Semua Bab Satu Malam Bersama Tuan Mafia: Bab 31 - Bab 40
72 Bab
Pretty Menemui Sean
"Kenapa bisa mahal sekali? walau sebagus apapun obatnya juga tidak mungkin semahal itu.apa lagi baru inap satu malam!" ujar Pretty yang tidak bisa menerima nominal yang termasuk tidak masuk akal sama sekali. "Ini adalah dari pihak rumah sakit, Anda harus segera melunasinya! "Apa bisa memberi kami waktu? soalnya uang yang kami miliki sekarang hanya dua ratus dollar, dan sisanya kami akan kumpul lagi," ujar Nico. "Baiklah! kami beri waktu sampai besok pagi untuk sisanya." "Bukankah ini sama saja kalian ingin merampok? mana ada harga setinggi ini, paling mahal untuk satu malam pun tidak mencapai empat ratus dollar!" bentak Pretty dengan emosi. "Apa yang terjadi?" tanya Jimmy yang baru melangkah menghampiri mereka. "Dokter Jimmy, ada yang ingin ku tanyakan!" ujar Pretty yang mengambil tagihan biaya pengobatan dan menunjukan kepada dokter Jimmy. "Ada apa Nona?" tanya Jimmy. "Dokter Jimmy, apa ini ada salah hitungan, bibi baru satu malam dirawat di sini, dan kenapa biayanya bisa menc
Baca selengkapnya
Kontrak Lima Tahun
"Tapi, tuan Sean biaya yang harus dibayar nominalnya tidak sedikit, lagi pula saya juga tidak tahu kapan baru bisa melunasinya," ujar Pretty.Sean memberi dokumen kepada Pretty dengan berkata," Nona Pretty, silakan tanda tangan di dokumen ini. Bacalah semua yang perlu kamu lakukan. setelah tanda tangan maka bekerjalah dengan tenang.karena biaya akan dibantu sampai tuntas oleh bos. dan akan dipotong dari gajimu setiap bulan."Pretty membaca setiap tulisan yang tercantum di dokumen tersebut."Kontrak lima tahun?" ucap Pretty yang hampir tidak percaya jika dirinya harus terikat kontrak selama itu."Benar! bos tidak akan memaksamu untuk segera melunaskan hutangmu. Nona memiliki masa lima tahun untuk melunasinya. Jadi, tidak perlu khawatir lagi. setiap bulan kami hanya akan memotong gajimu sebanyak lima puluh dollar. Bos melakukan ini agar nona bisa membiayai keluarga serta kebutuhan lainnya," ujar Sean."Lima tahun aku harus bekerja di sini? apa yang harus ku lakukan?" batin Pretty."Tua
Baca selengkapnya
Tanda Tangan Kontrak
Setelah mempertimbangkan selama beberapa menit kemudian, akhirnya Pretty membuka suara dengan berkata," Baiklah, aku setuju. aku akan tanda tangan!""Kalau begitu silakan tanda tangan di sini!" jawab Sean dengan senyum."Rencana sudah berhasil, akhirnya usaha bos tidak sia-sia!" batin Sean."Demi bibi Sunny dan Nico hanya ini yang bisa ku lakukan, tidak masalah walau lima tahun, asalkan aku bisa membantu meringankan beban Nico. selama ini dia sudah membantuku dan juga dia yang menyelamatkanku, apa yang ku lakukan sekarang tidak sebanding dengan kebaikan yang mereka lakukan padaku," batin Pretty.Setelah menandatangani Sean pun merasa tenang karena usahanya sudah berhasil."Nona, setelah selesai urusan keluarga maka kamu sudah bisa mulai bekerja," kata Sean yang bangkit dari tempat duduknya"Tuan Sean, saya tidak tahu kapan bisa mendapatkan tempat tinggal dan bibi juga tidak tahu kapan bisa pulang. saya harus mendapatkan rumah sewa dulu sebelum bibi keluar dari rumah sakit," ujar Prett
Baca selengkapnya
Mencari Rumah
Rumah sakit tempat Sunny di rawat.Nico kembali ke rumah sakit dan berkumpul dengan Pretty di kamar ibunya."Nico, selamat akhirnya kamu mendapat pekerjaan yang layak!" ucap Pretty dengan perasaan gembira."Walaupun aku belum memiliki pengalaman, akan tetapi bos sangat murah hati dan mengizinkan aku belajar dulu sebagai pelayan restoran, gajinya juga lumayan dan aku tidak perlu tinggal di sana. jadi aku bisa pulang dan tidur di rumah!" jawab Nico dengan tertawa."Sekarang kita tidak perlu khawatir lagi mengenai biaya, kita hanya perlu mencari tempat tinggal dulu," kata Pretty."Akan tapi Cantik?""Ada apa?""Aku hanya merasa khawatir dengan keadaanmu!""Ada apa denganku?""Kau belum pernah bertemu dengan bosmu, dia sudah tua atau masih muda kau juga tidak tahu. Dan dengan begitu mudahnya kau sudah tanda tangan kontrak. Apa ini tidak mencurigakan?""Awalnya aku juga ragu! akan tetapi aku setuju dengan semua persyaratannya karena dibantu biaya rumah sakit. walaupun lima tahun cukup lama
Baca selengkapnya
Jack Mengamati Pretty
"Ini sudah sampai," kata Jimmy yang menghentikan mobilnya di depan rumah kosong itu. Saat mereka keluar dari mobil Pretty dan Nick menatap rumah yang besar dan mewah itu dengan merasa tidak percaya. "Dokter Jimmy, tadi pengamatan Anda mengatakan jika rumahnya adalah rumah biasa, apakah kita salah alamat ya?" tanya Nico dengan heran. "Hah...tidak, memang di sini alamatnya, ini adalah rumahku mana mungkin salah alamat. mari kita masuk!" ajak Jimmy yang membuka kunci pintu rumah itu. Saat pintu dibuka mereka menginjak masuk ke dalam. sambil melihat sekeliling. Cantik yang sedang dicat dinding dan lantai serta semua perabot rumah merasa ada yang aneh. “Tempatnya sangat luas, aku yakin mama pasti sangat menyukainya,” ucap Nico yang berjalan mendekati jendela. "Dokter Jimmy, pengawas Anda bilang sudah lama tidak ke sini, tapi kenapa tempat ini sangat bersih? apakah ada yang tinggal di sini sebelumnya?" tanya Pretty yang merasa penasaran. "Hah...tidak.. bukan begitu. aku lupa jika ist
Baca selengkapnya
Serangan
Pretty melewati begitu saja dan tanpa menoleh ke arah pria yang sedang memerhatikan dirinya tanpa berkedip."Pretty Jolie, bagaimana dengan kehidupanmu selama ini?" batin Jack.Jack mengikuti Pretty dari belakang sambil menjaga jarak.Ia melihat gadis yang berambut panjang lurus itu sedang berjalan dengan santai dan kemudian mengambil air yang ada di galon sana."Tidak tahu bagaimana dengan papa dan mama, walau mereka sangat jahat padaku akan tetapi mereka adalah orang tuaku, keluargaku," batin Pretty yang sedang mengisi air ke gelas."Apa yang menganggu pikirannya, kenapa kelihatannya dia sedang ada masalah," batin JackKarena melamun Pretty tidak menyadari jika air di gelas telah di isi penuh sehingga tumpah dan membasahi lantai, Jack menghampiri gadis itu dan menyapanya."Nona, airnya sudah penuh," kata Jack dengan nada lembut.Mendengar sapaan seorang pria Pretty langsung tersadar dan mendapati air yang dia isi telah membasahi tangannya dan lantai."Nona, apa kamu baik-baik saja?"
Baca selengkapnya
Pretty Mulai Bekerja
"Ingin membunuhku, tidak semudah itu!" ketus Jack yang berdiri dan lap darah yang keluar dari dahinya."Bos," panggil Sean yang merangkak keluar dari mobilnya dalam keadaan terluka di kepala."Sean, apa kau bisa bertahan?" tanya Jack yang memapah anggotanya itu."Masih bisa! hanya saja mobil kita sudah hancur!" jawab Sean yang sedang menahan sakit"Kita harus ke rumah sakit dulu!" ucap Jack yang mengeluarkan handphonenya"Hallo, ada apa?" sahut seseorang yang di seberang sana."Waktumu hanya sepuluh menit untuk datang menjemputku di jalan besar dekat jembatan!""Apa kau gila ya, dari sini ke sana setidaknya harus setengah jam, bagaimana caranya aku bisa sampai dalam sepuluh menit?""Kau adalah dokter, aku sedang terluka parah, peluru menembus samping jantungku, jika kau terlambat maka aku akan mati, jika aku mati maka anak buahku akan mencarimu dan meratakan rumah sakitmu," kecam Jack dengan sengaja."Apa kau sedang mengancamku ya, kenapa kau sering melibatkanku dengan urusanmu?""Kar
Baca selengkapnya
Makan Bersama
"Nona, di sini adalah kamarmu! dan sebelahnya adalah kamar bos, dan depan kamar ini adalah ruangan baca bos. setiap malam pukul sembilan kamu harus menyiapkan makanan ringan dan minuman untuk bos. ini adalah kebiasaannya," jelas Sean."Iya, aku mengerti!" jawab Cantik."Dan sekarang apa yang harus saya kerjakan dulu?" tanya Cantik."Siapkan makan malam!" jawab Sean."Apakah saya boleh tahu makanan apa yang disukai oleh tuan dan makanan apa yang tidak disukainya?" tanya Cantik."Ini catatan menu makanannya, yang tidak ada dicatat berarti jangan dimasak!" jawab Sean dengan memberi catatan kepada Pretty."Baik, aku mengerti!" jawab Cantik.Malam hari.Pretty sedang menyiapkan makan malam, sesuai catatan yang diberikan oleh Sean. sementara Jack masih belum pulang karena masih berada di kasino miliknya."Tidak tahu apakah tuan akan menyukai masakanku atau tidak? dan tidak tahu apakah dia sudah tua atau masih muda. kenapa aku merasa cemas ya? mudah-mudahan saja tuan bukan orang yang memilih
Baca selengkapnya
Keluar Penjara
"Jumlah uang tidak sesuai dengan laporan, dan ini baru terjadi dalam dua hari ini," jawab Sean."Siapa yang bertanggung jawab di sana?" tanya Jack."Damien! dia adalah bagian keuangan."jawab Sean."Selidiki dia! aku ingin mengetahui tentangnya!" perintah Jack yang sambil fokus pada laptopnya."Baik Bos," jawab Sean."Ada lagi Bos, mengenai datangnya beberapa orang yang tidak dikenal di club malam!""Ada apa?""Dapat laporan dari anggota kita beberapa orang itu datang membuat onar, belum tahu apa motifnya.""Malam ini selesaikan saja! apapun tujuannya beri mereka pelajaran!" perintah Jack."Baik Bos," jawab Sean.Pretty yang sedang menyiram bunga di halaman depan. tanpa dia sadari Jack sedang melihatnya dari kamar yang di lantai dua. pria itu sedang berdiri di balkon dengan menatap dalam gadis itu yang sedang fokus menyiram bunga-bunga yang menghias halamannya."Sesuatu yang indah hanya bisa dilihat, dan tidak bisa disentuh. Pretty, walau dirimu sudah berada di depan mataku tapi rasa r
Baca selengkapnya
Ingin Lebih Dekat
"Tentu saja bisa! asal ada kerja saya pasti akan melakukannya!" jawab Albert."Monica, dia juga butuh pembantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah, gajinya lumayan. kamu juga bisa mencobanya!" ujar Julia."Apa tidak salah ingin aku melakukan pekerjaan seperti itu? aku tidak mau!" jawab Monica dengan kesal."Ini hanya untuk sementara saja, kita harus membantu mamamu untuk mencari uang. Dengan begitu kita bisa menyewa rumah yang lebih luas dari ini," ucap Albert."Kalian saja yang bekerja! sudah seharusnya sebagai orang tua yang mencari uang untuk menghidupi keluarga ini!" ketus Monica yang beranjak dari tempat duduknya.Julia sangat sedih dan kecewa dengan sikap putri semata wayangnya itu, dan hanya bisa menahan air mata agar tidak dilihat suaminya yang baru berkumpul dengannya setelah di penjara tiga tahun."Julia, tidak usah peduli dia! Dia sudah dimanja oleh kita dari kecil. Sehingga tidak bisa hidup susah!" bujuk Albert yang melihat raut wajah istrinya yang sedang sedih."Hidup kita
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status