandora terkejut. Benar – benar terperanjat saat menyadari sedang bersama pria yang membuatnya kehilangan pengangan tentang kehidupan manusia normal. Sekarang dia harus menghadapi wajah Kingston yang sedang menunduk. Menatap sangat dalam tanpa mengatakan apa pun dengan elusan yang masih sama lembutnya. Pandora segera bangun. Beringsut. Merasa takut untuk pria itu sentuh. Ada jeda cukup lama yang membiarkan keheningan memenangkan keadaan. Pandora seperti tenggelam mengamati sorot mata spektrum, meski detail penampilan Kingston tak luput dari perhatiannya. Pria itu disetir sangat sempurna dengan balutan jas—persis pengantin pria yang tampan. Begitu siap menghadapi pernik
Baca selengkapnya
Penjabaran
“Bakar mayat-nya!” Itu pernyataan Kingston paling kejam yang memenuhi benak Pandora, betapa pengaturan dibuat sudah masuk pada taraf berlebihan. Tidak ada seorang pun bisa menghentikan segala jenis kebutuhan Kingston. Jiwa bengis itu melebihi dari yang pernah ingin Pandora tahu. Dia tak menapik kenyataan telah dipertemukan pada ketakutan yang mencapai titik terendah. Genggaman tangannya bergetar—semakin tak terkendali di antara tirai – tirai menjuntai. Dia berusaha menarik napas dengan tenang, tetapi golakan mendidih tidak pernah henti mengisi di perutnya. Semua seakan naik. Nyaris memuntahkan sesuatu, yang kemudian segera Pandora tahan—membekap bibir sendiri. “Pandora.” Samar – samar suara Kingston seperti menjauh dari jangkauan. Tatap mata Pandora setengah kosong. Beberapa kali tubuhnya bergerak, menjadi semakin ringan, meski dia sudah berusaha menggenggam lebih erat. “Pandora!” “Aku harap kau tak pingsan dua kali.” Geraman tertahan seketika merambat jernih di sekitar wajah Pa
Baca selengkapnya
Begitu Nyata
Untuk keberkian kali Pandora tidak bisa menjelaskan perasaan berdebar dan hal – hal yang bahkan dia pikir masih dalam acuan rumit. Dia belum memberikan jawaban ... hanya berdiam diri—menimbang kenyataan tentang peristiwa kemarin adalah bagian yang pernah sangat menyakitinya. Masih menduga akan berada di kursi persakitan. Menyiksa ego dan perasaan sendiri. Menyiksa sisa bara dari luapan kebenciannya. Sampai kemudian Kingston bertindak lewat gerakan singkat, mengangkut Pandora ke ruang rias. Pria itu tidak peduli mengenai jawaban Pandora yang sebenarnya. Kalaupun Pandora akan marah, mungkin dia sudah melampiaskan kekesalan. Namun setengah dari keinginannya—memang—adalah tidak mau menyia – nyiakan gaun pengantin yang pernah dicoba waktu itu. Sudah ada Holly dan Marina yang membantunya berpakaian. Dia mematut diri di depan cermin. Kenyataan itu, menegaskan Pandora masih berada di lingkar situasi yang sama. Tak bisa mengatakan bagaimana dia diledakkan perasaan haru ketika disambut oleh a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status