“Terima kasih, Helios. Hari ini kau tidak perlu menjemputku. Aku akan tidur di asrama.” Pandora tersenyum singkat kemudian melangkah masuk ke dalam kafe. Mencari – cari keberadaan Anna yang belum pula sampai setelah 30 menit lalu gadis itu mengirim pesan sedang dalam perjalanan. Sudah bukan hal baru, maka Pandora tak perlu menunggu Anna sekadar mengambil posisi duduk di pojokan usai memesan jus alpukat. Biasanya Pandora akan memilih anggur untuk dijadikan minuman lembut, tetapi kali ini dia tak berniat membuat perasaannya mencicipi bekas – bekas bayangan tentang kehidupan buruk yang Kingston tawarkan. Meskipun Pandora takkan bisa melupakan setiap detik kekejaman Kingston, bahkan saat pertemuan terakhir mereka—hari di mana pedang menjadi bukti kebencian keduanya saling membara. Dengan tangan berdarah – darah Kingston pergi keluar kamar. Pergi setelah mengatakan sesuatu yang amat menyakitkan. Lalu saat kembali. Kingston membawa segelas ramuan pahit, memaksa Pandora menegak habis dan me
Baca selengkapnya